Sukarni : Belum, Bung . Benarkah itu ? Apa yang terjadi dengan Jepang ?
Sutan Syahrir : Dari yang kudengar, Sekutu telah menjatuhkan bom di kota
Hiroshima dan Nagasaki. Oleh sebab itulah, Jepang melakukan genjatan senjata.
Sukarni : Benar itu, Jepang sudah tak ada wewenang lagi di negeri kita. Kita
harus memanfaatkan momen ini !
Dengan berat hati mendengar keputusan tersebut, para pemuda pun meninggalkan
kediaman Soekarno. Tetapi mereka tidak putus asa. Mereka pun menyusun strategi
bagaimana membujuk Soekarno dan Moh. Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan
sesegera mungkin. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengasingkan kedua tokoh itu ke
Rengasdengklok agar terhindar dari desakan pemuda dan pengaruh Jepang di Jakarta.
Tanggal 16 Agustus 1945 Pukul 04.00 WIB, kediaman Soekarno
Darwis : Kami bermaksud membawa Anda dan Soekarno untuk ikut kami
menuju tempat pengasingan.
Chairul Shaleh : Ya, kami akan membawa kalian untuk diasingkan agar terhindar dari
ancaman bentrok antara rakyat dan Jepang.
Darwis : Sebaiknya Ibu Fatmawati dan anak Anda turut serta, Bung. Untuk
menjamin keselamatan mereka.
Mr. Soebardjo : Apakah Saudara tahu keberadaan Soekarno dan Bung Hatta ?
Mr. Soebardjo : Katakanlah kepadaku dimana mereka sekarang, dan aku akan
menjamin keselamatan mereka ketika kembali ke Jakarta, dan aku akan menjamin
kemerdekaan untuk kalian esok harinya.
Mr. Soebardjo : (memanggil salah seorang pemuda) Hei, Nak ! Tolong antarkan kami
ke Rengasdengklok.
Yusuf Kunto : Maaf, saya, Pak ? Baik, kalau begitu naiklah (Mr. Soebardjo naik ke
mobil beserta Wikana dan Sudiro kemudian berangkat menuju Rengasdengklok)
Perundingan dengan Soekarno di Rengasdengklok
Pada pukul 17.30 WIB , rombongan dari Jakarta tiba di Rengasdengklok untuk menjemput
Soekarno dan Moh. Hatta.
Moh. Hatta : Kami setuju kemerdekaan akan dilaksanakan tanpa campur tangan
Jepang.
Mr. Soebardjo : Lalu, Kapan kita akan melaksanakannya? Menurut saya, bagaimana
jika besok ? Pasukan pemuda di Jakarta sudah bersiap.
Proklamasi Kemerdekaan
Hari Jum’at pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB di Jl. Pegangsaan Timur No.56 ,
dilangsungkan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Sesaat sebelum upacara dimulai…
Soekarno : Trimurti, tolong Anda kibarkan bendera Merah Putih ini sebagai
tanda awal kejayaan bangsa ini. (sambil menyerahkan bendera)
Trimurti : Siap, Bung. Saya akan menyuruh anak didik saya untuk
mengibarkannya. (memanggil Suhud dan Latief) Hei, kalian ! Jaga baik-baik bendera ini.
Kalian mendapat kehormatan untuk mengibarkan bendera ini untuk pertama kalinya
dalam sejarah Indonesia.
Latief dan Suhud : Siap, Komandan ! Kami tak akan mengecewakan Anda.
Tokoh-tokoh pejuang Indonesia telah hadir di lokasi. Di antaranya yaitu Mr. AA. Maramis,
HOS Cokroaminoto, Otto Iskandardinata, Ki Hajar Dewantara, M. Tabrani dll.
Suasana menjadi sangat hening. Soekarno dan Hatta dipersilahkan maju beberapa langkah
dari tempatnya semula. Soekarno mendekati mikrofon. Dengan suaranya yang lantang dan
mantap, Soekarno pun membacakan pidato pendahuluan sebelum beliau membacakan teks
proklamasi.
Pidato Soekarno :Saudara-saudara sekalian ! Saya telah minta Saudara hadir
disini, untuk menyaksikan peristiwa maha penting dalam sejarah bangsa kita. Berpuluh-
puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang umtuk merdeka. Bahkan telah beratus-
ratus tahun lamanya, gelombang aksi kita tidak putus dalam berjuang untuk
memerdekakan negeri ini. Kita jatuh bangun menyusun kekuatan untuk menggapai cita-
cita Indonesia bebas dari penjajahan bangsa lain. Semalam, kami para pemuka-pemuka
rakyat Indonesia dari berbagai penjuru bergabung untuk memusyawarahkan dan
permusyawaratan itu seiya-sekata berkata : inilah saatnya bagi kita untuk mengobarkan
api revolusi kemerdekaan Indonesia. Saudara sekalian ! Dengan ini kami menyatakan
kebulatan tekad itu. Dengarkanlah proklamasi kami :
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan bangsa Indonesia. Hal-hal
yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara
saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya
Soekarno-Hatta
Kemudian di kibarkanlah bendera Sang Saka Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya.
Hadirin turut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia tersebut.
Peristiwa Proklamasi ini memang hanya berlangsung sebentar. Namun. Peristiwa itu telah
megubah segala sendi kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan
telah menjadi momentum puncak perjuangan Bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kita
sebagai generasi penerus bangsa harus berprestasi dalam rangka mengisi kemerdekaan
tersebut, bukan malah menodainya. Kita harus bisa membalas budi para pejuang Tanah Air
jaman dahulu dengan cara mempertahankan kemerdekaan ini !