Disetujui oleh
Pembimbing:
Diketahui oleh
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga Usulan Laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) yang berjudul
“PENGELOLAAN EKOWISATA DI TAMAN NASIONAL BROMO
TENGGER SEMERU” berhasil diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan
laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
melaksanakan Tugas Akhir pada Program Studi Ekowisata.
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) akan dilaksanakan selama 60 hari.
Lokasi pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) akan dilakukan di
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang terletak di Jawa Timur. Pada
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) tersebut, kami akan melakukan
beberapa kegiatan seperti pengelolaan, pengabdian masyarakat, dan kegiatan
partisipatif. Kegiatan pengelolaan yang akan dilaksanakan diantaranya adalah
Pengelolaan Aspek Pengunjung, Pengelolaan Masyarakat Sekitar, Pengelolaan
Promosi dan Pemasaran, serta Pengelolaan Aspek Program. Kegiatan pengabdian
masyarakat yang akan dilakukan meliputi Sosialiasi Keselamatan Pengunjung,
Branding Kuliner atau UMKM, Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), dan
Konservasi Lingkungan. Kegiatan partisipatif yang akan dilakukan diantaranya
adalah kegiatan Pemanduan, Branding, Patroli, Pengelolaan Tiket, Pengambilan
Data, Partisipasi Penyuluhan, Pembersihan Jalur Patroli, Penanaman Pohon, dan
Pengolahan Data.
Akhir kata, kami berharap Tuhan Yang Maha Esa dan seluruh pihak yang
terlibat dapat membantu serta melancarkan pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL). Semoga penulisan laporan ini bermanfaat bagi pembaca, baik
saat ini maupun saat yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR LAMPIRAN iv
I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Manfaat 2
II KONDISI UMUM LOKASI 3
A. Letak dan Luas Kawasan 3
B. Sejarah Kawasan 3
C. Kondisi Fisik 4
D. Kondisi Biotik 6
E. Potensi Wisata 7
F. Kondisi Pengelola 9
G. Kondisi Masyarakat Masyarakat 10
H. Kondisi Kepariwisataan Sekitar 11
I. Aksesibilitas 12
III METODE PRAKTIK PENGELOLAAN 14
A. Lokasi dan Waktu 14
B. Alat 14
C. Jenis dan Metode Pengambilan Data 14
D. Analisis Data 17
IV RENCANA KERJA PENGABDIAN PADA MASYARAKAT 18
A. Waktu dan Tempat 18
B. Rencana Kegiatan 18
V PENGELOLAAN ASPEK PENGUNJUNG 22
A. Latar Belakang 22
B. Metode Kerja 23
VI PENGELOLAAN MASYARAKAT SEKITAR 25
A. Latar Belakang 25
B. Metode Kerja 26
VII PENGELOLAAN PROMOSI DAN PEMASARAN 28
A. Latar Belakang 28
B. Metode Kerja 29
VIIIPENGELOLAAN ASPEK PROGRAM 31
A. Latar Belakang 31
B. Metode Kerja 31
IX KEGIATAN SOSIALIASASI KESELAMATAN PENGUNJUNG 34
A. Sosialisasi Keselamatan Pengunjung 34
B. Tahapan Kerja 35
X KEGIATAN BRANDING KULINER ATAU UMKM 37
A. Branding Kuliner atau UMKM 37
C. Tahapan Kerja 37
XI KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN (TPA) 39
iii
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1 Iklim di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru 4
2 Jenis Gunung di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru 5
3 Kondisi Masyarakat TNBTS 11
4 Nama Desa di Kawasan TNBTS 11
5 Mata Pencaharian Masyarakat TNBTS. 11
6 Aksesibilitas TNBTS 12
7 Alat 14
8 Jenis Data 14
9 Alat Pengelolaan Aspek Pengunjung 23
10 Alat Pengelolaan Masyarakat Sekitar 26
11 Alat Pengelolaan Promosi dan Pemasaran 29
12 Alat Pengelolaan Aspek Program 32
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1 Anggrek Hutan di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru 6
2 Macan Tutul di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru 7
3 Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru 8
4 Potensi Laut Pasir Tengger 9
5 Kegiatan Ritual di Desa Ngadas 9
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1 Peta Kawasan TNBTS 45
2 Rencana Kegiatan PKL 46
3 Pedoman Wawancara 46
1
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wisata alam adalah bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi
sumberdaya alam dan tata lingkungannya, yang dimana sumberdaya tersebut
berasal langsung dari alam. Wisata alam menurut Utami (2017) berpotensi dan
berdaya tarik bagi wisatawan serta kegiatannya ditujukan untuk pembinaan cinta
alam, baik dalam kegiatan alam maupun setelah pembudidayaan. Wisata alam
menurut Utami (2017) menggunakan pendekatan environmental planning
approach. Penekanan dari pendekatan ini yaitu konservasi lingkungan yang
memperhatikan kebutuhan pengunjung akan fasilitas dan kebutuhan dalam
melakukan aktivitasnya. Wisata alam dapat berupa pantai, gunung,
pemandangan alam, wisata bahari atau wisata tirta, dan lain sebagainya.
Bentang alam, flora, dan fauna adalah daya tarik wisata yang sangat menarik
untuk suatu kegiatan wisata, khususnya bagi kegiatan wisata alam. Daya tarik
tersebut tentunya dapat dinikmati (dipandang, dikagumi, disyukuri),
dilakukannya kegiatan yang dapat bermanfaat untuk sehari-hari, bersentuhan
langsung dengan obyek wisata, dan lain sebagainya. Pemanfaatan obyek pada
kegiatan wisata alam harus dilakukan berdasarkan wawasan lingkungan yang
lestari, dijaga keasliannya sebagai sumberdaya alam agar tetap menjadi daya
tarik wisata yang dapat terus diminati, serta dapat dijadikan sebagai obyek
wisata yang berkelanjutan (sustainable).
Berbicara mengenai wisata berkelanjutan (sustainable), Taman Nasional
dapat dikategorikan sebagai destinasi wisata yang mampu mendukung kegiatan
tersebut. Taman Nasional diartikan sebagai kawasan konservasi yang termasuk
ke dalam Kawasan Pelestarian Alam (KPA) yang merupakan bagian dari hutan
dan berfungsi sebagai Hutan Konservasi. Taman Nasional yang ada di Indonesia
tersebar di berbagai pulau, mulai dari Sabang sampai Merauke. Hal ini dapat
dikatakan bahwa keanekaragaman bentang alam, flora, dan fauna yang dimiliki
oleh negara Indonesia sangat beragam dan perlu dilakukannya pelestarian yang
mendukung agar tetap terjaga kelestariannya. Pelestarian kawasan konservasi
perlu dilakukan pengelolaan yang baik, mulai dari pengelolaan sumberdaya
wisata, sumberdaya manusia, fasilitas, pengunjung, masyarakat, hingga pada
promosi dan pemasaran yang dilakukan oleh pihak pengelola Taman Nasional.
Pengelolaan yang baik adalah pengelolaan yang mampu memperhatikan aspek
penting dalam pengelolaan tersebut yang dijadikan sebagai pondasi awalnya
melalui prinsip Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling (POAC).
Pengelolaan kawasan konservasi yang sudah memadai terdapat pada salah
satu Taman Nasional yang ada di Indonesia, yaitu Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru (TNBTS). Taman Nasional ini berada di Provinsi Jawa Timur
dengan wilayah administratifnya adalah Kabupaten Pasuruan, Kabupaten
Malang, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Probolinggo. Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru merupakan satu-satunya kawasan konservasi di
Indonesia yang memiliki lautan pasir seluas 10 km yang disebut dengan
Tengger. Pengelolaan ekowisata adalah salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk tetap mempertahankan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sebagai
destinasi wisata alam yang berkelanjutan dengan memperhatikan pilar ekowisata
2
B. Tujuan
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) memiliki tujuan yang harus
dicapai dalam pelaksanaannya. Berikut merupakan tujuan dari kegiatan PKL
dengan judul Pengelolaan Ekowisata di Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru:
1. Mengetahui dan mempelajari pengelolaan pengunjung, pengelolaan
masyarakat sekitar, pengelolaan promosi dan pemasaran, serta pengelolaan
program di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
2. Mengetahui permasalahan dalam kegiatan pengelolaan pengunjung,
pengelolaan masyarakat sekitar, pengelolaan promosi dan pemasaran, serta
pengelolaan program di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
3. Memberikan usul ataupun saran kepada pihak Pengelola bagaimana
caranya untuk mengembangkan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
agar tetap terjamin keberadaannya.
4. Mempelajari dan mempraktikan kegiatan pengabdian masyarakat
mengenai sosialisasi keselamatan pengunjung, branding kuliner atau
UMKM, TPA, dan konservasi lingkungan di Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru.
C. Manfaat
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan memiliki manfaat yang dihasilkan dari
tujuan awal ketika hendak melakukan penelitian. Manfaat tersebut diantaranya
yaitu sebagai berikut:
1. Mendapatkan pengetahuan serta wawasan baru mengenai sistem
pengelolaan pengunjung, pengelolaan masyarakat sekitar, pengelolaan
promosi dan pemasaran, serta pengelolaan program di Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru.
2. Mendapatkan strategi pemecahan masalah terhadap kegiatan pengelolaan
pengunjung, pengelolaan masyarakat sekitar, pengelolaan promosi dan
pemasaran, serta pengelolaan program di Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru.
3. Manfaat bagi Pengelola yaitu diharapkan sebagai acuan dan informasi
dalam mengembangkan investasi di sektor pariwisata di Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru.
4. Manfaat bagi Pembaca yaitu sebagai bahan informasi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan.
3
B. Sejarah Kawasan
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) diawali dengan
dibentuknya Cagar Alam Laut Pasir Tengger seluas 5.520 hektar. Pada
perkembangan selanjutnya kawasan ini mengalami perubahan bentuk dan
kawasan. Kawasan ini ditunjuk sebagai Taman Wisata Aalam Tengger Laut
Pasir dengan luas 2,67 hektar melalui surat Kepengurusan Menteri Pertanian
No.198/Kpts/Um/5/1981 pada tanggal 13 Maret 1981. Hingga pada akhirnya
kawasan ini pertama kali dinyatakan sebagai kawasan Taman Nasional
berdasarkan Surat Pernyataan Menteri Pertanian Nomor. 736/mentan/C/1982
pada tanggal 14 Oktober 1982 seluas 58.000 hektar. Proses perkembangan dan
pemantapan kawasan, pengelolaan kawasan Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru dikelola secara intensif mulai tahun 1984/1985 oleh Balai Konservasi
Sumber Daya Alam IV melalui Proyek Pengembangan Suaka Alam dan Hutan
Wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sampai dengan tahun
1992/1993.
Pada tahun 1992 TNBTS resmi menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (PHPA)
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 1.049/Kpts-II/1992
tanggal 12 November 1992. Kawasan ini mengalami perubahan struktur
organisasi menjadi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru melalui surat
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 185/Kpts-II/1197 pada tanggal 31 Maret
1997. Kawasan Bromo Tengger Semeru ditunjuk sebagai kawasan Taman
Nasional dengan luas 50.276,20 hektar berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor 278/Ktps-VI/1997 yang dikeluarkan pada tanggal 23 Mei
4
1997. Sejak keluarnya surat penunjukkan kawasan hingga kini TNBTS menjadi
salah satu dari 50 kawasan Taman Nasional di Indonesia yang berfungsi sebagai
kawasan pelestarian alam juga memiliki pemandangan alam yang menakjubkan
dan kekayaan alam hayati yang sangat beragam.
C. Kondisi Fisik
1. Iklim
Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memilki suhu yang
relatif rendah dan kadar udara yang tipis. Suhu udara di kawasan Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru berkisar antara 5oC sampai 22oC. Suhu
terendah di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru terjadi dini hari
di puncak musim kemarau antara 3oC sampai 5oC bahkan di beberapa tempat
sering bersuhu di bawah 0oC, khususnya di area Ranu Kumbolo dan Puncak
Mahameru. Suhu maksimum berkisar antara 20oC sampai 22oC, selain itu
Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di sekitaran laut pasir
mempunyai kelembaban udara yang cukup tinggi yaitu maksimal mencapai
90-97% dan minimal 42-45% dengan tekanan udara 1007-1015,7 mm Hg
(TNBTS, 2005).
Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidt Ferguson, tipe iklim
yang ada di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru terbagi menjadi
beberapa tipe. Klasifikasi iklim ini dibuat berdasarkan kondisi iklim di daerah
tropis. Dasarnya adalah jumlah curah hujan yang jatuh setiap bulan dan tingkat
kebasahan yang disebut gradien (Q). Gradien Q adalah persentase nilai
perbandingan antara jumlah rata-rata bulan kering dan jumlah rata-rata bulan
basah. Klasifikasi iklim di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
sebagai berikut (Tabel 1).
Tabel 1 Iklim di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
No. Nama Daerah Tipe Iklim Presentase Niai (Q)
1. Semeru Tenggara A (sangat basah) 0 – 14,3%
2. Semeru Selatan, Puncak, Lereng Semeru B (basah) 14,36%
bagian Timur
3. Argowulan, Penanjakan, Keciri, Blok C (agak basah) 43.86%
Argosari, Ranu Kumbolo dan Jambangan
4. Laut Pasir, Ngadas, Ranupani, Blok D (sedang) 60%
Watu Pecah sampai dengan
Poncokusumo
Sumber: Profil TNBTS, 2019
2. Topografi
Lokasi Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru pada dasarnya
berada pada puncak pegunungan Tengger di kawasan Gunung Bromo dan
pegunungan Jambangan di kawasan Gunung Semeru yang membentang dari
utara ke selatan sepanjang ± 40 km dan dari timur ke barat sepanjang ±
20-30 km. Topografi Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
didominasi gunung-gunung dan bukit terjal. Kemiringan Kawasan Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru bervariasi mulai dari bergunung, berbukit-
bukit dengan lereng landai sampai curam dan bergelombang. Gunung-gunung
5
4. Hidrologi
Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sebagai daerah
vulkanik mempunyai pola tata air permukaan (Radical Drainage Pattern)
dimana air terdapat berlimpah pada saat musim penghujan sedangkan pada saat
musim kemarau air permukaan sulit diperoleh bahkan tidak ada sama sekali. Hal
ini disebabkan karena semua air yang menggenang di permukaaan tanah selama
musim hujan cepat hilang terserap ke dalam lapisan tanah yang lebih bawah.
Air tanah yang ada merupakan air hujan yang merembes melalui sebaran batu
gunung, bergerak masuk ke dalam lapisan batuan di bawah yaitu batuan
lempung yang kedap air. Pada musim penghujan, sungai yang ada di daerah
batuan gunung api tidak akan langsung meluap tetapi sebagain air yang ada akan
terserap dalam tanah dan akan mulai meluap jika air tanah di daerah rembesan
6
mulai penuh. Pada saat musim kemarau, maka seluruh permukaan yang terdiri
dari sebaran batu lempung akan terbuka dan daerah rembesan yang tidak terlalu
terlindung akan cepat menjadi kering dan mata air yang ada debitnya akan
menurun.
Sumber air dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru berupa sungai
dan anak sungai. Tercatat lebih dari 50 sungai atau mata air dan enam ranu atau
danau di dalam Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yaitu Ranu
Pani, Ranu Kuning, Ranu Darungan, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo dan Ranu
Tompe (TNBTS, 2012). Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengaturan tata air untuk daerah
sekitarnya, terutama dalam memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat,
untuk keperluan pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, hingga industri
di Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan
Kabupaten Probolinggo.
D. Kondisi Biotik
Flora dan Fauna Hutan tropis di Kawasan Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru adalah habitat bagi hampir sekitar 1.026 jenis flora dimana 226
diantaranya merupakan famili Orchidaceae (anggrek) yang memiliki nilai
ilmiah tinggi, serta 260 tanaman obat-obatan atau tanaman hias. Famili anggrek
sebanyak 226 yang terdapat dalam Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru, 18 jenis diantaranya adalah jenis endemik Jawa Timur dan 7 jenis
diantaranya merupakan jenis endemik Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Jenis lain yang banyak terdapat di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru antara lain C.junghuhniana, A.lophanta, A.decurrens, Quercus sp,
E.pallescens, Crotalaria striata, A.javanica, A.longifolia, F.vulgare,
V.varingifolium, S.pungeus, Sphagum sp, Mimosa sp, P.herba, Myrisca sp, dan
lainnya. Selain itu dari famili anggrek terdapat beberapa jenis anggrek yang
banyak terdapat di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru antara lain yaitu
M.purpureonervosa, M.wetteana, dan L.rhodocila yang merupakan anggrek
langka dan khas kawsan semeru (Gambar 1). Kawasan Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru juga terdapat C.fornicatus (anggrek mutiara merah) dan
M.petola yang merupakan anggrek yang dilindungi Undang-Undang. Sampai
saat ini di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru belum ditemukan
adanya jenis satwa liar yang endemik.
E. Potensi Wisata
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki nilai jual yang sangat
tinggi dalam aspek potensi wisatanya. Hal ini ditandai dengan pengelolaan
kawasan pariwisata di Gunung Bromo yang merupakan bagian integral dari
pembangunan kepariwisataan nasional, selain itu pengelolaan kawasan
pariwisata Gunung Bromo ini memiliki arti yang sangat penting dan strategis
bagi bangsa Indonesia dalam mendukung kelangsungan dan keberhasilan
pembangunan yang berkelanjutan. Taman Nasional Bromo Tengger semeru
dapat dikatakan sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang sangat berpotensi
untuk dijadikan sebagai destinasi wisata yang berkelanjutan, karena Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki sumberdaya alam yang sangat
melimpah baik dari segi flora maupun faunanya. Kawasan Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru perlu mempertahankan aspek konservasinya, karena
8
apabila tidak diperhatikan dengan baik maka aset yang dimiliki berpotensi untuk
musnah. Upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan hal ini yaitu
perlunya koordinasi antar stakeholder dalam pengembangan kegiatan pariwisata
dengan konservasi sumberdaya alam yang ada di kawasan tersebut.
Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki potensi
wisata alam dan sumber airnya yang melimpah, popularitas kawasan wisata
Gunung Bromo pun menjadikan Taman Nasional ini sebagai tujuan para
wisatawan baik domestik maupun mancanegara (Gambar 3). Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru dapat dikatakan sebagai kawasan wisata yang
berkembang karena fasilitas dan sumberdayanya sudah cukup baik, maka dari
itu dapat dinilai bahwa sistem pengelolaan dari Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru sudah sesuai dengan yang seharusnya dengan menerapkan sistem
konservasi. Kunci dari potensi wisata yang baik tentu ada pada Sumberdaya
Manusia (SDM) yang mengiringinya, karena tanpa SDM yang baik maka
potensi wisata yang tadinya sudah ada tidak dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan dengan semestinya. Pada kawasan Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru, SDM yang sudah ada pada dasarnya masih perlu diperbaiki
agar potensi wisata yang dimiliki dapat terus meningkat dan menjadi lebih
terorganisir dalam hal pengelolaannya.
Semeru. Pura yang ada di sekitar kawasan diantaranya yaitu Pura Kidal, Pura
Luhur Poten, Pura Agung Mandara Giri Semeru, dan Pura Jago untuk
menyaksikan keindahan sejarahnya.
F. Kondisi Pengelola
Kondisi pengelola di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru terbentuk
ke dalam struktur organisasi. Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor:
P03/Menhut-II/2017 struktur organiasi Balai Besar Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru (BBTNBTS) terdiri dari Kepala Balai Besar, Kepala Bagian
10
I. Aksesibilitas
Aksesibilitas untuk mencapai kawasan TNBTS dapat ditempuh melalui
empat pintu masuk, yaitu Kabupaten Malang, Pasuruan, Probolinggo, dan
Lumajang. Beberapa jalan masuk menuju kawasan Taman Nasional cukup
bagus dan mudah dilalui, serta sebagian lainnya masih berupa jalan macadam
atau tanah. Jalur masuk dan perhubungan menujur kawasan TNBTS dapat
dilihat pada tabel berikut (Tabel 6).
Tabel 6 Aksesibilitas TNBTS
No. Rute Jarak Kondisi Jalan Waktu Keterangan
(km) Tempuh
(Menit)
1. Surabaya - Malang 89 Beraspal 90 Bus / Taxi
Malang - Tumpang 18 Beraspal 30 Taxi
Tumpang - Gubugklakah 12 Beraspal 30 Jeep / Taxi
Gubugklakah - Ngadas 16 Beraspal 40 Jeep
Ngadas - Jemplang 1 Beton 10 Jeep
Jemplang - M. Bromo 10 Tanah/ Berpasir 60 Jeep / Kuda
Jemplang - Ranu Pane 6 Tanah/Beraspal 60 Jeep
Ranu Pane - Ranu 10 Jalan Setapak 240 Jalan Kaki
Kombolo 5 Jalan Setapak 180 Jalan Kaki
Ranu Kombolo - Kalimati 1 Jalan Setapak 60 Jalan Kaki
Kalimati - Arcopodo 2 Jalan Setapak 180 Jalan Kaki
Arcopodo - Mahameru 40 Beraspal 45 Bus / Taxi
Surabaya - Pasuruan
2. Pasuruan - Warungdowo 4 Beraspal 15 Bus / Taxi
Warungdowo - Tosari 36 Beraspal 60 Taxi
Tosari - Wonokitri 3 Beraspal 15 Jeep / Taxi
Wonokitri - Dingklik 6 Beraspal 25 Jeep
13
B. Alat
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan membutuhkan alat untuk menunjang
pengambilan data, pelaksanaan di lapangan, dan membuat laporan. Alat yang
digunakan dapat mempermudah dan bermanfaat dalam pengambilan data di
lapangan. Berikut merupakan alat yang digunakan dalam melakukan penelitian
di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Tabel 7).
Tabel 7 Alat
No. Alat Fungsi
1. Peta Kawasan Mempelajari situasi kawasan
2. Alat tulis Alat menulis untu mencatat data yang diperoleh
3. Laptop Alat mengolah data
4. Tallysheet Lembar kerja untuk mengumpulkan informasi
5. Handphone Alat perekam dan media komunikasi
6. Jurnal Sumber literatur dalam mencari data
Teknik
No. Data Uraian Deskripsi Pengambilan
Data
Masyarakat Pengorganisasian observasi,
Sekitar (organizing), kegiatan
Pelaksanaan (actuating), partisipatif dan
Pengontrolan wawancara
(controlling),
Permasalahan, Solusi
Permasalahan
3. Pengelolaan Perencanaan (planning), Studi literatur,
Promosi dan Pengorganisasian observasi,
Pemasaran (organizing), kegiatan
Pelaksanaan (actuating), partisipatif dan
Pengontrolan wawancara
(controlling),
Permasalahan, Solusi
Permasalahan
4. Pengelolaan Perencanaan (planning), Studi literatur,
Program Pengorganisasian observasi,
(organizing), kegiatan
Pelaksanaan (actuating), partisipatif dan
Pengontrolan wawancara
(controlling),
Permasalahan, Solusi
Permasalahan
2. Kegiatan 1. Kegiatan Pelaksanaan (actuating), Observasi,
Partisipatif Pemanduan Pengontrolan kegiatan
(controlling) partisipatif dan
wawancara
2. Kegiatan Pelaksanaan (actuating), Observasi,
Branding Pengontrolan kegiatan
(controlling) partisipatif dan
wawancara
3. Kegiatan Pelaksanaan (actuating), Observasi,
Patroli Pengontrolan kegiatan
(controlling) partisipatif dan
wawancara
4. Kegiatan Pelaksanaan (actuating), Observasi,
Pengambilan Pengontrolan kegiatan
Data (controlling) partisipatif dan
wawancara
5. Kegiatan Pelaksanaan (actuating), Observasi,
Partisipasi Pengontrolan kegiatan
Penyuluhan (controlling) partisipatif dan
wawancara
6. Kegiatan Pelaksanaan (actuating), Observasi,
Pemebrsihan Pengontrolan kegiatan
Jalur Patroli (controlling) partisipatif dan
wawancara
7. Kegiatan Pelaksanaan (actuating), Observasi,
Penanaman Pengontrolan kegiatan
Pohon (controlling) partisipatif dan
16
Teknik
No. Data Uraian Deskripsi Pengambilan
Data
wawancara
D. Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan untuk Praktik Kerja Lapangan (PKL)
melalui pendekatan deskriptif kualititatif. Deskriptif kualitatif menurut
Sugiyono (2006) adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat
pospositivisme digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrument kunci teknik pengumpulan data dilakukan secara trigulasi gabungan),
analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi. Penelitian deskriptif kualitatif
bertujuan untuk menggambarkan, melukiskan, menerangkan, menjelaskan dan
menjawab secara lebih rinci permasalahan yang akan diteliti dengan
mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok atau suatu
kejadian. Pendekatan deskriptif kualitatif dilakukan dengan mendeskripsikan
data mengenai pengelolaan yang terdapat di Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru. Hal yang perlu di analisis berdasarkan rumusan masalah, yakni
mengenai perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan.
18
B. Rencana Kegiatan
4. Konservasi Lingkungan
Konservasi merupakan pelestarian ataupun perlindungan terhadap alam,
budaya, bangunan bersejarah, ekologi, dan masih banyak lainnya. Arti lain dari
konservasi adalah pemeliharaan dan perlindungan terhadap sesuatu yang
dilakukan secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan, maka dari
itu cakupan dari konservasi tidak terbatas hanya pada alam saja melainkan
banyak hal yang dapat dicakup oleh konservasi. Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru merupakan kawasan yang memiliki banyak sumberdaya di
dalamnya. Hal itu yang mendorong akan direncanakannya kegiatan Konservasi
Hutan Lestari.
Program Konservasi Hutan Lestari singkatnya adalah kegiatan yang
mengajak masyarakat ataupun pengunjung untuk melakukan penanaman bibit
pohon di kawasan TNBTS tersebut. Rencana kerja yang akan diterapkan pada
program Konservasi Hutan Lestari akan diawali dengan mengidentifikasi
sumberdaya alam di kawasan TNBTS, khususnya yang berkaitan dengan flora.
Tahapan selanjutnya adalah berdiskusi dengan petugas setempat terkait rencana
kerja yang akan dilaksanakannya. Proses selanjutnya adalah melakukan
koordinasi dengan petugas untuk merealisasikan kegiatan ataupun program
Konservasi Hutan Lestari agar dapat dimudahkan dalam penyalurannya.
22
A. Latar Belakang
Taman Nasional merupakan kawasan yang dikelola oleh pemerintah
sebagai kawasan perlindungan alam atau disebut dengan kawasan konservasi.
Kepentingan konservasi sumberdaya alam melalui penetapan dan pembentukan
sistem pengelolaan kawasan konservasi di Indonesia mendapat legitimasi.
Menurut Undang-Undang, kawasan ini dikelola dengan sistem zonasi untuk
tujuan tertentu. Defini tersebut mengacu pada karakteristik Taman Nasional
yang ditetapkan oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature)
yaitu sebuah badan Internasional yang menjadi acuan dalam mengelola Taman
Nasional. Taman Nasional sebagai kawasan konsrvasi harus tetap dilestarikan
karena perannya sebagai penyangga kehidupan sehingga Taman Nasional harus
aman dari segala bentuk ancaman, termasuk kegiatan manusia terutama dalam
hal pemanfaatan hasil hutan dan lahan hutan. Taman Nasional yang sampai saat
ini masih terjaga kelestariannya yaitu Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru berada di Jawa Timur yang
terletak di wilayah administratif Kabupaten Pasuran, Kabupaten Malang,
Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Probolinggo. Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru memiliki keindahan alam seperti hutan, air terjun, bukit,
gunung, padang pasir, dan lain-lain. Potensi tersebut mampu menarik minat
wisatawan tiap harinya untuk menikmati daya tarik dan keindahan alam yang
ditawarkan. Taman Nasional ini mempunyai ekosistem dengan bentuk
pengelolaan zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, budaya, dan pariwisata. Dalam pengelolaannya,
Taman Nasional ini masih dijumpai permasalahan seperti pengelolaan
pengunjung. Permasalahan tersebut berkaitan dengan jumlah kunjungan wisata
di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Berdasarkan data dari Balai Besar sepanjang tahun 2019, jumlah
kunjungan wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri mencapai 690.831
orang terdiri dari 669.422 merupakan wisatawan dalam negeri dan 21.409
merupakan wisatawan mancanegara. Banyaknya jumlah wisatawan Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru dapat mengurangi kenyamanan wisatawan
saat berada di kawasan tersebut. Hal ini dikarenakan Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru merupakan kawasan konservasi yang harus dijaga
kelestariannya baik flora atau fauna. Ketidaknyamanan yang dirasakan oleh
wisatawan dapat menyebabkan citra destinasi wisata Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru menjadi kurang baik. Permasalahan lain yang dapat terjadi
karena banyaknya wisatawan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yaitu
terjadinya kepadatan pengunjung sehingga perlu adanya pengelolaan
pengunjung agar tidak melampaui ambang batas (carrying capacity).
Carrying capacity dilakukan untuk memberikan keamanan dan
kenyamanan bagi wisatawan yang sedang berkunjung ke Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru. Tujuan lain diadakannya pengelolaan pengunjung di
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yaitu mengetahui proses pengelolaan
23
B. Metode Kerja
2. Alat
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan membutuhkan alat untuk menunjang
pengambilan data, pelaksanaan di lapangan, dan membuat laporan. Alat yang
digunakan dapat mempermudah dan bermanfaat dalam pengambilan data di
lapangan. Berikut merupakan alat yang digunakan dalam melakukan penelitian
pengelolaan pengunjung di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Tabel 9).
Tabel 9 Alat Pengelolaan Aspek Pengunjung
No. Alat Fungsi
1. Peta Kawasan Mempelajari situasi kawasan
2. Alat tulis Alat menulis untu mencatat data yang diperoleh
3. Laptop Alat mengolah data
4. Tallysheet Lembar kerja untuk mengumpulkan informasi
5. Handphone Alat perekam dan media komunikasi
6. Jurnal Sumber literatur dalam mencari data
A. Latar Belakang
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) merupakan Taman
Nasional di Indonesia yang memiliki keindahan alam yang luar biasa seperti
hutan, air terjun, danau, bukit, gunung, padang pasir yang sejuk dan lain
sebagainya. Potensi masyarakat merupakan kemampuan masyarakat dalam
membangun maupun mengelola hal yang dapat di manfaatkan. Tingginya
tingkat pengangguran dan kurangnya keterampilan yang dimiliki suatu golongan
masyarakat dalam menghadapi situasi perekonomian Indonesia yang kurang
berpihak pada masyarakat menengah ke bawah memicu pemanfaatan
sumberdaya alam semakin besar, termasuk kekayaan alam yang ada di kawasan
konservasi. Pada sisi lain kawasan konservasi harus tetap dilestarikan karena
perannya sebagai penyangga kehidupan.
Kawasan Taman Nasional yang secara langsung berbatasan dengan
pemukiman penduduk sangat rawan terhadap tindakan pelanggaran, sehingga
perlu adanya tindakan perlindungan terhadap kawasan Taman Nasional agar
kelestarian kawasan dan fungsinya tetap terjaga. Konservasi kawasan dan
keaneragaman hayati meliputi pengelolaan dan pendayagunaan kawasan
konservasi serta pemberdayaan masyarakat sekitar Taman Nasioanal. Kawasan
konservasi jika dikelola secara tepat dapat memberikan keuntungan yang lestari
bagi masyarakat. Taman Nasional Bromo Tenggger Semeru merupakan suatu
kawasan konservasi pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli dikelola
dengan zonasi, yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.
Kawasan konservasi Taman Nasional terus bertambah, maka tekanan
sumberdaya alam di dalam kawasan pun semakin meningkat. Ancaman
kerusakan terutama akibat aktivitas ekonomi masyarakat sekitar kawasan untuk
pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Peran serta masyarakat dalam
memelihara sumber daya alam dan budaya yang dimiliki merupakan andil yang
besar dan berpotensi menjadi daya tarik wisata. Keterlibatan masyarakat sekitar
sebagai penyedia jasa wisata lain sebagai dampak perkembangan dan kemajuan
destinasi wisata, merupakan suatu hal yang harus dikelola agar dapat berjalan
dengan baik dan tidak menimbulkan permasalahan.
Pengelolaan destinasi wisata memiliki tujuan untuk melestarikan alam dan
budaya serta kesejahteraan masyarakat. Aspek yang dilakukan dalam
pengelolaan diantaranya yaitu yaitu planning atau fungsi perencanaan,
organizing atau fungsi pengorganisasian, actuating atau fungsi pengarahan, dan
controlling atau fungsi pengawasan. Kualitas masyarakat sekitar dalam suatu
kawasan wisata merupakan fokus utama untuk menjaga lingkungan di sekitar
kawasan wisata serta dapat membentuk dampak positif bagi perekonomian
masyarakat. Pengelolaan masyarakat sekitar Teman Nasional Bromo Tengger
Semeru diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat
maupun Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
26
B. Metode Kerja
2. Alat
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan membutuhkan alat untuk menunjang
pengambilan data, pelaksanaan di lapangan, dan membuat laporan. Alat yang
digunakan dapat mempermudah dan bermanfaat dalam pengambilan data di
lapangan. Berikut merupakan alat yang digunakan dalam melakukan penelitian
pengelolaan masyarakat sekitar di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
(Tabel 10).
Tabel 10 Alat Pengelolaan Masyarakat Sekitar
No. Alat Fungsi
1. Peta Kawasan Mempelajari situasi kawasan
2. Alat tulis Alat menulis untu mencatat data yang diperoleh
3. Laptop Alat mengolah data
4. Tallysheet Lembar kerja untuk mengumpulkan informasi
5. Handphone Alat perekam dan media komunikasi
6. Jurnal Sumber literatur dalam mencari data
1. Studi Pustaka dan Literatur. Studi pustaka dan literatur ini adalah proses
pengambilan data sekunder yang berasal dari internet dan juga buku yang
berkaitan dengan data yang dibutuhkan. Studi pustaka melalui internet
yang dilakukan berasal dari jurnal, skripsi, tugas akhir, atau karya ilmiah
lainnya.
2. Wawancara. Wawancara merupakan proses pengambilan data primer yang
dilakukan secara langsung kepada pihak pengelola, pertugas kawasan,
masyarakat dan juga wisatawan di Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru
3. Observasi, Partisipasi, dan Dokumentasi. Observasi merupakan proses
pengambilan data yang dilakukan secara langsung dengan terjun ke
lapangan dan mengamati keadaan lingkungan sekitar. Partisipasi adalah
ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru selama kegiatan praktik kerja lapang. Dokumentasi
adalah proses pengambilan gambar atau video sebagai data pelengkap
yang bertujuan untuk mendukung bukti fisik dari penelitian yang telah
dilakukan di lokasi praktik.
4. Kegiatan Partisipatif. Kegiatan partisipatif merupakan bentuk pengambilan
data yang dilakukan dengan cara ikut serta dalam kegiatan pengelolaan
masyarakat yang diselenggarakan oleh Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperoleh pemahaman
terkait kegiatan pengelolaan yang ada di Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru
28
A. Latar Belakang
Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai
ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan
juga rekreasi. Taman Nasional termasuk ke dalam Kawasan Pelestarian Alam
(KPA) yang merupakan bagian dari hutan yang berfungsi sebagai Hutan
Konservasi. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) adalah salah
satu Taman Nasional yang ada di Indonesia, Taman Nasional ini berada di Jawa
Timur dengan wilayah administratifnya yaitu Kabupaten Pasuruan, Kabupaten
Malang, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Probolinggo. Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru merupakan satu-satunya kawasan konservasi di
Indonesia yang memiliki lautan pasir seluas 10 km yang disebut dengan
Tengger, yaitu tempat dimana empat anak gunung berapi baru berada. Anak
gunung berapi tersebut diantaranya yaitu Gunung Batok (2.470 m), Gunung
Kursi (2.581 m), Gunung Watangan (2.661 m), dan Gunung Widodaren (2.650
m).
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru termasuk ke dalam kawasan
Taman Nasional yang dikenal oleh masyarakat luas, hal tersebut dikarenakan
kondisi fisik kawasannya yang memiliki ciri khas tersendiri yaitu memiliki
lautan pasir yang sangat luas dan juga empat anak gunung berapi. Faktor yang
dapat mendorong hal tersebut karena adanya pengaruh dari promosi dan juga
pemasaran yang dilakukan oleh pihak pengelola kepada para wisatawan, baik
wisatawan lokal maupun mancanegara. Promosi dan juga pemasaran yang
dilakukan oleh pihak pengelola tentunya menjadi salah satu peluang terbesar
agar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menjadi kawasan konservasi
favorit yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan, terutama untuk
meningkatkan jumlah kunjungan. Promosi (promotion) merupakan bagian dari
proses pemasaran yang termasuk ke dalam salah satu aspek bauran pemasaran
(marketing mix). Bauran pemasaran pada dasarnya merupakan koordinasi
interaksi dari empat komponen yang sering disebut dengan 4P, yaitu produk
(product), harga (price), lokasi distribusi (place), dan promosi (promotion),
(Sunaryo, 2013).
Menurut Sunaryo (2013), aktivitas promosi kepariwisataan secara prinsip
merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi penyelenggara
pariwisata (destinasi) yang berusaha mempengaruhi khalayak atau pasar
wisatawan yang merupakan tumpuan atau sasaran dari penjualan produk
wisatanya. Promosi dan pemasaran tentu sangat penting untuk dilakukan agar
kawasan tersebut dapat semakin dikenal oleh masyarakat luas serta dapat
meningkatkan jumlah kunjungan yang ada, salah satu cara yang dapat dilakukan
yaitu melalui pengelolaan yang terstruktur dan juga sistematis. Pengelolan dapat
dikatakan sama halnya dengan manajemen sehingga dipahami sebagai suatu
proses membeda-bedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
dan pengawasan dengan memanfaatkan ilmu maupun seni agar dapat
29
B. Metode Kerja
2. Alat
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan membutuhkan alat yang bertujuan untuk
menunjang pengambilan data, pelaksanaan praktik di lapangan, serta membantu
dalam penyusunan laporan. Berikut terdapat alat yang digunakan dalam kegiatan
penelitian pengelolaan promosi dan pemasaran di Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru (Tabel 11).
Tabel 11 Alat Pengelolaan Promosi dan Pemasaran
No. Alat Fungsi
1. Peta Kawasan Mengetahui dan mempelajari kawasan konservasi
di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
30
A. Latar Belakang
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru atau TNBTS merupakan Taman
Nasional yang terletak di beberapa wilayah administrative Kabupaten Pasuruan,
Kabupaten Malang, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Lumajang.
Terkenal dengan beberapa sumberdaya alam nya membuat Taman Nasional
tersebut sangat diminati oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Wilayah
tersebut juga menjadi lokasi Gunung tertinggi di Pulau Jawa yaitu Gunung
Semeru dengan ketinggian 3.676 mdpl. Hal lain yang sudah dikenal banyak
masyarakat adalah luasnya lautan pasir di kawasan tersebut. Hal tersebut
menjadi ciri khas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Banyaknya sumberdaya alam yang indah dan menarik pada kawasan
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mendorong pengelola dan masyarakat
sekitar untuk membuat program ataupun paket untuk menjadi alternatif bagi
pengunjung maupun wisatawan saat di suatu destinasi TNBTS. Hal lain yang
mendorong program ataupun paket wisata tersebut adalah pengunjung maupun
wisatawan dapat lebih teratur dan terarah dalam melakukan aktivitas serta
kegiatannya. Objek dan sumberdaya yang ada pada kawasan TNBTS sangat
beragam, hal itu menjadi alasan pengunjung dan wisatawan perlu
memperhatikan arhaan-arahan yang telah dibuat pengelola dalam suatu program
wisata.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki lokasi yang cukup
strategis dengan keanekaragaman flora dan faunanya. Hal itu membuat
pengelola harus memperhatikan program wisatanya untuk kelangsungan segala
sumberdaya alamnya, terlebih lokasi kawasan tersebut yang berbatasan
langsung dengan wilayah pemukiman warga, resiko yang ada cukup besar.
Adanya program wisata bagi pengunjung ataupun wisatawan sangat membantu
untuk kelangsungan hidup dari flora dan fauna di kawasan TNBTS tersebut.
Tujuan pada penelitian aspek pengelolaan program wisata di Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) diantaranya adalah dapat
mengetahui, mengenali, dan memahami program wisata yang ada di Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru, serta dapat memahami perancangan program
wisata bagi para pengunjung ataupun wisatawan Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru (TNBTS).
B. Metode Kerja
2. Alat
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan memerlukan alat untuk menunjang
segala kebutuhan pengambilan data serta pada saat penyusunan laporan. Berikut
ini adalah alat yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan
program wisata di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) (Tabel
12).
Tabel 12 Alat Pengelolaan Aspek Program
No. Alat Fungsi
1. Peta Kawasan Mengetahui dan mempelajari kawasan konservasi
di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
2. Alat tulis Mencatat data yang telah diperoleh di lapangan
3. Laptop Mengolah data
4. Tallysheet Lembar kerja untuk mengumpulkan informasi yang
didapatkan di lapangan
5. Handphone Alat perekam dan media komunikasi
6. Jurnal Sumber literatur dalam mencari data
B. Tahapan Kerja
Kegiatan Sosialiasai Keselamatan Pengunjung membutuhkan tahapan
kerja selama kegiatan akan berlangsung agar kegiatan berjalan dengan lancar.
Berikut merupakan tahapan kerja yang dilakukan dalam kegiatan Sosialiasi
Keselamatan Pengunjung:
1. Menentukan sasaran kegiatan Sosiliasasi Keselamatan Pengunjung
2. Membuat rancangan kegiatan Sosialisasi Keselamatan Pengunjung dari pra
acara hingga akhir acara
36
C. Tahapan Kerja
Kegiatan Branding Kuliner atau UMKM yang akan dilakukan memiliki
tahapan kerja sebagai bentuk prosedur pelaksanaan kegiatan. Tahapan kerja
yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi sumberdaya kuliner atau UMKM masyarakat sekitar
kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
2. Menentukan fiksasi jumlah sasaran terkait client yang membutuhkan
branding
3. Melakukan pengajuan program Kegiatan Branding Kuliner atau
UMKM kepada pihak pengelola maupun masyarakat yang akan
menjadi client pada kegiatan branding
4. Melaksanakan Kegiatan Branding Kuliner atau UMKM dengan
membuat draft desain branding visual
5. Melaksanakan tahap diskusi terkait desain branding yang sudah dibuat
kepada pihak pengelola maupun client
6. Menyusun rencana branding audio visual untuk Kegiatan Branding
Kuliner atau UMKM
7. Melaksanakan tahap diskusi terkait branding audio visual yang sudah
dibuat kepada pihak pengelola maupun client
38
B. Tahapan Kerja
Kegiatan Taman Pendidikan Al-quran dilaksanakan dengan beberapa
tahapan kerja yang harus dilakukan untuk merealisasikan program. Tahapan
kerja dalam pelaksanaan kegiatan Taman Pendidikan Al-quran diantaranya
sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi masyarakat sekitar Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru
2. Menentukan tanggal dan waktu pelaksanaan program Taman Pendidikan
Al-quran
3. Menentukan lokasi pelaksanaan program Taman Pendidikan Al-quran
4. Mengajukan program kegiatan Taman Pendidikan Al-quran kepada
perangkat desa
5. Mengurus perizinan lokasi pelaksanaan Taman Pendidikan Al-quran
6. Membuat undangan program kegiatan berupa flyer yang akan ditujukan
kepada kalangan anak-anak
7. Pelaksanaan kegiatan Taman Pendidikan Al-quran
8. Evaluasi kegiatan Taman Pendidikan Al-quran yang telah dilaksanakan
40
B. Tahapan Kerja
Kegiatan Konservasi Hutan Lestari memiliki beberapa tahapan kerja
dalam pelaksanaannya. Berikut adalah tahapan kerja untuk merealisasikan
kegiatan tersebut.
1. Identifikasi Sumberdaya
2. Pengajuan program kegiatan Konservasi Hutan Lestari
3. Penyuluhan kegiatan Konservasi Hutan Lestari
4. Realisasi atau pelaksanaan kegiatan Konservasi Hutan Lestari
41
A. Kegiatan Pemanduan
Kegiatan pemanduan adalah kegiatan pandu dalam membantu dan
memberikan saran atau informasi yang berkaitan dengan Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru (TNBTS) ke wisatawan. Kegiatan pemanduan akan
dilaksanakan bersama-sama dengan pemandu asal TNBTS yang telah paham
mengenai destinasi wisata tersebut. Kegiatan ini akan membantu wisatawan
dalam menambah pengetahuan dan edukasi terkait TNBTS yang belum banyak
diketahui oleh wisatawan. Tujuan adanya kegiatan pemanduan yaitu
memberikan bantuan kepada wisatawan saat berwisata ke TNBTS salah satunya
yaitu wisatawan mancanegara yang kurang paham tentang destinasi wisata di
Indonesia, menambah pengetahuan wisatawan tentang TNBTS, menemani
wisatawan di perjalanan saat berwisata ke TNBTS, dan memudahkan wisatawan
dalam menikmati pesona alam TNBTS. Pemanduan yang benar dapat
meningkatkan citra dan image TNBTS menjadi lebih baik di mata wisatawan.
Pemanduan dipimpin oleh tour leader yang berasal dari Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru. Tour leader akan mengajarkan mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan pemanduan seperti etika dalam pemanduan, materi kawasan
TNBTS, teori keselamatan pengunjung saat berwisata, dan lain-lain. Pemanduan
dalam kegiatan partisipatif dilaksanakan sesuai arahan dari pengelola atau
pemandu wisata TNBTS. Kegiatan pemanduan dapat dilaksanakan di kawasan
TNBTS yaitu selama perjalanan di jeep menuju Gunung Bromo, pendakian atau
tracking di Gunung Semeru, menikmati indahnya Bukit Teletabis, dan lain-lain.
Kegiatan pemanduan dilaksanakan dengan sangat jelas menggunakan teknik
interpretasi agar wisatawan dapat tergugah dan paham tentang kawasan TNBTS.
D. Kegiatan Branding
Kegiatan partisipatif dalam pengelolaan promosi dan pemasaran yang akan
dilakukan yaitu melakukan kegiatan branding terkait Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru kepada masyarakat luas. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai
bentuk ajakan atau bahkan pengenalan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
kepada masyarakat yang belum pernah mengunjungi kawasan tersebut. Kegiatan
partisipatif yang akan dilakukan yaitu akan membuat suatu konten yang menarik
baik itu di Instagram berupa Reels ataupun IGTV dan juga konten TikTok yang
sedang naik daun saat ini. Kedua platform tersebut akan digunakan dan juga
dimanfaatkan dalam kegiatan partisipatif branding sebagai bentuk pengelolaan
promosi dan pemasaran Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
E. Kegiatan Patroli
Kegiatan partisipatif dalam pengelolaan kawasan Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru yang akan dilakukan yaitu melakukan kegiatan patroli sebagai
bentuk controlling terhadap kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Kegiatan patroli ini rencananya akan dilakukan 2 kali dalam sehari untuk
memantau ataupun melihat kondisi Taman Nasional agar tetap dalam
pengawasan. Kegiatan patroli ini diharapkan dapat meminimalisir adanya
42
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2017. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru: Ekosistem Unik Lautan
Pasir Vulkanik. https://indonesiabaik.id/infografis/taman-nasional-bromo-
tengger-semeru-ekosistem-unik-lautan-pasir-vulkanik
Anonim. 2017. Bromo Tengger Semeru Akan Jadi Fokus Promosi Asita. Diakses
pada: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171108182618-307-
254396/bromo-tengger-semeru-akan-jadi-fokus-promosi-asita.
Anonim, 2009. Profil Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
https://bromotenggersemeru.org/page-static/profil
Fajar, Jay. 2019. Cerita Adat Ngadas dari Kematian, Kerukunan hingga
Pandangan Lingkungan. Diakses pada:
https://www.mongabay.co.id/2019/08/09/cerita-adat-ngadas-dari-kematian-
kerukunan-hingga-pandangan-lingkungan/.
Fikria, S. 2021. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Dibuka, Wisatawan
Dibatasi. Diakses pada:
https://radarsolo.jawapos.com/nasional/06/09/2021/taman-nasional-bromo-
tengger-semeru-dibuka-wisatawan-dibatasi/.
Hermawati, Retno. 2020. Sepanjang 2019 Pengunjung Bromo Tembus 690 Ribu
Orang. Diakses pada:
https://mediaindonesia.com/nusantara/287032/sepanjang-2019-pengunjung-
bromo-tembus-690-ribu-orang
Marpaung. 2000. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta.
Rizky,2021. Intip Keindahan Wisata Bromo yang Wajib untuk Dikunjungi.
https://www.google.co.id/amp/s/www.orami.co.id/magazine/amp/wisata-
bromo/
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT
Alfabet.
Susanti, Eka. 2014. Dampak Kegiatan Wisata Alam Terhadap Ekonomi Lokal Di
Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. [Tesis]. Bogor: Institut
Pertanian Bogor
Suwantoro. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi
Utami. 2017. Manajemen Ritel. Jakarta: Salemba Empat
45
LAMPIRAN
Sumber: bromotenggersemeru.org
46