150341600339
S1 PENDIDIKAN BIOLOGI/ OFF A/ KELOMPOK 4
Acanthaster planci
a. Foto Spesies
b. Taksonomi
Kingdom:
Phylum:
Class:
Order:
Family:
Genus:
Species:
Animalia
Echinodermata
Asteroidea
Valvatida
Acanthasteridae
Acanthaster
A. planci
Binomial name
Acanthaster planci
c. Habitat dan Persebarannya
Acanthaster planci ditemukan di seluruh wilayah Indo-Pasifik,
mulai dari Samudra Hindia (Laut Merah dan Afrika Timur) ke Pasifik (dari
daratan Jepang selatan ke Pulau Lord Howe, dan dari pantai barat Panama
ke Teluk California). Spesies ini ditemukan di Great Barrier Reef
Australia. Umumnya ditemukan pada terumbu karang, memakan karang di
dangkal, kawasan lindung dari backreef tersebut. Habitat Daerah air asin
dengan rata-rata pada kedalaman 10 m.
d. Morfologi dan Anatomi
Ukuran hewan dewasa biasanya berkisar 250 - 350 mm, dengan beberapa
individu lebih dari 700 mm. Warna individu bervariasi dari merah dan oranye
sampai ungu, dan diduga merupakan hasil dari perbedaan dalam diet. Selain
memiliki variasi warna, Acanthaster planci juga memiliki variasi jumlah
lengan yang berjumlah antara 8 21 buah lengan, variasi madreporit 3 16
buah dengan anus yang bervariasi juga (1 6 buah). Sedangkan kulit
tubuhnya sendiri terdiri dari kandungan bahan Magnesium Calcite. Di atas
permukaan kulit itulah, tumbuh duri-duri dalam jumlah banyak dan
menyelimuti di hampir seluruh permukaan kulitnya. Duri-duri ini merupakan
salah satu bentuk pertahan dari Acanthaster planci terhadap pemangsanya.
Di bagian duri tepatnya di bawah selapis kulit, terdapat racun yang bersifat
anti pemangsa. Racun ini sendiri merupakan suatu bentuk protein yang
sering dinamakan dengan zat saponin. Pada manusia yang secara tak sengaja
terkena duri maka akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa, gatal-gatal,
ataupun melepuh pada bagian kulit yang tertusuk duri Acanthaster planci.
Sama seperti halnya rambut, duri pada Acanthaster planci tumbuh
memanjang dari mulai pangkalnya. Pertambahan panjang ini diikuti dengan
semakin gelapnya duri dari pangkal hingga ujung, sehingga pada duri dapat
terlihat perbedaan warna gelap terang yang cukup mencolok. Perwarnaan
gelap-terang ini berkaitan dengan penumpukan zat saponin pada duri-duri
Acanthaster planci.
e. Sistem Fisiologi
1) Sistem Ambulakral
Sistem ambulakral Acanthaster planci terdiri dari :
planci muda.
Setelah umur 2 tahun, maka Acanthaster planci tersebut telah menjadi induk
muda dan siap melakukan perkembangbiakan seperti pendahulunya. Namun,
pertumbuhan Bulu Seribu tak lepas dari faktor lingkungan tempatnya tinggal.
Batas toleransi suhu maksimumnya sendiri adalah 33 derajat C dan minimumnya
14 derajat C. Sedangkan kecepatan tumbuhnya secara normal mencapai 26
mm/bulan untuk individu muda yang masih memakan rumput laut (algae), dan
akan bertambah cepat ketika Acanthaster planci telah mulai memangsa karang.
3)