PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(kegiatan mahasiswa terstruktur) dengan beban 5 sks (1 sks setara 120 jam)
ketertarikan mahasiswa.
dan mendapatkan pengalaman kerja. PKL juga merupakan salah satu sarana
yang telah dijelaskan pada Petunjuk Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang (PKL)
Praktek Kerja Lapang (PKL) juga merupakan salah satu upaya dalam
merupakan sarana penting untuk pengembangan diri dalam dunia kerja yang
satwa liar di setiap perusahaan pengepul dan pengedar yang berada di Sulawesi
Selatan. Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL) yang dimaksud adalah ikan
1
dilindungi oleh Undang – undang dan termasuk dalam daftar appendiks CITES.
melalui PP No. 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa
mangrove. Hutan mangrove adalah hutan yang berada di daerah tepi pantai yang
dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pengolahan data tentang ekosistem
berguna dalam perwujudan pola kerja yang akan dihadapi nantinya dalam
lingkungan pekerjaan.
2
B. Tujuan
1. Tujuan Akademik
Praktik Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan untuk memenuhi salah satu
syarat kelulusan Sarjana (S1) Departemen Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan
2. Tujuan Institusional
Praktek Kerja Lapang (PKL) ini bertujuan untuk memahami kondisi suatu
kerja.
3. Tujuan Keilmuan
Praktik Kerja Lapang ini dilakukan pada 2 instansi. Tujuan keilmuan adalah
untuk:
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari Praktek Kerja Lapang (PKL) di BKSDA yaitu: melakukan
citra satelit seperti melakukan georefencing, digitasi citra, dan layout peta serta
3
membantu kegiatan lain di LAPAN seperti melakukan digitasi software lahan
membantu dalam membuat album peta seperti melakukan laminating peta, dan
4
II. KEADAAN UMUM INSTANSI
Balai Besar KSDA Sul – Sel merupakan pengggabungan dari 2 UPT pusat
setingkat Eselon III di Provinsi Sulawesi Selatan yaitu Balai KSDA Sulawesi
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis KSDA. Tabel 1 berikut
5
Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan dalam menetapkan sasaran kinerja,
juga merupakan upaya untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan
Masyarakat”
pengelolaan SDAH dan Ekosistemnya, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai
oleh Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan untuk jangka menengah adalah
sebagai berikut :
6
peningkatan kapasitas SDM, pemanfaatan pengelolaan data
pemanfaatan (ISO);
pengecualian.
konservasi:
di kawasan konservasi;
7
2. Penyebarluasan informasi/ promosi dalam rangka menarik investor
konservasi.
setiap tahunnya;
tahunnya;
8
a. Meningkatkan kesadaran dan peran serta para pihak dalam
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Konservasi Sumber Daya Alam
pada gambar 1:
9
b. Seksi Konservasi Wilayah II berkedudukan di Malili.
10
STRUKTUR ORGANISASI
BALAI BESAR KSDA SULAWESI SELATAN
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.8/MenhIk/Setjen/OTL.0/1/2016
Kasie Pemanfaatan & Kasie Perlindungan, Kepala SKW I Kepala SKW II Kepala SKW III Kepala SKW IV
Pelayanan Pengawetan & Perpetaan Ir. Alias Nur Alam, S. Hut Ir. Lahuddin, MM Faat Rudhianto, S,Hut., MSi
Edy Santoso, S.Hut, MSi Yusry M., S. Tp
11
Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam
B. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
yang mendekati realtime dilakukan direct receiving data dari satelit. Stasiun
Bumi Lapan saat ini melakukan tracking, akuisisi, dan perekaman data satelit
meliputi seluruh wilayah Indonesia, diperlukan suatu lokasi yang dapat meliput
mengirimkan data dengan cepat ke data center atau bank data yang ada di Pusat
1993. Letak stasiun ini berada di tepi kota Parepare, sekitar 155 km sebelah
Tahun 1995, dibangun Sistem penerimaan dan perekaman data untuk satelit
JERS-1. Satelit ini membawa sensor SAR dan optik. Tahun 2001, Stasiun Bumi
12
melaksanakan : Penerimaan, Perekaman, dan Pengelolaan Data satelit serta
distribusi dan pelayanan teknis pemanfaatan data satelit Indraja untuk wilayah
berubah namanya menjadi UPT Balai Penginderaan Jauh Parepare Data satelit
yang direkam adalah data SPOT4 dan Modis (Aqua dan Terra). Pada saat itu
Stasiun Bumi tersebut menerima data satelit SPOT2, LANDSAT-5, ERS-1, dan
ERS-2.
NPP.
penginderaan jauh;
Visi dan misi merupakan panduan yang memberikan pandangan dan arah
kedepan sebagai dasar acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam
mencapai sasaran atau target yang ditetapkan. Dalam menjalankan tugas dan
fungsinya Balai Penginderaan Jauh LAPAN Parepare berpatokan pada visi dan
kondisi real di lapangan sehingga visi dan misi tersebut dapat dijadikan dasar
13
dari setiap tujuan dan sasaran untuk melaksanakan setiap program di lingkungan
penginderaan jauh”.
sistem stasiun bumi dan Bank Data Penginderaan Jauh, serta meningkatkan
jauh.
operasional penerimaan data satelit penginderaan jauh dan diseminasi data serta
penginderaan jauh.
14
b) Melaksanakan pengembangan dan operasional sistem produksi dan
nasional.
terbaru.
2. Struktur Organisasi
jawabnya dipimpin oleh seorang kepala LAPAN yang dibawahi langsung oleh
bagian yaitu inspektorat dan sekretariat umum. Dalam melaksanakan tugas dan
Teknologi Dirgantara.
Tiga deputi tersebut memiliki tugas dan fungsi masing-masing. Deputi Bidang
Inderaja memiliki tugas sebagai pusat pengolahan data dan sebagai pusat
15
Kepala Balai Penginderaan
Jauh Parepare
S.T.A. Munawar, B. Eng
Kelompok Jabatan
Fungsional
Tugas pokok:
16
antar instansi dan mengarahkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan
fungsi-fungsi:
pelayanannya.
di lingkungan LAPAN
Kewenangan:
makro
17
dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya, penginderaan jarak
pengembangan sistem stasiun bumi, produksi data dan sistem pengolahan data.
adalah kegiatan utama yang dilakukan secara kontinu. Kegiatan ini tidak memiliki
pernah berhenti walaupun dalam hari libur dan hari raya. Dalam kegiatan ini
seluruh staff di Balai Penginderaan Jauh terlibat dalam proses perekaman dan
distribusi data dari satelit sampai dengan dikirim ke Bank Data Penginderaan
Jauh Pekayon.
pengembangan Stasiun Bumi, Produksi Data dan Pengolahan Data. Kegiatan ini
operasional yang sudah ada. Selain itu kegiatan ini dilakukan agar seluruh
bersifat permanen.
18
d. Training dan Bimtek Penginderaan Jauh Di Lingkungan Pemerintah
Daerah.
19
III. RANGKAIAN KERJA
Konservasi Sumber daya Alam Sulawesi Selatan pada tanggal 20 Juni-29 Juli
sarana dan prasarana serta staf bagian kantor, melakukan pemeriksaan stok
karang hias yang ingin di edarkan oleh perusahaan seperti yang terlampir pada
gambar 21 dan gambar 23, membuat materi dalam bentuk power point untuk
Energi Air (IPEA) di TWA Lejja oleh masyarakat desa Bulu E yang terlampir pada
gambar 25.
sarana dan prasarana serta staf bagian yang dibimbing oleh karyawan/pekerja,
membantu penerimaan kunjungan dari berbagai instansi baik dari dinas setempat
20
ataupun mahasiswa dari berbagai jenis kampus yang ada, biasanya bantuan
peta – peta dari kabupaten, biasanya bantuan dilakukan berupa digitasi software
pada lahan sawah menggunakan aplikasi Arcgis 10.3 yang terlampir pada
gambar 28,melakukan laminating peta yang terlampir pada gambar 30, dan
Kegiatan keilmuan yang dilakukan selama PKL yaitu mengacu pada tema
PKL di Balai Besar KSDA diantaranya adalah melakukan BAP (Berita Acara
merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh Balai Besar KSDA selaku
Napoleon Wrasse harus sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Kegiatan BAP
dilakukan dengan cara memantau secara langsung stok ikan di perusahaan yang
akan mengedarkan ikan Napoleon Wrasse seperti yang terlampir pada gambar
ikan.
21
Penangkapan ikan oleh CV UDIN JAYA memiliki Izin dari Balai Besar
tentang Izin Penangkapan Satwa Liar Jenis Ikan Napoleon Wrasse yang berlaku
dari tanggal 15 Februari 2016 hingga 31 Desember 2016. Jumlah kuota tangkap
CV. Udin Jaya pada tahun 2016 adalah sebanyak 100 ekor ikan. Hingga saat ini
nelayan yang menangkap ikan tersebut dengan menggunakan jaring yang aman
bagi habitat biota laut, lokasi penangkapan ikan Napoleon yang dilakukan
yang ditangkap oleh para nelayan dibeli dengan Rp. 300.000/ekor ikan. Hasil
penampungan.
kepulauan Tanakeke, pulau Bauluang, dan pulau Satanga. Adapun yang menjadi
22
mangrove. Berikut langkah – langkah dalam pembuatan peta luas kawasan
hutan mangrove:
b) Kemudian melakukan Add Data . Hal ini dilakukan untuk memanggil data
pada folder “pilih new klik shapefile” seperti pada gambar 4 berikut;
23
d) Setelah itu akan muncul tampilan seperti pada gambar 5, memberi nama
24
f) Untuk melakukan digitasi maka terlebih dahulu mengaktifkan menu editing
dengan cara mengklik editor pada layar dan memilih “star editing” seperti
g) Setelah proses digitasi citra selesai maka hasilnya akan terlihat seperti pada
gambar 8;
25
h) Selanjutnya adalah melakukan Klasifikasi pada citra yang telah di digitasi yaitu
i) Maka akan muncul tabel seperti gambar 10. Melakukan klasifikasi sesuai
26
j) Selanjutnya adalah menambah luasan lahan yang telah diklasifikasi yaitu
dengan memilih Table Option – Add Field seperti pada gambar 11 berikut;
k) Memberi nama pada kolom nama seperti pada gambar 12, dan mengubah
27
l) Untuk mendapatkan nilai pada luas lahan maka dilakukan Calculate
Geometry yaitu dengan mengklik kanan pada kolom Luasan dan memilih
m) Pada kolom Calculate Geometry, memilih Area untuk kolom property, dan
Coordiinate System wgs 1984, kemudian memilih ok. Untuk lebih jelasnya
28
n) Setelah itu, nilai pada kolom Luas akan muncul seperti pada gambar 15
berikut;
o) Selanjutnya adalah memberikan warna pada citra yang telah di digitasi sesuai
29
p) Selanjutnya adalah membuat layout peta yaitu dengan memilih Layout view
pada bagian pojok kiri bawah citra. Maka akan ditampilkan mode Layout
teks, gambar, maka memilih Insert – setelah itu mengatur sesuai posisinya
30
r) Selanjutnya adalah menambahkan grid peta yaitu dengan mengklik kanan
pada citra – memilih properties – New Grid seperti yang terlihat pada
gambar 19 berikut;
s) Untuk menyimpan peta dalam bentuk gambar, maka memilih File – Export
Map. dan memilih folder penyimpanan yang diingankan seperti pada gambar
20 berikut;
31
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Sumber Daya Alam dan Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional, maka dapat
1. Aspek Akademik
Praktik Kerja Lapang telah dilaksanakan selama 600 jam pada 2 instansi.
Alokasi waktu ini telah memenuhi syarat untuk Ilmu kelautan penyelesaian studi
Hasanuddin.
2. Aspek Institusional/Fungsional
bahwa :
Pemanfaatan Energi Air (IPEA) di TWA Lejja oleh masyarakat desa Bulu
E.
32
2. Aspek Keilmuan
bahwa :
ditangkap, ukuran bobot ikan yang ditangkap, serta tujuan pengiriman ikan.
B. Saran
33