2019
LAPORAN HASIL SURVEY
Pengamatan Ekosistem Terumbu Karang
Di Perairan Teluk Palu
i
LAPORAN HASIL SURVEY
Pengamatan Ekosistem Terumbu Karang
Di Perairan Teluk Palu
Tabel 2.1 Koordinat titik pengambilan data dan kondisi lingkungan penyelaman ........... 2-1
Tabel 2.2 Kelompok ikan karang yang menjadi target pengamatan ................................ 2-4
Tabel 3.1 Data Hasil Pengamatan Terumbu Karang di Perairan Pantai Teluk Palu. ...... 3-1
Tabel 3.2 Jumlah Individu Ikan Target Pengamatan ........................................................ 3-4
ii
LAPORAN HASIL SURVEY
Pengamatan Ekosistem Terumbu Karang
Di Perairan Teluk Palu
iii
LAPORAN HASIL SURVEY
Pengamatan Ekosistem Terumbu Karang
Di Perairan Teluk Palu
Terumbu karang adalah ekosistem khas daerah laut tropis hingga subtropis yang
terletak antara 30 derajat lintang utara dan selatan ekuator. Karang tumbuh dan
berkembang pada daerah yang relatif dangkal, hangat dan umumnya dekat dengan pantai.
Perairan jernih dengan penetrasi cahaya yang baik sangat diperlukan untuk menunjang
kelangsungan hidupnya, serta temperatur air laut antara 15 – 30oC dan salinitas air antara
30 – 35o/oo. Habitat hidup terumbu karang pada kedalaman antara 1 – 30 meter, namun
dapat juga ditemukan hingga kedalaman 50 meter, dengan gelombang atau ombak tidak
terlalu besar serta perbedaan tinggi pasang dan surut yang tidak terlalu jauh. Ekosistem
terumbu karang mempunyai produktivitas dan keanekaragaman jenis fauna yang tinggi.
Selain itu ekosistem terumbu karang merupakan tempat hidup, tempat mencari makan
(feeding ground), daerah asuhan (nursery ground) dan tempat memijah (spawning ground)
untuk berbagai biota laut antara lain jenis-jenis invertebrata dan ikan karang.
Terumbu karang terdiri atas polip-polip karang dan organisme-organisme kecil lain
yang hidup dalam koloni. Bila polip karang mati, ia meninggalkan struktur yang keras
membatu terdiri atas bahan mineral mengandung kalsium (limestone). Terumbu karang
dapat berfungsi sebagai pelindung (shelter) untuk berbagai fauna yang hidup di dalam
kompleks habitat terumbu karang ini seperti sponge (sponges), akar bahar, kima, berbagai
ikan hias, ikan kerapu (grouper), anemone, teripang, bintang laut, lobster (crustacea),
penyu laut, ular laut, siput laut, moluska dan lain-lain. Karakteristik yang paling mengemuka
dari ikan-ikan yang hidup di lingkungan habitat karang adalah keanekaragamannya dalam
hal jumlah spesies dan perbedaan morfologinya. Diperkirakan daerah Indo-Pasifik memiliki
ikan-ikan karang sebanyak 4000 spesies (sebesar 18% dari ikan laut), jenis ikan-ikan ini
hidup berasosiasi dengan habitat terumbu karang, dan angka perkiraan ini cenderung
meningkat dengan bertambahnya survei-survei eksplorasi daerah habitat karang baru yang
terus dilakukan.
1-1
LAPORAN HASIL SURVEY
Pengamatan Ekosistem Terumbu Karang
Di Perairan Teluk Palu
pemanfaatan sumberdaya yang berlebihan sehingga kondisi terumbu karang telah banyak
mengalami penurunan (Supriharyono, 2000). Pemantauan kondisi terumbu karang di 583
stasiun pengamatan, hasilnya Indonesia mempunyai 590 spesies terumbu karang yang
tersebar di hampir seluruh wilayah tanah air dan dengan persentase terumbu karang yang
dikelompokkan dalam kategori sangat baik sebesar 6,83%, baik 25,72%, sedang 36,87%
dan rusak 30,58%. Data ini menunjukkan bahwa terumbu karang Indonesia dalam kondisi
yang mengkhawatirkan dan ini dapat meminimalkan fungsi dan jasa ekosistem yang akan
berdampak terhadap keberadaan ikan karang dan biota laut lainnya (Suharsono, 2004).
Keberadaan terumbu karang sangat besar manfaatnya bagi organisme yang hidup pada
ekosistem ini, khususnya adalah komunitas ikan karang. Korelasi antara karang hidup
dengan komunitas ikan karang adalah terumbu karang menyediakan makanan untuk ikan,
tidak hanya untuk ikan pemakan karang tetapi juga untuk ikan pemangsa yang bergantung
pada karang hidup. Penurunan nilai tutupan karang menyebabkan suatu pengurangan
yang drastis pada keanekaragaman ikan karang, baik di area tertutup maupun di area
terbuka bagi penangkapan ikan (Tarigan dkk, 2009). Sebaliknya terumbu karang yang
sehat dapat meningkatkan persentase tutupan karang yang menjamin keberadaan ikan
karang dan mendukung keanekaragaman ikan karang (Jones et al., 2004).
Ikan karang adalah kelompok terbesar dari biota asosiasi terumbu karang. Ikan
karang menggunakan terumbu karang sebagai tempat untuk mencari makan, berlindung,
memijah dan tempat asuhan. Sebagai biota asosiasi, ikan karang akan merespon
perubahan kondisi yang terjadi pada ekosistem terumbu karang melalui perubahan
komunitasnya. Sehingga secara ekologis keberadaan ikan karang dapat dijadikan sebagai
salah satu parameter bioindikator untuk menilai kesehatan ekosistem terumbu karang.
1-2
LAPORAN HASIL SURVEY
Pengamatan Ekosistem Terumbu Karang
Di Perairan Teluk Palu
2.1 LOKASI
Lokasi pengambilan data ekosistem terumbu karang adalah perairan Pantai Teluk
Palu, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Stasiun pengamatan atau lokasi pengambilan data
sebanyak tiga titik stasiun; yaitu T1, T2 dan T3. Stasiun T1 dan T2 terletak disisi sebelah
timur pantai Kota Palu, sedangkan stasiun T3 disisi sebelah barat. Koordinat titik
pengambilan data dan kondisi lingkungan penyelaman dapat dilihat pada Tabel 2.1
sebagai berikut.
Tabel 2.1 Koordinat titik pengambilan data dan kondisi lingkungan penyelaman
ID T1 T2 T3
Location Kampung Nelayan Kampung Nelayan Swiss Bell
Coordinated S 0°51'34.72" 0°51'44.93" 0°52'30.87"
E 119°52'42.92" 119°52'40.22" 119°50'12.16"
Date 31/10/2019 31/10/2019 01/11/2019
Time WITA 06.36 07.51 06.54
Dive Time Min 20 30 27
Depth Max 6,1 20,2 7,9
Depth Avg 4,1 9,7 4,2
Visibility m 10 15 0,3
Temperature °C 29 29 29
Diver 1 P. Diffi Samuel P. Diffi Samuel P. Diffi Samuel
2 Andi H.P Andi H.P Andi H.P
3 Deddy Sulaiman Deddy Sulaiman Hamid
Titik stasiun pengamatan adalah di wilayah perairan Teluk Palu dengan kawasan
perkotaan yang padat dengan berbagai aktifitas di darat yang sangat beragam. Peta lokasi
pengambilan data dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini.
2-1
LAPORAN HASIL SURVEY
Pengamatan Ekosistem Terumbu Karang
Di Perairan Teluk Palu
2.2 METODE
Pengamatan ekosistem terumbu karang dalam kegiatan ini menggunakan metode
Line Intersept Transect (LIT) atau tansek garis dengan panjang 30 meter. Pengamatan
dilakukan dengan mengidentifikasi bentuk pertumbuhan karang yang berada dalam transek
garis, kemudian dihitung besar persentase kategori dan tutupan karangnya (English, et
al.1994). Cara pencatatan koloni karang dengan metode transek garis dapat dilihat pada
Gambar 2.2. Adapun materi dalam pengambilan data ekosistem terumbu karang ini
adalah:
1. Menghitung persentase tutupan karang hidup di dalam transek garis
2. Menentukan status kondisi karang hasil pengamatan di dalam transek garis
3. Menghitung jumlah dan jenis ikan karang yang tercatat dalam transek
Gambar 2.2 Cara pencatatan data koloni karang dengan metode transek garis (LIT)
2-2
LAPORAN HASIL SURVEY
Pengamatan Ekosistem Terumbu Karang
Di Perairan Teluk Palu
Metode ini merupakan gabungan dari dua teknik yaitu, penghitungan dan monitoring
ikan. Pertama, teknik untuk mendeteksi perbedaan kumpulan ikan karang di area yang
berbeda dengan menggunakan kategori kelimpahan. Dan yang kedua adalah tehnik
menghitung ikan individu (English, et al.1994). Prosedur dari metode coral reef visual
sensus adalah:
2-3
LAPORAN HASIL SURVEY
Pengamatan Ekosistem Terumbu Karang
Di Perairan Teluk Palu
Analisa data persentase tutupan karang (Coral Reef Percent Cover), antara lain
sebagai berikut :
1. Persentase tutupan terumbu karang hidup, yang dihitung menggunakan persamaan
sebagai berikut (English, et al. 1994):
2. Secara umum, baik buruknya kondisi terumbu karang ditentukan oleh tinggi rendahnya
nilai persentase tutupan karang hidupnya. Penentuan kondisi status terumbu karang
menurut Australian Institut of Marine Science yaitu:
Kategori terumbu karang hancur/rusak (0 – 24,9%)
Kategori terumbu karang sedang (25 – 49,9%)
Kategori terumbu karang baik (50 – 74,9%)
Kategori terumbu karang sangat baik (75 – 100%)
Penentuan jenis ikan dibantu dengan buku panduan identifikasi ikan karangan
Kuiter (1992) dan Masuda & Allen (1987) dan beberapa buku ikan karang karya Allen
(2000); Allen and Steene (1996); Allen et.al. (2003); Froese and Pauly (2000); Randall
et.al. (1997). Pencatatan jenis ikan berdasarkan kelompok fungsional (functional
group) yang dipercaya mempunyai fungsi ekologi yang menentukan bagi
kelangsungan hidup ekosistem terumbu karang. Kelompok ikan fungsional tersebut
ada dalam masing-masing kelompok ikan karang yaitu: karnivora, herbivora, dan
koralivora. Ikan target pengamatan yang dicatat dalam kegiatan monitoring ini tersaji
pada Tabel 2.2.
Kategori/kelompok Famili
Coralivor Chaetodontidae
Herbivor Siganidae
Scaridae
Acanthuridae
2-4
LAPORAN HASIL SURVEY
Pengamatan Ekosistem Terumbu Karang
Di Perairan Teluk Palu
Kategori/kelompok Famili
Karnivor Serranidae
Lutjanidae
Lethrinidae
Haemulidae
Spesies ikan langka, Semua jenis ikan yang terancam, termasuk
terancam dan semua jenis pari dan hiu, serta penyu.
dilindungi
2-5
LAPORAN HASIL SURVEY
Pengamatan Ekosistem Terumbu Karang
Di Perairan Teluk Palu
Tabel 3.1 Data Hasil Pengamatan Terumbu Karang di Perairan Pantai Teluk Palu.
3-1
LAPORAN HASIL SURVEY
Pengamatan Ekosistem Terumbu Karang
Di Perairan Teluk Palu
Data diatas menunjukkan bahwa persentase tutupan karang (Hard coral) hidup
sebesar 8,4% pada stasiun T1 dan 7,8% pada stasiun T2, hal tersebut menggambarkan
bahwa tutupan karang yang ada di perairan pantai Teluk Palu berada pada kondisi
rusak/hancur (0 – 24,9%). Untuk terumbu karang yang mati (Death coral) sebesar (T1)
29,0% dan (T2) 22,8%. Tutupan substrat dasar perairan di lokasi pengambilan data pada
stasiun T1 dan T2 di dominasi oleh komponen abiotic berupa batu dan endapan lumpur
yaitu sebesar (T1) 41,9% dan (T2) 48,7%. Faktor penyebab kondisi dasar perairan yang
seperti tersebut perlu pengkajian lebih lanjut. Namun demikian asumsi awal dapat
dinyatakan bahwa kondisi tersebut adalah akibat dari peristiwa gelombang besar atau
tsunami yang terjadi pada tahun 2018. Faktor lain adalah adanya muara sungai besar yaitu
Sungai Palu yang setiap hari membawa sejumlah besar lumpur dan sedimen ke wilayah
perairan serta faktor-faktor lingkungan di sekitar pantai seperti aktifitas manusia baik
industri, pariwisata, pemukiman maupun aktifitas nelayan. Biota lain-lain (Other biota)
mempunyai persentase sebesar (T1) 7,8% dan (T2) 8,0% serta Algae sebesar (T1) 13,0%
dan (T2) 12,7%. Besarnya persentase alga di perairan ini cukup tinggi, nilai tersebut
normal terjadi pada perairan yang dekat dengan pemukiman atau muara sungai yang
mendapat banyak masukan limbah atau bahan organik terlarut kedalam badan air. Grafik
persentase kondisi substrat dasar pada ekosistem terumbu karang di lokasi pengamatan
dapat dilihat pada Gambar 3.1.
3-2
LAPORAN HASIL SURVEY
Pengamatan Ekosistem Terumbu Karang
Di Perairan Teluk Palu
Terumbu Karang
60.00
48.690
50.00
41.860
40.00
Persentase
28.960
30.00
22.810
12.970
20.00
8.430 12.690 8.00
10.00 7.780 7.780
.00
Hard Coral Death Coral Algae Other Biota Abiotic
Kategori
T1 T2
Gambar 3.1 Grafik persentase kondisi substrat dasar pada ekosistem terumbu karang di
lokasi pengamatan (a) T1; (b) T2
3-3
LAPORAN HASIL SURVEY
Pengamatan Ekosistem Terumbu Karang
Di Perairan Teluk Palu
bergantung pada spesies karang dimana lebih dari 80% makanannya bersumber dari
organisme karang (Cole, et al. 2008).
Kajian ikan karang dilakukan dengan mengidentifikasi dan menghitung jumlah relatif
dari family ikan kelompok fungsional yang diwakili oleh beberapa family seperti tersebut
diatas. Metode sampling untuk ikan karang dilakukan secara visual dengan metode belt
transek. Dimana satu belt transek sepanjang 30 meter. Transek 30 m dibuat sejajar tubir
atau garis pantai, dengan pengamatan 2,5 m sebelah kiri dan kanan garis transek. Luas
pengamatan tiap transek 30 x (2 x 2,5m) = 150 meter persegi. Hasil pengamatan
menunjukan beberapa family ikan karang yang terbagi dalam 8 kelompok/family ikan target
dan kelompok ikan lainnya sepeti terlihat pada Tabel 3.2 dibawah ini:
Jumlah Individu
No Jenis (Family)
T1 T2 T3
Kelompok Ikan Herbivora
1 Acanthuridae (Surgeonfish) 1 0 0
2 Scaridae (Parrotfishes) 0 0 0
3 Siganidae (Rabbitfishes) 0 0 0
Kelompok Ikan Karnivora
4 Lethrinidae (Emperor Bream) 0 2 0
5 Haemulidae (Sweetlips) 1 0 0
6 Serranidae (Groupers) 2 1 0
7 Lutjanidae (Snappers) 4 3 0
Kelompok Ikan Koralivora
8 Chaetodontidae (Butterflyfishes) 5 4 0
Total Jumlah Individu 13 10 0
Hasil pengamatan ikan karang yang dilakukan di Perairan Teluk Palu, pada stasiun
T1 ditemukan 1 individu ikan herbivora dari family Achanturidae (1 individu). Jumlah
individu yang termasuk ke dalam kelompok karnivora sebanyak 7 individu, yaitu 1 individu
dari family Haemulidae, 2 individu dari family Serranidae dan 4 individu dari family
Lutjanidae. Pada stasiun T2, tidak ditemukan individu ikan herbivora. Jumlah individu yang
termasuk ke dalam kelompok karnivora sebanyak 6 individu, yaitu 2 individu dari family
Lethrinidae, 1 individu dari family Serranidae dan 3 individu dari family Lutjanidae. Berikut
adalah grafik jumlah individu ikan target hasil pengamatan di perairan Teluk Palu (Gambar
3.2).
3-4
LAPORAN HASIL SURVEY
Pengamatan Ekosistem Terumbu Karang
Di Perairan Teluk Palu
Ikan Indikator
Chaetodontidae (Butterflyfishes)
Lutjanidae (Snappers)
Serranidae (Groupers)
Haemulidae (Sweetlips)
Lethrinidae (Emperor Bream)
Siganidae (Rabbitfishes)
Scaridae (Parrotfishes)
Acanthuridae (Surgeonfish)
0 1 2 3 4 5 6
Jumlah Individu T1 Jumlah Individu T2
3-5
LAPORAN HASIL SURVEY
Pengamatan Ekosistem Terumbu Karang
Di Perairan Teluk Palu
3-6