Anda di halaman 1dari 5

PERISTIWA RENGASDENGKLOK

Peristiwa Rengasdengklok terjadi dikarenakan adanya perbedaan pendapat antara


golongan muda dan tua tentang masalah kapan dilaksanakannya proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Kejadian tersebut berlangsung tepatnya pada tanggal 16
Agustus 1945. Golongan muda membawa Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ke
rengasdengklok dengan tujuan untuk mengamankan keduanya dari intervensi pihak
luar.

ADEGAN 1

Menjelang 16 Agustus 1945, tepat pukul 24.00 WIB di Asrama Baperpi,


Cikini 71 Jakarta, para pemuda berkumpul yang dihadiri oleh Sukarni,
Jusuf Kunto, Dr. Muwardi, cudanco Singgih, dan Chaerul Shaleh.
Chaerul Shaleh : Begini, menurut laporan Wikana dan Darwis setelah bertemu
Soekarno dan Bung. Hatta, nampaknya golongan tua takkan
mensetujui kita walaupun sudah didesak seperti tadi. Kita harus
mempunyai jalan keluar dari semua ini.
Sukarni

: Benar sekali. Ada saran?

Cudanco Singgih : Bagaimana kalau kita mengasingkan Ir. Soekarno dan Bung
Hatta keluar dari Jakarta dengan tujuan untuk menjauhkan mereka
dari pengaruh Jepang? Bagaimana?
Jusuf Kunto

: Dimana kita akan mengasingkan mereka?

Cudanco Singgih : Bagaimana jika Rengasdengklok, suatu kota di Kawedanan di


Karawang? Karena tempat ini merupakan markas PETA di bawah
cudanco Subeno, dan letaknya dibawah komando PETA
Purwakarta yang mempunyai hubungan erat dengan Daidan
PETA di Jakarta.

Para permuda pun mensetujui ide cudanco Singgih tersebut. Tepat pukul
04.00 WIB, Ir. Soekarno dan Moh. Hatta dibawa oleh sekelompok pemuda
menuju Rengasdengklok. Rombongan ini berangkat dari kediaman
Soekarno yang dikawal oleh pasukan PETA di bawah pimpinan cudanco
Singgih.
BRAKK! (Pintu di dobrak)
Chaerul Shaleh : (Membungkam mulut Soekarno,dan membawanya ke mobil)
Sukarni
: (Membungkam mulut Bung Hatta,dan membawanya ke mobil)

Rombongan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta tiba di Rengasdengklok dengan


selamat pada pagi hari tanggal 16 Agustus 1945. Soekarno-Hatta berada
sehari penuh di Rengasdengklok.
Sukarni

: Begini, sebelumnya maaf kami membawa saudara sekalian dengan


paksa kemari. Kami tak bisa menunggu lebih lama lagi untuk
kemerdekaan Indonesia. Jadi mohon pertimbangkan kembali.

Ir.Soekarno : Mohon bersabar, Bung Sukarni. Kami tahu para golongan muda tak
sabar, namun semua butuh waktu.
Moh. Hatta : Benar sekali. Kami akan mengusahakan semuanya dan secepatnya.
Saudara tidak usah khawatir dengan semuanya.

Upaya pemuda untuk menekan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta tidak
berhasil. Karena wibawa dan kharismatik keduanya, para pemuda merasa
segan untuk melakukan penekanan.

ADEGAN 2
Akhirnya Ir. Soekarno mengadakan pembicaraan dengan cudanco Singgih
mengenai segeranya proklamasi dilaksanakan.
Soekarno

: Begini, saya akan secepatnya melakukan proklamasi kemerdekaan


Republik Indonesia dengan segera setelah kembali keJakarta.Saya
Berjanji.

C. Singgih

: Baiklah, saya akan cepat kembali ke Jakarta dan menyampaikan


rencana proklamasi kepada rekan-rekan dan pemimpin yang ada di
Jakarta. Sebelumnya, Terimakasih banyak, Saudara Soekarno.

Ahmad Subardjo: Bagaimana, saudara Wikana? Apakah saudara setuju proklamasi


tersebut dilaksanakan di Jakarta?
Wikana

Baiklah, saya setuju. Setelah ini, Jusuf Kunto akan mengantarkan


saudara dan sekretaris pribadi anda pergi ke Rengasdengklok untuk
menjemput Soekarno dan Hatta.

Dan sepakatlah para Golongan Tua dan Para pemuda, Proklamasi akan
dilaksanakan di Jakarta. Semula Sukarni menolak pelaksanaan
Proklamasi tersebut di Jakarta, namun setelah Ahmad Subardjo
memberikan Jaminan, Sukarni menyatakan kesetujuannya. Diputuskan
pada malam itu juga agar semuanya kembali ke Jakarta.
Sekitar oukul 23.00 WIB, rombongan dari Rengasdengklok tiba di Jakarta.
Ketika Ir. Soekarno dan Moh. Hatta datang ke rumah Laksamana Maeda,
di sana sudah menanti B.M Diah dan surat kabar Asia Raya, Semaun
Bakri dari Jawa Kokokai, Sayuti Melik, Iwa Kusumasumantri dan para
anggota PPKI.
ADEGAN 4
Sementara itu, Ahmad Subardjo dan Iwa Kusumasumantri mendatangi
kediaman para pemuda untuk mengajak mereka ke rumah Laksamana
Maeda.

Ahmad Subardjo

: Assalamualaikum

Wikana

: Waalaikumsalam. Ada apa saudara Ahmad Subardjo dan Iwa


Kusumasumantri kemari?

Iwa Kusumasumantri : Kami datang kemari untuk mengajak saudara sekalian ke


rumah Laksamana Maeda yang disana sudah datang Ir. Soekarno,
Moh. Hatta dan angota-anggota PPKI lainnya. Mohon datang.
Sukarni

:Tidak, kami tak akan kesana. Bukankah tak ada kesepakatan


sama sekali untuk ke kediaman Laksamana Maeda?

Wikana

:Saudara Sukarni benar, kami tidak ada perjanjian untuk memakai


rumah Laksamana Maeda terlebih dahulu.

Ahmad Subardjo

:Bukan begitu, Saudara wikana. Hal ini dilakukan untuk


mencegah gangguan dan halangan Kempetai Jepang. Jadi kami
mohon dengan sangat, kalian datang dan ikut berunding. Miniman
wakil dari kalian saja.

Kemudian Para Pemuda sepakat bahwa yang akan datang hanyalah Chaerul Shaleh
dan Sukarni sebagai wakil para pemuda. Sedangkan anggota PPKI banyak yang hadir
dalam perumusan teks proklamasi di rumah Laksamana Maeda tersebut.
Berdasarkan kesepakatan antara golongan pemuda dengan Laksamana Tadashi Maeda
itu, Jusuf Kunto bersedia mengantarkan Achmad Subardjo dan sekretaris pribadinya
pergi menjemput Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Sebelum berangkat ke
Rengasdengidok, Achmad Subardjo memberikan jaminan dengan taruhan nyawanya
bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus
1945, selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB. Dengan jaminan itu, komandan kompi
Peta Cudanco Subeno bersedia melepas Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta beserta
rombongan untuk kembali ke Jakarta. Rombongan tersebut tiba di Jakarta pada pukul
17.30 WIB. Itulah sejarah singkat peristiwa Rengasdengklok yang terjadi sebelum
proklamasi kemerdekaan.

PEMERAN
SEBAGAI
SEBAGAI
SEBAGAI
SEBAGAI
SEBAGAI
SEBAGAI
SEBAGAI

Anda mungkin juga menyukai