Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Taman Nasional Baluran merupakan kawasan Konservasi Sumberdaya Alam,
yang berarti di dalam kawasan Taman Nasional Baluran terdapat pengelolaan
sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana, untuk
menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Kawasan TN Baluran
terletak di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Propinsi Jawa Timur
dengan batas-batas wilayah sebelah utara Selat Madura, sebelah timur Selat Bali,
sebelah selatan Sungai Bajulmati, Desa Wonorejo dan sebelah barat Sungai
Klokoran, Desa Sumberanyar. Luas Wilayah 12.000 Ha, zona rimba seluas 5.537
ha (perairan = 1.063 Ha dan daratan = 4.574 Ha), zona pemanfaatan intensif
dengan luas 800 Ha, zona pemanfaatan khusus dengan luas 5.780 Ha, dan zona
rehabilitasi seluas 783 Ha. Sedangkan dari segi pengelolaan kawasan TN Baluran
dibagi menjadi dua Seksi Pengelolaan Taman Nasional, yaitu: Seksi Pengelolaan
Taman Nasional Wilayah I Bekol, meliputi Resort Bama, Lempuyang dan
Perengan, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Karangtekok meliputi
Resort Watu Numpuk, Labuhan Merak dan Bitakol. Tujuan pembangunan
konservasi sumberdaya alam yaitu mengusahakan terwujudnya kelestarian
sumberdaya alam hayati serta keseimbangan ekosistemnya, sehingga dapat lebih
mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan
manusia.
Taman Nasional Baluran memiliki potensi keanekaragaman hayati yang cukup
tinggi baik flora, fauna maupun ekosistemnya, termasuk keindahan panorama
alamnya. Ditinjau dari status kawasan. Taman Nasional Baluran memiliki 3
fungsi utama yaitu (1) fungsi Perlindungan sistem penyangga kehidupan, (2)
Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa dan (3) Pemanfaatan
secara lestari Sumber Daya Alam Hayati (SDAH) beserta ekosistemnya, yang
dapat dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, budaya, rekreasi dan pariwisata. Maka dari itu tujuan
pengelolaan kawasan Taman Nasional Baluran adalah melestarikan SDAH dan

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 1
ekosistemnya agar dapat memenuhi fungsinya (3P) secara optimal. Sasaran utama
pengelolaan Taman Nasional Baluran adalah SDAH, ekosistem dan kawasannya.
Tingginya potensi keanekaragaman hayati dan indahnya panorama alam Baluran,
merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan, baik wisatawan mancanegara
maupun wisatawan nusantara untuk mengunjungi dan menikmatinya.

Gambar : Peta letak Taman Nasional Baluran

Taman Nasional Baluran sebagai salah satu kawasan konservasi yang


didalamnya memiliki berbagai macam flora dan fauna dan ekosistem memiliki
beragam manfaat baik manfaat bersifat tangible (dalam pemanfaatan skala
terbatas) maupun manfaat yang bersifat intangible, berupa produk jasa
lingkungan, seperti udara bersih dan pemandangan alam. Kedua manfaat tersebut
berada pada suaturuang dan waktu yang sama, sehingga diperlukan suatu bentuk
kebijakan yang mampu mengatur pengalokasian sumberdaya dalam kaitannya

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 2
dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat dengan tetap memperhatikan daya
dukung lingkungan dan aspek sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.
Taman Nasional Baluran memiliki beberapa obyek dan daya tarik wisata alam
yang cukup beragam, terdiri dari kombinasi berbagai bentang alam mulai dari
ekosistem laut hingga pegunungan, savana, dan keanekaragaman jenis satwa dan
tumbuhan. Beberapa daerah di Taman Nasional Baluran yang sering dikunjungi
wisatawan dan masyarakat untuk berbagai keperluan terutama yang dimanfaatkan
sebagai daerah tujuan wisata antara lain: Gua Jepang, Curah Tangis, Sumur Tua,
Evergreen Forest, Bekol, Bama, Manting, Dermaga, Kramat, Kajang, Balanan,
Lempuyang, Talpat, Kacip, Bilik, Sejileh, Teluk Air Tawar, Batu Numpuk,
Pandean, dan Candi Bang. Adapun wisatawan yang berkunjung ke Taman
Nasional Baluran meliputi wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara.
Dari berbagai obyek wisata yang ada di Taman Nasional Baluran sebagian telah
dikembangkan menjadi produk wisata, antara lain Gua Jepang, Curah Tangis,
Visitor Centre, Candi Bang, Savana Semiang, Savana Bekol, Evergreen Forest
Bekol, dan Pantai Bama.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran lokasi pengamatan di kawasan taman nasional baluran?
2. Bagaimana tipe vegetasi di Taman Nasional Baluran ?
3. Apa sajakah jenis flora dan fauna di Taman Nasional Baluran ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui gambaran lokasi pengamatan di kawasan taman nasional
baluran.
2. Untuk Mengetahui tipe vegetasi di Taman Nasional Baluran.
3. Untuk Mengetahui jenis flora dan fauna di Taman Nasional Baluran.

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 3
BAB II

PEMBAHASAN
A. Lokasi Pengamatan

Taman Nasional Baluran terletak di ujung timur pulau jawa sebelah utara di
batasi oleh Selat Madura, sebelah timur oleh Selat Bali dan bagian selatan sampai
barat berturut-turut di batasi oleh Dusun Pandean, Desa Wonorejo, Sungai
Bajulmati, Sungai Klokeren , Sungai Karangtekok dan Desa Sumberwaru. Secara
geografis taman nasional baluran ini terletak antara 7 29’10” sampai 7 55’55’ LS
dan 114 29’20” sampai 114 39’10”BT.
Luas Taman Nasional Baluran, berdasarkan surat penunjukan Menteri
pertanian tanggal 6 maret 1980 seluas 25000 ha. Sedangkan berdasarkan
keputusan dirjen perlindungan hutan dan pelestarian alam no: 51/kpta/DJ.VI/87
tanggal 12 desember 1987 luasnya menjadi 28750 ha.
Taman nasional Baluran memiliki iklim muson dengan musim kemarau
panjang. Musim hujan terjadi pada bulan desember sampai april sedangkan
musim kemarau jatuh pada bulan mei sampai Nopember.
Menurut Smith dan Ferguson Taman Nasional Baluran termasuk dalam kelas
curah hujan tipe G dengan perhitungannya sebagai berikut :

DATA CURAH HUJAN PERBULAN 5 TAHUN TERAKHIR SITUBONDO TAHUN 2005-2009 :

Thn Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

2005 - - - - - - - - - - - -

2006 Kec. 224 227 193 65 - - - - - - - 709


Banyu
2007 putih 8 160 353 85 - - - - - - - -

2008 149 597 38 38 - - - - - - 35 227

2009 55 36 61 46 127 - - - - - 6 41

Perhitungan Iklim menurut Mohr :


Perhitungan Bulan Kering : 10+9+9+7+12 / 5 = 9,4

 Jadi termasuk daerah sangat kering dengan bulan kering lebih dari 6 (enam)
bulan kering.

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 4
Perhitungan Bulan Basah : 1+3+2+4 / 5 = 2
Rasio Q : 9,4 / 2 x 100 = 470

 Jadi iklim di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo ( letak kawasan


nasional baluran )dalam klsifikasi iklim Mohr termasuk dalam kategori G
(sangat kering) dengan Rasio Q = > 300 - ≤ 700 %

B. Pengamatan Hutan dan pantai


a) Pembagian Zona Hutan
Taman Nasional Baluran merupakan satu kawasan alam yang
dilestarikan dengan memiliki ekosistem asli yang dikelola dengan sistem
zonasi yang nantinya dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, dan salah satu objek tujuan wisata, serta tempat rekreasi. Sistem
zonasi yang dimaksud diatas bahwa taman nasional baluran dipergunakan
untuk memberi batas dalam pengelolaan sebagai taman nasional. Untuk itu
sebuah kawasan taman nasional baluran terdiri dari empat zona.
a. Zona inti (satuary zone) adalah wilayah mutlak yang harus dilindungi
agar tidak terjadi sesuatu perubahan yang disebabkan oleh aktifitas
manusia yang telah memiliki kriteria sebagai berikut :
 Mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya
 Mewakili formasi biota tertentu dan unit-unit penyusunnya.
 Mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli
atau belum diganggu manusia.
 Mempunyai luas yang cukup dan bentuk tertentu agar menunjang
pengelolaan yang efektif dan menjamin berlangsungnya proses ekologi
scara alami.
 Mempunyai ciri khas potensiny dan merupakan contoh keberadaannya
memerlukan upaya konservasi.
 Mempunyai komunitas tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
yang langka atau keneradaannya yang terancam punah.
b. Zona Rimba ( wildmens Zone ) adalah wilayah yang melindungi zona inti
karena dalam zona inti tidak diperbolehkan mendirikan bangunan fisik
yang bentuknya permanen. Yang telah memiliki kriteria sebagai berikut :

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 5
 Kawasan yang ditetapkan mampu mendukung upaya perkembangan
dari jenis satwa yang perlu dilakukan upaya konserfasi.
 Memiliki keanekaragaman jenis yang mampu menyangga kelestarian
zona inti dan zona pemanfaatan.
 Merupakan tempat tinggal bagi jenis satwa migran tertentu.
c. Zona Pemanfaatan ( Intensive Zone ) adalah wilayah yang khusus bagi
pengembangan obyek wisata alam, sebagai sarana dan prasarana
dibolehkan unntuk zona ini, namun dengan peraturan-peratutran yang telah
diterapkan, supaya keutuhan dan keaslian tetap terjaga sebagai taman
nasional.
Kriteria zona pemanfaatan :
 Mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa, atau berupa
formasi ekosistem tertentu serta formasi geologinya yang indah dan
unik.
 Mempunyai luas yang yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi
dan daya tarik untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi alam.
 Kondisi lingkungan uang mendukung upaya pengembangan pariwisata
alam.
d. Zona Penyangga ( Buffer Zone ) adalah suatu wilayah yang dijadikan
sebagai benteng untuk melindungi kawasan taman nasional secara
keseluruhan.
b) Luas Masing-masing zona.
Luas taman nasional baluran berdasarkan surat penunjukan menteri
pertanian tanggal 6 maret 1980 seluas 25.000 ha, dalam pengelolaannya
taman nasional baluran memiliki 4 zona yang masing-masing zonanya
menempati luas yang berbeda :
 Zona inti ( satuary zone ) memiliki luas 17.063 ha.
 Zona rimba ( wildmens zone ) memiliki luas 5.200 ha.
 Zona pemanfaatan ( intensive zone ) memiliki luas 687 ha.
 Zona penyangga ( buffer zone ) memiliki luas 5.800 ha.
c) Fungsi masing-masing zona
Sebagaimana telah diketahui bahwa Taman Nasional Baluran
merupakaan salah satu objek alam yang difungsikan sebagai kawasan
Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 6
pelestarian alam karena taman ini memiliki potensi dan kegunaan yang
dapat menciptakan rasa cinta kepada alam maka perlu dibudidayakan
karena memiliki fungsi sebagai berikut :
 Fungsi Zone Inti
Zone ini memiliki fungsi yaitu digunakan untuk penelitian dan
pengembangan yang menunjang pemanfaatan. Disamping itu juga
berfungsi sebagai ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kegiatan
penunjang budidaya.
 Fungsi Zone Rimba
Zone ini memiliki fungsi yaitu sebagai pelindung dari jenis satwa yang
ada. Termasuk juga jenis-jenis tumbuhan serta digunakan untuk ilmu
pengetahuan dan pendidikan.
 Fungsi Zone Pemanfaatan
Pada zone ini digunakan untuk tempat pari wisata alam dan rekreasi,
penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan.
 Fungsi zona penyangga
Zona penyangga memiliki fungsi yaitu melindungi segenap komponen-
kompoinen yang ada diu kawasan taman nasional baluran secara
keseluruhan.
C. Tipe Vegetasi Kawasan Taman Nasional Baluran
Banyak orang menyebut Taman Nasional Baluran adalah miniatur hutan
Indonesia karena hampir semua tipe hutan terdapat di Taman Nasional Baluran.
Mulai dari hutan hujan tropis pegunungan sampai gugusan terumbu karang yang
tersebar dari Pantai Bama di Timur wilayah Baluran sampai pantai Bilik di
sebelah Utara wilayah Baluran. Dan yang paling khas dari wilayah ini adalah
hamparan savana yang luasnya menutupi kurang lebih 40% wilayah Baluran.
Keberagaman tipe hutan inilah yang membuat banyak peneliti dan akademisi
tertarik untuk melakukan penelitian maupun study wisata.
1. Hutan Tropis Pantai
Pantai Baluran terdiri dari pasir hitam, putih, batu pantai yang hitam
kecil, atau lereng karang, tergantung daerahnya. Vegetasi pantai yang tumbuh
adalah formasi Baringtonia yang berkembang baik (antara Pandean dan
Tanjung Candibang, di Labuan Merak), pandan (Pandanus tectorius) di

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 7
Tanjung Bendi, Pemphis acidula di Air Karang, Acrophora, Porites lutea,
Serioptophora histerix dan Stylophora sp.

Vegetasi pantai merupakan kelompok tumbuhan yang menempati


daerah intertidal mulai dari daerah pasang surut hingga daerah di bagian dalam
pulau atau daratan dimana masih terdapat pengaruh laut. Hutan pantai
merupakan jalur hijau daerah pantai yang mempunyai fungsi ekologis dan
sosial ekonomi. Secara fisik hutan pantai mampu memecah energi angin air
laut sehingga bermanfaat sebagai buffer zone dari bencana alam tsunami
maupun fungsi penyangga. Selain itu optimalisasi pemanfaatan lahan pantai
dengan vegetasi tanaman tahunan diharapkan dapat memberikan kontribusi
yang nyata terhadap pengurangan dampak pemanasan global.
Daerah pantai merupakan daerah perbatasan antara ekosistem laut dan
ekosistem darat. Karena hempasan gelombang dan hembusan angin maka
pasir dari pantai membentuk gundukan ke arah darat. Setelah gundukan pasir
itu biasanya terdapat hutan yang dinamakan hutan pantai. Tumbahan pada
hutan pantai cukup beragam. Tumbuhan tersebut bergerombol membentuk
unit-unit tertentu sesuai dengan habitatnya. Suatu unit vegetasi yang terbentuk
karena habitatnya disebut formasi. Setiap formasi diberi nama sesuai dengan
spesies tumbuhan yang paling dominan.

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 8
Berdasarkan susunan vegetasinya, ekosistem hutan pantai dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu formasi Pres-Caprae dan formasi Baringtonia.
a. Formasi Pres-Caprae
Pada formasi ini, tumbuhan yang dominan adalah Ipomeea pres-
caprae, tumbuhan lainnya adalah Vigna, Spinifex littoreus (rumput angin),
Canavalia maritime, Euphorbia atoto, Pandanus tectorius (pandan),
Crinum asiaticum (bakung), Scaevola frutescens (babakoan).
b. Formasi Baringtonia
Vegetasi dominan adalah pohon Baringtonia (butun), tumbuhan
lainnya adalah Callophylum inophylum (nyamplung), Erythrina,
Hernandia, Hibiscus tiliaceus (waru laut), Terminalia catapa (ketapang).
2. Hutan Mangrove dan Rawa Asin
Tipe hutan ini terdapat di daerah pantai Utara dan Timur kawasan
Taman Nasional Baluran, seperti di Bilik, Lambuyan, Mesigit, Tanjung
Sedano dan di Kelor. Mangrove pendek yang tumbuh dengan agak baik di
atas lumpur, terdapat di Kelor dan Bilik yang dikuasai oleh kayu api
(Avicenia sp), Bogen (Sonneratia spp), Bakau-bakauan (Rhizopra spp),
cantigi (Ceriops tagal) serta Rhizopora apiculata. Rawa asin yang hampir
gundul yang berasal dari hutan mangrove yang ditebang habis, terdapat di
Utara Pandean, Mesigit, Sebelah Barat Bilik dan beberapa tempat lainnya.
Beberapa pohon kecil yang tumbuh di sini antara lain Avicennia sp dan
Lumitzera racemosa tetapi tidak terdapat tumbuhan bawah.

Hutan bakau/mangrove banyak ditemukan di sepanjang pantai yang


landai di daerah tropik dan subtropik. Tumbuhan yang dominan adalah

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 9
pohon bakau (Rhizophora sp), sehingga nama lainnya adalah hutan bakau,
selain pohon bakau ditemukan pula pohon Kayu Api (Avicennia).
Ciri-ciri:
1. Kadar garam air dan tanahnya tinggi.
2. Kadar O2 air dan tanahaya rendah.
3. Saat air pasang, lingkungannya banjir, saat air surut lingkungannya
becek dan berlumpur.
Dengan kondisi kadar garam tinggi, menyebabkan tumbuhan bakau
sukar menyerap air meskipun lingkungan sekitar banyak air, keadaan ini
dikenal dengan nama kekeringan fisiologis. Untuk menyesuaikan dengan
lingkungan tersebut tumbuhan bakau memiliki dedaunan yang tebal dan
kaku, berlapiskan kutikula sehingga dapat mencegah terjadinya penguapan
yang terlalu besar.
Untuk menyesuaikan diri dengan kadar O2 rendah, tumbuhan bakau
memiliki akar nafas yang berfungsi menyerap O2 langsung dari udara. Agar
individu baru tidak dihanyutkan oleh arus air akibat adanya pasang naik dan
pasang surut terutama pada bakau kita dapati suatu fenomena yang dikenal
dengan nama VIVIPARI yang artinya adalah berkecambahnya biji selagi biji
masih terdapat dalam buah, belum tanggal dari pohon induknya, dapat
membentuk akar yang kadang-kadang dapat mencapai 1 meter panjangnya.
Jika biji yang sudah berkecambah tadi lepas dari pohon induknya maka
dengan akar yang panjang tersebut dapat menancap cukup dalam di dalam
lumpur, sehingga tidak akan terganggu dengan arus air yang terjadi pada
gerakan pasang dan surut.
3. Hutan Payau
Hutan payau sangat disukai satwa liar, karena tersedianya air tawar
sepanjang tahun. Hutan payau yang terbesar terdapat di Sungai Kepuh
sebelah Tenggara dan daerah lebih kecil di Popongan, Kelor, Bama di bagian
Timur dan Gatal di bagian Barat Laut. Vegetasi yang ada disini adalah
Malengan (Excoecaria agallocha), Manting (Syzygium polyanthum), dan
poh-pohan (Buchanania arborescens).

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 10
4. Sabana
Sabana merupakan hasil dari disklimaks atau penyimpangan dari hutan
tropis yang akhirnya menjadi sabana. Adanya kebakaran dipengaruhi oleh
aktivitas manusia ini akhirnya mempengaruhi terbentuknya sabana. Sabana
ini dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu sabana datar dan sabana
bergelombang. Sabana datar ; tumbuh diatas tanah hitam alluvial muda yang
berbatu-batu seluas sekitar 1.500 - 2.000 ha di bagian Tenggara suaka, yaitu
sekitar Plalangan dan Bekol.

Bioma sabana adalah padang rumput dengan diselingi oleh gerombolan


pepohonan. Berdasarkan jenis tumbuhan yang menyusunnya, sabana
dibedakan menjadi dua, yaitu sabana murni dan sabana campuran.
 Sabana murni : bila pohon-pohon yang menyusunnya hanya terdiri
atas satu jenis tumbuhan saja.
 Sabana campuran : bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari
campuran berjenis-jenis pohon.
Di taman nasional baluran termasuk sabana murni karena pohon-pohon
yaitu akasia.

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 11
5. Hutan Hujan Pegunungan
Terletak di Gunung Baluran sampai pada ketinggian 1200 m di atas
permukaan laut. Merupakan hutan yang masih sangat perawan karena
aksesibilitasnya yang sangat susah. wilayah ini mempunyai peran penting
sebagai daerah tangkapan air. Sumber air yang keluar di wilayah Baluran
mempunyai peran vital sebagai sumber air minum bagi satwa, terutama
ketika memasuki musim kemarau.

6. Hutan Musim
Hutan musim yang terdapat di Baluran dapat dipisahkan ke dalam 2
kelompok, yaitu hutan musim dataran rendah dan hutan musim dataran
tinggi. Hutan musim dataran rendah luasnya sekitar 1.500 ha yang berbatasan
dengan hutan jati, evergreen forest, dan savana Bekol serta savana Kramat.
Sedangkan hutan musim dataran tinggi terdapat di lereng gunung Baluran,
Gunung Klosot dan Gunung Periuk.

Pohon-pohonnya tahan dari kekeringan dan termasuk tumbuhan


tropofit, artinya mampu beradaptasi terhadap keadaan kering dan keadaan

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 12
basah pada saat musim kemarau (kering), daunnya meranggas, sebaliknya
saat musim hujan, daunnya lebat. Hutan musim biasa diberi nama sesuai
dengan tumbuhan yang dominan, misalnya: hutan jati, hutan angsana.

7. Padang Lamun
Formasi padang lamun di Taman Nasional Baluran tersebar pada
pantai-pantai dengan kelerengan landai dan tidak memiliki gelombang air
yang terlalu ekstrim. Pantai-pantai itu antara lain terdapat di sekitar pantai
Bama, Kajang, Balanan, Lempuyang terus ke arah barat sampai ke Pantai
Bilik-Sijile dan Air Karang. Formasi Lamun ini banyak yang dimanfaatkan
oleh masyarakat untuk mencari ikan, karena lokasinya yang berdekatan
dengan hutan mangrove, formasi ini Lamun menyediakan hasil laut yang
berlimpah, salah satunya yang bernilai ekonomis tinggi yaitu bandeng
(Chanos chanos), cumi-cumi dan lain sebagainya.

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 13
D. Jenis Flora dan Fauna Kawasan Taman Nasional Baluran

1. Jenis – Jenis Flora Kawasan Taman Nasional Baluran

Jenis flora yang ada di kawasan taman nasional baluran antara lain :

No. Scientific Nane Local Name Family


1 3 4 5
Abelmoschus
1 - MALVACEAE
ficulneus
2 Abrus precatoriusSaga manis (Jav) LEGUMINOSAE
3 Abutilon crispum Cemplak(Jav) MALVACEAE
4 Abutilon indicium Cemplak(Jav) MALVACEAE
5 Acacia Arabica Lamtoro LEGUMINOSAE
Acacia
6 Pilang(Jav),Opelan(Mdr) LEGUMINOSAE
leucophloea
7 Acacia tomentosa Klampis(Jav) LEGUMINOSAE
8 Acalypha indica Rumput blg2(Mal),Sangkep EUPHORBIACEAE
Acalypha
9 Kimangsi (Sund) EUPHORBIACEAE
paniculata
Acalypha
10 Kimangsi (Sund) EUPHORBIACEAE
wilkesiana
Acanthus
11 Daruju(J), Jaruju ACANTHACEAE
ilicifolius
Achyranthes
12 Jarongan, daun sengketan(jav) AMARANTHACEAE
aspera
Adenanthera
13 Segawe((Jav) LEGUMINOSAE
microsperma
Adenanthera
14 Segawe sabrang (Jav) LEGUMINOSAE
pavonina
Adenia
15 - PASSIFLORACEAE
heterophylla
Aegiceras
16 Duduk agung,Truntung(Jav) MYRSINACEAE
corniculatum
Aegiceras
17 - MYRSINACEAE
floridum
18 Aegle marmelos Mojo(Jav) RUTACEAE
Durenan
19 Aglaia argentea MELIACEAE
Kesemeg,Sido(Jav),Bangsal
Aglaia
20 Pancal kidang(Jav),Garcina MELIACEAE
odoratissima
Aglaonema
21 - ARACEAE
simplex
Albizia
22 Kedinding(Jav),Tekik LEGUMINOSAE
lebbekioides
23 Albizia procera Wangkal,Weru(Jav),Saban LEGUMINOSAE
24 Alchornea rugosa Kancilan,Mentulan(Jav) EUPHORBIACEAE
Alerites
25 Kemiri (Mdr),Miri (Jav) EUPHORBIACEAE
moluccana
Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 14
26 Allophyllus cobbe Cukilan(Jav) SAPINDACEAE
27 Alpina sp. Bamban MARANTACEAE
Alstonia
28 Balung,Ilat2 (jav) APOCYNACEAE
spectabilis
Alysicarpus
29 Cemaraan LEGUMINOSAE
rugosus
Alysicarpus
30 Brobos (Jav) LEGUMINOSAE
vaginalis
Andrachne
31 - EUPHORBIACEAE
australis
32 Antidesma bunius Huni,Wuni (Jav) EUPHORBIACEAE
Antidesma
33 Kewalot,Wuni sepet(Jav) EUPHORBIACEAE
ghaesembilla
Antigonon
34 Air mata pengantin(Mal)
leptopus
Amaranthus
35 Bayam duri, Bayem eri (Jav) AMARANTHACEAE
spinosus
Anomianthus
36 Kalak asu,Kalak mantang(jav) ANNONACEAE
auritus
Aphanamixic
37 Pancal kidang,Padang(J),Riauw MELIACEAE
grandifolia
38 Apluda mutica Merakan(Jav),Kerapas GRAMINEAE
39 Ardisia humilis Lempeni,Rumpeni(Jav) MYRSINACEAE
Arthropteris
40 - POLYPODIACEAE
oblitera
Arundinella
41 Lamuran GRAMINEAE
setosa
Asparagus
42 Songga langit (Jav) LILIACEAE
racemosus
43 Asplenium nidus Paku pandan(Mal) POLYPODIACEAE
Asystasia
44 Daun Moreto, Cili Utan (Mol) ACANTHACEAE
nemorum
45 Atlantia trimera - RUTACEAE
46 Avicennia alba Api2,Ros2an (Jav) VERBENACEAE
47 Avicennia marina Api2 (Jav) VERBENACEAE
Azadirachta
48 Mimbo(Jav) MELIACEAE
indica
Azima
49 Sok doy SALVADORACEAE
sarmentosa
50 Bambusa vulgarisPring gading (Jav) GRAMINEAE
Barringtonia
51 Penggung, Songgom(Jav) LECYTHIACEAE
racemosa
52 Bauhinia hirsuta Kendayakan putih(Jav) LEGUMINOSAE
53 Begonia teriifolia - BEGONIACEAE
Benincasa
54 Baligo (Jav) CUCURBITACEAE
hispida
55 Bidens biternata - COMPOSITAE
56 Biophytum - USCALIDACEAE

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 15
petersianum
Boehmeria
57 - URTICACEAE
zollingeriana
Borassus
58 Taal,Lontar(Jav) PALMAE
flabellifer
59 Borreria setiolens- RUBIACEAE
60 Borreria stricta - RUBIACEAE
Bothriochloa
61 - GRAMINEAE
modesta
Brachiaria
62 Klonjono air GRAMINEAE
mutica
Brachiaria
63 - GRAMINEAE
ramose
Brachiaria
64 Brabasab,Rayapan(jav) GRAMINEAE
reptans
65 Brachiaria sp. - GRAMINEAE
Gamer(Sund), Imar(Jav),
66 Breynia cernua EUPHORBIACEAE
Ilang2an
67 Bridelia ovata - EUPHORBIACEAE
68 Bridelia stipularisTokoto EUPHORBIACEAE
Bruguiera
69 Tanjang,Tanjang sukun(Jav) RHIZOPHORACEAE
cylindrica
Buchanania Popohan(jav),Reungas
70 ANACARDIACEAE
arborescens manuk(sund)
Butea
71 Plasa(Jav) LEGUMINOSAE
monosperma
Caesalpinia
72 Klengkeng,Kutuk(Jav),Englor LEGUMINOSAE
crista
Caesalpinia
73 - LEGUMINOSAE
digyna
74 Calamus sp. Rotan(Mal) PALMAE
75 Calanthe ceciliae Kalante ungu (Mal) ORCHIDACEAE
Calophyllum
76 Nyamplung (Jav) GUTTIFERAE
inophyllum
Calotropis
77 Widuri(jav),Saduri ASCLEPIADACEAE
gigantea
Canthospermum
78 Salur puma LEGUMINOSAE
scarabaevides
Capillipidium
79 - GRAMINEAE
parviflorum
Capparis
80 Tledung,Klidung,Kencuran(jav)CAPPARIDACEAE
micracantha
81 Capparis sepiaria- CAPPARIDACEAE
Cardiopteris
82 - ICACINACEAE
javanica
Cardiospermum
83 Parenan(Jav),Paria gng(Sun) SAPINDACEAE
halicacabum
Carrex
84 Tekik CYPERACEAE
rafflesiana
Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 16
85 Carrexbaccans Empritan (Jav) CYPERACEAE
86 Caryota mitis Genduru(Jav), Kandodor PALMAE
87 Cassia alata Ketepeng kebo(Jav),Acong2an LEGUMINOSAE
88 Cassia fistula Tengguli(Jav),Kelobor LEGUMINOSAE
Cassytha
89 Tali utrid(Mal),Mas semasan LAURACEAE
filiformis
90 Cayratia trifolia Galing (Jav) VITACEAE
Celastrus
91 Sila (Jav) CELASTRACEAE
paniculatus
92 Celtis wightii Kayu Tai,Menjalinan(Jav) ULMACEAE
93 Ceriops decandra Tingi(Jav) RHIZOPHORACEAE
94 Ceriops tagal Tinggi,Tingi(Jav) RHIZOPHORACEAE
95 Chloris barbata Suket cakar ayam(Jav),Ressat GRAMINEAE
Chloris
96 Putihan GRAMINEAE
dolichostachya
Chasalia
97 Ki kores wungu(Sund) RUBIACEAE
curviflora
Chromolaena
98 Kerik COMPOSITAE
odorata
99 Cissus discolor Deres, mirah (Jav) VITACEAE
100 Cissus diffusa - VITACEAE

No.Scientific Nane Local Name Family


1 3 4 5
Cissus
101 Patah tulang(Mal),Tikel balung VITACEAE
quadrangula
Cleidien
102 Berasan EUPHORBIACEAE
spiciflorum
Clematis
103 - RANUNCULACEAE
vitalba
104Cleome viscosaAncang2,Tembeking(jav) CAPPARIDACEAE
Clerodendrum
105 Kembang bugang (Jav) VERBENACEAE
inerme
Clerodendrum
106 Sagunggu(Jav),Pngr tosek(md) VERBENACEAE
serratum
Clerodendrum
107 - VERBENACEAE
speciosissimum
Clitoria
108 Kembang Telang(Jav) LEGUMINOSAE
ternatea
Corchorus
109 Gedangan,Jengotan(Jav),Talpo TILIACEAE
aestuans
Corchorus
110 Ganja hutan TILIACEAE
oblitorius
Coccinia
111 Papasan,Boluteke (Jav) CUCURBITACEAE
cordifolia
112Coccinia - CUCURBITACEAE

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 17
grandis
Colubrina
113 Paria laut(Mal) RHAMNACEAE
asiatica
Commelina
114 Brambangan, Grogos (Jav) COMMELINACEAE
diffusa
Commelina
115 Geworan,Petungan(Jav) COMMELINACEAE
paleata
116Commelina sp. - COMMELINACEAE
Cordia
117 - BORAGINACEAE
monoica
118Cordia obligua Kendal (Jav) BORAGINACEAE
119Cordia sp. - BORAGINACEAE
120Corypha utan Gebang(Jav) PALMAE
121Crataeva sp. Sampal wadak(jav),Pluncing CAPPARIDACEAE
Crinum
122 Bakung LILIACEAE
asiaticum
Crotalaria
123 Orok2(Jav) LEGUMINOSAE
calycina
Crotalaria
124 Orok2(Jav) LEGUMINOSAE
juncea
Crotalaria
125 Orok2(Jav),Injing2 LEGUMINOSAE
myserensis
Crotalaria
126 Orok2(Jav) LEGUMINOSAE
prostata
Curcuma
127 Temu ireng (Jav) ZINGIBERACEAE
aeruginosa
Cynodon
128 Grintingan,Grinting(Jav) GRAMINEAE
arcuatus
Cyperus
129 Belatan CYPERACEAE
javanicus
130Cyperus iria - CYPERACEAE
Cyperus
131 Teki (Jav), Mota (Mdr) CYPERACEAE
rotundus
132Cyperus sp. I - CYPERACEAE
133Cyperus sp. II - CYPERACEAE
Cyanotis
134 - COMMELINACEAE
cristata
Cyanotis
135 - COMMELINACEAE
phlonoides
Cyrtococcum
136 - GRAMINEAE
patens
Dactyloctenium
137 Katelan(Jav),Rebha kartuut(md) GRAMINEAE
aegyptium
Deeringia
138 Bayam bsr,Bayam phn(mal) AMARANTHACEAE
amaranthoides
139Delonix regia Flamboyan (Mal) LEGUMINOSAE
Dendrocalamus
140 - GRAMINEAE
sp.

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 18
Dendrophtoe
141 Kemadean(Jav) LORANTHACEAE
falcata
Desmodium
142 - LEGUMINOSAE
dichotomum
Desmodium
143 Rendetan,Waliketupa(Jav) LEGUMINOSAE
gangeticum
Desmodium
144 Deleyan,Suket Jareman(Jav) LEGUMINOSAE
heterophyllum
Desmodium
145 - LEGUMINOSAE
laxiflorum
Desmodium
146 - LEGUMINOSAE
motorium
Desmodium
147 Olok2,Picisan(Jav) LEGUMINOSAE
pulchellum
Desmodium
148 Blanak,Gudean(Jav),Kunyilek LEGUMINOSAE
umbellatum
Desmodium
149 - LEGUMINOSAE
zonatum
Desmos
150 Salur, Kalak ANNONACEAE
chinensis
Dianella
151 Tengu2an LILIACEAE
ensifolia
Dichanthium
152 Lamuran putih GRAMINEAE
caricosum
Dichrostachys
153 Pung,Pereng,Preng LEGUMINOSAE
cinerea
Dicliptera
154 Lantepan ACANTHACEAE
canescens
Digitaria
155 Jelemparan(Jav),Potejan(Mdr) GRAMINEAE
adscendens
Digitaria
156 Kelitikan GRAMINEAE
remota
Dillenia
157 Junti DILLENIACEAE
obovata
Dillenia
158 Sempu (Jav),Sompor(Mdr) DILLENIACEAE
pentagyna
Dinochloa
159 Pring Kadalan(Jav) GRAMINEAE
scandens
Dioscorea
160 Gadung (Sund,Jav) DIOSCOREACEAE
hispida
Diospyros
161 Budeng (Jav) EBENACEAE
maritime
Diospyros Widoro
162 EBENACEAE
montana gng(Jav),Bilangan(Mdr)
Diplachne
163 - GRAMINEAE
fusca
Dregea
164 - ASCLEPIADACEAE
volubilis
165Dolichandrone Kayu jaran, kay Pelok(jav) BIGNONIACEAE

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 19
spathaceae
166Doodia dives - POLYPODIACEAE
Dryopteris
167 - POLYPODIACEAE
rufescens
168Drypetes ovalis Berasan(Jav),Pancal Kijang EUPHORBIACEAE
Echinichloa
169 Tuton,Watuton(Jav) GRAMINEAE
colonum
170Elatostema sp. - URTICACEAE
171Eleusine indica S.Celulang(Jav),R.Kartuut(Mdr)GRAMINEAE
Eleutheranthera
172 Telep (Jav) COMPOSITAE
ruderalis
Elsholtzia
173 - LABIATAE
pubescens
Emblica
174 Kemloko(Jav),Malaka(Sund) EUPHORBIACEAE
officinalis
Entada
175 Bentoh(Jav) LEGUMINOSAE
phaseoloides
Eragrostis
176 Emprit2an,Pekingan(Jav) GRAMINEAE
amabilis
Erechthis
177 Lingko (Jav) COMPOSITAE
valerianifolia
Erioglossum
178 Kalayu(Jav) SAPINDACEAE
rubiginosum
Erythrina
179 Dadap(Jav),Kelorwono LEGUMINOSAE
eudophylla
Erythrina
180 Dadap laut(Jav) LEGUMINOSAE
variegata
Eugenia
181 Resep(Jav),Haritsuet alas MYRTACEAE
jamboloides
182Eulalia amaura - GRAMINEAE
Euphorbia
183 - EUPHORBIACEAE
pruniflora
184Euphorbia hirta Kukon2,Patikan(Jav) EUPHORBIACEAE
Euphorbia
185 - EUPHORBIACEAE
hypericifolia
Evolvulus
186 - CONVOLVULACEAE
alsinoides
Excoecaria
187 Malangan,Kapal,Menengan(Ja) EUPHORBIACEAE
agallocha
Exocarpus
188 Cendana semut,Kencuran SANTALACEAE
latifolius
189Ficus fistulosa Lo Gunung,Wilodo(Jav) MORACEAE
Ficus
190 Weringin MORACEAE
microcarpa
191Ficus Montana Awar2 (Jav) MORACEAE
192Ficus racemosa Allo MORACEAE
193Ficus septica Awar2(Jav) MORACEAE
194Ficus superba Jerakah Lulu,Krasak(Jav) MORACEAE

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 20
195Ficus variegata Gondang,Gondang ijo(Jav) MORACEAE
Fimbristylis
196 Relha komis CYPERACEAE
dichotoma
Fimbristylis
197 - CYPERACEAE
ovata
Flacourtia
198 Landep,Saradan(Jav),Rukem FLACOURTIACEAE
indica
Flagellaria
199 Owar(Sund),Wowo(Jav) FLAGELLARIACEAE
indica
200Forrestia mollisMuksor hutan COMMELINACEAE

No. Scientific Nane Local Name Family


1 3 4 5
Ganophyllum
201 Dongdong las an,Mangir(Jav) SAPINDACEAE
falcatum
202 Garcinia balica Mundu alas, ropoh (Jav) GUTTIFERAE
Keloncing,Klayu,Niyu,Wiyu(ja
203 Garuga floribunda BURSERACEAE
v)
Gironniera
204 Tekek,Wulungan(Jav) ULMACEAE
cuspidata
205 Glinus lotoides Rayapan AIZOACEAE
Glochidion
206 Kalangmain EUPHORBIACEAE
glabrum
Glochidion
207 Dempul,Lamer(Jav) EUPHORBIACEAE
rubrum
Glochidion
208 Dempul,Lamer,Cabuk(Jav) EUPHORBIACEAE
zeylanicum
209 Glochidion sp. - EUPHORBIACEAE
Dongkel sungsang (Jav),Panco
210 Gloriosa superba LILIACEAE
warno
Gomphostemma
211 Jintenan,Glimpung(Jav) LABIATAE
phlomoides
Gomphrena
212 Adas2an(jav),Gundul(jav) AMARANTHACEAE
globosa
213 Grewia eriocarpa Talok(Jav) TILIACEAE
214 Grewia multiflora - TILIACEAE
215 Guettarda speciosa Ketapang ketek(Jav)Pelasa RUBIACEAE
Gynura
216 - COMPOSITAE
crepidioides
Hackelochloa
217 - GRAMINEAE
granularis
218 Halopegia blumei Jelantir,Lemungsir MARANTACEAE
219 Helicteres isora Jelumpang,Dlumpang(J),Ules2 STERCULIACEAE
Heliotropium
220 - BORAGINACEAE
scabrum
221 Hernandia peltata Bengkak, Brendala (Jav) HERNANDIACEAE

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 21
Heteropogon
222 Merakan(Jav),Lamuran merah GRAMINEAE
contortus
Heteropogon
223 Bajangan GRAMINEAE
insignis
Hibiscus
224 Cemplak(Jav) MALVACEAE
penduriformis
225 Hibiscus tiliaceus Waru,Warulaut(Jav) MALVACEAE
Homalium
226 Nia(Mal),Glingsem FLACOURTIACEAE
foetidum
Homalium
227 Dlingsem,Gelingsem(Jav) FLACOURTIACEAE
tomentosum
228 Hoya diversifolia Kapalan (jav) ASCLEPIADACEAE
Hybanthus
229 - VIOLACEAE
suffruticosus
Indigofera
230 Tarum(Sund) LEGUMINOSAE
glandulosa
231 Indigofera hirsuta Tontoman(Jav) LEGUMINOSAE
232 Indigofera linifoliaDedekan(Jav) LEGUMINOSAE
Indigofera
233 - LEGUMINOSAE
trifoliate
234 Indigofera trita - LEGUMINOSAE
235 Indigofera coletea - LEGUMINOSAE
Imperata
236 Alang2(Jav) GRAMINEAE
cylindrica
CONVOLVULACEA
237 Ipomoea eriocarpa -
E
CONVOLVULACEA
238 Ipomoea fistulosa -
E
Ipomoea CONVOLVULACEA
239 -
heterophylla E
CONVOLVULACEA
240 Ipomoea Maxima Kacuping
E
CONVOLVULACEA
241 Ipomoea Obscura Tingkel,Malingan(Jav)
E
Ipomoea pes- CONVOLVULACEA
242 Gamet (Jav)
tigridis E
Ipomoea pes- CONVOLVULACEA
243 Tang katang (Mdr)
caprae E
CONVOLVULACEA
244 Ipomoea Plebeia -
E
CONVOLVULACEA
245 Ipomoea Sp. Kangkung ht,katang2 ht (Mdr)
E
Ipomoea CONVOLVULACEA
246 -
trichosperma E
Ischaemum
247 - GRAMINEAE
barbatum
Ischaemum
248 Suket Resap,Apring2an(Jav) GRAMINEAE
muticum
249 Jasminum funale Melati(Mal) OLEACEAE
Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 22
250 Jatropha curcas Jawa udge,Jawa gundul(Jav) EUPHORBIACEAE
Jatropha
251 Jarak cina,Jarak landi(Jav) EUPHORBIACEAE
gossypifolia
252 Kleinhovia hospita Katimongo,Timongo(Jav) STERCULIACEAE
253 Lantana camara Tembelekan(Jav),Saliara(Sund) VERBENACEAE
254 Leea angulata Lengki(Jav),Ilat buaya VITACEAE
255 Leea indica Kayu tuwa,Girang (Jav) VITACEAE
256 Leea rubra - VITACEAE
257 Leptaspis banksii - GRAMINEAE
258 Leucaena glauca Pete cina,Lamtoro LEGUMINOSAE
259 Leucas javanica Paci(M),Lenglengan(Jav) LABIATAE
260 Leucas Zeylanica Brobos,Lenglengan(Jav) LABIATAE
Limonia
261 Bila,Kawista,Mojo RUTACEAE
acidissima
262 Lourea abcordata - LEGUMINOSAE
Lumnitzera
263 Duduk, Truntun (Jav) COMBRETACEAE
racemosa
Macaranga
264 Tutup ancur,Karahan(Jav) EUPHORBIACEAE
tanarius
Mallotus Golan,Kemesu,Palan,Pancal
265 EUPHORBIACEAE
philippinensis kidang(Jav)
Marsdenia
266 - ASCLEPIADACEAE
stenocentra
Melastoma
267 Harendong(Sund) MELASTOMACEAE
malabathricum
Harendong(Sund),Kluruk,Seng
268 Melastoma affine MELASTOMACEAE
gani(Jav)
Melochia
269 Lesmu,Wismu(Jav),Waru htn STERCULIACEAE
umbellata
Melothria
270 - CUCURBITACEAE
maderaspatana
CONVOLVULACEA
271 Merremia gemella -
E
Microcos
272 Deluwak TILIACEAE
tomentosa
Micromelum
273 Mentaman,Telawas(Jav) RUTACEAE
minutum
274 Mikania scandens Braja wengi (jav) COMPOSITAE
Mikrolepia
275 - POLYPODIACEAE
speluncae
Millingtonia
276 Kelor Hutan BIGNONIACEAE
hortensis
277 Mimosa invisa Jukut boring(Sund),Kucingan LEGUMINOSAE
Mischocarpus
278 Wegie,Weragie(Jav),Besyan SAPINDACEAE
sundaicus
Moghania
279 - LEGUMINOSAE
macrophylla

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 23
280 Morinda citrifolia Mengkudu(Jav) RUBIACEAE
281 Morinda tinctoria Kudu keras(Jav), Kudu2an RUBIACEAE
Murraya
282 Kemuning(Jav),Tayuman(Jav) RUTACEAE
paniculata
Neonauclea
283 Gempol ketek(Jav) RUBIACEAE
calycina
284 Neonauclea sp. - RUBIACEAE
Nephrolepis
285 Pakis kinca(Jav) POLYPODIACEAE
hirsutula
Ocimum
286 Selasih (Jav) LABIATAE
americanum
287 Ocimum sanctum Kemangen, Lempes(Jav) LABIATAE
288 Olax scandens Wangon(Jav),Buru2 OLACACEAE
Omalanthus
289 Tatap EUPHORBIACEAE
populneus
Ophioglossum
290 Jukut siraru(Sund) OPHIOGLOSACEAE
recticulatum
Oplismenus
291 Bebesan(Jav),R.Jam2an(Mdr) GRAMINEAE
burmanni
292 Opuntia eliator Duri tentong (Mdr) CACTACEAE
HYDROCHARITACE
293 Ottelia alismoides Eceng (Sund),Cowehan(Jav)
AE
Palaquium
294 Kawang Nyato SAPOTACEAE
amboinense
295 Pandanus tectorius Pandan pasir(Jav) PANDANACEAE
Panicum
296 - GRAMINEAE
luzonense
Panicum
297 Ewehan,Wuluhan(Jav) GRAMINEAE
palmifolium
298 Panicum repens S.Lempuyangan(Jav),Klonjono GRAMINEAE
299 Panicum sisbaense - GRAMINEAE
300 Panicum sp. - GRAMINEAE

No.Scientific Nane Local Name Family


1 3 4 5
Panicum
301 Kamala,Uhu(Sumba),Pulutan GRAMINEAE
verticillatum
302Parameria barbata Gembor,Ragen(jav), APOCYNACEAE
Parinari
303 Suluh,Wuluh(Jav) ROSACEAE
corymbosum
Paspalidium
304 Suka GRAMINEAE
flavidum
305Passiflora foetida Ceplukan bungsun(Jav) PASSIFLORACEAE
306Pemphis acidula Sentigi(Jav),Mentigi laut LYTHRACEAE
Pentapetes
307 Bunga tengah hari(Jav) STERCULIACEAE
phoenicea

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 24
Peristylus
308 - ORCHIDACEAE
goodyeroides
Phaseolus
309 Kacang,Kratok LEGUMINOSAE
lathyroides
Phaseolus
310 Kacang jogo LEGUMINOSAE
vulgaris
311Phaseolus trilobusKacang LEGUMINOSAE
Phyllanthus
312 - EUPHORBIACEAE
maderaspatensis
Phyllanthus
313 Congcong belut (Jav) EUPHORBIACEAE
reticulates
Phyllanthus
314 Saha kepo (Minah) EUPHORBIACEAE
visgatus
315Physalis angulata Ceplukan(Jav) SOLANACEAE
316Physalis minima Ceplukan (Jav) SOLANACEAE
Piliostigma
317 Benculuk(Jav),Kendayaan LEGUMINOSAE
malabaricum
318Piper betle Sedah,Sirih(Jav) PIPERACEAE
319Piper sp. - PIPERACEAE
Pipturus
320 Bledrek,Tutup awu(Jav) URTICACEAE
asgentaus
Pithecellobium
321 Sengon,Wewe(Jav) LEGUMINOSAE
clypearia
Pithecellobium
322 Lom(Jav),Trangguli LEGUMINOSAE
umbellatum
Pittosporum
323 Kecombrangan,Onje2an,KemuningPITTOSPORACEAE
moluccanum
Pittosporum
324 - PITTOSPORACEAE
ferrugineum
Plantanthera
325 - ORCHIDACEAE
susannae
326Pluchea indica Beluntas, Luntas (Jav) COMPOSITAE
Plumbago
327 Bama,Godong encok(Jav) PLUMBAGINACEAE
zeylanica
Pogonatherum
328 Merangan,S.Delingan(Jav) GRAMINEAE
paniceum
329Poinciana regia Flamboyan,Saga(Jav) LEGUMINOSAE
Polygonum
330 Mengkrengan,Solohnyowo(Jav) POLYGONACEAE
barbatum
Polystichum
331 - POLYPODIACEAE
aristatum
332Pongamia pinnata Bangkong,Keprik(Jav),Karanja LEGUMINOSAE
333Porana volubilis Bidasari,Widasari(Jav) CONVOLVULACEAE
Pothomorphe
334 Bambo,Uceng2an (Jav) PIPERACEAE
subpeltata
335Premna oblongata Caphau VERBENACEAE
Protium
336 Katos,Trenggulun (jav) BURSERACEAE
javanicum

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 25
Pseuderanthemum
337 Sayur Kambing (Mol) ACANTHACEAE
sp.
Psychetria
338 - RUBIACEAE
extensa
Pteridium
339 - POLYPODIACEAE
aqualinum
340Pteris excels - POLYPODIACEAE
341Pteris pellucens - POLYPODIACEAE
342Pteris quadriaurita- POLYPODIACEAE
343Pteris sp. - POLYPODIACEAE
Pterospermum
344 Balang,Walang,Bayur(Jav) STERCULIACEAE
diversifolium
345Randia longiflora - RUBIACEAE
Randia
346 Kuniran (Jav) RUBIACEAE
oppositifolia
347Randia spinosa - RUBIACEAE
Rauwolfia
348 Puke pandek (jav) APOCYNACEAE
serpentina
Rauwolfia
349 - APOCYNACEAE
verticillata
Rhapidophora
350 - ARACEAE
pinnata
Rhizophora
351
apiculata
Ricinus
352 Jarak(Jav),Kaleke(Mdr) EUPHORBIACEAE
communis
Rottboellia
353 Branjangan(Jav) GRAMINEAE
exaltata
Ryssopteris
354 - MALPIGHIACEAE
tiliaefolia
Grunggung,Calingan(Jav),Kawar
355Rubus rosaefolius ROSACEAE
ht
Salacia
356 Kacipot(Jav), Rabet soni (Mdr) HIPOKRATEACEAE
macrophylla
357Salmalia valetonii Radu alas BOMBACACEAE
358Sapindus rarak Kelerak,Lerak(Jav) SAPINDACEAE
Scaevola
359 Wudulan(Jav),Babakoan(Sund) GOODENIACEAE
frutescens
Schleichera
360 Kesambi,Sambi (Jav) SAPINDACEAE
oleosa
361Schima nervosm Lamuran putih GRAMINEAE
Schizachyrium
362 - GRAMINEAE
fragile
363Schoutenia ovata Lanji,Walikukun(Jav) TILIACEAE
Sclerachne
364 Gaja2an GRAMINEAE
punctata
365Scurrula montana Cemara gunung (Mal) CASUARINACEAE
366Scyphularia - POLYPODIACEAE

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 26
pentaphylla
Sesbania
367 Turi LEGUMINOSAE
grandiflora
368Sesbania sericea Janti LEGUMINOSAE
Sesuvium
369 Gelang laut AIZOACEAE
portulacastrum
370Setaria palmifolia Luluwan(Jav),Piring2an GRAMINEAE
371Sida acuta Sidaguri(Jav),Thaghari(Mdr) MALVACEAE
372Sida cordiafolia - MALVACEAE
373Shorgum nitidum Padi2an GRAMINEAE
374Shorgum sp. Gandum (Mal) GRAMINEAE
Solanum
375 - SOLANACEAE
junghuhnii
Solanum
376 Teter (Jav) SOLANACEAE
verbascifolium
377Sonneratia alba Bogem,Kapidada(Jav)Parapat SONNERATIACEAE
Sonneratia
378 Parapat(Jav),Bogem SONNERATIACEAE
caseolaris
379Spinifex littoreus Rpt Lari2(Mal),Tikusan(Jav) GRAMINEAE
380Spondias dulcis Kedondong, Kadongdong ANACARDIACEAE
Sporobolus Lancuran,Kecincing(Jav), Pasang
381 GRAMINEAE
humilis air
Stachytarpheta
382 Jarong VERBENACEAE
jamaicensis
Stephania
383 - MENISPERMACEAE
japonica
384Sterculia foetida Jangkang,Kepuh(Jav) STERCULIACEAE
385Streblus asper Serut(Jav) MORACEAE
Strobilanthes Daun picah beling(Jav), Keci
386 ACANTHACEAE
crispus beling (jav), Enyoh Kelo
Strophoanthus
387 - ACANTHACEAE
dichotomus
Widoro laut,widoro
388Strychnos lucida LOGANIACEAE
gunung(Jav),Ky Pahit
Stylosanthes
389 - LEGUMINOSAE
sundaica
Syzygium
390 Manting MYRTACEAE
polyanthum
Syzygium
391 Jambu hutan MYRTACEAE
samarangense
Tacca
392 Iles-iles(Jav) TACCACEA
leontopetaloides
Tamarindus
393 Asem(Jav) LEGUMINOSAE
indica
394Tectona grandis Jati (Jav) VERBENACEAE
Terminalia
395 Ketapang (Jav) COMBRETACEAE
catappa
396Tetrastigma - VITACEAE

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 27
lanceolarium
Thelepogon
397 - GRAMINEAE
elegans
398Themeda arquens Merak2an (Jav) GRAMINEAE
399Themeda triandra Merakan lanang GRAMINEAE
400Thespesia lampas Kapasan,Kemiren(Jav) MALVACEAE

No. Scientific Nane Local Name Family


1 3 4 5
401 Thespesia populnea Waru lot(Jav) MALVACEAE
402 Thevetiaperuviana Ginje (jav) APOCYNACEAE
403 Thunbergia javanica -- ACANTHACEAE
Soren
404 Toona sureni MELIACEAE
jawa(Jav),Durenan
Triumfetta
405 Pulutan TILIACEAE
suffruticosa
406 Tropidia graminea - ORCHIDACEAE
407 Tylophora tenuis Resep ASCLEPIADACEAE
Buntut bajing,Pati
408 Uraria crinite LEGUMINOSAE
uler(Jav)
409 Urena lobata Legetan,Pulutan(Jav) MALVACEAE
410 Utricularia aurea - LENTIBULARIACEAE
412 Vanda limbata Vanda coklat(Mal) ORCHIDACEAE
413 Vernonia cinerea Maryuana,Nyawon(Jav) COMPOSITAE
414 Vernonia patula - COMPOSITAE
415 Vitex pubescens Laban,Laban tileng(Jav)VERBENACEAE
Voacanga
416 Jembrit, Cemperit(jav) APOCYNACEAE
grandiflora
Saruni
417 Wedelia biflora COMPOSITAE
(Sund,Jav),Ratkerat
418 Wedelia montana - COMPOSITAE
419 Xanthophyllum sp Sannek POLYGONACEAE
Bidara laut(Jav),Bekol
420 Xymenia americana OLACACEAE
Bali
Xylocarpus
421 Nyirih batu MELIACEAE
granatum
Xylocarpus
422 Nyirih gunduk(Jav) MELIACEAE
moluccensis
423 Zingiber amaricans Lempuyang pait (Sund) ZINGIBERACEAE
Zizyphus Widoro putih,Widoro
424 RHAMNACEAE
rotundifolia Bukol(Jav)
425 Zornia diphyilla - LEGUMINOSAE
Rebha Sekem2an
426 Zoysia matrella GRAMINEAE
(Madura)

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 28
Di dalam kawasan ini terdapat sekitar 444 jenis tumbuhan yang
tergolong dalam 87 familia meliputi 24 jenis tumbuhan eksotik, 265 jenis
tumbuhan penghasil obat dan 37 jenis merupakan tumbuhan yang hidup pada
ekosistem mangrove. Jenis – jenis yang penting antara lain :
a. Pilang (Acacia leucophloea wild)
Pohon ini dapat dijumpai tumbuh terpencar
pada hamparan savana. Sangat mudah dikenal
dari penampakan kulit batangnya yang putih
dan selalu menghijau pada musim kering.
Pohon yang sudah besar dan tinggi dengan
percabangannya yang banyak sering
digunakan bertengger oleh burung merak,
kangkareng, dan beberapa jenis burung
lainnya.
b. Mimbo ( Azadirachta indica A.juss )
Pohon ini tersebar sangat luas dalam kawasan taman nasional baluran.
Khususnya pada dataran rendah. Dilingkungan savanna mimbo sangat
mudah dikenali terutama pada musim kemarau karena daunnya yang
selalu hijau sehingga kontras dengan keadaan sekelilingnya yang coklat
dan gersang. Daunnya mudanya sangat disukai satwa herbivore terutama
pada musim kemarau saat rumput sudah kering dan langka. Buahnya
merupakan sumber makanan berbagai jenis burung, monyet, bajing, dan
kelelawar. Bagi manusia tanaman ini termasuk tanaman obat yang dapat
menyembuhkan kencing manis, malaria, demam, dan penyakit kulit.

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 29
c. Gebang (Corypha utan Lamk)
Kenampakan pohon ini mirip dengan
pohon kelapa. Penyebarannya antara
lain meliputi Bama, Plalangan,
Evergreen, Telaga, dan Labuhan perak.
Oleh masyarakat sekitar kawasan daun
pohon gebang banyak digunakan
sebagai bahan baku kerajinan tas, tikar,
dan topi, sedangkan bijinya digunakan
sebagai bahan pembuatan tasbih. Buah
pohon ini juga merupakan sumber
makanan bagi burung kangkareng.`

d. Asam (Tamarindus indica Linn)


Sebagai tanaman yang berasal dari afrika, asam dapat tumbuh dengan
baik dan tersebar dalam kawasan taman nasional Baluran. Termasuk
dalam family Laguminoceae dengan tinggi tanaman bisa mencapai kira-
kira 25 m. Buahnya dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga dan
obat- obatan sehingga masyarakat banyak yang memanfaatkannya
sebagai mata pencaharian sampingan. Satwa yang sering memanfaatkan
buahnya adalah lutung dan monyet.

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 30
e. Kepuh ( Sterculia foetida Wall )

Ketinggian pohon ini dapat mencapai kurang lebih 25 m, dengan bunga


berwarna merah menyala dan berbau busuk. Buahnya termasuk buah
bumbung dengan ujung berbentuk paruh, bila sudah tua berwarna merah,
mudah pecah dan menyebarkan bijinya yang berwarna hitam.
f. Widoro Bukol (Zyziphus jujube Lamk)
Anggota dari family Rhamnaseae merupakan tumbuhan yang hidup di
dataran rendah. Pada ketinggian < 400 m dari permukaan laut. Di
kawasan taman nasional baluran banyak dijumpai daerah savanna.
Karena tajuknya yang rindang sering digunakan oleh satwa liar sebagai
tempat berteduh atau berlindung dari teriknya matahari. Bagi manusia
kulit batangnya dapat dimanfaatkan sebagai tonikum dan obat penyakit
lambung dan usus.

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 31
g. Kesambi
Tumbuhan ini termasuk dalam family sapindaceae. Pohon ini juga
banyak dijumpai tersebar diseluruh kawasan taman nasional. Masyarakat
banyak memanfaatkan daunnya sebagai sayur dan buahnya sebagai
asinan. Pada musim kemarau biasanya pohon ini menggugurka daunnya

h. Ketapang ( Terminalia catappa Linn )


Pohon dengan tajuk bertinggkat menyerupai pagoda ini umum dijumpai
pada daerah dekat pantai. Dari bentuk tajuknya tersebut dengan daunnya
yang lebar- lebar maka pohon ini dengan mudah dapat dikenali dari jauh.
Akarnya dapat digunakan sebagai obat radang selaput lendir, usu besar
dan mejen.

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 32
i. Manting ( Syzyqium polyanthum)
Masyarakat lebih mengenal pohon ini sebagai pohon salam. Daunnya
mengandung minyak atsiri, tannin, flavonoid. Selain sebagai bumbu
dapur daun pohon ini juga berkhasiat sebagai obat diare dan penurun
gula darah.

j. Akasia

k. Trenggulun

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 33
2. Jenis – Jenis Fauna Kawasan Taman Nasional Baluran

Secara garis besar keanekaragaman fauna dalam kawasan Taman


Nasional Baluran dapat dikelompokan kedalam ordo mamalia (28 jenis),
aves(155 jenis), pisces dan reptilian. Dari jenis-jenis yang diketahui tersebut
47 jenis merupakan satwa yang dilindungi undang-undang yaitu: insektivora
5 jenis, karnivora 5 jenis,hebivora 4 jenis, burung 32 jenis, dan reptilia 1
jenis.
Mamalia besar yang khas di Taman Nasional Baluran adalah banteng
(bros javanicus), kerbau liar ( bubalus bubalis), rusa (cervus umorensis),
kijang ( muntiacus mumjak), babi hutan, macan tutul,dan ajag. Sedangkan
untuk jenis primate dalah kera ekor panjang, dan lutung budeng.
a) Banteng (bos javanicus)
Banteng merupakan satwa langka
dan dilindungi undang-undang,
penampakan morfologi yang gagah dan
menarik menjadikan satwa sebagai
mascot dan primadona di Taman
Nasional Baluran. Banteng biasanya
hidup berkelompok tiap-tiap kelompok
terdiri dari 2-25 ekor. Satwa ini mudah
dilihat pada musim kemarau di savanna
bekol pada pagi dan sore hari saat
sedang minum dikubangan.
Banten jantan dewasa berwarana hitam, dengan tanduk besar dan
runcing, sedangkan banteng dewasa betina berwarna coklat kemerahan
dengan tanduk kecil. Anakan banteng baik jantan maupaun betina
berwarna coklat. Musim kawin banteng berlangsung dari bulan juni-
oktober namun kadang-kadang sampai bulan November dan desember
dengan kenampakan menarik dan cara hidupnya yang unik, banteng
selalu menjadikan pusat perhatian yang masuk ke Taman Nasional
Baluran.

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 34
b) Rusa (cervus timorensis)
Di Taman Nasional Baluran, rusa
merupakan satwa yang paling mudah
dijumpai karena populasinya yang cukup
besar. Seperti halnya banteng mereka hidup
berkelompok, satu kelompok mencapai 200
ekor yang dipimpin oleh 3-5 rusa jantan.
Rusa jantan memiliki tanduk dan bulu kulit
yang berwarna coklat tua, sedangkan rusa
betina tidak bertanduk dengan bulu kulit
berwarana coklat kemerahan.
c) Kerbau liar (bubalus bubalis)
Dengan jumlah populasi yang menurun
dewasa ini sangat sulit menjumpai satwa ini.
Berdasarkan investarisasi tahun 2000
populasinya tinggal 48-64 ekor. Satwa ini
biasanya berkubang di kubangan Bekol
maupun bama pada pagi dan sore hari. Musim
kawinnya jatuh pada bulan juli- agustus dan
oktober – November. Dibandingkan dengan
domestic kerbau liar memiliki badan dan
tanduk lebih besar.
d) Monyet ekor panjang (mocaca facicularis)
Di Taman Nasional Baluran populasi primata
ini cukup banyak, mudah dijumpai disekitar
kantor seksi pandean, Camping Ground,
hutan evergen, bekol dan pantai bama. Yang
menarik dari satwa ini adalah dalam 1 hari
seekor monyet jantan mampu mengawini 9
ekor monyet betina.

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 35
e) Lutung (trachypithecus auratus cristatus)
Satwa ini mempunyai cirri bulu badan hitam,
gerakannya lebih lincah dibandingkan
monyet tetapi sifatnya lebih pemalu dan
penakut. Lutung jantan mempunyai jambul
tegak di atas kepala, kaki depan lebih
panjang dari kaki belakang. Hidupnya
berkelompok antara 8-25 ekor, habitatnya
pada pohon yang rimbun dilapisan tajuk atas.
Satwa ini banyak dijumpai di blok Manting,
bama, batu hitam, kajang, kedung bunder,
dan kalitapo.
f) Kijang (muntiacus muntjak)
Kijang termasuk dalam satu famili dengan
rusa yaitu cervidae. Ukuran tubuhnya lebih
kecil dan ramping dibandingkan rusa,
berwarna coklat dengan bulu halus dan
mengkilat. Hidupnya soliter, sering
dijumpai hanya dengan pasangannya
disekitar savana Bekol, Bama, Sumber
manting dan jalan Batangan-bekol.
g) Ajag (cuon alpines)
Ajag merupakan predator yang dominan di
Taman Nasional Baluran dan termasuk satwa
yang dilindungi. Secara fisik mirip dengan
anjing biasa (kampung). Ajag dewasa
berwarna coklat kemerahan sedangkan anak
yang baru lahir berwarna kehitaman, ekor
relative panjang. Dengan ketajaman mata,
hidung, dan telinganya satwa ini mampu
mendeteksi mangsanya dalam kegelapan.

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 36
h) Macan Tutul (Panthera pardus)
Satwa ini merupakan hewan katnivora
anggota keluarga kucing (Felidae) dari suku
panther dan termasuk satwa langka yang
dilindungi. Satwa ini mampu memanjat,
berlari cepat, melompat, berenang dan
menakhlukkan mangsa nya. Macan tutul
(Panthera pardus) biasanya dapat dijumpai di
Curah Oling, jalan batangan- Bekol, Bama,
Kelor, Popongan, Kacip, Sebelah Barat
Bekol, Bilik, curah widuri, lempuyang, curah
tangkis, Betek dan Telogo.
i) Jenis Burung

Dari kurang lebih 155 jenis burung ditaman nasional baluran jenis-jenis
yang mudah dijumpai antara lain: Merak (Pavo muticus), ayam hutan
(ayam hutan hijau dan ayam hutan merah), kangkareng (Anthracoceros
convexus) dan rangkong (Buceros rhinoceros)

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 37
j) Babi Hutan (Sus sp.)
Di taman Nasional Baluran terdapat 2 jenis
Babi Hutan. Yaitu Babi Hutan alang-alang
(sus sucura) dan Babi Hutan biasa (sus
verucosus) penyebaran babi hutan di taman
nasional Baluran hamper merata diseluruh
kawasan dan yang paling mudah dijumpai di
tanah berair khususnya daerah kubangan di
bekol dan Bama

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 38
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari deskripsi dan pemaparan di atas dapat di simpulkan bahwa :
1. Taman Nasional Baluran terletak di ujung timur pulau jawa sebelah utara di
batasi oleh Selat Madura, sebelah timur oleh Selat Bali dan bagian selatan
sampai barat berturut-turut di batasi oleh Dusun Pandean, Desa Wonorejo,
Sungai Bajulmati, Sungai Klokeren , Sungai Karangtekok dan Desa
Sumberwaru. Secara geografis taman nasional baluran ini terletak antara 7
29’10” sampai 7 55’55’ LS dan 114 29’20” sampai 114 39’10”BT.
2. Iklim di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo ( letak kawasan
nasional baluran )dalam klsifikasi iklim Mohr termasuk dalam kategori G
(sangat kering) dengan Rasio Q = > 300 - ≤ 700 %
3. Pembagian zona hutan :
1. Zona inti ( satuary zone ) memiliki luas 17.063 ha.
2. Zona rimba ( wildmens zone ) memiliki luas 5.200 ha.
3. Zona pemanfaatan ( intensive zone ) memiliki luas 687 ha.
4. Zona penyangga ( buffer zone ) memiliki luas 5.800 ha.
4. Tipe Vegetasi Kawasan Taman Nasional Baluran :
a) Hutan Tropis Pantai
b) Hutan Mangrove dan Rawa Asin
c) Hutan Payau
d) Sabana
e) Hutan Hujan Pegunungan
f) Hutan Musim
g) Padang Lamun
5. Jenis flora di kawasan taman nasional baluran :
a. Pilang (Acacia leucophloea wild)
b. Mimbo ( Azadirachta indica A.juss )
c. Gebang (Corypha utan Lamk)
d. Asam (Tamarindus indica Linn)

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 39
e. Kepuh ( Sterculia foetida Wall )
f. Widoro Bukol (Zyziphus jujube Lamk)
g. Kesambi
h. Ketapang ( Terminalia catappa Linn )
i. Manting ( Syzyqium polyanthum)
j. Akasia
k. Trenggulun
6. Jenis fauna di kawasan taman nasional baluran :
a) Banteng (bos javanicus)
b) Rusa (cervus timorensis)
c) Kerbau liar (bubalus bubalis)
d) Monyet ekor panjang (mocaca facicularis)
e) Lutung (trachypithecus auratus cristatus)
f) Kijang (muntiacus muntjak)
g) Ajag (cuon alpines)
h) Macan Tutul (Panthera pardus)
i) Jenis Burung
j) Babi Hutan (Sus sp.)

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 40
B. Saran
Dari uraian yang sudah dijelaskan diatas maka memunculkan saran sebagai
berikut :
1. Sebagai masukan kepada pemerintah agar menghimbau kepada masyarakat
untuk selalu menjaga kelestarian taman nasional baluran.
2. Sebagai masukan kepada pembaca supaya lebih menanamkan sikap peduli
terhadap lingkungan khususnya taman nasoinal baluran
3. Sebagai masukan kepada masyarakat supaya mengetahui tipe vegetasi, dan
keanekaragaman flora dan fauna di kawasan taman nasional baluran.

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 41
DAFTAR PUSTAKA

Observasi langsung ( praktek kuliah lapangan ) di kawasan taman nasional


baluran tanggal 19 Desember 2010

Anonim.2010. Baluran National Park .(Online)


(http://www.balurannationalpark.web.id, diakses tanggal 20 Desember 2010
pukul 08.00 WIB)

Pemkab Situbondo.2010. Panduan Taman Nasional Baluran.Situbondo

Laporan Ekologi
PKL Baluran Page 42

Anda mungkin juga menyukai