Anda di halaman 1dari 10

Drama peristiwa rengasdengklok sampai kemerdekaan

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada


sekutu.Berita tentang kekalahan tersebut sangat dirahasiakan oleh Jepang
bahkan semua stasiun radio disegel oleh Jepang tetapi tokoh mendengar kabar
ini melalui radio BBC.
Adegan : (Sutan Syahrir, Wikana, Darwis dan Chaerul Saleh sedang
mendengarkan radio)
Sutan syahrir : “Barusan, Saya mendengar berita dari radio BBC London di
Bandung yang menginformasikan Jepang menyerah kepada Sekutu, berarti di
indonesia terjadi kekosongan kekuasaan.
Chairul Shaleh : "Kalau begitu, kita harus mendesak golongan tua terutama
bung Karno untuk segera memproklamirkan kemerdekaan!”
Sukarni:" Benar itu, Jepang sudah tak ada wewenang lagi di negeri kita. Kita
harus memanfaatkan momen ini !"
Wikana :”Betul sekali kawan.”
Sutan Syahrir :”Tetapi jangan sampai Proklamasi kemerdekaan diproklamirkan
oleh PPKI.”
Choirul Shaleh :”Kenapa kau berpendapat demikian sobat?”
Sutan Syahrir :”Karena PPKI adalah badan bentukan Jepang!.Kita tidak ingin
ada campur tangan Jepang dalam Proklamasi Kemerdekaan!”
Wikana : “Maka dari itu, mari kita sepakat untuk menolak segala bentuk "
hadiah" kemerdekaan dari Jepang karena kita akan menyusun kemerdekaan
sendiri.”
Darwis : “Bung Syahrir benar, Kemerdakaan itu adalah hak dan persoalan
rakyat yang harus segera diproklamasikan. Mari kita semua meminta
kepada Ir. Soekarno dan Bung Hatta untuk memutuskan segala hubungan
dengan Jepang.”
Sukarni: Tepat sekali . Kalau begitu, bung Wikana dan Chairul, kalian harus
pergi ke kediaman Soekarno untuk menyampaikan kabar ini.Saya dan
yang lainnya akan memerintahkan anggota pemuda lainnya untuk
merebut kekuasaan dari Jepang.
Wikana : “Baiklah ayo segera kita berangkat.”
Sukarni : “semoga berhasil”
Wikana : “kau juga bung”
Tanggal 15 Agustus 1945 Syahrir, Wikana, dan Darwis tiba di kediaman
Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Jakarta, sekitar pukul 21.00. WIB.
Keduanya menyampaikan hasil-hasil keputusan rapat. Pada pertemuan itu,
datang beberapa tokoh nasionalis seperti Moh. Hatta, Iwa Kusumasumantri,
Samsi, Buntaran, Sudiro dan Ahmad Subardjo.
Sutan Syahrir : tok-tok , asalamu’alaikum , ?
Fatmawati : (fatmawati membukan pintu) “waalaikumSalam!”
Sutan syahrir : “maaf bu, apakah Bungkarnonya ada , kami ingin bertemu
dengannya”
Fatmawati : “yah kang mas ada didalam, memang ada apa mencai kang
mas?”
Sutan syahrir : “Begini Bu ada hal yang penting yang harus kami dibicarakan
dengan nya.”
Fatmawati : “oh kalau begitu ya sudah ayo slahkan masuk, silahkan duduk”
Chairul, sutan : ‘terima kasih Bu !”
Fatmawati : “Sama-sama (sambil tersenyum ) kalau begitu saya panggilkan
dulu kang mas”

Fatmawati akhirnya pergi meninggalkan para pemuda di ruang tamu dan


kemudian ia menemui Soekarno

Soekarno : “Siapa Bu yang datang?”


Fatmawati : “itu para pemuda datang mereka ingin berbicara penting”
Soekarno : (Soekarno kemudian beranjak dari kursi dan pergi untuk
menghampiri para pemuda)

Akhirnya Soekarno datang bersama fatmawati kemudian para pemuda berjabat


tangan dengan Soekarno. Dan menceritakan maksud kedatangan mereka.
Fatmawatipun pergi meninggalkan Soekarno dan para pemuda.

Fatmawati : “Ya sudah kang mas saya kembali ke belakang dulu. Masih
banyak pekerjaan yang belum saya kerjakan. Oh ya tuan-tuan
ini mau minum apa, biar saya ambilkan dulu”
Soekarno : “Saya dengar dari istri saya katanya ada yang ingin kalian bicarakan
memang apa?”
Syahrir : "Saya mendengar berita Jepang menyerah kepada Sekutu di Radio
BBC London di Bandung. Maka dari itu tadi siang kami dari
golongan para pemuda berkumpul mengadakan rapat dan hasilnya
adalah,semua pemuda setuju agar Bung Soekarno dan Bung Hatta
segera menyusun kemerdekaan Indonesia.”
Soekarno : “Kita tidak bisa begitu saja memproklamasikan kemerdekaan.
Kita harus membicarakan dalam rapat PPKI.”
Syahrir : “Kita tidak mungkin membicarakannya dalam rapat PPKI,
karena PPKI dibentuk oleh Jepang dan kemerdekaan Indonesia
haruslah dari usaha rakyat Indonesia bukan pemberian bangsa lain.”
Moh.Hatta : “Bukan begitu, kita memang seharusnya membicarakannya dalam
rapat PPKI. Karena PPKI adalah badan yang bertugas
mempersiapkan kemerdekaan.”
Chairul S. :”Apakah kita harus menunggu janji Jepang untuk memerdekakan
bangsa ini ? Kita bisa, Bung . Kita harus bangkit dan
memproklamirkan kemerdekaan sendiri . Mengapa harus
menunggu janji manis itu? Jepang sendiri bahkan telah kalah dalam
“Perang Suci” nya !”
Darwis :”sampai kapan kita harus menunggu bung, kita ingin kemerdekaan
indonesia secepatnya”
Syahrir :”benar bung kami sudah muak dengan segala penjajahan yang
selama ini indonesia terima”
Darwis :”kita pasti bisa melawan mereka bung”
Soekarno :”Kekuatan segelintir ini takkan mampu mengalahkan armada perang
milik Jepang ! Coba kau perlihatkan padaku, mana bukti kekuatan
yang diperhitungkan itu ? Apa tindakanmu untuk menyelamatkan
wanita dan anak-anak jika ternyata terjadi pertumpahan darah ?
Bagaimana cara kita nanti untuk mempertahankan kemerdekaan ?
Wikana :” Tapi semakin cepat kita memproklamasikan kemerdekaan akan
semakin cepat pula kita mengakhiri penderitaan rakyat yang sudah
ditanggungselama ini.. Inilah yang sudah ditunggu-tunggu bangsa
kita, Bung.
Darwis :”benar bung semakin cepat kita bergerak semakin baik untuk
indonesia kedepannya!”
Moh. Hatta:” Baiklah. Tapi berikan kami waktu untuk berunding sebentar.”
Darwis :”Baik kalau begitu, kami mohon undur diri”

Akhirnya karena masing-masing mempertahankan pendapatnya keempat orang


golongan muda tersebut berpamitan kepada bung Karno.Syahrir, wikana,
Darwis dan Saleh berpamitan dan bergegas meninggalkan kediaman Bung
Karno dengan wajah kesal.
malam harinya para pemuda mengadakan rapat lagi tepatnya jam 20.00 WIB
untuk membahas mengenai sikap Soekarno yang kurang mendukung keinginan
para pemuda.

Chairul s. : “Bagaimana kalau apa yang kita bicarakan ini kita rundingkan
kembali dengan Soekarno dan Moch Hatta

Semua yang hadir : Setuju


Kemudian para anggota golongan tua yang berada di kediaman Soekarno
langsung membicarakan permasalahan tersebut.
Moh. Hatta: “Bagaimana ini ? Para pemuda menuntut untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan.”
Soekarno : “Tapi kita tidak boleh gegabah, Bung. Kita butuh waktu untuk
mempersiapkan semuanya dengan matang agar tidak terjadi s
esuatu yang tidak diinginkan.”
A. Soebardjo:”Saya setuju. Menurut saya, yang terpenting sekarang adalah
menghadapi Sekutu yang hendak berniat kembali berkuasa di
negeri ini. Selain itu, masalah kemerdekaan sebaiknya dibicarakan
lagi dalam sidang PPKI 18 Agustus mendatang.”
Iwa K. : “Lalu bagaimana dengan pendapat golongan muda ? Apa
kita abaikan saja ?”
Sudiro : Ya, lagipula mereka masih muda, pemikiran mereka terlalu pendek.
Kita harus melihat ke depan, mempersiapkannya dengan matang. Kalau tidak
bagaimana nanti jika semuanya berantakan?
Iwa K. :“Baiklah , Bung. Berarti kita semua sudah sepakat.”
Sudiro :”Semoga mereka menerima keputusan kita ini”
Iwa K. :”semoga saya bung”
Dengan demikian usaha para pemuda dengan juru bicara Sutan Syahrir untuk
membujuk Ir. Soekarno agar segera memproklamasikan kemerdekaan
mengalami kegagalan.
Tanggal 16 Agustus 1945 pada pukul 24.00 golongan muda melakukan rapat di
Asrama Baperpi, Jalan Cikini 71. Dalam rapat itu diputuskan untuk
mengungsikan Sukarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar
Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang.Pada pukul
04.00 tanggal 16 Agustus 1945 Ir. Soekarno dan Moh. Hatta dibawa oleh
sekelompok pemuda menuju Rengasdengklok. Rombongan ini berangkat dari
kediaman Soekarno yang dikawal oleh pasukan PETA di bawah pimpinan
Sudanco Singgih.
Chairul Shaleh: Assalamualaikum ..
Moh. Hatta: Waalaikumsalam. Ada apa Saudara datang sepagi ini ?
Darwis: Kami bermaksud membawa Anda dan Soekarno untuk ikut kami
menuju tempat pengasingan.
Soekarno: Tempat pengasingan ? Apa yang Saudara maksudkan ?
Chairul Shaleh: Ya, kami akan membawa kalian untuk diasingkan agar
terhindar dari pengaruh dan ancaman bentrok antara rakyat dan Jepang.
Moh. Hatta: Baiklah, kami akan ikut.
Darwis : Sebaiknya Ibu Fatmawati dan anak Anda turut serta, Bung. Untuk
menjamin keselamatan mereka.
Soekarno : Baiklah, saya akan mengajak mereka.
Akhirnya mereka meninggalkan rumah Soekarno dan langsung menuju Renggas
dengklok di Karawang disana para pemuda sudah berkumpul menunggu
kedatangan Soekarno dan Moch Hatta. Setelah lama di perjalanan akhirnya
mereka sampai di sebuah rumah. Di sana Soekarno dan Moch. Hatta terus di
desak oleh pemuda. Namun ternyata sungguh besar wibawa mereka berdua
hingga para pemuda menjadi naik pitam.
Latif : “Bung Karno, tunggu apa lagi waktu inilah yang tepat bagi kita
semua memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia
Soekarno dan Moh Hatta terdiam ketika para pemuda terus mendesak agar
menyetujui keinginan para pemuda. Namun Soekarno tetap saja bersikeras
dengan pendirinnya
Soekarno : “Maaf tapi saya tidak bisa”
Dan jawaban dari soekarno itu membuat para pemuda merasa geram.
Hilangnya Soekarno dan Moh. Hatta secara misterius pagi itu,menimbulkan
kepanikan di kalangan para pemimpin di Jakarta. Peristiwa ini baru diketahui
oleh Mr. Ahmad Soebardjo pukul 08.00 pagi.
Mr. Soebardjo: Apakah Saudara tahu keberadaan Soekarno dan Bung Hatta ?
Wikana: Maaf, saya tidak tahu, Bung.
Mr. Soebardjo: Katakanlah kepadaku dimana mereka sekarang, dan aku akan
menjamin keselamatan mereka ketika kembali ke Jakarta, aku juga akan
memberikan jaminan, bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada
tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya pukul 12.00.
Wikana: Baiklah, kami akan menunjukkan tempatnya, di Rengasdengklok.
Setelah mendapat beberapa kesepakatan. Diutuslah Yusuf Kunto untuk
mengantar Ahmad Soebardjo dan Sudiro ke Rengas Dengklok.Setelah sampai
disana Mr. Ahmad Soebardjo, akhirnya menjemput Ir. Soekarno dan kawan-
kawan. Selain itu Mr. Ahmad Soebardjo berhasil menyakinkan para pemuda
untuk tidak berburu- buru memproklamasikan kemerdekaan.
Sekitar pukul 23.00 romobongan Ir. Soekarno sampai di Jakarta untuk sesaat
pulang ke tempat masing-masing, lalu langsung menuju rumah Laksamana
Maeda untuk merumuskan naskah proklamasi.
Tanggal 16 Agustus 1945 pukul 23.00 WIB, rombongan tiba di Jakarta.
Mr. Soebardjo: Bagaimana kita membicarakan naskah proklamasi untuk
mendeklarasikan kemerdekaan kita ?
Chairul Shaleh: Kita butuh tempat untuk membahasnya, Bung. Tapi hari sudah
malam dan pihak Jepang tak mungkin mengizinkan kita melakukan kegiatan
sekarang, apalagi jika mereka tahu bahwa kita hendak membicarakan rencana
proklamasi.
Mr. Soebardjo: Saya punya ide. Kita akan meminjam rumah perwira Jepang,
Laksamana Maeda.
Ketika Ir. Soekarno dan Moh. Hatta datang ke rumah Laksamana Maeda,di sana
sudah menanti B.M Diah dan surat kabar Asia Raya, Semaun Bakri dari Jawa
Kokokai, Sayuti Melik, Iwa Kusumasumantri dan para anggota PPKI.
Sementara itu, Ahmad Subardjo dan Iwa Kusuma sumantri mendatangi
kediaman para pemuda untuk mengajak mereka ke rumah Laksamana Maeda.

Soekarno : “Tok.tok.tok…! Permisi selamat malam bisakah kami bertemu


dengan tuan laksamana maeda
Orang Jepang : Baiklah silahkan masuk tuan ada di dalam
Hatta : terima kasih
(Sesaat kemudian Soekarno dan Moch Hatta bertemu dengan laksamana maeda)
soekarno : “Selamat malam tuan?”
laksamana maeda : (membalas sapaan dengan senyuman) ada apa, kenapa
tuan-tuan ini mendatangi kediaman saya. Apakah ada masalah yang serius
Soekarno : Maaf mungkin kedatangan kami menganggu waktu istirahat tuan
A.sobarjo : Kami bermaksud untu menanyakan apakah benar berita
menyerahnya Jepang terhadap sekutu itu?
Laksamana maeda : “Dari mana tuan mendengar berita tersebut
Soekarno : Kami mendengar berita tersebut dari salah satu pemuda. Katanya dia
mendengar berita tersebut dari radio luar negeri
Laksamana maeda : Memang benar berita tersebut tapi kami masih
merahasiahkannya agar tidak timbul kekacauan karena kami masih bertanggung
jawab terhadap keamanan Indonesia
Moch Hatta : Sekarang tuan yang kami bingubngkan para pemuda terus
mendesak agar memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya
Laksamana maeda : “Wah itu merupakan gagasan yang bagus mengingat
inilah waktu yang tepat untuk memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia
Moch Hatta : “Berarti tuan menyetujuinya
Laksaman maeda : (Membalas dengan senyuman)
Ahmad soebrjo : “Begini, kalau maeda mengiinkan kami boleh meminjam
rumah anda
Laksamana maeda : “Boleh memang untuk apa
Moch. Hatta : “Kami telah sepakat apabila berita itu kami akan secepatnya
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia rencananya kami akan
memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia besok pagi jadi apakah tuan
keberatan
Laksamana maeda : “Tidak tidak sama sekali lalu persiapan apa yang akan kita
siapkan!
Soekarno : rencanaynya kami akan membuat naskah proklamasi
kemerdekaan Indonesia
Laksamana maeda : ya sudah ayo sekarang kita buat bersama naskahnya di
ruang makan. Kita tidak boleh membuang waktu percuma kan!
Soekarno : “Rasanya terlalu banyak orang kalau kita mengerjakan
naskah ini bila bersama bagaimana kalau anda, Bung Hatta, ahmad subarjo serta
saya mengerjakan naskah ini bersama
Suhud : Benar, sebaliknya memang merekalah yang harus
menuju ruang makan
Hatta : “Tapi bagaimana dengan para pemuda ini
Laksamana maeda : Biarkan mereka disini menunggu kita, ayo Soekarno.
Moch Hatta, Ahmad subarjo dan laksamana maeda bersama beberapa pemuda
pergi ke ruang makan untuk menyusun naskah proklamasi
Soekarno : “ Untuk mempersingkat waktu, saya sudah memiliki konsep teks
proklamasi.”
A. Soebarjo : “ Oh, kalau begitu, bersediakah anda membacakannya?”
Soekarno : “ Baiklah, dengan senang hati.” (membacakan konsep teks
proklamasi)“
A.Soebarjo : (mengacungkan jari tangan) “ Bagaimana jika kalimat pertama
dalam teks Proklamasi diambil dari rumusan BPUPKI”
Soekarno : “Ya, baiklah. Lalu, rumusan apa yang akan diambil?”
A.Soebarjo : “ Bagian yang merupakan pernyataan bangsa Indonesia untuk
menentukan Nasibnya sendiri.”
Ir. Soekarno : “Baiklah, ide yang bagus.” (menulis usulan A. Soebarjo) “Ada
usulan lain?”
Moh. Hatta : (mengacungkan jari tangan) “Bagaimana jika kalimat kedua
diubah menjadi pengalihan kekuasaan?”
Ir.Soekarno : “ Ya, itu lebih baik dan saya juga setuju.”
Moh. Hatta : “ Lalu atas nama siapa proklamasi ini? “
Ir. Soekarno : “ Karena ini semua berkat jasa-jasa Indonesia berarti “Atas nama
bangsa Indonesia”
Moh.Hatta : “ Ide yang bagus, bung.”
Ir.Soekarno : “ Bagaimana menurut kalian?”
Peserta rapat : “ Ya, kami setuju.”
Soekarno : “ Lalu siapa yang akan menandatangani teks proklamasi ini?”
Moh.Hatta : “Bagaimana jika dibuat seperti Declaration of Independence
America.”
B.M.Diah : “Bagaimana maksudnya?”
Moh.Hatta : “Maksud saya teks tersebut ditandatangani oleh semua yang hadir
malam ini.”
Chaerul S. : “Saya tidak setuju jika teks tersebut ditandatangani oleh anggota
PPKI”
Soekarno : “Kenapa Anda tidak setuju?”
Chaerul S. : “Menurut saya PPKI dibentuk oleh Jepang dan anggotanya
diangkat olehJepang padahal kemerdekaan ini kita dapatkan atas usaha bangsa
kita sendiri.”
Soebardjo : “Ya, saya sependapat dengan anda.”
Soekarno : “ Lalu siapa yang akan menandatangani teks tersebut?”
Sukarni : “Bagaimana jika teks proklamasi ditandatangani oleh Ir.Soekarno
danDrs.Moh.Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia.”
Chaerul S : “Ya, saya setuju dengan pendapat Sukarni.”
Soekarno : “ Baiklah, saya bersedia. Lalu, bagaimana dengan bung Hatta? ”
Moh.Hatta : “ Ya, dengan senang hati.”
Soekarno : “ Baiklah jika Bung Hatta setuju.
Naskah tersebut diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik, dan
penandatanganan akan dilakukan setelah naskah selesai diketik.
Ir.Soekarno : “ Bung, tolong ketikkan naskah ini"
Sayuti Melik : “ Baik bung, dengan senang hati"
Sesudah naskah teks proklamasi diterima oleh Sayuti Melik, Beliau mengubah
beberapa kata yang ejaannya dianggap kurang tepat.Beberapa kata yang diubah
yaitu, kata tempoh menjadi tempo, dan kata Djakarta 17-8-45 menjadi Djakarta
hari 17 bulan 8 tahun 05.
Setelah selesai diketik, hari itu juga tepatnya hari Jum’at tanggal 17 Agustus
1945 pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan di
lapangan ikada,namun karena alasan keamanan maka dipindah di kediaman Ir.
Soekarno Jl. Pegangsaan Timur No. 56, pukul 10.00. Para undangan dan warga
Jakarta pun berbondong-bondong menuju kediaman Bung Karno tersebut.
Pada saat yang sama, Soekarno dan Ibu Fatmawati sampai di kediaman mereka
dan berbincang sejenak.
Soekarno: Alhamdulillah akhirnya semua berjalan dengan lancar. Terimakasih
ibu telah menemani saya di saat-saat yang cukup menguras pikiran ini.
Ibu Fatmawati: Iya, terimakasih Gusti Allah yang telah memberikan jalan pada
bangsa kita untuk memproklamasikan kemerdekaan. Oh iya pak, apakah kalian
sudah merencanakan bagaimana proklamasi besok akan berlangsung ?
Soekarno: Sudah, kita akan melaksanakan upacara bendera, yang nanti akan di
iringi lagu Indonesia Raya karya Bung Supratman.
Ibu Fatmawati: Bukankah kita belum punya bendera ? lantas bagaimana ?
Soekarno: Ya ampun , Bapak sampai lupa, Bu. Kalau begitu bagaimana jika Ibu
saja yang menjahitkan bendera ?
Ibu Fatmawati: Tapi Ibu tidak punya kain, Pak. Kain yang ada hanya kain
merah dan putih. Apa tidak apa-apa?
Soekarno: Tentu saja. Buatlah bendera yang sederhana. Yang penting kita sudah
berusaha untuk menyediakannya.
Ibu Fatmawati: Baiklah, Pak. Dan, Ibu punya ide. Kita namakan saja bendera
nya “Sang Saka Merah Putih”. Bagaimana ?
Soekarno: Ide yang bagus. Ya, bendera pusaka “Sang Saka” dan warna nya
merah putih , menjadi “Sang Saka Merah Putih” , Brilian !
Ibu Fatmawati: Ya sudah, sebaiknya Bapak bersiap sana. Menyusun pidato yang
nantiakan bapak bacakan.
Proklamasi KemerdekaanHari Jum’at pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul
10.00 WIB di Jl. Pegangsaan Timur No.56 , dilangsungkan proklamasi
kemerdekaan Indonesia.Sesaat sebelum upacara dimulai…
Soekarno: Trimurti, tolong Anda kibarkan bendera Merah Putih ini sebagai
tanda awal kejayaan bangsa ini. (sambil menyerahkan bendera)
Trimurti: Siap, Bung. Saya akan menyuruh anak didik saya untuk
mengibarkannya.(memanggil Suhud dan Latief) Hei, kalian ! Jaga baik-baik
bendera ini. Kalian mendapat kehormatan untuk mengibarkanbendera ini untuk
pertama kalinya dalam sejarah Indonesia.
Latief dan Suhud: Siap, Komandan ! Kami tak akan mengecewakan Anda.
Suasana menjadi sangat hening. Soekarno dan Hatta dipersilahkan maju
beberapa langkah dari tempatnya semula. Soekarno mendekati mikrofon.
Dengan suaranya yang lantang dan mantap, Soekarno pun membacakan pidato
pendahuluan sebelum beliau membacakan teks proklamasi.
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan bangsa Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan
dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya
Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun 45“
Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno-Hatta
Kemudian di kibarkanlah bendera Sang Saka Merah Putih diiringi lagu
Indonesia Raya. Hadirin turut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia tersebut.
Demikianlah naskah Proklamasi ini sebagai tanda bahwa bangsa kita bangsa
indonesia yang telah merdeka. Kemudian sebagai simbol kebebsan dan
kemerdekaan kita, kita kibarkan bendera merah putih.
Latif dan suhud kemudian mengibarkan bendera merahputih
Latif dan Suhud maju kedepan

Latif : Siap Grak, jalan ditempat grak, maju jalan


Setelah itu ia mengibarkan bendera merah putih
Latif : Hormat Grak (seluruh yang hadir disana memberi hormat
kepada sang saka merah putih)
Latif : Tegak grak

Anda mungkin juga menyukai