Anda di halaman 1dari 9

Analisa Mineral Magnetik Pasir Sisa Pendulangan Intan

di Cempaka, Kota Banjarbaru


Berdasarkan Nilai Suseptibilitas Magnetik

Muhammad Saukani, Sudarningsih dan Totok Wianto

Abstrak: Pasir sisa pendulangan intan memiliki ciri fisik warna kehitam-hitaman dan
ditarik oleh magnet. Pasir ini diduga mengandung mineral magnetik yang bermanfaat
sebagai bahan dasar pada industri besi, baja dan lainnya. Maka perlu dilakukan kajian
tentang persentase kandungan mineral magnetik dan jenis mineral magnetik yang
terkandung didalamnya. penelitian ini bertujuan untuk menghitung persentase
kandungan mineral magnetik dan menentukan jenis mineral magnetiknya dengan
metode pengukuran suseptibilitas magnetik.Hasil Pengukuran 10 buah sampel dari
daerah Cempaka menunjukkan persentase kandungan mineral magnetik dari 100
gram sampel adalah 1,7% hingga 14% dengan nilai suseptibilitas magnetik antara
10,8 x 10-7 hingga 90,4 x 10-7 m3/kg yang diidentifikasi sebagian besar adalah mineral
hematite (Fe2O3) sebagaimana yang ditunjukkan pada hasil difraksi sinar-X.

Kata Kunci: pendulangan intan, mineral magnetik, suseptibilitas magnetik

PENDAHULUAN
Kecamatan Cempaka, Kota material yang digunakan untuk
Banjarbaru diidentifikasi sebagai memenuhi kebutuhan pokok
daerah sebaran sungai purba pendulangan seperti batu dan pasir.
(paleochanel) yang ditemukannya Disamping itu masih ditemukan
endapan plaser intan (diamond placer endapan emas dari hasil lenggangan
deposit) (Indarto et al., 2003). Secara yang berasosiasi dengan pasir. Pasir
umum daerah ini terdiri dari pendataran yang berasosiasi dengan emas
alluvial dan rawa serta terletak di tersebut digolongkan dalam pasir besi,
bagian barat pegunungan Meratus dimana pasir ini diyakini mengandung
(Aziz & Ipranta, 2003). Di daerah ini mineral magnetik karena memiliki ciri
terdapat daerah-daerah pendulangan fisik warna kehitam-hitaman dan dapat
intan baik dengan teknik tradisional ditarik oleh magnet.
hingga semi mekanis dan sebagian Pasir sisa pendulangan intan di
besar masyarakatnya berprofesi Kecamatan Cempaka mengandung
sebagai pendulang intan. logam besi yang didalamnya
Pendulangan semi mekanis terkandung mineral magnetik
biasanya menghasilkan beberapa (Sudarningsih & Sugriwan, 2007)
Staf Pengajar dan Mahasiswa Program Studi Fisika FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarbaru.

85
86 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 8 No.1, Pebruari 2011 (85 – 93)

namun belum dimanfaatkan optimal. pewarna serta campuran untuk cat


Mineral magnetik di alam berbagai (Bijaksana, 2002).
macam jenisnya dan dapat Mengingat banyaknya jenis
digolongkan menjadi tiga golongan mineral magnetik yang berada di alam
yakni oksida besi-titanium, sulfida besi serta manfaat yang bias dihasilkan dari
dan oksihidroksida besi. Oksida besi- mineral magnetik tersebut sehingga
titanium adalah keluarga paling besar perlunya dilakukan penelitian tentang
yang beranggotakan antara lain jenis mineral magnetik yang
magnetite (Fe3O4), ulvosvinel terkandung pada pasir sisa
(Fe2TiO3), hematite (Fe2O3) dan pendulangan intan tersebut. Tujuan
ilmenite (FeTiO3). Anggota golongan dilakukannya penelitian ini adalah
sulfida besi antara lain pyrite (FeS2), untuk menentukan persentase
pirrhotite (FeS1-x) untuk 0,10<x<0,14 kandungan mineral magnetik pada
dan gregite (Fe3S4). Sementara pasir sisa pendulangan intan di
anggota golongan oksihidroksida besi Kecamatan Cempaka, mengetahui nilai
yang sering ditemukan adalah geothite suseptibilitas magnetik serta
(αFeOOH) (Dunlop & Ozdemir, 1997). menentukan jenis mineral magnetik
Yulianto et al. (2002) yang terkandung didalamnya.
mengungkapkan bahwa kandungan
mineral pasir besi adalah mineral- METODOLOGI PENELITIAN
mineral magnetik seperti magnetit Tempat dan Waktu Penelitian
(Fe3O4), hematite (α-Fe2O3) dan Penelitian ini dilakukan pada
maghemit (β-Fe2O3). Mineral-mineral daerah pendulangan intan di
ini mempunyai potensi besar untuk Kecamatan Cempaka Kotamadya
dikembangkan sebagai bahan industri Banjarbaru. Separasi sampel dilakukan
seperti industri besi, baja dan lainnya di Laboratorium Fisika Bumi Fakultas
seiring dengan kemajuan teknologi. MIPA Universitas Lambung Mangkurat
Magnetit saat ini digunakan sebagai dan pengukuran suseptibilitas sampel
bahan dasar untuk tinta kering (toner) dilakukan di Laboratorium Fisika Bumi
pada mesin fotocopy dan printer laser, ITB. Waktu penelitian berlangsung
sementara maghemit adalah bahan pada bulan Pebruari hingga Juli 2009.
utama pembuatan pita kaset. Ketiga Peralatan dan Bahan Penelitian
mineral di atas digunakan untuk 1) Bartington magnetik susceptibility
industri magnet permanen dan meter
Saukani, M., dkk, Analisa Mineral Magnetik.............. 87

2) Neraca digital ditimbang massa sampel sebanyak


3) Magnet permanen 100 gram menggunakan neraca
4) Tempat sampel digital sehingga data yang
5) Pasir sisa penambangan intan dihasilkan akan lebih akurat.
6) Silicon glass sealant Selanjutnya untuk memisahkan
Tahapan Penelitian mineral magnetik dengan mineral
Tahapan penelitian meliputi: non magnetik digunakan magnet
(1) Pengambilan sampel permanen yang dilapisi dengan
Sampel pasir sisa pendulangan plastik, penggunaan lapisan plastik
intan diambil sekitar lubang dimaksudkan untuk mempermudah
pendulangan intan dengan jumlah pemisahan mineral magnetik yang
sampel keseluruh-an adalah 10 menempel pada magnet. Mineral
buah yang tersebar secara acak yang melekat pada plastik
pada daerah pendulangan intan di kemudian dipisahkan ke dalam
Kecamatan Cempaka. wadah yang berbeda. Sampel
(2) Pemisahan sampel yang mengandung mineral
Sampel dari lapangan dikeringkan magnetik dan non magnetik
dihaluskan. Penghalusan ini kemudian ditimbang kembali untuk
bertujuan untuk mempermudah mengetahui presentase mineral
dalam pemisahan antara mineral magnetik tiap lokasi. Perhitungan
magnetik dengan non magnetik. persentase mineral magnetik
Sebelum pemisahan mineral mengikuti persamaan (1).
magnetik, terlebih dahulu sampel

massa mineral magnetik


% mineral magnetik   100% …. (1)
massa total

(3) Separasi sampel dan diameter 2,54 cm. Setiap


Menurut Mufit et al. (2006) untuk wadah mengandung pasir yang
mengukur suseptibilitas magnetik, mengandung mineral magnetik
mineral magnetik pasir dikemas dengan massa sekitar 1 gram
dalam sampel holder (wadah) yang dicampur dengan silicon glass
terbuat dari plastik berbentuk sealant yang bersifat non magnetik
silinder berukuran tinggi 2,2 cm + 6 gram. Campuran pasir besi
88 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 8 No.1, Pebruari 2011 (85 – 93)

dengan silicon glass sealant diawali dengan pencatatan nilai


diaduk rata dan dimasukkan ke suseptibilitas pada saat sebelum
dalam wadah sampai penuh dan dimasukkan sampel (zero to air),
biarkan sampai campuran antara kemudian pada saat pengukuran
pasir dan silicon glass sealant sampel R1 serta setelah sampel
mengering. Sampel yang telah dikeluarkan R2. Nilai-nilai yang
kering kemudian diberi nama diperoleh dari pengukuran tersebut
berdasarkan urutan pengambilan dapat dihitung.
sampel sebagai contoh CMPK 1 (5) Penentuan jenis mineral magnetik.
berarti sampel pertama yang Setelah didapatkan nilai
diambil di Kecamatan Cempaka. suseptibilitas magnetik masing-
(4) Pengukuran suseptibilitas magnetik masing sampel, Langkah terakhir
Sampel yang berukuran tinggi 2,2 yaitu penentuan jenis mineral
cm dan diameter 2,54 cm diukur magnetik yang dominan
suseptibilitas magnetiknya terkandung pada sampel tersebut.
menggunakan Bartington Magnetik Penentuan jenis mineral magnetik
Susceptibility Meter MS2 (Gambar dilakukan dengan cara
1) yang telah terhubung dengan membandingkan nilai suseptibilitas
sensor MS2B menggunakan kabel magnetik pengukuran dengan data
co-axial. Sampel ditempatkan di karakteristik oleh beberapa
dalam sensor MS2B yang literatur. Selain itu untuk lebih
diletakkan sejajar dengan sumbu validnya hasil interpretasi, hasil ini
coil sensor. Terlebih dahulu kemudian dicocokkan dengan data
dilakukan pengukuran nilai koreksi hasil pengukuran difraksi sinar-X
Rk. Perhitungan nilai koreksi untuk tiap sampelnya.

Gambar 1. (a) Sensor MS2B, (b) Bartington magnetic susceptibility meter


Saukani, M., dkk, Analisa Mineral Magnetik.............. 89

HASIL DAN PEMBAHASAN telah dilapisi oleh plastik. Mineral


Penentuan persentase kandung- magnetik tersebut diasumsikan sebagai
an mineral magnetik dilakukan dengan kerikil-kerikil ukuran kecil yang
cara membandingkan antara massa menempel pada magnet permanen
mineral magnetik terhadap massa total yang telah dilapisi plastik. Data hasil
(lihat persamaan 1). Massa mineral pengukuran persentase mineral
magnetik didapatkan dari hasil magnetik untuk tiap sampel secara
pemisahan antara mineral magnetik jelas terlihat dalam Tabel 1 untuk 100
dan mineral non magnetik gram sampel.
menggunakan magnet permanen yang

Tabel 1. Data Persentase mineral magnetik tiap 100 gram sampel

Massa mineral Massa mineral Persentase mineral


Kode Sampel
nonmagnetik (gr) magnetik (gr) magnetik (gr)
CMCP1 90,268 9,732 9,7 %
CMCP2 93,267 6,733 6,7 %
CMCP3 97,604 2,396 2,4 %
CMST1 98,343 1,657 1,7 %
CMST2 85,968 14,032 14 %
CMST3 92,974 7,026 7,0 %
CMST4 96,892 3,108 3,1 %
CMBK1 96,462 3,538 3,5 %
CMBK2 95,437 4,563 4,6 %
CMBK3 91,017 8,983 9,0 %

Setelah dipisahkan antara silicon glass sealant selanjutnya


mineral magnetik dan mineral dicetak sesuai dengan holder pada alat
nonmagnetik, mineral magnetiknya MS2 meter ukuran tinggi 2,2 cm dan
kemudian dilakukan kajian jenis diameter 2,54 cm. Pengukuran nilai
mineral magnetik berdasarkan nilai suseptibilitas magnetik dilakukan
suseptibilitas magnetik yang dengan memasukkan sampel ke dalam
terkandung dalam tiap sampel lubang sampel yang telah tersedia
penelitian. Kajian ini diawali dengan pada instrument MS2 meter. Adapun
mengambil mineral magnetik sebanyak data hasil pengukuran suseptibilitas
1 gram dan diaduk dengan + 6 gram
90 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 8 No.1, Pebruari 2011 (85 – 93)

volume untuk masing-masing sampel signifikan untuk masing-masing sampel


tersebut disajikan pada Tabel 2. ini disebabkan karena sampel berupa
Analisa mineral magnetik pada pasir sisa pendulangan yang biasanya
pasir sisa pendulangan intan dilakukan dibuang oleh para pendulang di sekitar
berdasarkan nilai suseptibilitas sumur dulang. Disinilah terjadi
magnetik. Tahapan penelitian yang mengalami proses pelenggangan
dilakukan yaitu pertama, menghitung sebelum dibuang. Hal ini untuk mencari
persentase kadar mineral magnetik endapan emas dan intan yang
yang terkandung dalam pasir. berukuran kecil sehingga mineral
Persentase mineral magnetik terhadap magnetik yang terendapkan bersama
mineral nonmagnetik relatif kecil yakni dengan emas ikut terbawa oleh
dari 100 gram pasir yang dipisahkan pendulang. Kadar terambilnya mineral
antara mineral magnetik dan mineral magnetik untuk setiap kali
nonmagnetiknya didapatkan kisaran pelenggangan ini tidak merata
persentase antara 1,7 % hingga 14 % jumlahnya sehingga pada penelitian ini
seperti ditampilkan pada Tabel 1. persentase mineral magnetik yang
Perbedaan persentase yang cukup terekstraksi juga tidak merata.
Tabel 2. Data hasil pengukuran suseptibilitas magnetik

Suseptibilitas volume Suseptibilitas massa


Kode Sampel
(x 10-5 SI) (χ) (x 10-7 m3/kg)
CMCP1 668,6 ± 0,3 66,9
CMCP2 107,6 ± 0,2 10,8
CMCP3 532,0 ± 0,3 53,2
CMST1 718,9 ± 0,2 72,0
CMST2 750,6 ± 0,3 75,1
CMST3 904,1 ± 0,3 90,4
CMST4 123,7 ± 0,3 12,4
CMBK1 770,4 ± 0,4 77,0
CMBK2 881,8 ± 0,2 88,2
CMBK3 550,9 ± 0,3 55,1

Kedua, pengukuran suseptibilitas antara 10,8 x 10-7 m3/kg hingga 90,4 x


magnetik terhadap 10 pada Bartington 10-7 m3/kg. Nilai suseptibilitas magnetik
susceptibility system. Nilai susep- yang terukur masing-masing sampel
tibilitas magnetik yang terukur berkisar berbeda-beda. Perbedaan ini diduga
Saukani, M., dkk, Analisa Mineral Magnetik.............. 91

karena pengaruh mineral magnetik di Untuk memperkuat hasil analisa


dalam sampel saat dicampur bersama ini data suseptibilitas kemudian
silicon glass sealant tidak tersebar rata dicocokkan dengan data hasil
saat pencetakan dan akibatkan pengukuran menggunakan metode
pengaruh tidak homogennya jenis difraksi sinar-X yang dilakukan oleh
mineral yang terkandung di dalamnya. Saukani et, al (2009). Data hasil
Hasil pengukuran nilai suseptibilitas pengukuran dengan metode difraksi
menunjukkan bahwa sebagian besar sinar-X tersebut juga memperlihatkan
terdiri dari mineral hematite seperti bahwa adanya mineral magnetik
yang telah dinyatakan oleh Hunt et al. hematite dalam pasir sisa pendulangan
(1995) bahwa mineral hematit memiliki intan di Kecamatan Cempaka antara
-7
nilai suseptibilitas massa antara 1 x 10 21,3% hingga 34,5 % pada Gambar 2.
3 -7 3
m /kg hingga 76 x 10 m /kg.

Gambar 2. Grafik karakteristik 2θ untuk sampel CMCK2

Pasir sisa pendulangan intan ini industri seperti bahan dasar dalam
mengandung mineral hematite yang industri besi dan baja, dalam industri
dapat dimanfaatkan dalam berbagai magnet permanen serta menjadi bahan
92 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 8 No.1, Pebruari 2011 (85 – 93)

dasar pewarna cat. Mempertimbang- ini, teknisi Laboratorium Fisika Fakultas


kan persentase mineral hematite yang MIPA Unlam (Marjuni dan Ori Minarto)
terkandung cukup besar serta keguna- dan para pendulang intan di Cempaka,
annya dalam bidang industri, maka Kota Banjarbaru.
perlunya dilakukan kajian lebih lanjut
dengan melakukan penelitian dengan DAFTAR PUSTAKA
skala yang lebih besar serta mengarah Aziz, S. & Ipranta. 2003. Potensi Intan
Plaser di Kalimantan dan Upaya
pada pemurnian mineral hematite.
Identifikasi Keberadaan
Sumbernya. Proceedings Of
Joint Convention Jakarta 2003.
KESIMPULAN
The 32nd IAGI and The 28nd
Dari hasil penelitian yang telah HAGI Annual Convention and
Exhibition, Jakarta.
dilakukan, maka dapat disimpulkan
Bijaksana, S. 2002. Kajian Sifat
bahwa: Magnetik pada Endapan Pasir
1. Persentase kandungan mineral Besi di Wilayah Cilacap dan
Upaya Pemanfaatannya untuk
magnetik pada pasir sisa Bahan Industri. Laporan
pendulangan intan yang diambil di Penelitian Hibah Bersaing, ITB,
Bandung.
10 titik lokasi dari 100 gram sampel
Dunlop, D. & O. Özdemir. 1997. Rock
adalah 1,7% hingga 14%. Magnetism. Cambridge
2. Sebaran nilai suseptibilitas massa University Press, Cambridge.
yang terukur pada 10 sampel Hunt, C.P., B.M. Moskowitz, & S.K.
Benerjee. 1995. Rock Physics &
berkisar antara 10,8 x 10-7 hingga Phase Relationn: A Handbook of
90,4 x 10-7 m3/kg. Physical constants. American
Geological Union, Washington.
3. Nilai suseptibilitas yang terukur
Indarto, S., I. Zulkarnain, H. Permana,
mengindikasikan bahwa sebagian & Sudarsono. 2003. Studi Awal
besar mineral magnetik yang Dalam Eksplorasi Sumber Intan
Primer di Kalimantan Selatan.
terkandung pada sampel adalah Proceedings Of Joint Convention
hematite, hal ini didukung juga oleh Jakarta 2003. The 32nd IAGI and
The 28nd HAGI Annual
data difraksi sinar-X. Convention and Exhibition,
Jakarta.
UCAPAN TERIMAKASIH Mufit, F., Fadhillah, H. Amir & S.
Bijaksana. 2006. Kajian tentang
Ucapan terimakasih yang Sifat magnetik Pasir Besi dari
sebesar-besarnya diucapkan Bapak Pantai Sunur, Pariaman,
Sumatera Barat. Jurnal
Satria Bijaksana yang telah Geofisika. 1 : 2 – 5.
memberikan masukan dalam penelitian
Saukani, M., dkk, Analisa Mineral Magnetik.............. 93

Saukani, M., Wismawati, M. Utami, Wahyono S.C. 2005. Studi Potensi


Ishaq, A. Faisal & Sudarningsih. Sumber Daya Alam dan
2009 Analisa Potensi Mineral Lingkungan dalam Rangka
Magnetik pada Pasir Sisa Menggali Prospek Geowisata di
Pendulangan Intan Sebagai Daerah Cempaka dan
Upaya peningkatan Pendapatan Sekitarnya Kota Banjarbaru.
pendulangan Intan di Kecamatan Program Studi Fisika FMIPA
Cempaka Kota Banjarbaru. UNLAM. Banjarbaru.
Program Kreativitas Mahasiswa Yulianto, A. 2006. Kajian Sifat Magnetik
Bidang Penelitian Dikti 2009. Pasir Besi dan Optimasi
Universitas Lambung Mangkurat, Pengolahannya Menjadi Ferit.
Banjarbaru.
Disertasi ITB (Abstrak).
Sudarningsih & I. Sugriwan. 2007.
Analisa Mineral Magnetik
PasirBesi Sisa Penambangan
Intan Daerah Cempaka
Banjarbru dengan Menggunakan
Metode AAS (Atomic Absorption
Spectroscopy). Jurnal Fisika
Flux, 4, 1.

Anda mungkin juga menyukai