Anda di halaman 1dari 3

Nama : SARASWATI AYU KAMADHENI

NIM : 161411088
Kelas : 2C
Prodi : D3- Teknik Kimia
Tanggal Penugasan : 10 Desember 2017
Tanggal Pengumpulan: 13 Desember 2017

Flow Sheet Industri Nikel

Bijih Nikel Laterit

Endapan nikel laterit merupakan bijih yang dihasilkan dari proses pelapukan
batuan ultrabasa yang ada di atas permukaan bumi. Istilah Laterit sendiri diambil
dari bahasa latin “later” yang berarti batubata merah, yang dikemukakan oleh MF.
Buchanan (1807), yang digunakan sebagai bahan bangunan di Mysore, Canara
dan Malabr yang merupakan wilayah India bagian selatan. (Harmon Yunaz dalam
Agung Permadi 2016)

Bijih nikel diumpankan dalam bentuk lumpur (slurry), disamakan


ukurannya (sizing) menjadi -20 mesh, dan dilindi. Hasilnya kira-kira 95% Ni+Co
dalam bijih terlarut, sedang besi tertinggal dalam residu. Setelah
pemisahan/pencucian dengan decantation, asam yang berlebihan dinetralkan
dengan batu kapur. Kemudian nikel dan kobal diendapkan dengan menggunakan
H2S. Presipitat ini yang mengandung 55% nikel, 6% kobal, 0,3% besi, dan 30%
belerang, kemudian diproses dan dimurnikan menjadi serbuk atau briket nikel dan
kobal pada pabrik pemurnian.
Bijih limonit langsung diumpankan pada sistem high pressure leaching,
sedangkan bijih silikat, setelah digiling, dimasukkan pada sistem atmospheric
pressure leaching dengan menggunakan acidic pregnant solution dari limonit
leaching. Di lain pihak, residu atmospheric leaching diumpankan ke dalam high
pressure leaching system.
Dengan cara ini, nikel yang berada dalam kedua jenis bijih tersebut akan
dapat diekstrak, sementara MgO yang ada dalam bijih silikat, dapat berfungsi
untuk menetralkan asam yang masih tersisa sebagai pengganti batu kapur yang
dipakai dalam proses Moa Bay. Dalam proses ini, konsumsi asam sulfat akan
semakin tinggi dengan naiknya kadar magnesium dalam bijih, tetapi hal ini dapat
diimbangi dengan kadar nikel yang cukup tinggi. Residu atmospheric leaching
diumpankan ke dalam high pressure leaching system.
Dengan cara ini, nikel yang berada dalam kedua jenis bijih tersebut akan
dapat diekstrak, sementara MgO yang ada dalam bijih silikat, dapat berfungsi
untuk menetralkan asam yang masih tersisa sebagai pengganti batu kapur yang
dipakai dalam proses Moa Bay. Dalam proses ini, konsumsi asam sulfat akan
semakin tinggi dengan naiknya kadar magnesium dalam bijih, tetapi hal ini dapat
diimbangi dengan kadar nikel yang cukup tinggi.

Sumber :
Rochani, Siti dan Nuryadi Saleh. 2013. Teknologi Pengolahan Dan Pemurnian
Nikel. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara
"tekMIRA". M&E, Vol. 11, No. 1, Maret 2013

Permadhi AHP, Agung., et al. Studi Terhadap Rencana Teknis dan Keekonomian
Produksi Sponge Feronikel dari Bijih Nikel Laterit. Prosiding Teknik
Pertambangan Volume 2, No.2, Tahun 2016. Prodi Teknik Pertambangan,
Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung

Anda mungkin juga menyukai