Anda di halaman 1dari 10

ANALISA KANDUNGAN MINERAL GUANO

DARI GUA LIANG BESAR KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN


KALIMANTAN SELATAN

Pahmiansyah1, Sudarningsih2 dan Totok Wianto2

Abstrak: Penelitian tentang analisa kandungan mineral guano dari Gua Liang Besar,
Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan telah dilakukan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kandungan mineral guano Gua Liang Besar dengan
menggunakan uji difraksi sinar-X dan mineral magnetik berdasarkan nilai
suseptibilitasnya. Hasil penelitian ini berupa karakteristik guano dan nilai susptibilitas
guano. Kandungan mineral penyusun guano didominasi oleh silicon oxide (O2Si),
mineral lainnya yaitu tribidium hydrogen bisulfate (HO8Rb3S2), berlinite (AlO4P),
titanium (III) nitride (NTi), picotpaulite (Fe2S3Tl) dan Brucite (MgH2O2). Nilai
suseptibilitas magnetik yang didapat dari guano Gua Liang Besar berkisar dari 0,111 x
10-6 m3 Kg-1 sampai 0,224 x 10-6 m3 Kg-1. Berdasarkan kisaran nilai tersebut
kemungkinan mineral yang terkandung dalam guano Gua Liang Besar adalah biotite
(Mg,Fe,Al silicate) dengan nilai suseptibilitas magnetik berkisar dari 0,05 x 10-6 m3 Kg-1
sampai 0.95 x 10-6 m3 Kg-1 dan amphibole (Mg,Fe,Al silicate) dengan nilai suseptibilitas
magnetik berkisar dari 0,16 x 10-6 m3 Kg-1 sampai 0.69 x 10-6 m3 Kg-1, yang mana
keduanya tergolong ke dalam paramagnetic yaitu bahan-bahan yang memiliki
suseptibilitas magnetik Xm yang positif, dan sangat kecil.

Kata Kunci: Guano, Sinar-X, Suseptibilitas Magnetik

PENDAHULUAN keberadaan mineral magnetik gua


Selain dengan melihat sedimen tersebut.
sungai, danau, laut dan lingkaran Gua Liang Besar yang terletak
tahun (tree ring), para ilmuwan mulai di Desa Batu Bini Kecamatan Padang
memanfaatkan kotoran kalelawar Batung Kabupaten Hulu Sungai
(guano) atau sedimen gua untuk Selatan termasuk ke dalam Formasi
mengetahui iklim zaman dulu atau Aluvial, yaitu lempung kaolinit dan
perubahan iklim di suatu daerah yaitu lanau bersisipan pasir, gambut, kerakal
dengan mengetahui sifat magnetik dan bongkahan lepas, merupakan
guano. Rifai dkk. (2010) meneliti endapan sungai dan rawa. Gua ini
konsistensi sifat magnetik guano dari terletak di sisi gunung dan dikelilingi
goa kelelawar di kabupaten 50 kota di pepohonan. Gua ini cukup besar dan
Sumatera Barat dan menyatakan merupakan tempat peristirahatan
bahwa perubahan lingkungan dari binatang, khususnya kelelawar.
suatu gua dapat diketahui berdasarkan Masyarakat sekitar gua memanfaatkan

1Mahasiswa dan 2Staff Pengajar Program Studi Fisika FMIPA UNLAM


46
47Jurnal Fisika FLUX, Vol. 10 No. 3, Pebruari 2013 (46 – 55)

kotoran kelelawar (guano) sebagai laut atau kotoran kelelawar. Istilah


pupuk. Berdasarkan data penelitian dan guano kadang-kadang juga digunakan
keberadaan gua di Kabupaten Hulu untuk menyebut bahan yang berasal
Sungai selatan, maka dengan dari kotoran mamalia laut seperti anjing
menggunakan uji difraksi sinar-X dan laut dan singa laut. Berdasarkan
nilai suseptibilitasnya dapat juga asalnya, guano dibagi menjadi dua
diketahui kandungan mineral dari guano jenis yaitu guano burung laut (sea-bird
Gua Liang Besar. guano) dan guano kelelawar (bat
Gua adalah lingkungan yang unik guano). Sea-bird guano adalah guano
dan rentan, harus dikonservasi secara yang berasal dari kotoran burung laut,
aktif jika memungkinkan dipelihara sedangkan bat guano adalah guano
sesuai dengan kondisi aslinya. Banyak yang berasal dari kotoran kelelawar
gua terdapat peninggalan arkeologi baik (Suwarno, 2007).
manusia, tumbuhan atau fitur penting. Laju sedimentasi dari guano
Kerusakan terhadap gua dapat dibagi berkisar antara 2-10 cm/tahun
menjadi dua kategori internal dan (Hutchinson, 1950) atau sedimen gua
eksternal. bertambah beberapa meter setelah
Ekosistem gua adalah ekosistem ribuan tahun (Bird, 2005). Akibatnya,
yang asing, lingkungannya gelap, guano dapat merekam perubahan
lembab dan tidak mudah untuk di capai. lingkungan yang lebih panjang
Belum banyak orang maupun dibandingkan cincin pohon dan
organisasi konservasi yang berjuang kandungan mineral magnetik guano
untuk menyelamatkan ekosistem gua memiliki resolusi lebih tinggi (Wurster,
dan karst secara umum. Dibandingkan 2007). Perubahan lingkungan yang
dengan ekosistem hutan tropis, tersimpan dalam goa dapat dilihat dari
ekosistem gua tidak kalah menarik dan variasi kandungan mineral magnetik
pula tidak kalah terancam, karena yang ada dalam deposit guano atau
hampir kebanyakan kawasan karst di kandungan mineral magnetik dalam
Indonesia belum dilindungi dan guano dapat dijadikan sebagai proxy
mempunyai kepadatan populasi perubahan lingkungan, secara kuantitatif
penduduk yang tinggi (Setyaningsih, keberadaan mineral magnetik dalam
2011). sedimen cukup kecil yaitu sekitar 0,1 %
Guano adalah bahan yang dari massa total namun karena
berasal dari timbunan kotoran burung kesensitifannya, metode kemagnetan
Pahmiansyah., dkk., Analisa Kandungan Mineral Guano dari Gua Liang Besar.............48

dapat bekerja dengan baik (Rifai, 2010). hancuran iklimnya. Komposisi kimia
Guano merupakan bahan yang kaya guano nitrogen, guano fosfat, dan
akan nitrogen dan fosfor. Berdasarkan batuan fosfat berasal dari guano
komposisi kimianya dan tingkat disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Kimia Guano Nitrogen, Guano Fosfat, dan Batuan Fosfat
Berasal dari Guano
Komposisi Guano Nitrogen Guano Fosfat Batuan Fosfat Berasal
(%) (%) dari Guano (%)
Nitrogen 7 – 17 0.5 – 2.0 0
Bahan Organik 40 – 60 5 – 15 0–1
CaO 8 – 15 15 – 30 45 – 55
P2O5 8 – 15 10 – 30 35 – 42
W- P2O5/T- P2O5 < 40 0 – 10 <1
C- P2O5/T- P2O5 < 98 55 – 85 < 30
K2O 1.5 – 2.5 2.5 – 3.5 < 0.2
MgO <1 <2 < 0.5
SO4 <5 <6 < 0.1
Keterangan: W- P2O5 = P2O5 larut air
T- P2O5 = P2O5 total
C- P2O5 = P2O5 larut asam sitrat (Suwarno, 2007)

Keberadaan mineral magnetik di molekulnya di dalam medan magnetik


alam biasanya berkaitan dengan luar bahan terdiri atas tiga katagori yaitu:
kondisi-kondisi tertentu. Pembentukan
Paramagnetisme
mineral magnetik di alam merupakan
Bahan paramagnetik memiliki
perubahan mineral magnetik satu ke
suseptibilitas magnetik Xm positif, dan
mineral lainnya, contohnya, pemanasan
sangat kecil. Paramagnetisme muncul
dan oksidasi terhadap mineral magnetik
dalam bahan yang atom-atomnya
akan menghasilkan hematit dan
memiliki momen magnetik permanen
sebagainya (Tauxe, 2002). Mineral-
yang beriteraksi satu sama lain secara
mineral magnetik yang ada di alam
sangat lemah.
sangat ditentukan oleh perubahan
Ferromagnetisme
lingkungan, perubahan lingkungan ini
Bahan ferromagnetisme memiliki
yang nantinya memicu terjadinya
nilai suseptbilitas magnetik Xm positif,
mekanisme transportasi mineral
yang sangat tinggi. Ferromagnetisme
magnetik dari lingkungan ke dalam goa
muncul pada besi murni cobalt dan
(Rifai, 2010). Berdasarkan perilaku
49Jurnal Fisika FLUX, Vol. 10 No. 3, Pebruari 2013 (46 – 55)

nikel serta paduan dari logam-logam ini. Mineral adalah suatu unsur atau
Sifat ini juga dimiliki oleh gadolinium, senyawa yang dalam keadaan
disprosium, dan beberapa senyawa normalnya memiliki unsur kristal dan
lain. terbentuk dari hasil proses geologi
(Nickel, 1995). Mineralogi guano
Diamagnetisme
bersifat kompleks dan tergantung pada
Bahan diamagnetik merupakan
tingkat hancuran iklim dan
bahan yang memiliki nilai suseptibilitas
pencuciannya. Deposit dalam tingkat
Xm negatif dan sangat kecil. Sifat
hancuran iklim awal mengandung
diamagnet ditemukan oleh Farraday
amonium larut air dan Alkali Oksalat,
pada tahun 1846 ketika mengetahui
Sulfat, dan Nitrat, serta Magnesium
bahwa sekeping bismuth ditolak oleh
Fosfat dan Amonium-Magnesium
kedua kutub magnet, yang
Fosfat. Sebaliknya, guano dalam
memperlihatkan bahwa medan luar dari
tingkat hancuran iklim lanjut kandungan
magnet tersebut mengiduksikan suatu
mineral utamanya adalah Kalsium
momen magnetik pada bismut dalam
Fosfat. Mineral Fosfat utama dalam
arah yang berlawanan dengan medan
guano adalah Karbonat - Hidroxyapatit,
tersebut (Tipler, 2001).
Hidroxyapatit, Witiokit, Brusit, dan
Tabel 1 menunjukkan penyusun
Monetit (Suwarno, 2007).
utama guano yaitu unsur Nitrogen (N),
Kajian susunan mineralogi dapat
Fosfor (P) dan Kalsium (Ca). Selain itu,
dilakukan dengan metode difraksi sinar-X
guano juga mengandung Kalium (K),
dan pengukuran suseptibilitas magnetik.
Magnesium (Mg) dan Belerang (S).
Pengukuran nilai suseptibilitas dilakukan
Kadar unsur-unsur tersebut dalam
dengan dua cara yakni dengan
guano bervariasi tergantung pada
melakukan uji anisotropi untuk sampel
tingkat hancuran iklim dan
batuan dan pengukuran langsung untuk
pencuciannya, seperti yang disajikan
sampel jenis butiran karena
Gambar 1. Kadar N menurun dengan
spesimennya tidak memperhatikan arah
semakin tuanya tingkat hancuran
kemagnetan batuan.
iklimnya (dengan urutan guano
Suseptibilitas magnetik (χ) atau
Nitrogen-guano Fosfat-batuan Fosfat
kerentanan magnetik yang merupakan
berasal dari guano), sebaliknya kadar P
respons suat bahan terhadap medan
dan Ca semakin meningkat dengan
magnetik yang diberikan (Tipler, 2001).
semakin tuanya tingkat hancuran iklim.
Suseptibilitas magnetik adalah ukuran
Pahmiansyah., dkk., Analisa Kandungan Mineral Guano dari Gua Liang Besar.............50

dasar bagaimana sifat kemagnetan serta untuk mendapatkan ukuran


suatu bahan yang merupakan sifat partikel (Qodari, 2010).
magnet bahan yang ditunjukkan
dengan adanya respon terhadap METODE PENELITIAN
induksi medan magnet yang Sampel diambil dengan cara
merupakan rasio antara magnetisasi menggali beberapa meter tumpukan
dengan intensitas medan magnet. guano (dasar gua) hingga terbentuk
Dengan mengetahui nilai suseptibilitas bidang vertikal sedalam 125 cm atau
magnetik suatu bahan, maka dapat lebih. Sampel diambil tiap 5 cm
diketahui sifat-sifat magnetik lain dari hingga 125 cm. Sampel ditempatkan
bahan tersebut. Suseptibilitasmagnetik pada plastik sampel. Pengambilan
sebagian besar material tergantung tiap 5 cm ini mengacu pada laju
pada temperatur, tetapi beberapa sedimentasi dari guano yang berkisar
material (feromagnetik dan ferrite) antara 2-10 cm/tahun, menyesuiakan
tergantung pada medan magnetnya musim di Indonesia selama satu
(Sawitri, 2010). tahun, yaitu ada dua musim, musim
Sinar X merupakan suatu hujan dan musim kemarau. Sampel
gelombang elektromagnetik dengan guano untuk pengukuran suseptibilitas
panjang gelombang 0,5-2,0 mikron magnetik dikemas dalam sampel holder
yang dihasilkan dari penembakan (wadah) yang terbuat dari plastik
logam dengan elektron berenergi berbentuk silinder berukuran tinggi 2,2
tinggi. Elektron itu mengalami cm dan diameter 2,54 cm. Setiap
perlambatan saat masuk ke dalam wadah di isi guano dengan massa yang
logam dan menyebabkan elektron sama, kemudian diberi keterangan.
pada kulit atom logam tersebut Sampel untuk analisa XRD
terpental membentuk kekosongan. diperoleh dengan membuat ukuran
Elektron dengan energi yang lebih partikel guano sebesar 40-60 mesh
tinggi masuk ke tempat kosong dengan menggunakan ayakan
dengan memancarkan kelebihan berukuran 40 dan 60 mesh. Fraksi
energinya sebagai foton sinar X. guano yang sudah dikeringkan
Spektroskopi XRD (X-Ray Difraction) ditumbuk sampai menjadi serbuk dan
digunakan untuk mengidentifitasi fasa diayak dengan ayakan 40 mesh. Guano
kristalin dalam material dengan cara yang lolos diayak kembali dengan
menentukan parameter struktur kisi ayakan 60 mesh. Kemudian diambil
51 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 10 No. 3, Pebruari 2013 (46 – 55)

guano yang tertahan sebagai sampel memiliki nilai suseptibilitas magnetik


(Qodari, 2010). rendah hal ini menunjukkan bahwa
Pengukuran nilai Suseptibilitas mineral magnetik dalam sampel guano
Magnetik sampel dilakukan dengan alat Gua Liang Besar memiliki konsentrasi
Bartington Magnetic Susceptibility yang rendah juga. Berdasarkan kisaran
Meter. Seluruh proses pengukuran dan nilai tersebut mineral yang terkandung
perhitungan dilakukan dengan dalam guano Gua Liang Besar adalah
menggunakan software. Pengukuran Biotite (Mg,Fe,Al silicate) dengan nilai
dilakukan sebanyak lima kali untuk suseptibilitas magnetik berkisar dari
mendapatkan variasi data untuk 0,05 x 10-6 m3 Kg-1 sampai 0.95 x 10-
6 m3 Kg-1 dan Amphibole (Mg,Fe,Al
memperoleh nilai rata-ratanya.
Silicate) dengan nilai suseptibilitas
HASIL DAN PEMBAHASAN magnetik berkisar dari 0,16 x 10-6 m3
Nilai suseptibilitas magnetik yang Kg-1 sampai 0.69 x 10-6 m3 Kg-1. Kedua
didapat dari guano Gua Liang Besar jenis mineral ini tergolong ke dalam
berkisar dari 0,111 x 10-6 m3 Kg-1 paramagnetic yaitu bahan-bahan yang
sampai 0,224 x 10-6 m3 Kg-1 (Tabel 2). memiliki suseptibilitas magnetik Xm
Sampel guano Gua Liang Besar yang positif, dan sangat kecil.

Tabel 2. Mineral dan suseptibilitas magnetik


Mineral/Material Formula Besi Mass specific magnetik
(%) susceptibility (10-6m3Kg-1)
Ferromagnetic metals
Iron αFe 100 276000
Cobalt Co 204000
Nickel Ni 68850
Ferrimagnetic
Magnetite Fe3O4 72
(0.012-0.069 μm) 513-1116; 500-1000
(0.09-2000 μm) 596 + 77
(1-250 μm) 440-716; 390-580
Maghemite γFe2O3 70 410, 440; 286-371
Titanomagnetite Fe3O4-Fe2TiO4 169-290
Titanohaematite Fe2O3-FeTiO3 281-315
Pyrrhotite Fe7S8 50, 53
Greigite Fe3S4
(Canted) antiferromagnetic
Hematite αFe2O3 70 1.19-1.69; 0.58-0.78; 0.49-0.65
0.27, 0.31, 0.6, <0.63
Goethite αFeOOH 63 0.35, 0.38, 0.7, <1.26
Pahmiansyah., dkk., Analisa Kandungan Mineral Guano dari Gua Liang Besar.............52
Paramagnetic (20oC)
Ilmenite FeTiO3 37 1.7, 2
Ulvospinel Fe2TiO4
Olivine 4[(Mg,Fe)2SiO4] <55 0.01-1.3
Siderite FeCO3 48 1.0
Biotite Mg,Fe,Al silicate 31 0.05-0.95
Pyroxene (Mg,Fe)2Si2O6 <12 0.04
Chamosite Oxidized chlorite 0.9
Nontronite Fe-rich clay 0.86
Amphibole Mg,Fe,Al silicate 0.16-0.69
Epidote Ca,Fe,Al silicate 31 0.25-0.31
Pyrite FeS2 47 0.3
Lepidocrocite γFeOOII 63 0.5-0.75, 0.69
Prochlorite mica-like mineral 0.157
Vermiculite complex silicate 0.152
Illite KlAl4(Si,Al)8O2O(OH)4 0.15
Bentonite complex silicate 0.058
Smectite complex silicate 0.05, 0.027
Chalcopyrite CuFeS2 30 0.03
Attapulgite complex silicate 0.02
Dolomite CaMg(CO3)2 0.011
Diamagnetic
Calcite CaCO3 -0.0048
Alkali-feldsfar Ca,Na,K,Al silicate -0.005
Plastic -0.005
Quartz SiO2 -0.0058
Organic matter -0.009
Water H2O -0.009
Halite NaCl -0.009
Kaolinite Al4Si4O10(OH)8 -0.019
(Dearing, 1999).

Tabel 3.Hasil pengukuran suseptibilitas magnetik sampel guano setelah dibandingkan


dengan literatur.

Nilai Mineral Magnetik


No. Sampel Kedalaman Suseptibilitas
(m) 10-6 m3 Kg-1
1 A1 0-0.05 0.174 biotite / amphibole
2 A2 0.1-0.15 0.178 biotite / amphibole
3 B1 0.25-0.3 0.224 biotite / amphibole
4 B2 0.3-0.35 0.203 biotite / amphibole
5 C1 0.45-0.5 0.189 biotite / amphibole
6 C2 0.5-0.55 0.167 biotite / amphibole
7 D 0.65-0.7 0.142 biotite
8 E1 0.75-0.8 0.16 biotite / amphibole
9 E2 0.8-0.85 0.119 biotite
10 F1 0.95-1 0.111 biotite
11 F2 1-1.05 0.123 biotite
12 G 1.15-1.2 0.137 biotite
53 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 10 No. 3, Pebruari 2013 (46 – 55)

0.25

Nilai suseptibilitas magnetik 10-6 m3 Kg-1


0.2

0.15

0.1

0.05

0
0.1-0.15
0.25-0.3
0.3-0.35
0.45-0.5
0.5-0.55
0.65-0.7
0.75-0.8
0.8-0.85

1.15-1.2
0-0.05

0.95-1
1-1.05
Kedalaman sampel (m)

Gambar 1.Grafik hubungan antara kedalaman sampel dengan nilai suseptibilitas


magnetik sampel.

Gambar 2. Grafik hasil uji XRD


Hasil pengukuran XRD (Gambar Fe, kalsium (Ca), kalium (K) dan unsur
2) menunjukkan bahwa sampel guano belerang (S), dimana tiga unsur yaitu
Gua Liang Besar pada sampel A1 fosfor (P), nitrogen (N), dan kalsium
mengandung banyak senyawa silicon (Ca) merupakan penyusun utama
oxide (O2Si), tribidium hydrogen guano. Pada guano Gua Liang Besar
bisulfate (HO8Rb3S2), berlinite (AlO4P), sampel B1, banyak mengandung silicon
titanium (III) nitride (NTi), picotpaulite oxide (O2Si). Selain mengandung
(Fe2S3Tl) dan mineral lainnya. Unsur berlinite (AlO4P), sampel B1 juga
yang terkandung didalamnya antara mengandung senyawa Brucite
lain unsur Al, fosfor (P), nitrogen (N), (MgH2O2) yang mengandung unsur
Pahmiansyah., dkk., Analisa Kandungan Mineral Guano dari Gua Liang Besar.............54

magnesium (Mg) yang juga merupakan in Sundaland: Quarternary


Science Reviews24, 2228-42
unsur yang terkandung dalam guano.
Begitu juga hasil sampel guano Gua Dearing, J. A. 1999. Environmental
Magnetic Susceptibility Using the
Liang Besar lainnya (sampel C1, D, E1,
Bartington MS2 System. British
F1 dan G), senyawanya didominasi Library Cataloging in Publication
Data
oleh silicon oxide (O2Si).
Distantina, S. Penanganan Bahan
Padat. S1 Teknik Kimia FT UNS.
KESIMPULAN
http://distantina.staff.uns.ac.id/files
Berdasarkan uji difraksi sinar X, /2009/08/1-cara-menentukan-
ukuran-partikel.pdf. Diakses
mineral yang terkandung dari guano
tanggal 30 Mei 2012
Gua Liang Besar adalah tribidium
Dunlop, D. & Ozdemir, O. 1997.Rock
hydrogen bisulfate (HO8Rb3S2), berlinite
Magnetism. Cambridge University
(AlO4P), titanium (III) nitride (NTi), Press, Cambridge
Heryanto, R. & Sanyoto, P. 1994. Peta
picotpaulite (Fe2S3Tl), Brucite (MgH2O2)
Geologi Lembar Amuntai,
dan mineral lainnya, namun didominasi Kalimantan. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi,
oleh silicon oxide (O2Si). Nilai
BandungPhase Relationn : A
suseptibilitas magnetik yang didapat Handbook of Physical Constants.
American Geological Union,
dari guano Gua Liang Besar berkisar
Washington
dari 0,111 x 10-6 m3 Kg-1 sampai 0,224
Hutchinson, G, E. 1950. Survey of
x 10-6 m3 Kg-1, mineral magnetik yang
Contemporary Knowledge of
terkandung pada guano Gua Liang Biogeochemistry.NewYork 96:
The Biogeochemistry of
Besar adalah biotite (Mg,Fe,Al silicate)
Vetrebrate Excretion, Bulletin of
0,05 x 10-6 m3 Kg-1 sampai 0.95 x 10- the American Museum of Natural
6 m3 History
Kg-1 dan amphibole (Mg,Fe,Al
silicate) 0,16 x 10-6 m3 Kg-1 sampai 0.69 Nickel, E. H. 1995.The definition of a
mineral. The Canadian
x 10-6 m3 Kg-1.Biotite dan amphibole
Mineralogist, vol. 33, pp. 689 -
tergolong ke dalam paramagnetic. 690.
http://www.minsocam.org/msa/ima
/ima98(04).pdf. Diakses pada
DAFTAR PUSTAKA
tanggal 6 Juni 2012
Beiser, A. 1987.Konsep Fisika Modern.
Erlangga, Jakarta
McClellan, G. H. & S. J. Van
Kauwenbergh. 1992. Relationship
Bird, M, I. Hunt & C, Taylor. 2005.
of mineralogyto sedimentary
Paleoenvironments of Insular
phosphaterock reactivity. In
Southeast Asia during the Last
Proceedings: Workshop on
Glacial Priod. A Savanna Corridor
Phosphate Sources for Acid Soils
55 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 10 No. 3, Pebruari 2013 (46 – 55)

in the Humid Tropicsof Asia. Sulistyo, J. 2008. Analisis Persebaran


Malaysian Society of Soil Science, Potensi Gua Karst di Kecamatan
KualaLumpur. p. 1 – 17 Giritontro Kabupaten Wonogiri
Untuk Usaha Konservasi
Qodari, M. T. 2010. Karakterisasi Kawasan Karst.Skripsi.Fakultas
Lempung Dari Daerah Geografi Universitas
Pagedangan Kec Turen Kab Muhammadiyah
Malang dan Daerah Getaan Kec Surakarta.http://etd.eprints.ums.ac
Pagelaran Kab Malang.Skripsi. .id/3058/1/E100000032.pdf.
Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Diakses pada tanggal 28 Mei
Teknologi Universitas Islam 2012
Negeri Malang
Suwarno & Idris, K. 2007.Potensi dan
Rifai H., T. Olintika, M. Novrilita & E. Kemungkinan Penggunaan Guano
Rahman. 2010. Konsistensi Sifat Secara Langsung Sebagai Pupuk
Magnetik Guano Dari Dua Goa di Indonesia. Departemen Ilmu
Kelela War di Kabupaten 50 Kota, Tanah dan Sumberdaya Lahan,
Sumatera Barat. Lazuardi dan M. Faperta, IPB, Bogor
Edisar, (Eds). Prosiding Seminar
dan Rapal Tahunan BKS-PTN Tauxe, L. 2002. Rock and
Wilayah Bara! ke-23 10 - II Mai Paleomagnetism. Scripps
2010 ISBN. 978-979-1222-94-5 Institution of Oceanografi
(Jilid 3) Cambridge University Press,
Sawitri D. & Astari R. R. 2010.Pengaruh Cambridge
Variasi Komposisi Pendinginan
Terhadap Karakteristik Magnet Tipler, P.A. 2001. Fisika untuk Sains
Barrium Ferrite. Jurusan Teknik dan Teknik Jilid 2.Edisi ke-
Fisika Fakultas Teknologi Industri 3Terjemahan Bambang
Institute Teknologi sepuluh Soegijono. Erlangga, Jakarta
November
Wurster, C, M. D, A, McFarlane & M, I,
Setyaningsih, M. 2011. Bird. 2007. Spatial and Temporal
Keanekaragaman Fauna Gua Expression ofVegetation and
Karst di Pangandaran Jawa Atmospheric Variabilityfrom Stable
Barat.Program Studi Pendidikan Carbon and Nitrogen Isotope
Biologi, Fakultas Keguruan dan Analysis of Bat Guano in The
Ilmu Pendidikan Universitas Southern United States:
Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, Geohimica et Cosmochimica Acta,
Jakarta. v, 71, p. 3302-3310, doi : 10.
http://lemlit.uhamka.ac.id/files/mak 1016/j. gca. 2007.05.002.
alah3maryanti.pdf. Diakses pada
tanggal 28 Mei 2012

Anda mungkin juga menyukai