MUHAMMAD AHYAD
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Sifat Isotropik
dan Anisotropik Tensor Suseptibilitas Semikonduktor Diamond dan Zincblende
Berbasis Teori Grup dan SBHM adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2018
Muhammad Ahyad
NIM G74140034
ABSTRAK
MUHAMMAD AHYAD. Analisis Sifat Isotropik dan Anisotropik Tensor
Suseptibilitas Semikonduktor Diamond dan Zincblende Berbasis Teori Grup dan
SBHM. Dibimbing oleh HENDRADI HARDHIENATA dan HUSIN ALATAS.
ABSTRACT
MUHAMMAD AHYAD
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Fisika
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PRAKATA
Muhammad Ahyad
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Semikonduktor 2
Optika nonlinier 3
Tensor Suseptibilitas Isotropik dan Anisotropik 4
Teori Grup 5
Simplified Bond Hiperpolarizability Model (SBHM) 6
METODE 8
Alat dan Bahan 8
Prosedur Penelitian 8
HASIL DAN PEMBAHASAN 11
Tensor Isotropik dengan Teori Grup 11
Tensor Isotropik dan Anisotropik rank-3 dengan SBHM 12
Tensor Isotropik dan Anisotropik rank-4 dengan SBHM 13
Kontribusi Bagian Isotropik dan Anisotropik terhadap Polarisasi Total 15
SIMPULAN DAN SARAN 16
Simpulan 16
Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17
RIWAYAT HIDUP 30
LAMPIRAN 18
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Tensor total rank-3 Diamond 18
Tensor total rank-3 zincblende 19
Tensor total rank-4 Diamond 20
Tensor anisotropik rank-4 diamond 21
Tensor total rank-4 zincblende 22
Tensor anisotropik rank-4 zincblende 23
Skrip wolfram Analisis Teori Grup 24
Skrip Wolfram Analisis SBHM 26
Contoh Perumusan tensor rank-3dan rank-4 suseptibilitas 28
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Bagaimana bentuk tensor isotropik dan anisotropik rank-3 dan rank-4 dari
suseptibilitas untuk semikonduktor diamond dan zincblende yang diperoleh
dengan teori grup dan model ikat hiperpolarisabilitas, bentuk tensor tersebut dapat
dianalisi jumlah komponen independen tensor isotropik dan anisotropik rank-3
dan rank-4 serta kontribusi bagian isotropik dan anisotropik terhadap polarisasi
total dan medan jauh.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Semikonduktor
dapat ditemukan pada tabel unsur periodik tepatnya pada golongan IV misalnya
silikon dan germanium yang disebut sebagai semikonduktor elemental. Umumnya,
struktur kristal yang dimiliki oleh semikonduktor adalah kisi fcc (face center
cubic) dengan basis dua atom, yang membentuk struktur diamond, misalnya Si,
Ge dan C. Dalam banyak senyawa semikonduktor membentuk struktur zincblende
dengan kandungan senyawa golongan III-V.10 Gambar 2.1 menunjukan struktur
kristal diamond dan zincblende. Hal yang menari yaitu periodisitas dari kristal.
Sifat periodisitas lattice sangat berpengaruh terhadap struktur simetri. Struktur
simetri ini berperan penting pada sifat listrik dari semikonduktor. 10
Optika nonlinier
Tanda akhiran pertama “i” adalah baris dan tanda akhiran “j” yang kedua adalah
kolom. Jika meninjau pada suku linier polarisasi pada persamaan (1) maka
hubungan polarisasi, suseptibilitas dan medan eksternal dapat dituliskan sebagai :1
(𝟏) (1)
𝐏𝐢 (𝜔𝑚 ) = 𝜀0 ∑ 𝜒𝑖𝑗 (𝜔𝑚 ) 𝐄𝐣 (𝜔𝑚 ) (2.3)
𝑗
(2)
Pada komponen tensor 𝜒𝑖𝑗𝑘 , indeks “𝑖” menunjukkan baris dari matriks. Sehingga
elemen baris pertama matriks dari perkalian dalam 3 × 3 adalah 𝜒1𝑗𝑘 lalu elemen
baris kedua yaitu 𝜒2𝑗𝑘 dan seterusnya. Pada polarisasi nonlinier orde ke-3 tensor
rank-4 suseptibilitas dapat dituliskan dengan persamaan :
5
Terdapat 81 elemen seperti yang terlihat pada persamaan (6). Indeks pertama
“𝑖” dari 𝜒𝑖𝑗𝑘𝑙 berkaitan dengan baris dan indeks kedua “𝑗” berhubungan dengan
kolom dari matriks. Menariknya, banyak elemen-elemen tensor tersebut pada
persamaan (5) dan (6) bernilai nol.7 Hal ini disebabkan tensor suseptibilitas dari
kristal harus memiliki bentuk yang sama setelah dilakukan transformasi, di fisika
dikenal sebagai prinsip Neumann.8 Secara matematis, transformasi rotasi atau
pada operasi simetri lainnya yang diterapkan pada tensor rank-n suseptibilitas
dapat dihitung menggunakan :
Teori Grup
Gambar 1.2 Segitiga sama sisi. Arah sumbu z keluar bidang kertas
“Sumber : Powell (2010)”
Objek pada Gambar 2.2 memiliki point group C3v . Point group ini memiliki enam
elemen simetri, yaitu identitas E; rotasi sebesar 120o sepanjang sumbu-z (𝐶3 );
rotasi sebesar 240o sepanjang sumbu-z (𝐶32 ); pencerminan terhadap bidang yz (𝜎1 )
dan bidang sumbu-z dengan sumbu-2 atau sumbu-3 (𝜎2 dan 𝜎3 ). 9 Operasi-operasi
elemen rotasi dari sebuah point group dengan suatu tensor akan menghasilkan
tensor yang bersifat isotropik.
SBHM pertama kali diajukan oleh Aspnes dan Coworkers pada tahun 2002.
Model ini dikembangkan dengan mengasumsikan bahwa radiasi nonlinier
dihasilkan oleh osilasi anharmonik dari dipol hanya sepanjang arah ikatan atom.
Model sederhana ini telah berhasil medeskripsikan sangat baik terkait intensitas
SHG yang bergantung pada sudut azimut untuk Si(111) dan Si(001). Pada SBHM
polarisasi orde kedua dan ketiga dapat dihitung dengan: 9
𝛼2 dan 𝛼3 adalah hiperpolarisabilitas untuk polariasi nonlinier orde ke-2 dan orde
ke-3. Simbol 𝐑(𝐳) merupakan matriks rotasi terhadap sumbu-z dan 𝐛i adalah
vektor masing-masing ikatan. Bentuk matriks rotasi 𝐑(z) (𝜙) mendefinisikan
matriks rotasi terhadap sumbu-z yang dapat dituliskan dalam bentuk :
7
cos 𝜙 − sin 𝜙 0
(𝑧)
𝐑 (𝜙) = ( sin 𝜙 cos 𝜙 0) (2.10)
0 0 1
1
⃡(2) =
𝜒 ∑ 𝛼2𝑖 (𝐑(z) (𝜙) ∙ 𝑏̂𝑖 ) ⊗ ( 𝐑(z) (𝜙) ∙ 𝐛𝑖 ) ⊗ ( 𝐑(z) (𝜙) ∙ 𝐛𝑖 )
𝑉 (2.11)
𝑖
1
⃡(3) =
𝜒 ∑ 𝛼3𝑖 (𝐑(𝐳) (𝜙) ∙ 𝐛𝑖 ) ⊗ ( 𝐑(z) (𝜙) ∙ 𝐛𝑖 ) ⊗ ( 𝐑(z) (𝜙) ∙ 𝐛𝑖 )
𝑉
𝑖 (2.12)
⊗ ( 𝐑(z) (𝜙) ∙ 𝐛𝑖 )
Berikut ini contoh tensor rank-3 suseptibilitas dari struktur Si(001) dan
GaAs(001)
0 0 𝑆𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 sin 2𝜙
( 0 ) ( 0 ) (−2𝑆𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 cos 2𝜙)
𝑆(𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 sin 2𝜙 −2𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 𝑆 cos(2𝜙) 0
0 0 −2𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 𝑆 cos(2𝜙)
( 0 ) ( 0 ) ( −𝑆𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 sin 2𝜙 )
−2𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 𝑆 cos 2𝜙 −𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 𝑆 sin 2𝜙 0
−𝑆𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 sin 2𝜙 −2𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 𝑆 cos 2𝜙 0
(−2𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 𝑆 cos(2𝜙)) ( −𝑆𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 sin 2𝜙 ) (0)
( 0 0 0 )
8
Gambar 2.3 Sketsa dari kisi permukaan Si (111) dan definisi arah ikatan dalam
koordinat kartesian “Sumber : Hardhienata (2014)
METODE
Prosedur Penelitian
0 0 1 0 1 0 1 0 0
𝐶3 = (1 0 0) , 𝐶2 = ( 1 0 0 ) , 𝐶4 = (0 0 −1)
0 1 0 0 0 −1 0 1 0
Untuk struktur Zincblende memiliki point group Td yang merupakan sub grup dari
point group Oh dengan elemen-elemen grup rotasinya yaitu C3 dan C4.
Struktur diamond yang dianalisis pada penelitian ini adalah struktur silikon.
Struktur silikon yang membentuk diamond adalah Si(001).
𝛽 𝛽
sin ( 2 ) sin ( 2 )
− −
√2 √2
𝛽 𝛽
𝑏̂1 = sin ( 2 ) , 𝑏̂2 = sin ( 2 ) ,
−
√2 √2
𝛽 𝛽
(− cos ( 2 )) (− cos ( 2 ))
𝛽 𝛽 (3.1)
sin ( 2 ) sin ( 2 )
−
√2 √2
𝛽 𝛽
𝑏̂3 = sin ( 2 ) , 𝑏̂4 = sin ( 2 )
−
√2 √2
𝛽 𝛽
( cos ( ) cos ( )
2 ) ( 2 )
Masing-masing ikatan pada persamaan (3.1) dan (3.2) dirotasi terhadap sumbu z
dengan matriks rotasi yaitu ditunjukkan pada persamaan (2.10)
0 0 0
(0 0 −𝜒321 )
0 𝜒321 0
0 0 𝜒321
( 0 0 0 ) (4.1)
−𝜒321 0 0
0 −𝜒321 0
(𝜒321 0 0)
( 0 0 0 )
Persamaan 4.1 adalah tensor isotropik rank-3 untuk struktur diamond dan
zincblende. Banyaknya komponen tensor yang tidak berubah terhadap operasi
rotasi adalah 6 komponen. Bentuk tensor rank-3 isotropik disebut juga sebagai
tensor Levi-Civita.6,11 Tensor Levi-Civita memiliki aturan yaitu jika permutasi
indeks bersifat genap maka komponen tensor tersebut bernilai +1, jika
permutasinya ganjil memiliki nilai -1 dan selain itu bernilai nol.6,11 Hubungan dari
masing-masing nilai suseptibilitas yaitu :
Sedangkan bentuk tensor isotropik rank-4 untuk struktur diamond dan zincblende
yaitu :
𝜒3333 0 0 0 𝜒3232 0 0 0 𝜒3232
( 0 𝜒3322 0 ) (𝜒3223 0 0) ( 0 0 0 )
0 0 𝜒3322 0 0 0 𝜒 3322 0 0
0 𝜒3223 0 𝜒3322 0 0 0 0 0
(𝜒3232 0 0) ( 0 𝜒3333 0 ) (0 0 𝜒3232 ) (4.2)
0 0 0 0 0 𝜒 3322 0 𝜒3322 0
0 0 𝜒3223 0 0 0 𝜒3322 0 0
( 0 0 0 )( 0 0 𝜒3223 ) ( 0 𝜒3322 0 )
( 𝜒3232 0 0 0 𝜒3232 0 0 0 𝜒3333 )
12
Menurut referensi (6), terdapat 21 komponen tensor yang invarian terhadap rotasi.
Persamaan 4.2 menunjukkan komponen-komponen tensor isotropik rank-4.
Tensor isotropik rank-4 dibangun oleh aturan tensor rank-2 dengan aturan delta-
Cronecker menurut referensi yang ada dapat dibuktikan komponen-komponen
tensor isotropik dengan perumusan : 6
dengan investigasi adanya tensor isotropik pada suatu struktur kristal, terdapat
kecenderungan terjadinya polarisasi yang bersifat isotropik dan berkontribusi
terhadap polarisasi total yang terjadi pada bahan. Adapun struktur yang tidak
memiliki tensor isotropik tidak terjadi polarisasi isotropik sehingga kontribusi
polarisasi total hanya dari polarisasi anisotropik.
Model lain yang menjelaskan fenomena optik nonlinier adalah model ikat
hiperpolarisabilitas. Model ini menjelaskan mengenai arah polarisasi yang terjadi
pada kristal adalah searah vektor ikatan dari muatan-muatannya.8 Berdasarkan
acuan dari hasil teori grup, tensor isotropik untuk struktur diamond Si(001)
memiliki bentuk yaitu :
0 0 0
(0 0 −1)
0 1 0
0 0 1
(𝛼𝑑 + 𝛼𝑢 ) ∙ 𝑆 ∙ cos(2𝜙) ( 0 0 0) (4.3)
−1 0 0
0 −1 0
(1 0 0 )
( 0 0 0 )
Simbol d dan u masing-masing adalah hiperpolarisabilitas down dan up dan
𝛽 𝛽
𝑆 = cos ( 2 ) sin2 ( 2 ) adalah besaran konstan. Di lain sisi bentuk tensor
anisotropik rank-3 dari struktur diamond yaitu :
(4.4)
13
Tensor anisotropik tersebut merupakan selisih dari tensor total dengan tensor
isotropik. Adapun Persamaan (4.5) dan (4.6) menunjukkan tensor isotropik dan
anisotropik rank-3 dari struktur kristal zincblende yaitu :
0 0 0
(0 0 −1)
0 1 0
0 0 1
2𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 𝑆 cos(2𝜙) ( 0 0 0)
−1 0 0 (4.5)
0 −1 0
(1 0 0)
( 0 0 0 )
0 0 𝑆𝛼𝐺𝑎𝐴𝑆 sin 2𝜙
( 0 ) ( 0 ) ( 0 )
𝑆𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 sin 2𝜙 −2𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 𝑆 cos 2𝜙 0
0 0 −2𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 𝑆 cos 2𝜙
(0) ( 0 ) ( −𝑆𝛼𝐺𝐴𝑠𝑎 sin 2𝜙 ) (4.6)
0 −𝑆𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 sin 2𝜙 0
𝑆𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 sin 2𝜙 0 0
(−2𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 𝑆 cos 2𝜙) (−𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 𝑆 sin 2𝜙) (0)
( 0 0 0 )
Struktur diamond yang ditinjau untuk tensor rank-4 yang berkaitan dengan
Third Harmonic Generation (THG) adalah bagian bulk, sehingga
hiperpolarisabilitasnya hanya memiliki satu nilai yaitu 3 . Perlakuan yang sama
14
seperti kasus SHG, tensor total rank-4 untuk struktur diamond didapatkan seperti
pada lampiran 1. Dengan acuan teori grup, dapat dipisahkan tensor isotropik rank-
4 untuk struktur diamond yaitu :
4(1 − 𝑐)2 0 0 1 1
1 0 𝑐 0 0 0 𝑐
0 𝑐 0 2 2
2 1 0 0 0
1 𝑐 0 0 1
0 0 𝑐 2 𝑐 0 0
( 2 ) (0 0 0) (2 )
1 1 0 0 0
0 𝑐 0 𝑐 0 0 1
2 2 0 0 𝑐
𝛼3 2
1 0 4(1 − 𝑐) 0 2
𝑐 0 0 1 1 (4.7)
2 0 0 𝑐 0 𝑐 0
(0 0 0) ( 2 ) ( 2 )
1 0 0 0 1
0 0 𝑐 1 𝑐 0 0
2 0 0 𝑐 2
0 0 0 2 1
1 1 0 𝑐 0
𝑐 0 0 0 𝑐 0 2
( (2 ) ( 2 ) (0 0 4(1 − 𝑐)2 ))
Di mana c sin 2 adalah suatu konstanta. Adapun tensor anisotropik untuk
2
struktur diamond adalah seperti yang terlampir pada Lampiran 3.
Perumusan Tensor rank -4 untuk struktur zincblende dengan menggunakan
SBHM didapatkan tensor totalnya yang dirumuskan seperti pada Lampiran 4. Hal
yang sama seperti pada struktur diamond, dapat dipisahkan tensor isotropik untuk
struktur zincblende yaitu
4(1 − 𝑐)2 0 0 1 1
1 0 𝑐 0 0 0 𝑐
0 𝑐 0 2 2
2 1 0 0 0
1 𝑐 0 0 1
0 0 𝑐 2 𝑐 0 0
( 2 ) (0 0 0) (2 )
1 1 0 0 0
0 𝑐 0 𝑐 0 0 1
2 2 0 0 𝑐
𝛼𝐺𝐴 1 0 4(1 − 𝑐)2 0 2
𝑐 0 0 1 1 (4.8)
2 0 0 𝑐 0 𝑐 0
(0 0 0) ( 2 ) ( 2 )
1 0 0 0 1
0 0 𝑐 1 𝑐 0 0
2 0 0 𝑐 2
0 0 0 2 1
1 1 0 𝑐 0
𝑐 0 0 0 𝑐 0 2
( (2 ) ( 2 ) (0 0 4(1 − 𝑐)2 ))
1 𝛽 (4.9)
𝐏s (2𝜔) = 0 + (0,0, − 𝐸𝑦2 sin ( ) (𝛼𝑑 − 𝛼𝑢 + (𝛼𝑑 + 𝛼𝑢 ) sin(2𝜙)))
2 2
𝛽 (4.10)
𝐏s (2𝜔) = 0 + (0,0, 𝐸𝑦2 (𝛼𝐴 − 𝛼𝐺 ) sin ( ) sin(𝛽) sin(2𝜙))
2
Persamaan (4.9) adalah polarisasi-s total nonlinier untuk struktur diamond dan
persamaan (4.10) polarisasi-s total nonlinier struktur zincblende. Untuk kasus
polarisasi-p dapat dibuktikan pula bahwa kontrbusi dari bagian isotropik adalah
nol. Persamaan (4.11) dan (4.12) menunjukkan polarisasi isotropik orde-3 untuk
struktur diamond dan zincblende sedangkan persamaan (4.13) dan (4.14)
menunjukkan polarisasi anisotropik untuk struktur diamond dan zincblende
(𝟑) (𝟑)
𝐏s (3𝜔) = 𝐏𝐢𝐬𝐨 + 𝐏𝐚𝐧𝐢𝐬𝐨 = (𝜒 ⃡𝑎𝑛𝑖𝑠𝑜 ). . 𝐄⨂𝐄⨂𝐄
⃡𝑖𝑠𝑜 + 𝜒
𝐏𝐒 (3)
𝑖𝑠𝑜
= (0,4𝛼(1 − 𝑐)2 , 0) (4.11)
𝐏𝐒 (3)
𝑖𝑠𝑜
= (0,4𝛼𝐺𝑎+𝐴𝑆 (1 − 𝑐)2 , 0) (4.12)
1 1 (4.13)
𝐏𝐒 (3)
𝑎𝑛𝑖𝑠𝑜
= 𝛼 ( 𝑐 2 sin 4𝜙 , −4(1 − 𝑐)2 − (−3 + cos 4𝜙)𝑐 2 , 0)
2 2
(3) 1 2 1 (4.14)
𝐏𝐒 𝑎𝑛𝑖𝑠𝑜 = 𝛼𝐺𝐴 ( 𝑐 sin 4𝜙 , −4(1 − 𝑐)2 − (−3 + cos 4𝜙)𝑐 2 , 0)
2 2
Simpulan
Saran
Penelitian ini perlu dilakukan lebih lanjut dalam hal mendapatkan tensor
isotropik menggunakan teori grup. Perlu dibuktikan lebih lanjut apakah tensor
isotropik untuk orde yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan mengoperasikan
semua elemen-elemen rotasi dari struktur bahan.
17
DAFTAR PUSTAKA
0
𝑆(−𝛼𝑑 + 𝛼𝑢 + (𝛼𝑢 + 𝛼𝑑 ) sin 2𝜙) −𝑆(𝛼𝑑 + 𝛼𝑢 ) cos 2𝜙
0
( −𝑆(𝛼𝑑 + 𝛼𝑢 ) cos 2𝜙 ) (−𝑆(𝛼𝑑 − 𝛼𝑢 + (𝛼𝑢 + 𝛼𝑑 ) sin 2𝜙)) ( 𝛽)
) 3
( 0 0 2(𝛼𝑢 − 𝛼𝑑 cos )
2
0 0 𝑆𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 sin 2𝜙
( 0 ) ( 0 ) (−2𝑆𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 cos 2𝜙)
𝑆(𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 sin 2𝜙 −2𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 𝑆 cos(2𝜙) 0
0 0 −2𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 𝑆 cos(2𝜙)
( 0 ) ( 0 ) ( −𝑆𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 sin 2𝜙 )
−2𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 𝑆 cos 2𝜙 −𝛼𝐺𝑎𝐴𝑠 𝑆 sin 2𝜙 0
Lampiran 2 Tensor total rank-3 zincblende
1 1
− (−3 + 4 cos 4𝜙)𝑐 2 − 𝑐 2 sin 4𝜙 0 1 1
2 2 − 𝑐 2 sin 4𝜙 cos 2 2𝜙 𝑐 2 0 0 0 𝑐
1 2 2
− 𝑐 2 sin 4𝜙 cos 2 2𝜙 𝑐 2 0 1 2 0 0 0
2 cos 2 2𝜙 𝑐 2 𝑐 sin 4𝜙 0 1
1 2 𝑐 0 0
0 0 𝑐 ( 0 0 0) (2 )
( 2 )
1 2
1 2 2 cos 2 2𝜙 𝑐 2 𝑐 sin 4𝜙 0 0 0 0
− 𝑐 2 sin 4𝜙 cos 2𝜙 𝑐 0 2 1
𝛼3 2 1 2 1 0 0 𝑐
1 2 𝑐 sin 4𝜙 − (−3 + 4 cos 4𝜙)𝑐 2 0 2
cos 2 2𝜙 𝑐 2 𝑐 sin 4𝜙 0 2 2 1
2 1 0 𝑐 0
( 0 0 0) ( 2 )
Lampiran 3 Tensor total rank-4 Diamond
( 0 0 𝑐
2 )
1 0 0 0 1
0 0 𝑐 1 𝑐 0 0
2 0 0 𝑐 2
0 0 0 2 1
1 1 0 𝑐 0
𝑐 0 0 0 𝑐 0 2
( (2 ) ( 2 ) (0 0 4(1 − 𝑐)2 ))
1 1 1
−4(1 − 𝑐)2 − (−3 + cos 4𝜙)𝑐 2 − 𝑐 2 sin 4𝜙 0 − 𝑐 2 sin 4𝜙 (cos 2𝜙)2 𝑐 2 − 2𝑐(1 − 𝑐) 0
2 2 2
1 1 2 0 0 0
− 𝑐 2 sin 4𝜙 (cos 2𝜙)2 𝑐 2 − 2𝑐(1 − 𝑐) 0 (cos 2𝜙)2 𝑐 2 − 2𝑐(1 − 𝑐) 𝑐 sin 4𝜙 0 (0
2 2 0 0)
( 0 0 0) ( 0 0 0) 0 0 0
1 2 2 2 2 2
1 2 0 0 0
𝛼3 − 𝑐 sin 4𝜙 (cos 2𝜙) 𝑐 − 2𝑐(1 − 𝑐) 0 (cos 2𝜙) 𝑐 − 2𝑐(1 − 𝑐) 𝑐 sin 4𝜙 0 (0 0 0)
2 2
1 2 1 2 1 0 0 0
(cos 2𝜙)2 𝑐 2 − 2𝑐(1 − 𝑐) 𝑐 sin 4𝜙 0 𝑐 sin 4𝜙 −4(1 − 𝑐)2 − (−3 + cos 4𝜙)𝑐 2 0 0 0 0
2 2 2
( 0 0 0) ( 0 0 0) (0 0 0)
0 0 0 0 0 0 0 0 0
(0 0 0) ( 0 0 0)
Lampiran 4 Tensor anisotropik rank-4 diamond
( 0 0 0 0 0 0 )
21
22
1 1
− (−3 + 4 cos 4𝜙)𝑐 2 − 𝑐 2 sin 4𝜙 0 1 1
2 2 − 𝑐 2 sin 4𝜙 cos2 2𝜙 𝑐 2 0 0 0 𝑐
1 2 2
− 𝑐 2 sin 4𝜙 cos2 2𝜙 𝑐 2 0 1 2 0 0 0
2 cos2 2𝜙 𝑐 2 𝑐 sin 4𝜙 0 1
1 2 𝑐 0 0
0 0 𝑐 ( 0 0 0) (2 )
( 2 )
1 2
1 2 2 cos 2 2𝜙 𝑐 2 𝑐 sin 4𝜙 0 0 0 0
− 𝑐 2 sin 4𝜙 cos 2𝜙 𝑐 0 2 1
𝛼𝐺𝐴 2 1 2 1 0 0 𝑐
Lampiran 5 Tensor total rank-4 zincblende
2 2
1 2 𝑐 sin 4𝜙 − (−3 + 4 cos 4𝜙)𝑐 2 0 2
cos 2𝜙 𝑐 𝑐 sin 4𝜙 0 2 2 1
2 1 0 𝑐 0
( 0 0 0) 0 0 𝑐 ( 2 )
( 2 )
1 0 0 0 1
0 0 𝑐 1 𝑐 0 0
2 0 0 𝑐 2
0 0 0 2 1
1 1 0 𝑐 0
𝑐 0 0 0 𝑐 0 2
( (2 ) ( 2 ) (0 0 4(1 − 𝑐)2 ) )
1 1 1
−4(1 − 𝑐)2 − (−3 + cos 4𝜙)𝑐 2 − 𝑐 2 sin 4𝜙 0 − 𝑐 2 sin 4𝜙 (cos 2𝜙)2 𝑐 2 − 2𝑐(1 − 𝑐) 0
2 2 2
1 1 2 0 0 0
− 𝑐 2 sin 4𝜙 (cos 2𝜙)2 𝑐 2 − 2𝑐(1 − 𝑐) 0 (cos 2𝜙)2 𝑐 2 − 2𝑐(1 − 𝑐) 𝑐 sin 4𝜙 0 (0
2 2 0 0)
( 0 0 0) ( 0 0 0) 0 0 0
1 2 2 2 2 2
1 2 0 0 0
𝛼𝐺𝐴 − 𝑐 sin 4𝜙 (cos 2𝜙) 𝑐 − 2𝑐(1 − 𝑐) 0 (cos 2𝜙) 𝑐 − 2𝑐(1 − 𝑐) 𝑐 sin 4𝜙 0 (0 0 0)
2 2
1 2 1 2 1 0 0 0
(cos 2𝜙)2 𝑐 2 − 2𝑐(1 − 𝑐) 𝑐 sin 4𝜙 0 𝑐 sin 4𝜙 −4(1 − 𝑐)2 − (−3 + cos 4𝜙)𝑐 2 0 0 0 0
2 2 2
( 0 0 0) ( 0 0 0) (0 0 0)
0 0 0 0 0 0 0 0 0
( 0 0 0) ( 0 0 0)
( 0 0 0 0 0 0 )
Lampiran 6 Tensor anisotropik rank-4 zincblende
23
24
ClearAll["chi", "\[Chi]3"]
(*Inverse*)
Inv = -Id;
(*TENSOR UMUMNYA*)
s333}}};
MatrixForm[𝜒3]
Iso1 = FullSimplify[
Transpose[
3}]];
25
MatrixForm[Iso1]
Iso2 = FullSimplify[
Transpose[
MatrixForm[Iso2]
Iso3 = FullSimplify[
Transpose[
MatrixForm[Iso3]
Iso4 = FullSimplify[
Transpose[
MatrixForm[Iso4]
Iso5 = FullSimplify[
Transpose[
MatrixForm[Iso5]
26
(*Vektor Ikatan*)
br[1] = Rz.b[1];
br[2] = Rz.b[2];
br[3] = Rz.b[3];
br[4] = Rz.b[4];
𝜒iso =
MatrixForm[𝜒total]
MatrixForm[𝜒iso]
MatrixForm[𝜒aniso]
27
(*Vektor Ikatan*)
br[1] = Rz.b[1];
br[2] = Rz.b[2];
br[3] = Rz.b[3];
br[4] = Rz.b[4];
𝜒iso =
MatrixForm[𝜒total]
MatrixForm[𝜒iso]
MatrixForm[𝜒aniso]
28
′
𝜒𝑖𝑗𝑘 = 𝑅𝑖𝑙 𝑅𝑗𝑚 𝑅𝑘𝑛 𝜒𝑙𝑚𝑛
= 𝑅𝑖1 𝑅𝑗1 𝑅𝑘1 𝜒111 + 𝑅𝑖1 𝑅𝑗1 𝑅𝑘2 𝜒112 + 𝑅𝑖1 𝑅𝑗1 𝑅𝑘3 𝜒113
+ 𝑅𝑖1 𝑅𝑗2 𝑅𝑘1 𝜒121 + 𝑅𝑖1 𝑅𝑗2 𝑅𝑘2 𝜒122 + 𝑅𝑖1 𝑅𝑗2 𝑅𝑘3 𝜒123
+ 𝑅𝑖1 𝑅𝑗3 𝑅𝑘1 𝜒131 + 𝑅𝑖1 𝑅𝑗3 𝑅𝑘2 𝜒132 + 𝑅𝑖1 𝑅𝑗3 𝑅𝑘2 𝜒132
+ 𝑅𝑖1 𝑅𝑗3 𝑅𝑘3 𝜒133 + 𝑅𝑖2 𝑅𝑗1 𝑅𝑘2 𝜒212 + 𝑅𝑖2 𝑅𝑗1 𝑅𝑘3 𝜒213
+ 𝑅𝑖2 𝑅𝑗2 𝑅𝑘1 𝜒221 + 𝑅𝑖2 𝑅𝑗2 𝑅𝑘2 𝜒222 + 𝑅𝑖2 𝑅𝑗2 𝑅𝑘3 𝜒223
+ 𝑅𝑖2 𝑅𝑗3 𝑅𝑘1 𝜒231 + 𝑅𝑖2 𝑅𝑗3 𝑅𝑘2 𝜒232 + 𝑅𝑖2 𝑅𝑗3 𝑅𝑘3 𝜒233
+ 𝑅𝑖3 𝑅𝑗1 𝑅𝑘1 𝜒311 + 𝑅𝑖3 𝑅𝑗1 𝑅𝑘2 𝜒312 + 𝑅𝑖3 𝑅𝑗1 𝑅𝑘3 𝜒313
+ 𝑅𝑖3 𝑅𝑗2 𝑅𝑘1 𝜒321 + 𝑅𝑖3 𝑅𝑗2 𝑅𝑘2 𝜒322 + 𝑅𝑖3 𝑅𝑗2 𝑅𝑘3 𝜒323
+ 𝑅𝑖3 𝑅𝑗3 𝑅𝑘1 𝜒331 + 𝑅𝑖3 𝑅𝑗3 𝑅𝑘2 𝜒332 + 𝑅𝑖3 𝑅𝑗3 𝑅𝑘3 𝜒333
′
𝜒𝑖𝑗𝑘𝑙 = 𝑅𝑖𝑚 𝑅𝑗𝑛 𝑅𝑘𝑜 𝑅𝑙𝑝 𝜒𝑚𝑛𝑜𝑝
29
Mulai
Studi Pustaka
Sesuai
Literatur?
Ya
Selesai
30
RIWAYAT HIDUP