Agustinus B.T. Prasetyo, Lintang P.S. Yuliadi, Sri Astuty, Donny J. Prihadi
Universitas Padjadjaran
Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari sampai maret 2017. Penelitian dilakukan untuk
menentukan kondisi tutupan terumbu karang dan bentuk pertumbuhan terumbu karang pada tipe substrat yang
berbeda, mengukur laju sedimentasi dan menganalisis keterkaitan tipe substrat dan laju sedimentasi dengan
kondisi tutupan terumbu karang di Perairan Pulau Panggang Taman Nasional Kepulauan Seribu. Metode
pengambilan data yang digunakan adalah metode survey. Parameter yang diamati yaitu parameter fisika –kimia
perairan seperti suhu berkisar antara 28,7 0 C – 30,02 0 C, kecerahan 3.7 m – 4 m, kecepatan arus permukaan
0,043 m/s – 0,116 m/s, laju sedimentasi 0.157 mg/cm2/hari - 1.1026 mg/cm2/hari, pH 7,3 – 7,6, oksigen terlarut
6,1 mg/l – 6,2 mg/l, salinitas 29,6 o/oo – 32,6 o/oo, nitrat 0,002 mg/l, ammonia 0,002 mg/l, posfat 0,047 mg/l –
0,051 mg/l dan laju sedimentasi berkisar antara 0.1573 hingga 1.1026 mg/cm2/hari. Tempat hidup terumbu
karang adalah substrat, seperti substrat lumpur (silt), patahan karang (rubble) dan pasir (sand). Terumbu karang
yang temukan di setiap tipe substrat adalah Coral Massive dan Coral Submassive, kondisi terumbu karang di
perairan Pulau Panggang berkisar antara 8.10 % sampai 27.20 % dapat dikategorikan kedalam kondisi buruk
hingga sedang.
Kata kunci : laju sedimentasi, pulau panggang, substrat, tutupan terumbu karang,
Abstract
This research was conducted on February 2017 to March 2017. This research had been done to
determine the condition of coral reef cover and the life form to different type of substrate and sediment rate with
the condition of coral cover at Panggang Island Waters in Kepulauan seribu National Park. Survey method was
used in this research. The parameters observed were physics-chemistry parameters such as temperature, ranging
from 28.7 0 C - 30.02 0 C, brightness from 3.7 m - 4 m, surface current velocity from 0.043 m / s - 0.116 m / s,
sedimentation rate from 0.157 mg / cm2 / day - 1.1026 mg / cm2 / day, pH 7.3 - 7.6, dissolved oxygen from 6.1
mg / l - 6.2 mg / l, salinity 29.6 o / oo - 32.6 o / oo , nitrate 0.002 mg / l, ammonia 0.002 mg / l, phosphate 0.047
mg / l - 0.051 mg / l and sedimentation rate ranged from 0.1573 to 1.1026 mg / cm2 / day. Coral reefs’ habitat
are substrates, such as silt substrates, rubble, and sand. Coral reefs found in each substrate types are Coral
Massive and Coral Submassive. Coral reefs condition in Panggang Island waters ranging from 8.10% to 27.20%
and can be categorized into bad to medium conditions.
1
Agustinus B.T. Prasetyo : Keterkaitan Tipe Substrat Dan Laju Sedimentasi ....
2
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. IX No. 2 /Desember 2018 (1-7)
3
Agustinus B.T. Prasetyo : Keterkaitan Tipe Substrat Dan Laju Sedimentasi ....
4
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. IX No. 2 /Desember 2018 (1-7)
Nilai ambang batas suatu perairan terjadinya eutrofikasi yang dapat merangsang
yang ditetapkan US-EPA (1973) untuk nitrat pertumbuhan fitoplankton dengan cepat
sebesar 0,07 mg/l. SK Menteri Lingkungan (blooming). Kadar posfat yang berlebih dan
Hidup menetapkan standar baku mutu senyawa nitrogen dapat menstimulir ledakan
nitrat untuk biota laut sebesar 0,008 mg/l. Chu pertumbuhan alga. Pada penelitian ini kadar
dalam Wardoyo (1982) mengemukakan bahwa posfat yang didapat adalah berkisar antara
kisaran kadar nitrat 0.3–0.9 mg/l cukup untuk 0.048 mg/l hingga 0.052 mg/l. Brotowidjoyo
pertumbuhan organisme dan > 3.5 mg/l dapat dalam Edward dan Tarigan (2003) bahwa
membahayakan perairan. Effendi dalam kadar posfat di perairan laut yang normal
Simanjuntak (2012) menyatakan kadar nitrat berkisar antara 0.00031-0.124 mg/L.
perairan > 0.2 mg/l dapat mengakibatkan
5
Agustinus B.T. Prasetyo : Keterkaitan Tipe Substrat Dan Laju Sedimentasi ....
Dari hasil yang didapatkan dilapangan, berat (life form) terumbu karang dari kelompok Non-
sedimen yang terendapkan di masing-masing Acropora, yaitu Coral Massive(CM) dan Coral
stasiun pengamatan berkisar antara 0.1573 – Submassive (CS). Kondisi terumbu karang di
1.1026 mg/cm2/hari. Berdasarkan perhitungan Stasiun 1 termasuk dalam kategori buruk
laju sedimentasi yang terukur diketahui pada dengan tutupan terumbu karang sebesar 8.10 %
stasiun 1 terdapat laju sedimentasi seberat (Gomez dan Yap 1988). Nybakken (1992)
1.1026 mg/cm2/hari ,sedangkan nilai pada menyatakan bahwa kondisi didalam goba atau
stasiun 2 laju sedimentasi yang didapat seberat lagoon untuk pertumbuhan terumbu karang
0.4130 mg/cm2/hari, dan pada stasiun 3 tidak sebaik dengan kondisi terumbu karang di
terdapat nilai laju sedimintasi seberat 0.157 luar goba atau lagoon, karena gelombang dan
mg/cm2/hari. sirkulasi tidak besar dan sedimentasi lebih
besar.
Pengaruh Tipe Substrat dan Laju Substrat pada Stasiun 2 yaitu substrat
Sedimentasi Terhadap Bentuk patahan karang (rubble). Bentuk pertumbuhan
Pertumbuhan Terumbu Karang (life form) yang ditemukan di Stasiun 2 dari
Berdasarkan pengamatan yang telah kelompok Acrophora yaitu Acropora
dilakukan, terdapat persentase tutupan terumbu Branching (ACB) dan dari kelompok Non-
karang disetiap kategori pencatatan Acropora yaitu Coral Massive (CM), Coral
pengambilan data penelitian pada kedalaman 4 Submassive (CS) dan Coral Foliose (CF).
meter di perairan Pulau Panggang. Substrat Patahan karang (rubble) merupakan media
pada Stasiun 1 yaitu berjenis lumpur (silt). hidup bagi larva karang untuk hidup dan
Pada Stasiun ini terdapat bentuk pertumbuhan berkembang menjadi terumbu karang
6
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. IX No. 2 /Desember 2018 (1-7)
(Richmond, 1997). Patahan karang (rubble) maka tutupan terumbu karang akan semakin
memiliki kalsium karbonat dari rangka karang rendah. Tidak hanya mampu mempengaruhi
mati sebelumnya di deteksi melalui lapisan laju pertumbuhan karang, sedimentasi juga
luar larva saat tahap penempelan pada substrat mampu mempengaruhi morfologi dari koloni
(Abrar, 2005). karang. Beberapa spesies dengan jaringan yang
Bentuk pertumbuhan terumbu karang tebal mampu memindahkan partikel dari
pada Stasiun 3 memiliki tipe substrat pasir permukaan tubuh dengan cara perpanjangan
(sand). Pada substrat pasir terdapat bentuk jaringan, pembentukan mukus atau pergerakan
pertumbuhan karang seperti Coral Massive silia spesies-spesies ini cukup toleran terhadap
(CM) dan Coral Submassive (CS). Substrat sedimen (Stafford-Smith and Ormond, 1992
pasir (sand) di duga memiliki kandungan dalam Fabricius 2005). Kemampuan karang
kalsium karbonat sedikit daripada kandungan mentoleransi sedimentasi sangat berbeda dari
yang terdapat di patahan karang yang berasal tiap spesies karang (Fabricius, 2005).
dari pelapukan maupun koloni karang.
Sehingga sedikit larva karang yang yang
SIMPULAN
mampu bertahan pada substrat tersebut, hal ini
Berdasarkan hasil penelitian dan
mempengaruhi proses metamorfosis pada
pembahasan dapat ditarik kesimpulan:
karang, pembentukan kalsium karbonat akan
dimulai dari bagian basal sampai bagian mulut
1. Kualitas perairan Pulau Panggang
dalam proses pembentukan polip pertama pada masih sesuai dengan baku mutu
karang (Richmond, 1997). kualitas air untuk biota laut, termasuk
Laju sedimentasi di Stasiun 1 perairan terumbu karang.
Pulau Panggang yaitu sebesar 1,1026 2. Kondisi terumbu karang di Pulau
mg/cm2/hari sehingga masuk kedalam kategori Panggang berdasarkan persentase tutupan
kecil hingga sedang, dan memiliki pengaruh karang yang berkisar antara 8,10 %
terhadap terumbu karang seperti mengurangi sampai 27,20 %, termasuk kedalam
kelimpahan dan kemungkinan adanya kategori buruk hingga sedang.
penurunan dalam peremajaan (Pastorok dan 3. Substrat dasar perairan berhubungan
Bilyard 1985). Terumbu karang di Stasiun 1, langsung terhadap bentuk pertumbuhan
terdapat 2 bentuk pertumbuhan karang (life karang. Substrat dasar patahan karang
form), yaitu Coral Massive dan Coral memperlihatkan bentuk pertumbuhan yang
Submassive. Tutupan terumbu karang di lebih beragam (kelompok Acrophora dan
Stasiun 1 yaitu sebesar 8,10 % masuk kedalam Non Acrophora). Coral Massive (CM) dan
kategori buruk. Laju sedimentasi Stasiun 2 dan Coral Submassive (CS) ditemukan di
3 yaitu sebesar 0,4130 mg/cm2/hari dan 0,1570 setiap jenis substrat (substrat pasir, substrat
mg/cm2/hari. Jika dikaitkan dengan tabel lumpur dan substrat patahan karang).
perkiraan dampak laju sedimentasi terhadap 4. Laju sedimentasi di Stasiun 1 perairan
komunitas terumbu karang, Stasiun 2 dan Pulau Panggang sebesar 1,1026
Stasiun 3 tidak termasuk kedalam kategori mg/cm2/hari, lebih tinggi dari stasiun 2
dampak laju sedimentasi terhadap terumbu dan Stasiun 3, dan tutupan terumbu karang
karang. Jadi, pada Stasiun 2 dan Stasiun 3 laju di stasiun 1 yaitu 8,10 %, lebih rendah dari
sedimentasi tidak memiliki pengaruh terhadap Stasiun 2 dan Stasiun 3.
terumbu karang.
Kecepatan arus pada Stasiun 1
merupakan kecepatan yang lambat sehingga DAFTAR PUSTAKA
banyak sedimen yang terendapkan, tetapi pada Adriman., A. Purbayanto., S. Budiharjo dan A.
Stasiun 3 terdapat sedikit sedimen diantara Damar. 2013. Pengaruh Sedimentasi
Stasiun lain karena kecepatan arus pada Terhadap Terumbu Karang di Kawasan
Stasiun 3 merupakan yang tinggi. Lokasi Konservasi Laut Daerah Bintan Timur
penelitian pada Stasiun 3 berada diantara Pulau Kepulauan Riau.Berkala Perikanan
Panggang dan Pulau Pramuka sehingga Terubuk, Vol. 41No. 1., Febuari 2013,
terdapat penyempitan luasan perairan yang hlm 90-101.
menyebabkan kecepatan arus meningkat. Edward, Tarigan, Z. 2003. Pemantauan kondisi
Pengaruh sedimentasi terhadap terumbu hidrologi diperairan Raha P. Muna,
karang yaitu apabila laju sedimentasi tinggi
7
Agustinus B.T. Prasetyo : Keterkaitan Tipe Substrat Dan Laju Sedimentasi ....
Sulawesi Tenggara Dalam Kaitannya Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut :Suatu
Dengan Kondisi Terumbu Karang. Pendekatan Ekologis.Penerbit
Makara, Sains, Vol. 7 (2): 73-82. PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Partini. 2009. Efek Sedimentasi Terhadap
Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Terumbu Karang Di Pantai Timur
Perairan. Yogyakarta: Kanisius. Kabupaten Bintan. Bogor : Pasca Sarjana,
Institut Pertanian Bogor.
English S. C.Wilkinsondan V.Baker. 1997.
Survey Manual for Tropical Marine Pastorok, R. A And Bilyard, G.R. 1985. Eiffect
Resources. Second edition. Australia. of Sewage Pollution On Coral Reef
Australian Institute of Marine Science. Communities. Tetra Tech, Inc., 11820
Townsville. Northup Way, Bellevue, Washington
98005. USA.
Fabricius K.E. 2005. Effects Of Terrestrial
Run Off on The Ecology of Coral And Pristiyanto, D. 2005. Taman Nasional menurut
Coral Reefs: Review and Synthesis. Ditjen PHKcA.
Marine Pollution Bulletin 50: 125-146. http://www.ditjenphka.go.id/kawasan/tn.p
hp.
Gomez, E. D. dan H. Yap. 1988. Monitoring
Reef Condition. Coral Reef Management Richmond, R.H. 1997. Reproduction and
Hand Book.Unesco RegionalOffice for recruitment in corals: critical links in the
Science and Technology for South East persistence of reef. In: Birkeland (Ed).
Asia. Jakarta. Life and Death of Coral Reefs. New
York: Chapman & Hall.
Guntur. 2011. Ekologi Karang Pada Terumbu
Buatan. Ghalia Indonesia. Jakarta. Wardoyo, S.T.H. 1982. Water Analysis
Manual Tropical Aquatic Biology
Josua L, Sukaya S.W dan Indah Riyanti. 2012. Program. Biotrop, SEAMEO. Bogor. 81
Pengaruh Kerapatan Mangrove Terhadap hal.
Laju Sedimen Transpor Di Pantai
Karangsong Kabupaten Indramayu.Jurnal
JPK Universitas Padjadjaran