ABSTRAK
Konsumsi besi-baja nasional sebesar 12,7 juta ton dimana 8,4 juta ton atau sekitar 66 % di impor. Di sisi
lain Indonesia mempunyai sumber daya alam bijih besi yang melimpah yang didominasi bijih besi laterit,
namun perlu dilakukan penelitian untuk meningkatkan kadarnya. Peningkatan kadar bijih besi laterit dapat
dilakukan dengan menggunakan metode pemanasan tanpa menggunakan zat adiktif dan menggunakan
zat adiktif natrium karbonat kemudian proses konsentrasinya menggunakan magnetic separator. Bijih besi
laterit asal Pulau Sebuku Kalimantan Selatan bersifat magnetik kuat dan didominasi oleh senyawa Goethite
(FeOOH), Hematit (Fe2O3), Gibbsite (Al(OH)3) dan sedikit Magnetit (Fe3O4). Bijih besi laterit (raw ore)
mengandung Fe 42,68 % dan setelah pemanasan menjadi 50,86 % Fe. Hasil percobaan pemanasan bijih
besi laterit tanpa penambahan zat adiktif didapatkan kadar konsentrat 51,12 % Fe recovery 96,96 % pada
kondisi percobaan suhu pemanasan 700oC, waktu pemanasan 30 menit, waktu penggerusan menggunakan
Planetary Ballmill 4 menit dan intensitas magnet 0,3 Ampere atau 1500 Gauss. Hasil percobaan pemanasan
bijih besi laterit dengan penambahan zat adiktif natrium karbonat didapatkan kadar konsentrat 53,28 % Fe
recovery 89,34 % pada kondisi percobaan suhu pemanasan 900oC, waktu pemanasan 60 menit, dosis
natrium karbonat 7 %, waktu penggerusan menggunakan Ring Mill 1,5 menit dan intensitas magnet 0,2
Ampere atau 1100 Gauss.
Kata kunci : bijih besi laterit, pemanasan, magnetic separator, natrium karbonat
ABSTRACT
National steel consumption is 12.7 million tons where 8.4 million tons or about 66% are imported. On the
other hand, Indonesia has abundant iron ore resources dominated by laterite iron ore, but research needs to
be done to improve the level. Increased levels of laterite iron ore can be done by using heating method
without using addictive substances and using addictive substances sodium carbonate then the process of
concentration using a magnetic separator. The laterite iron ore from Sebuku Island of South Kalimantan is
strong magnetic and dominated by the Goethite (FeOOH), Hematite (Fe 2O3), Gibbsite (Al(OH)3) and slightly
Magnetite (Fe3O4). The laterite iron ore (raw ore) contains Fe 42.68% and after heating to 50.86 % Fe. The
experimental results of heating of laterite iron ore without addictive substance were obtained concentrate
51.12% Fe recovery 96.96% in experimental condition of heating temperature 700 oC, heating time 30
minutes, grinding time using Planetary Ballmill 4 minutes and magnetic intensity 0.3 Ampere or 1500 Gauss.
The experiment result of laterite iron ore heating with the addition of sodium carbonate as addictive
substance was obtained concentrate 53.28% Fe recovery 89.34% in experimental condition of heating
temperature 900oC, heating time 60 minutes, sodium carbonate dosage 7%, grinding time using Ring Mill 1.5
minutes and magnetic intensity 0.2 Ampere or 1100 Gauss.
2
Judul dari artikel ... Nama penulis
3
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume x, Nomor x, Bulan 20xx : x - xx
4
Judul dari artikel ... Nama penulis
5
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume x, Nomor x, Bulan 20xx : x - xx
pada kondisi bijih besi laterit tanpa 3.2 Hasil Percobaan pemanasan
pemanasan. Bijih besi laterit digerus hingga
didapatkan ukuran -100#, -200# dan -325#, 3.2.1 Percobaan pemanasan tanpa
kemudian dilakukan proses konsentrasi penambahan zat adiktif
magnetik menggunakan Magnetic Separator
Boxmag Rapid pada intensitas magnet 3.2.1.1 Pengaruh suhu pemanasan
rendah yaitu 1100 Gauss dan 830 Gauss. terhadap perubahan sifat kemagnetan
Hasilnya adalah hampir semua sampel bijih bijih besi laterit, kadar dan persen
besi laterit tanpa pemanasan tertarik medan perolehan
magnet dan hanya sebagian kecil yang tidak
tertarik medan magnet. Hasil lengkapnya Bijih besi laterit asal Pulau Sebuku
adalah sebagai berikut. merupakan bijih besi yang bersifat magnetik
kuat sebagaimana tercantum pada tabel 2.
Tabel 2 Hasil percobaan pemisahan magnetik Suhu pemanasan sangat mempengaruhi
bijih besi laterit tanpa pemanasan perubahan sifat kemagnetan bijih besi
Ukuran Intensitas Berat Berat Berat
laterit, suhu pemanasan mampu mengubah
Butir Magnet Umpan Konsentrat Tailing
sifat bijih besi laterit yang magnetik kuat
(mesh) (A/Gauss) (wt %) (wt %) (wt %)
menjadi magnetik lemah seiring
-100 0.2 / 1100 100 99,51 0,49
-100 100 99,35 0,65 bertambahnya suhu pemanasan. Semakin
-200 0.1 / 830 100 99,23 0,77 tinggi suhu pemanasan maka sifat
-325 100 98,92 1,08 kemagnetikan bijih besi laterit semakin
lemah dan menjadi paramagnetik (Anwar
Tabel diatas membuktikan bahwa bijih besi dan Zia. 2010). Hal ini terjadi karena ketika
laterit asal Pulau Sebuku bersifat magnetik bijih besi dipanaskan akan mengalami
kuat. Hal ini terjadi karena menurut hasil perubahan keteraturan magnetic dipole yang
analisis XRD bijih besi laterit asal Pulau menyebabkan menurunnya magnetic
Sebuku mengandung mineral hematit dan susceptibility seiring dengan naiknya suhu
sedikit magnetit selain juga mengandung pemanasan, dengan menurunnya magnetic
mineral goethite dan gibbsite. Selain itu, susceptibility maka sifat kemagnetannya
analisis SEM-EDS Mapping memperlihatkan semakin berkurang. Berkurangnya sifat
bahwa unsur Fe menyebar secara merata kemagnetan akan menurunkan recovery
diseluruh bagian bijih besi laterit dalam dengan semakin meningkatnya suhu
ukuran yang sangat kecil yang diikuti juga pemanasan. Berkurangnya sifat kemagnetan
oleh unsur-unsur pengotor seperti Al dan Si. bijih besi karena suhu pemanasan
Unsur-unsur berharga dan pengotor berada disebabkan Curie Temperature. Curie
pada seluruh bagian bijih secara bersamaan Temperature adalah suhu kritis dimana pada
dalam ukuran sangat halus, oleh karenanya suhu tertentu bijih besi akan mengalami
walaupun ukuran bijih besi laterit diperkecil perubahan drastis sifat kemagnetan dari
hingga -325# tidak mampu membebaskan ferromagnetic menjadi paramagnetic. Curie
mineral berharga dari mineral pengotornya. Temperature bijih besi adalah 1043 K atau
Selain itu, menurut Nayak dkk., (2014) bahwa 770oC (Velasco dan Roman, 2007).
bijih besi laterit memiliki porositas yang Berdasarkan hasil percobaan variasi suhu
besar sehingga mineral-mineral pengotor pemanasan, kadar konsentrat terbaik adalah
gibbsite dan kaolinit mengisi pori-pori ini. 51,18 % Fe dengan recovery 75,80 %
Inilah beberapa penyebab bijih besi laterit didapatkan pada kondisi suhu pemanasan
sulit dipisahkan dengan pengotor walaupun 700oC. Pada suhu ini bijih besi laterit belum
ukuran partikelnya sudah diperkecil hingga - mancapai Curie Temperature sehingga sifat
325#. kemagnetannya belum hilang terlalu banyak.
Pada percobaan ini didapatkan suhu
pemanasan optimum yaitu suhu 700oC,
6
Judul dari artikel ... Nama penulis
7
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume x, Nomor x, Bulan 20xx : x - xx
8
Judul dari artikel ... Nama penulis
9
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume x, Nomor x, Bulan 20xx : x - xx
penambahan zat adiktif. Tailing masih unsur berharga dan pengotornya masih
didominasi unsur Fe yang menyebar menyebar secara merata dan berada dalam
diseluruh bagian tubuh bijih, sedangkan satu kesatuan secara bersamaan. Sementara
unsur pengotor Al dan Si terlihat menyebar itu, proses pemanasan mampu mengubah
secara merata pada seluruh bagian. fasa mineral hydroxyl dan menghilangkan
moisture content sehingga akan
3.2.1.7 Perbandingan hasil analisis XRD meningkatkan kadar tiap-tiap unsur jika
pada umpan, konsentrat dan tailing dibandingkan dengan kadar di raw ore.
Umpan, konsentrat dan tailing dilakukan Tabel 3 Kandungan konsentrat pemanasan tanpa
analisis XRD. Terlihat pada gambar 13 bahwa penambahan zat adiktif
tidak ada perubahan signifikan fasa mineral Unsur (%) Unsur (%)
di umpan, konsentrat dan tailing. Hal ini Fe 54,27 K 0,05
Si 1,46 S 0,34
menjelaskan bahwa tailing juga masih
Ti 0,14 Zn 0,05
mengandung sejumlah mineral hematit,
Al 6,46 Ni 0,99
artinya mineral hematit di tailing mempunyai
Mn 1,00 Cu 0,02
magnetic susceptibility yang lebih kecil
Ca 0,02 V 0,05
dibandingkan dengan mineral hematit di Mg 0,16 Cr 1,78
konsentrat, tetapi konten Fe di konsentrat Co 0,16
dan tailing hampir sama. Pemisahan mineral
magnetik kuat dan magnetik lemah pada Tabel 4 Kandungan tailing pemanasan tanpa
percobaan ini lebih disebabkan karena penambahan zat adiktif
adanya perbedaan magnetic susceptibility Unsur (%) Unsur (%)
mineral hematit sebagai akibat dari Fe 55,32 K 0,05
pemanasan. Pemanasan berpengaruh pada Si 1,44 S 0,32
perubahan magnetic susceptibility mineral Ti 0,14 Zn 0,05
hematit tapi tidak berpengaruh pada Al 6,14 Ni 1,01
kandungan Fe-nya. Mn 0,94 Cu 0,03
Ca 0,01 V 0,05
Mg 0,15 Cr 1,31
Co 0,17 P 0,02
10
Judul dari artikel ... Nama penulis
11
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume x, Nomor x, Bulan 20xx : x - xx
Gambar 16 Grafik hubungan intensitas magnet 3.2.2.5 Hasil analisis SEM-EDS Mapping
terhadap kadar dan recovery konsentrat dan tailing
3.2.2.4 Perubahan fasa pada bijih besi Hasil percobaan optimum pemanasan bijih
laterit selama pemanasan dengan besi laterit dengan penambahan zat adiktif
penambahan zat adiktif Natrium natrium karbonat didapatkan kadar
Karbonat konsentrat 53,28 % Fe dengan recovery
89,34 % pada kondisi percobaan suhu
Pemanasan bijih besi laterit dengan pemanasan 900oC, waktu pemanasan 60
penambahan zat adiktif Natrium Karbonat menit, dosis natrium karbonat 7 %, waktu
berpengaruh pada perubahan komposisi penggerusan 1,5 menit dan intensitas
dan fasa-fasa mineral bijih besi laterit. magnet 0,2 Ampere atau 1100 Gauss.
Pemanasan berpengaruh pada perubahan Konsentrat dan tailing akhir dilakukan
fasa mineral hydroxyl dan terbentuknya fasa analisis SEM-EDS Mapping untuk
mineral baru. Perubahan fasa mineral bijih mengetahui perubahan penyebaran unsur
besi laterit sebelum dan setelah pemanasan berharga dan pengotor. Adapun hasil SEM-
dengan penambahan zat adiktif Natrium EDS Mapping adalah seperti tercantum pada
Karbonat tercantum pada gambar 17. gambar 18 dan 19.
12
Judul dari artikel ... Nama penulis
Pada gambar 18 terlihat bahwa pada Tabel 5. Komposisi kimia konsentrat pemanasan
dengan penambahan Natrium
konsentrat akhir unsur Fe masih menyebar
Karbonat
secara merata diseluruh bagian bijih,
Unsur (%) Unsur (%) Unsur (%)
sedangkan pada unsur Al dan Si terlihat Fe 55,61 K 0,06 Na 3,03
adanya beberapa bagian yang tidak terdapat Si 0,84 S 0,14 Co 0,19
unsur Al dan Si. Jika dibandingkan dengan Ti 0,13 Zn 0,06 P 0,02
hasil SEM-EDS Mapping pada konsentrat Al 4,53 Ni 1,22
hasil pemanasan tanpa penambahan zat Mn 1,05 Cu 0,04
adiktif natrium karbonat, unsur Al dan Si Ca 0,02 V 0,03
masih menyebar secara merata di semua Mg 0,09 Cr 1,23
bagian bijih, sedangkan pada konsentrat
hasil pemanasan dengan natrium karbonat Tabel 6. Komposisi kimia tailing pemanasan
terlihat beberapa bagian tidak terdapat dengan penambahan Natrium
unsur Al dan Si. Hal ini terjadi karena zat Karbonat
Unsur (%) Unsur (%) Unsur (%)
adiktif natrium karbonat mampu bereaksi
Fe 52,59 K 0,05 Na 3,02
dengan alumina dan silika membentuk
Si 1,36 S 0,25 Co 0,15
sodium aluminate dan sodium silicate yang
Ti 0,14 Zn 0,04 P 0,02
bersifat magnetik lemah (Zhu dkk., 2012)
Al 6,23 Ni 0,99
sehingga terbawa kedalam tailing. Hal ini Mn 0,96 Cu 0,01
tentunya akan mengurangi konten alumina Ca 0,02 V 0,04
dan silika di konsentrat. Mg 0,11 Cr 1,33
13
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume x, Nomor x, Bulan 20xx : x - xx
meningkatkan kadar Fe menjadi 50,86 %. Das SK, Das B, Sakthivel R, dan Mishra BK. (2010).
Hasil percobaan optimum pemanasan bijih Mineralogy, Microstructure, and chemical
besi laterit tanpa penambahan zat adiktif composition of goethite in some iron ore
deposits of Orissa, India. Mineral Processing
didapatkan kadar konsentrat 51,12 % Fe
& Extractive Metall. Rev., 31: 97–110
dengan recovery 96,96 % pada kondisi
percobaan suhu pemanasan 700oC, waktu Guo Q, Qu J, Qi T, Wei G, dan Han B.(2011).
pemanasan 30 menit, waktu penggerusan Activation pretreatment of limonitic laterite
menggunakan Planetary Ballmill 4 menit ores by alkali-roasting method using
dan intensitas magnet 0,3 Ampere atau 1500 sodium carbonate. Minerals Engineering 24 :
Gauss. Hasil percobaan optimum pemanasan 825–832
bijih besi laterit dengan penambahan zat
adiktif natrium karbonat didapatkan kadar Hermawan YKD. (2007). Studi peningkatan kadar
besi dari bijih besi laterit asal bukit besi
konsentrat 53,28 % Fe dengan recovery
Kalimantan dengan mengurangi kadar SiO2
89,34 % pada kondisi percobaan suhu
dan Al2O3 menggunakan metode flotasi
pemanasan 900oC, waktu pemanasan 60 kationik kebalikan. Tugas Akhir Program
menit, dosis natrium karbonat 7 %, waktu Studi Teknik Metalurgi FTTM ITB
penggerusan menggunakan Ring Mill 1,5 Jang K, Nunna VRM, Hapugoda S, Nguyen AV,
menit dan intensitas magnet 0,2 Ampere dan Bruckard WJ. (2014). Chemical and
atau 1100 Gauss. mineral transformation of a low grade
goethite ore by dehydroxylation, reduction
roasting and magnetic separation. Minerals
UCAPAN TERIMA KASIH
engineering 60 : 14-22
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Puslitbang tekMIRA yang telah memberikan Jiang T, Liu M, Li G, Sun N, Zeng J, dan Qiu G.
ijin untuk melakukan penelitian dan (2010). Novel process for treatment of high-
penggunaan fasilitas laboratorium. aluminum limonite ore by reduction
roasting with addition of sodium salts. The
DAFTAR PUSTAKA Chinese Journal of Nonferrous Metals Vol.20
No.3
Abd Rashid RZ, Mohd Saleh H, Azhani YN, Ani
Jiang T, Yang L, Li G, Luo J, Zeng J, Peng Z dan Liu
MH, Yunus NA, Akiyama T, dan Purwanto H.
M. (2016). Separation of aluminium and
(2014). Reduction of low grade iron ore
preparation of powdered DRI from lateritic
pellet using palm kernel shell. Renewable
iron ore based on direct reduction process.
Energy 63 (617-623)
The Canadian Journal of Metallurgy and
Materials Science
Abd Rashid RZ, Yunus NA, Mohd Saleh H, Hanafi
AM, Ani MH, Akiyama T dan Purwanto H.
Kawigraha A, Hapid A, dan Sarnety S.(2010).
(2014). Enhancement of Magnetic Properties
Proses Benefisiasi Biiih Besi Laterit. Seminar
of Malaysian Iron Ore by Reduction
nasional metalurgi dan material ke-4
Roasting Using Oil Palm Empty Fruit Bunch.
(SENAMM IV) 2010
ISIJ International, Vol. 54, No. 4, pp. 994–996
Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa
Anwar MS dan Zia W. (2010). Curie point,
susceptibility, and temperature
Li G, Jiang T, Liu M, Zhou T, Fan X, dan Qiu G.
measurements of rapidly heated
(2010). Beneficiation of high-aluminium-
ferromagnetic wires. Review Of Scientific
content hematite ore by soda ash roasting.
Instruments 81, 124904 (2010)
Mineral Processing & Extractive Metall. Rev.,
31: 150–164
Christoffel D. (2014). Studi karakterisasi bijih besi
laterit pada temperatur 27-1200oC dengan
Li G, Rao M, Jiang T, Shi T, dan Huang Q. (2012).
dan tanpa reduktor batubara. Tugas Akhir
Reduction roasting magnetic separation
Program Studi Teknik Metalurgi FTTM ITB
mechanisms of nickelferous laterite ore in
14
Judul dari artikel ... Nama penulis
presence of sodium salts. The Chinese Wardhana. (2007). Studi peningkatan kadar besi
Journal of Nonferrous Metals Vol.22 No.1 terhadap bijih besi lateritik asal kabupaten
tasikmalaya menggunakan metode flotasi
Liu H, Chen T, Zou X, Qing C, dan Frost RL. (2013). kebalikan. Tugas Akhir Program Studi Teknik
Thermal treatment of natural goethite: Metalurgi FTTM ITB
Thermal transformation and physical
properties. Thermochimica Acta 568 : 115– Wu Y, Li Y, Yang X, Zhang P, dan Bao Z. (2012).
121. The Reduction Mechanism of Biomass
Roasting of Goethite Ores. Advanced
Mayangsari W dan Prasetyo AB. (2016). Proses Materials Research Vols 560-561 pp 441-
reduksi selektif bijih nikel limonit 446
menggunakan zat aditif CaSO4. Metalurgi
(2016) 1: 1-68 Zhu D, Zhun T, Pan J, dan He Z. (2012). Recovery
of Iron From High-Iron Red Mud by
Nayak NP. (2014). Mineralogical Characterization Reduction Roasting With Adding Sodium
of Goethite- Lateritic Ore & its Implication Salt. Journal of iron and and steel research,
on Beneficiation. International journal of international, 19(8): 01-05
engineering sciences & research technology 3
(11) Zulhan Z, Himawan DM, dan Dimyati A. (2016).
Richmawati A. (2007). Studi konsentrasi bijih besi Reduction of Lateritic Iron Ore Briquette
lateritic kadar rendah dengan metode Using Coal Bed Reductant by Isothermal -
tabling. Tugas Akhir Program Studi Teknik Temperature Gradient Method. Proceedings
Metalurgi FTTM ITB of the 1st International Process Metallurgy
Conference (IPMC 2016)
Sharma J, dan Sharma T. (2014). Beneficiation of
low grade iron ore fines by magnetizing
roasting. International journal of engineering
research, science and technology Vol 3 No 2
15