Sukarni : Belum, Bung . Benarkah itu ? Apa yang terjadi dengan Jepang ?
Sutan Syahrir : Dari yang kudengar, Sekutu telah menjatuhkan bom di kota
Hiroshima dan Nagasaki. Oleh sebab itulah, Jepang melakukan genjatan senjata.
Sukarni : Benar itu, Jepang sudah tak ada wewenang lagi di negeri kita.
Kita harus memanfaatkan momen ini !
Soekarno : (duduk) “Duduklah” (hatta dan sjahrir duduk) “Mengapa kalian datang
kemari? Ada masalah apa ?”
Soekarno : “Saya tidak berhak bertindak sendiri, semua itu hak PPKI. Alangkah
janggal bila saya mengucapkan kemerdekaan tanpa melalui PPKI yang saya ketuai.”
Soekarno : “Maafkan saya Sjahrir, tapi kita memang tidak boleh gegabah.”
Hatta : “Mari.”
15 Agustus 1945, 22.00 di rumah Bung Karno berkumpullah Golongan Muda yang
dipimpin oleh Wikana, Soekarni, Darwis dan Chairul Shaleh. Mereka mendesak
Bung Karno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Wikana :(berdiri) “Jika Bung karno tidak bertindak cepat, maka akan ada
pertumpahan darah dan pembunuhan besar-besaran esok hari.
Hatta : (melerai Soekarno dan Wikana) “Sudahlah tak ada gunanya anda
bertengkar. Mari duduk kembali dan bicarakan ini baik-baik.” (Soekarno, Wikana dan
Hatta duduk)
Hatta : “Wikana, kita tidak boleh gegabah. Lalu, mengapa anda tidak
melakukannya sendiri? Mengapa meminta Soekarno melakukannya?”
Wikana : “Saya hanya mengingatkan Bung, jika kemerdekaan Indonesia tidak
dilakukan malam ini, besok rakyat akan membunuh orang-orang yang dicurigai sebagai
proBelanda seperti orang-orang Ambon.
Darwis : “Wikana benar Bung. Lagipula, mengapa kita harus menunggu Jepang
memerdekakan kita jika kita bisa mewujudkan kemerdekaan kita sendiri?”
Soekarno : Kekuatan kita tak sebanding dengan kekuatan Jepang dan Sekutu, kita
tidak akan dapat bertahan sendiri setelah merdeka tanpa bantuan mereka.”
Hatta : “Tenang-tenang, ini sudah malam, tak baik anda semua membuat
keributan seperti ini”
Soekarno : “Saya mengerti bagaimana perasan saudara, tapi saya tidak dapat
mengabulkan permintaan saudara. Karena saya takut akan ada banyak lagi korban jiwa.”
Pemuda :”Aaahhhhhh..........”
Setelah usahanya mendesak Golongan Tua gagal, para pemuda lalu melaksanakan
pertemuan di Jalan Cikini 71. Mereka lalu sepakat untuk menculik Soekarno-Hatta
dan membawa mereka ke Rengasdengklok.
Tepat pada tanggal 16 Agustus 1945 Pukul 04.00 WIB, kediaman Soekarno, para
pemuda melakukan penculikkan Soekarno dan Moh. Hatta oleh para pemuda.
Darwis : Kami bermaksud membawa Anda dan Soekarno untuk ikut kami
menuju tempat pengasingan.
Chairul Shaleh : Ya, kami akan membawa kalian untuk diasingkan agar terhindar
dari ancaman bentrok antara rakyat dan Jepang.
Moh. Hatta : Baiklah, kami akan ikut.
Darwis : Sebaiknya Ibu Fatmawati dan anak Anda turut serta, Bung.
Untuk menjamin keselamatan mereka.
Mr. Soebardjo : Apakah Saudara tahu keberadaan Soekarno dan Bung Hatta ?
Mr. Soebardjo : Katakanlah kepadaku dimana mereka sekarang, dan aku akan
menjamin keselamatan mereka ketika kembali ke Jakarta, dan aku akan menjamin
kemerdekaan untuk kalian esok harinya.
Mr. Soebardjo : (memanggil salah seorang pemuda) Hei, Nak ! Tolong antarkan
kami ke Rengasdengklok.
Yusuf Kunto: Maaf, saya, Pak ? Baik, kalau begitu naiklah (Mr. Soebardjo naik ke mobil
beserta Wikana dan Sudiro kemudian berangkat menuju Rengasdengklok)
Proklamasi Kemerdekaan
17 Agustus 1945 dini hari. Setelah sampai di rumah Laksamana Maeda yang
terletak di Jalan Imam Bonjol nomor 1, Bung Karno pergi menemui Nishimura
agar merubah status dan keadaan di Indonesia. Namun Nishimura tidak mau.
Sehingga Bung Karno kembali ke rumah Laksamana Maeda. Di ruang makan
dalam rumah Laksamana Maeda, berkumpullah Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta,
Ahmad Soebardjo, Soekarni, Sayuti Melik dan BM. Diah untuk merumuskan
naskah proklamasi.
Semuanya : “Setuju”
Soekarni : “Setuju Bung, lebih cepat lebih baik. Pukul berapa kita akan
melaksanakannya?”
Hatta : “Pukul 10.00 tepat, bagaimana?”
Soekarno : “Saya akan menyuruh Fatmawati untuk menjahit bendera merah putih,
tolong siapkan tiangnya.”
BM. Diah : “Baik Bung, tapi dimana kita akan melaksanakannya?”
Semuanya : “Setuju”
Hatta : “Diah, tolong perbanyak naskah ini dan sebarkan ke seluruh Indonesia.”
Hari Jum’at pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB di Jl. Pegangsaan Timur
No.56 , dilangsungkan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Soekarno : Trimurti, tolong Anda kibarkan bendera Merah Putih ini sebagai
tanda awal kejayaan bangsa ini. (sambil menyerahkan bendera)
Trimurti : Siap, Bung. Saya akan menyuruh anak didik saya untuk
mengibarkannya. (memanggil Suhud dan Latief) Hei, kalian ! Jaga baik-baik bendera ini.
Kalian mendapat kehormatan untuk mengibarkan bendera ini untuk pertama kalinya
dalam sejarah Indonesia.
Latief dan Suhud : Siap, Komandan ! Kami tak akan mengecewakan Anda.
Tokoh-tokoh pejuang Indonesia telah hadir di lokasi. Di antaranya yaitu Mr. AA.
Maramis, HOS Cokroaminoto, Otto Iskandardinata, Ki Hajar Dewantara, M.
Tabrani dll.
Suasana menjadi sangat hening. Soekarno dan Hatta dipersilahkan maju beberapa
langkah dari tempatnya semula. Soekarno mendekati mikrofon. Dengan suaranya
yang lantang dan mantap, Soekarno pun membacakan pidato pendahuluan sebelum
beliau membacakan teks proklamasi.
Pidato Soekarno :
Saudara-saudara sekalian ! Saya telah minta Saudara hadir disini, untuk
menyaksikan peristiwa maha penting dalam sejarah bangsa kita. Berpuluh-puluh tahun
kita bangsa Indonesia telah berjuang umtuk merdeka. Bahkan telah beratus-ratus tahun
lamanya, gelombang aksi kita tidak putus dalam berjuang untuk memerdekakan negeri
ini. Kita jatuh bangun menyusun kekuatan untuk menggapai cita-cita Indonesia bebas
dari penjajahan bangsa lain. Semalam, kami para pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari
berbagai penjuru bergabung untuk memusyawarahkan dan permusyawaratan itu seiya-
sekata berkata : inilah saatnya bagi kita untuk mengobarkan api revolusi kemerdekaan
Indonesia. Saudara sekalian ! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu.
Dengarkanlah proklamasi kami :
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal hal jang mengenai pemindahan kekoesaan d.l.l,diselenggarakan dengan tjara dan
dalam tempoe jang sesingkat- singkatnya
Soekarno/Hatta
Kemudian di kibarkanlah bendera Sang Saka Merah Putih diiringi lagu Indonesia
Raya. Hadirin turut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia tersebut.