Anda di halaman 1dari 56

USULAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PENGELOLAAN EKOWISATA DI TAMAN NASIONAL


BROMO TENGGER SEMERU

MUHAMMAD REUBEN TURISNA


NABILA PRISTA APRILIA
RANNY SUKMAWIDYANTI
VALDA HAIBAH SALSABILA NUGRAHA

PROGRAM STUDI EKOWISATA


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2021
1

USULAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PENGELOLAAN EKOWISATA DI TAMAN NASIONAL


BROMO TENGGER SEMERU

MUHAMMAD REUBEN TURISNA


NABILA PRISTA APRILIA
RANNY SUKMAWIDYANTI
VALDA HAIBAH SALSABILA NUGRAHA

Usulan Praktik Kerja Lapangan


sebagai syarat untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
pada Program Studi Ekowisata
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI EKOWISATA


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2021
2

Judul Laporan : Pengelolaan Ekowisata di Taman Nasional Bromo Tengger


Semeru
Nama/NIM : Muhammad Reuben Turisna J3B219123
Nabila Prista Aprilia J3B119048
Ranny Sukmawidyanti J3B119055
Valda Haibah Salsabila Nugraha J3B119068

Disetujui oleh

Pembimbing:

Dr. Rini Untari, S.Hut., M.Si __________________

Diketahui oleh

Ketua Program Studi:


Kania Sofiantina Rahayu, S.I.Kom., M.Par., MTHM
201807198501202001 __________________

Tanggal Pengesahan: 3 Desember 2021


i

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-
Nya sehingga Usulan Laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) yang berjudul
“PENGELOLAAN EKOWISATA DI TAMAN NASIONAL BROMO
TENGGER SEMERU” berhasil diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan
laporan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
melaksanakan Tugas Akhir pada Program Studi Ekowisata.
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) akan dilaksanakan selama 60 hari.
Lokasi pelaksanaan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) akan dilakukan di
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang terletak di Jawa Timur. Pada
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) tersebut, kami akan melakukan
beberapa kegiatan seperti pengelolaan, pengabdian masyarakat, dan kegiatan
partisipatif. Kegiatan pengelolaan yang akan dilaksanakan diantaranya adalah
Pengelolaan Aspek Pengunjung, Pengelolaan Masyarakat Sekitar, Pengelolaan
Promosi dan Pemasaran, serta Pengelolaan Aspek Program. Kegiatan pengabdian
masyarakat yang akan dilakukan meliputi Sosialiasi Keselamatan Pengunjung,
Branding Kuliner atau UMKM, Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), dan
Konservasi Lingkungan. Kegiatan partisipatif yang akan dilakukan diantaranya
adalah kegiatan Pemanduan, Branding, Patroli, Pengelolaan Tiket, Pengambilan
Data, Partisipasi Penyuluhan, Pembersihan Jalur Patroli, Penanaman Pohon, dan
Pengolahan Data.
Akhir kata, kami berharap Tuhan Yang Maha Esa dan seluruh pihak yang
terlibat dapat membantu serta melancarkan pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL). Semoga penulisan laporan ini bermanfaat bagi pembaca, baik
saat ini maupun saat yang akan datang.

Bogor, Desember 2021

Penulis
ii

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR LAMPIRAN iv
I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Manfaat 2
II KONDISI UMUM LOKASI 3
A. Letak dan Luas Kawasan 3
B. Sejarah Kawasan 3
C. Kondisi Fisik 4
D. Kondisi Biotik 6
E. Potensi Wisata 7
F. Kondisi Pengelola 9
G. Kondisi Masyarakat Masyarakat 10
H. Kondisi Kepariwisataan Sekitar 11
I. Aksesibilitas 12
III METODE PRAKTIK PENGELOLAAN 14
A. Lokasi dan Waktu 14
B. Alat 14
C. Jenis dan Metode Pengambilan Data 14
D. Analisis Data 17
IV RENCANA KERJA PENGABDIAN PADA MASYARAKAT 18
A. Waktu dan Tempat 18
B. Rencana Kegiatan 18
V PENGELOLAAN ASPEK PENGUNJUNG 22
A. Latar Belakang 22
B. Metode Kerja 23
VI PENGELOLAAN MASYARAKAT SEKITAR 25
A. Latar Belakang 25
B. Metode Kerja 26
VII PENGELOLAAN PROMOSI DAN PEMASARAN 28
A. Latar Belakang 28
B. Metode Kerja 29
VIIIPENGELOLAAN ASPEK PROGRAM 31
A. Latar Belakang 31
B. Metode Kerja 31
IX KEGIATAN SOSIALIASASI KESELAMATAN PENGUNJUNG 34
A. Sosialisasi Keselamatan Pengunjung 34
B. Tahapan Kerja 35
X KEGIATAN BRANDING KULINER ATAU UMKM 37
A. Branding Kuliner atau UMKM 37
C. Tahapan Kerja 37
XI KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN (TPA) 39
iii

A. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) 39


B. Tahapan Kerja 39
XII KEGIATAN KONSERVASI LINGKUNGAN 40
A. Konservasi Lingkungan 40
B. Tahapan Kerja 40
XIIIKEGIATAN PARTISIPATIF PENGELOLAAN 41
A. Kegiatan Pemanduan 41
D. Kegiatan Branding 41
E. Kegiatan Patroli 41
F. Kegiatan Pengelolaan Tiket 42
G. Kegiatan Pengambilan Data 42
H. Kegiatan Partisipasi Penyuluhan 42
I. Kegiatan Pembersihan Jalur Patroli 42
J. Kegiatan Penanaman Pohon 43
K. Kegiatan Pengolahan Data 43
DAFTAR PUSTAKA 44
LAMPIRAN 45
iv

DAFTAR TABEL

No. Halaman
1 Iklim di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru 4
2 Jenis Gunung di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru 5
3 Kondisi Masyarakat TNBTS 11
4 Nama Desa di Kawasan TNBTS 11
5 Mata Pencaharian Masyarakat TNBTS. 11
6 Aksesibilitas TNBTS 12
7 Alat 14
8 Jenis Data 14
9 Alat Pengelolaan Aspek Pengunjung 23
10 Alat Pengelolaan Masyarakat Sekitar 26
11 Alat Pengelolaan Promosi dan Pemasaran 29
12 Alat Pengelolaan Aspek Program 32

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman
1 Anggrek Hutan di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru 6
2 Macan Tutul di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru 7
3 Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru 8
4 Potensi Laut Pasir Tengger 9
5 Kegiatan Ritual di Desa Ngadas 9

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman
1 Peta Kawasan TNBTS 45
2 Rencana Kegiatan PKL 46
3 Pedoman Wawancara 46
1

I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Wisata alam adalah bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi
sumberdaya alam dan tata lingkungannya, yang dimana sumberdaya tersebut
berasal langsung dari alam. Wisata alam menurut Utami (2017) berpotensi dan
berdaya tarik bagi wisatawan serta kegiatannya ditujukan untuk pembinaan cinta
alam, baik dalam kegiatan alam maupun setelah pembudidayaan. Wisata alam
menurut Utami (2017) menggunakan pendekatan environmental planning
approach. Penekanan dari pendekatan ini yaitu konservasi lingkungan yang
memperhatikan kebutuhan pengunjung akan fasilitas dan kebutuhan dalam
melakukan aktivitasnya. Wisata alam dapat berupa pantai, gunung,
pemandangan alam, wisata bahari atau wisata tirta, dan lain sebagainya.
Bentang alam, flora, dan fauna adalah daya tarik wisata yang sangat menarik
untuk suatu kegiatan wisata, khususnya bagi kegiatan wisata alam. Daya tarik
tersebut tentunya dapat dinikmati (dipandang, dikagumi, disyukuri),
dilakukannya kegiatan yang dapat bermanfaat untuk sehari-hari, bersentuhan
langsung dengan obyek wisata, dan lain sebagainya. Pemanfaatan obyek pada
kegiatan wisata alam harus dilakukan berdasarkan wawasan lingkungan yang
lestari, dijaga keasliannya sebagai sumberdaya alam agar tetap menjadi daya
tarik wisata yang dapat terus diminati, serta dapat dijadikan sebagai obyek
wisata yang berkelanjutan (sustainable).
Berbicara mengenai wisata berkelanjutan (sustainable), Taman Nasional
dapat dikategorikan sebagai destinasi wisata yang mampu mendukung kegiatan
tersebut. Taman Nasional diartikan sebagai kawasan konservasi yang termasuk
ke dalam Kawasan Pelestarian Alam (KPA) yang merupakan bagian dari hutan
dan berfungsi sebagai Hutan Konservasi. Taman Nasional yang ada di Indonesia
tersebar di berbagai pulau, mulai dari Sabang sampai Merauke. Hal ini dapat
dikatakan bahwa keanekaragaman bentang alam, flora, dan fauna yang dimiliki
oleh negara Indonesia sangat beragam dan perlu dilakukannya pelestarian yang
mendukung agar tetap terjaga kelestariannya. Pelestarian kawasan konservasi
perlu dilakukan pengelolaan yang baik, mulai dari pengelolaan sumberdaya
wisata, sumberdaya manusia, fasilitas, pengunjung, masyarakat, hingga pada
promosi dan pemasaran yang dilakukan oleh pihak pengelola Taman Nasional.
Pengelolaan yang baik adalah pengelolaan yang mampu memperhatikan aspek
penting dalam pengelolaan tersebut yang dijadikan sebagai pondasi awalnya
melalui prinsip Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling (POAC).
Pengelolaan kawasan konservasi yang sudah memadai terdapat pada salah
satu Taman Nasional yang ada di Indonesia, yaitu Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru (TNBTS). Taman Nasional ini berada di Provinsi Jawa Timur
dengan wilayah administratifnya adalah Kabupaten Pasuruan, Kabupaten
Malang, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Probolinggo. Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru merupakan satu-satunya kawasan konservasi di
Indonesia yang memiliki lautan pasir seluas 10 km yang disebut dengan
Tengger. Pengelolaan ekowisata adalah salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk tetap mempertahankan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sebagai
destinasi wisata alam yang berkelanjutan dengan memperhatikan pilar ekowisata
2

seperti ekologi, ekonomi, dan sosial budaya. Pengelolaan ekowisata di Taman


Nasional Bromo Tengger Semeru ini diharapkan dapat meningkatkan
pengelolaan berbasis lingkungan dengan memperhatikan aspek lainnya seperti
ekonomi, sosial budaya, masyarakat, dan lain sebagainya yang bertujuan untuk
tetap menjadikan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sebagai destinasi
wisata alam yang menjunjung tinggi dasar konservasi bagi keberlangsungan
makhluk hidup yang ada. Pengelolaan ekowisata pada dasarnya wajib dilakukan
dan juga diterapkan pada tiap-tiap destinasi untuk mendukung kegiatan
pariwisata yang berkelanjutan di masa yang akan datang agar tetap terjaga
kelestariannya.

B. Tujuan
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) memiliki tujuan yang harus
dicapai dalam pelaksanaannya. Berikut merupakan tujuan dari kegiatan PKL
dengan judul Pengelolaan Ekowisata di Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru:
1. Mengetahui dan mempelajari pengelolaan pengunjung, pengelolaan
masyarakat sekitar, pengelolaan promosi dan pemasaran, serta pengelolaan
program di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
2. Mengetahui permasalahan dalam kegiatan pengelolaan pengunjung,
pengelolaan masyarakat sekitar, pengelolaan promosi dan pemasaran, serta
pengelolaan program di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
3. Memberikan usul ataupun saran kepada pihak Pengelola bagaimana
caranya untuk mengembangkan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
agar tetap terjamin keberadaannya.
4. Mempelajari dan mempraktikan kegiatan pengabdian masyarakat
mengenai sosialisasi keselamatan pengunjung, branding kuliner atau
UMKM, TPA, dan konservasi lingkungan di Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru.

C. Manfaat
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan memiliki manfaat yang dihasilkan dari
tujuan awal ketika hendak melakukan penelitian. Manfaat tersebut diantaranya
yaitu sebagai berikut:
1. Mendapatkan pengetahuan serta wawasan baru mengenai sistem
pengelolaan pengunjung, pengelolaan masyarakat sekitar, pengelolaan
promosi dan pemasaran, serta pengelolaan program di Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru.
2. Mendapatkan strategi pemecahan masalah terhadap kegiatan pengelolaan
pengunjung, pengelolaan masyarakat sekitar, pengelolaan promosi dan
pemasaran, serta pengelolaan program di Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru.
3. Manfaat bagi Pengelola yaitu diharapkan sebagai acuan dan informasi
dalam mengembangkan investasi di sektor pariwisata di Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru.
4. Manfaat bagi Pembaca yaitu sebagai bahan informasi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan.
3

II KONDISI UMUM LOKASI

A. Letak dan Luas Kawasan


Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 278/Kpts-II/1997 pada tanggal 23 Mei
1997 memiliki luas sekitar 50.276,20 hektar yang terdiri dari 50.265,95 hektar
daratan dan 10,25 perairan (danau). Secara geografis kawasan TNBTS terletak
antara 7°51′ - 8°11′ LS dan 112°47′ - 113°10′ BT. Berdasarkan wilayah
administrasi pemerintahan TNBTS terdapat Provinsi di Jawa Timur dan masuk
ke dalam empat wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Malang, Pasuruan,
Probolinggo, dan Lumajang. Berikut merupakan batas-batas kawasan TNBTS
(Lampiran 1).
1. Barat: Kabupaten Malang meliputi lima wilayah kecamatan antara lain
Tirtoyudo, Wajak, Poncokusumo, Tumpang, dan Jabung
2. Timur: Kabupaten Probolinggo meliputi Kecamatan Sumber dan
Kabupaten Lumajang wilayah Kecamatan Gucialit dan Senduro
3. Utara: Kabupaten Pasuruan wilayah Kecamatan Tutur, Tosari, Puspo, dan
Lumbang. Kabupaten Probolinggo wilayah Kecamatan Lumbang dan
Sekarpura
4. Selatan: Kabupaten Malang antara lain wilayah Kecamatan Ampelgading
dan Tirtoyudo serta Kabupaten Lumajang wilayah Keamatan Pronojiwo
dan Candipuro

B. Sejarah Kawasan
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) diawali dengan
dibentuknya Cagar Alam Laut Pasir Tengger seluas 5.520 hektar. Pada
perkembangan selanjutnya kawasan ini mengalami perubahan bentuk dan
kawasan. Kawasan ini ditunjuk sebagai Taman Wisata Aalam Tengger Laut
Pasir dengan luas 2,67 hektar melalui surat Kepengurusan Menteri Pertanian
No.198/Kpts/Um/5/1981 pada tanggal 13 Maret 1981. Hingga pada akhirnya
kawasan ini pertama kali dinyatakan sebagai kawasan Taman Nasional
berdasarkan Surat Pernyataan Menteri Pertanian Nomor. 736/mentan/C/1982
pada tanggal 14 Oktober 1982 seluas 58.000 hektar. Proses perkembangan dan
pemantapan kawasan, pengelolaan kawasan Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru dikelola secara intensif mulai tahun 1984/1985 oleh Balai Konservasi
Sumber Daya Alam IV melalui Proyek Pengembangan Suaka Alam dan Hutan
Wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sampai dengan tahun
1992/1993.
Pada tahun 1992 TNBTS resmi menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (PHPA)
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 1.049/Kpts-II/1992
tanggal 12 November 1992. Kawasan ini mengalami perubahan struktur
organisasi menjadi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru melalui surat
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 185/Kpts-II/1197 pada tanggal 31 Maret
1997. Kawasan Bromo Tengger Semeru ditunjuk sebagai kawasan Taman
Nasional dengan luas 50.276,20 hektar berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor 278/Ktps-VI/1997 yang dikeluarkan pada tanggal 23 Mei
4

1997. Sejak keluarnya surat penunjukkan kawasan hingga kini TNBTS menjadi
salah satu dari 50 kawasan Taman Nasional di Indonesia yang berfungsi sebagai
kawasan pelestarian alam juga memiliki pemandangan alam yang menakjubkan
dan kekayaan alam hayati yang sangat beragam.

C. Kondisi Fisik

1. Iklim
Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memilki suhu yang
relatif rendah dan kadar udara yang tipis. Suhu udara di kawasan Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru berkisar antara 5oC sampai 22oC. Suhu
terendah di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru terjadi dini hari
di puncak musim kemarau antara 3oC sampai 5oC bahkan di beberapa tempat
sering bersuhu di bawah 0oC, khususnya di area Ranu Kumbolo dan Puncak
Mahameru. Suhu maksimum berkisar antara 20oC sampai 22oC, selain itu
Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru di sekitaran laut pasir
mempunyai kelembaban udara yang cukup tinggi yaitu maksimal mencapai
90-97% dan minimal 42-45% dengan tekanan udara 1007-1015,7 mm Hg
(TNBTS, 2005).
Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidt Ferguson, tipe iklim
yang ada di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru terbagi menjadi
beberapa tipe. Klasifikasi iklim ini dibuat berdasarkan kondisi iklim di daerah
tropis. Dasarnya adalah jumlah curah hujan yang jatuh setiap bulan dan tingkat
kebasahan yang disebut gradien (Q). Gradien Q adalah persentase nilai
perbandingan antara jumlah rata-rata bulan kering dan jumlah rata-rata bulan
basah. Klasifikasi iklim di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
sebagai berikut (Tabel 1).
Tabel 1 Iklim di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
No. Nama Daerah Tipe Iklim Presentase Niai (Q)
1. Semeru Tenggara A (sangat basah) 0 – 14,3%
2. Semeru Selatan, Puncak, Lereng Semeru B (basah) 14,36%
bagian Timur
3. Argowulan, Penanjakan, Keciri, Blok C (agak basah) 43.86%
Argosari, Ranu Kumbolo dan Jambangan
4. Laut Pasir, Ngadas, Ranupani, Blok D (sedang) 60%
Watu Pecah sampai dengan
Poncokusumo
Sumber: Profil TNBTS, 2019

2. Topografi
Lokasi Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru pada dasarnya
berada pada puncak pegunungan Tengger di kawasan Gunung Bromo dan
pegunungan Jambangan di kawasan Gunung Semeru yang membentang dari
utara ke selatan sepanjang ± 40 km dan dari timur ke barat sepanjang ±
20-30 km. Topografi Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
didominasi gunung-gunung dan bukit terjal. Kemiringan Kawasan Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru bervariasi mulai dari bergunung, berbukit-
bukit dengan lereng landai sampai curam dan bergelombang. Gunung-gunung
5

yang terdapat di komplek pegunungan Jambangan dan komplek pegunungan


Tengger antara lain sebagai berikut (Tabel 2).
Tabel 2 Jenis Gunung di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
No. Nama Gunung Ketinggian (mdpl)
1. Komplek Pegunungan Jambangan
a. Gunung Gentong 2.951
b. Gunung Malang 2.491
c. Gunung Widodaren 2.000
d. Gunung Pengangon 2.833
e. Gunung Ayek-ayek 2.819
f. Gunung Semeru 3.676
2. Komplek Pegunungan Tengger
a. Gunung Jantur 2.705
b. Gunung Ider-ider 2.617
c. Gunung Penanjakan 2.724
d. Gunung Batok 2.470
e. Gunung Wododaren 2.650
f. Gunung Bromo 2.392
Sumber: Profil TNBTS, 2019

3. Geologi dan Tanah


Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan daerah
vulkanis dengan formasi geologi dari kegiatan gunung api kuarter muda dan
gunung api kuarter tua. Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
memiliki jenis batuan abu pasir atau tuf dan vulkan intermedia sampai basis
dengan fisiografi vulkan dan asosiasi andosol kelabu dan regosol kelabu dengan
bahan induk abu atau pasir dan tuf intermedian sampai basis. Bentuk struktur
geologi ini menghasilkan batuan yang tidak padat dan tidak kuat ikatan
butirannya, sehingga mudah tererosi terutama pada musim penghujan. Batuan
yang ada membentuk jenis tanah yang cukup beragam di Kawasan Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru. Jenis tanah yang ada adalah Andosol,
Regosol, Latosol, Litosol, Komplek Meditarian Merah Kuning, Regosol
dengan Latosol, Komplek Mediterian dengan Litosol. Jenis tanah yang ada di
Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru termasuk subur karena
terbentuk dari abu vulkanis dan aktivitas gunung api yang ada di Kawasan
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Rencana Pengelolaan TNBTS 1995-
2020).

4. Hidrologi
Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sebagai daerah
vulkanik mempunyai pola tata air permukaan (Radical Drainage Pattern)
dimana air terdapat berlimpah pada saat musim penghujan sedangkan pada saat
musim kemarau air permukaan sulit diperoleh bahkan tidak ada sama sekali. Hal
ini disebabkan karena semua air yang menggenang di permukaaan tanah selama
musim hujan cepat hilang terserap ke dalam lapisan tanah yang lebih bawah.
Air tanah yang ada merupakan air hujan yang merembes melalui sebaran batu
gunung, bergerak masuk ke dalam lapisan batuan di bawah yaitu batuan
lempung yang kedap air. Pada musim penghujan, sungai yang ada di daerah
batuan gunung api tidak akan langsung meluap tetapi sebagain air yang ada akan
terserap dalam tanah dan akan mulai meluap jika air tanah di daerah rembesan
6

mulai penuh. Pada saat musim kemarau, maka seluruh permukaan yang terdiri
dari sebaran batu lempung akan terbuka dan daerah rembesan yang tidak terlalu
terlindung akan cepat menjadi kering dan mata air yang ada debitnya akan
menurun.
Sumber air dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru berupa sungai
dan anak sungai. Tercatat lebih dari 50 sungai atau mata air dan enam ranu atau
danau di dalam Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yaitu Ranu
Pani, Ranu Kuning, Ranu Darungan, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo dan Ranu
Tompe (TNBTS, 2012). Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengaturan tata air untuk daerah
sekitarnya, terutama dalam memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat,
untuk keperluan pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, hingga industri
di Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan
Kabupaten Probolinggo.

D. Kondisi Biotik
Flora dan Fauna Hutan tropis di Kawasan Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru adalah habitat bagi hampir sekitar 1.026 jenis flora dimana 226
diantaranya merupakan famili Orchidaceae (anggrek) yang memiliki nilai
ilmiah tinggi, serta 260 tanaman obat-obatan atau tanaman hias. Famili anggrek
sebanyak 226 yang terdapat dalam Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru, 18 jenis diantaranya adalah jenis endemik Jawa Timur dan 7 jenis
diantaranya merupakan jenis endemik Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Jenis lain yang banyak terdapat di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru antara lain C.junghuhniana, A.lophanta, A.decurrens, Quercus sp,
E.pallescens, Crotalaria striata, A.javanica, A.longifolia, F.vulgare,
V.varingifolium, S.pungeus, Sphagum sp, Mimosa sp, P.herba, Myrisca sp, dan
lainnya. Selain itu dari famili anggrek terdapat beberapa jenis anggrek yang
banyak terdapat di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru antara lain yaitu
M.purpureonervosa, M.wetteana, dan L.rhodocila yang merupakan anggrek
langka dan khas kawsan semeru (Gambar 1). Kawasan Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru juga terdapat C.fornicatus (anggrek mutiara merah) dan
M.petola yang merupakan anggrek yang dilindungi Undang-Undang. Sampai
saat ini di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru belum ditemukan
adanya jenis satwa liar yang endemik.

Gambar 1 Anggrek Hutan di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru


Sumber: orchid.jellajah.com
7

Potensi fauna yang terdapat di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger


Semeru relatif kecil baik dari jumlah jenis maupun kerapatannya. Dari berbagai
macam satwa yang terdapat dalam Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru beberapa diantaranya merupakan satwa yang dilindungi baik yang
termasuk dalam daftar CITES (Convention on International Trade in
Endangered Species of Wild Fauna and Flora) ataupun dilindungi oleh
pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999
Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Kawasan Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru dari hasil inventarisasi terakhir tahun 1996 dan dari
informasi yang diperoleh, terdapat 158 jenis satwa liar yang terdiri dari klas
mamalia sebanyak 22 jenis dengan 20 jenisnya dilindungi oleh Undang-Undang.
Kelompok Aves sebanyak 130 jenis dengan 27 jenisnya dilindungi oleh
Undang-Undang dan Kelompok Reptilia sebanyak 6 jenis. Dari hasil
inventarisasi tahun 2007 di Ranupane ditemukan 47 jenis burung (Lapoan
Tahunan TNBTS 2012). Berdasarkan hasil inventarisasi mamalia, tahun 2008,
beberapa jenis yang terdapat di kawasan TNBTS baik yang ditemui langsung
maupun tidak langsung ditemukan delapan jenis mamalia kecuali primata yaitu
Macan Tutul (Panthera pardus), Landak Jawa (Hystrix javanica), Babi Hutan
(Sus scrofa), Musang Luwak (Paradosurus hermaproditus), Tupai (Annatana
elliot), Kucing Hutan (Prionailurus bengalensis), Kijang (Muntiacus muntjak),
Teledu Sigung (Mydaus javanensis). Berikut merupakan gambaran Macan Tutul
di kawasan TNBTS (Gambar 2).

Gambar 2 Macan Tutul di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru


Sumber: lokadata.id

E. Potensi Wisata
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki nilai jual yang sangat
tinggi dalam aspek potensi wisatanya. Hal ini ditandai dengan pengelolaan
kawasan pariwisata di Gunung Bromo yang merupakan bagian integral dari
pembangunan kepariwisataan nasional, selain itu pengelolaan kawasan
pariwisata Gunung Bromo ini memiliki arti yang sangat penting dan strategis
bagi bangsa Indonesia dalam mendukung kelangsungan dan keberhasilan
pembangunan yang berkelanjutan. Taman Nasional Bromo Tengger semeru
dapat dikatakan sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang sangat berpotensi
untuk dijadikan sebagai destinasi wisata yang berkelanjutan, karena Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki sumberdaya alam yang sangat
melimpah baik dari segi flora maupun faunanya. Kawasan Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru perlu mempertahankan aspek konservasinya, karena
8

apabila tidak diperhatikan dengan baik maka aset yang dimiliki berpotensi untuk
musnah. Upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan hal ini yaitu
perlunya koordinasi antar stakeholder dalam pengembangan kegiatan pariwisata
dengan konservasi sumberdaya alam yang ada di kawasan tersebut.
Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki potensi
wisata alam dan sumber airnya yang melimpah, popularitas kawasan wisata
Gunung Bromo pun menjadikan Taman Nasional ini sebagai tujuan para
wisatawan baik domestik maupun mancanegara (Gambar 3). Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru dapat dikatakan sebagai kawasan wisata yang
berkembang karena fasilitas dan sumberdayanya sudah cukup baik, maka dari
itu dapat dinilai bahwa sistem pengelolaan dari Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru sudah sesuai dengan yang seharusnya dengan menerapkan sistem
konservasi. Kunci dari potensi wisata yang baik tentu ada pada Sumberdaya
Manusia (SDM) yang mengiringinya, karena tanpa SDM yang baik maka
potensi wisata yang tadinya sudah ada tidak dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan dengan semestinya. Pada kawasan Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru, SDM yang sudah ada pada dasarnya masih perlu diperbaiki
agar potensi wisata yang dimiliki dapat terus meningkat dan menjadi lebih
terorganisir dalam hal pengelolaannya.

Gambar 3 Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru


Sumber: cnnindonesia.com
Bukti nyata pengelolaan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yaitu
adanya lautan pasir Tengger yang digunakan dan dimanfaatkan untuk berjalan
kaki ataupun menunggangi kuda, hal ini termasuk ke dalam salah satu potensi
wisata yang dimiliki oleh Taman Nasional Bromo Tengger Semeru untuk
meningkatkan jumlah kunjungan para wisatawan. Potensi lain dari Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru yaitu memiliki puncak Gunung Bromo dan
Gunung Semeru yang termasuk ke dalam kategori gunung tertinggi di Pulau
Jawa. Wisata alam yang ditawarkan di kawasan ini pun menjadi potensi wisata
yang sangat baik, seperti Ranu Kumbolo yang dimana matahari perlahan-lahan
akan muncul dari lembah diantara dua bukit persis seperti di dalam dongeng.
Pesona air terjun yang dimiliki pun sangat memikat para wisatawan untuk
mengunjunginya, seperti Madakaripura, Laut Pasir Tengger (Gambar 4), Coban
Sewu, Coban Pelangi, dan air terjun Coban Jahe. Wisata religi pun menjadi
potensi wisata yang ada karena sebagian besar penduduk asli Tengger menganut
agama Hindu, oleh karena itu wisatawan dapat dengan mudah menemukan
sejumlah Pura Hindu di sekitar wilayah Taman Nasional Bromo Tengger
9

Semeru. Pura yang ada di sekitar kawasan diantaranya yaitu Pura Kidal, Pura
Luhur Poten, Pura Agung Mandara Giri Semeru, dan Pura Jago untuk
menyaksikan keindahan sejarahnya.

Gambar 4 Potensi Laut Pasir Tengger


Sumber: radarsolo.jawapos.com
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru selain memiliki keindahan alam
yang menakjubkan, juga memiliki pesona kebudayaan yang sangat beragam
(Gambar 5). Desa Ngadas yang tenang di lereng Gunung Bromo merupakan
satu-satunya kawasan yang akan memberikan pengalaman kebudayaan yang
menyenangkan dan wajib dinikmati bagi para wisatawan. Desa Ngadas terletak
di dataran tinggi yang hanya berjarak sekitar 6,5 km dari Gunung Bromo. Suhu
rata-rata di desa tersebut yaitu sekitar 0 - 250 C dengan udara yang sangat
menyegarkan. Penduduk desa yang sebagian besar adalah penduduk asli
Tengger masih mempraktikan ritual dan upacara kuno yang diyakini akan
membawa keamanan, nasib baik, dan kemakmuran. Desa yang ada di sekitar
kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini diyakini termasuk ke
dalam potensi wisata yang luar bisa dan dan dapat memberikan para wisatawan
pengalaman yang tak terlupakan, maka dari itu kawasan Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru patut dilestarikan dan juga dijaga keasriannya sehingga bisa
terus bertahan sebagai destinasi wisata berbasis konservasi di masa yang akan
datang.

Gambar 5 Kegiatan Ritual di Desa Ngadas


Sumber: mongabat.co.id.

F. Kondisi Pengelola
Kondisi pengelola di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru terbentuk
ke dalam struktur organisasi. Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor:
P03/Menhut-II/2017 struktur organiasi Balai Besar Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru (BBTNBTS) terdiri dari Kepala Balai Besar, Kepala Bagian
10

Tata Usaha, Kepada Bidang Teknis Konservasi, Kepala Bidang Pengelolaan


Taman Nasional Wilayah 1. dan Kepala Bidang Taman Nasional Wilayah II.
Bagian struktur organiasi di BBTNBTS memiliki tugas yang berbeda sesuai
dengan kegiatan pengelolaan yang dikerjakan.
Kepala Balai Besar mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, kebijakan,
bimbingan teknis dan pelaksaan administrasi dalam rangka penyelenggaraan
konservasi, ekosistem, dan pengelolaan kawasan Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
Kepala Bagian Tata Usaha memiliki tugas melaksanakan tentang administrasi
persuratan, kepegawaian, keuangan, kearsipan, perlengkapan, tata laksana,
penyusunan program dan kerja sama, dan lain-lain. Bagian dibagi menjadi
beberapa struktur di bawahnya yaitu kepala sub bagian umum, kepala sub
bagian program dan kerjasama, serta kepala sub bagian datam evaluasi,
pelaporan, dan kehumasan.
Kepala Bidang Teknis Konservasi memiliki tugas dalam persiapan rencana
kerja di bidang perlindungan, pelayanan di bidang konservasi dan ekosistem,
serta pengawetan dan pemanfaatan kawasan. Bagian ini memiliki struktur di
bawahnya terdiri dari kepala seksi pemanfaatan dan pelayanan serta kepala seksi
perencanaan, perlindungan, dan pengawetan. Kepala Bidang Pengelolaan
Taman Nasional Wilayah I memiliki tugas dalam mengkoordinasikan
pelaksanaan konservasi sumberdaya alam dan ekosistemnya serta pengelolaan
kawasan di wilayah kerja. Bagian ini memiliki struktur di bawahnya terdiri dari
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I dan Kepala Seksi
Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II. Kepala Bidang Pengelolaan Taman
Nasional Wilayah II memiliki tugas tentang koordinasi pelaksanaan konservasi
sumberdaya alam dan ekosistem serta pengelolaan kawasan di wilayah kerja.
Bagian ini memiliki struktur atau jabatan di bawahnya terdiri dari Kepala Seksi
Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III dan Kepala Seksi Taman Nasional
Wilayah IV.
Pengelolaan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru terbilang cukup
baik karena struktur organisasi berjalan sesuai dengan tugas yang telah
diamanahkan. Pekerjaan yang baik tersebut membuat TNBTS semakin
berkembang dalam kegiatan pariwisatanya seperti pengembangan di setiap
aspek pengelolaannya. Bagian struktur organisasi di TNBTS memiliki Standar
Operasional Pekerjaan (SOP) yang wajib dipatuhi dan dilaksanakan oleh
masing-masing pengelola agar kegiatan pariwisata dapat berjalan dengan lancar
dan baik. SOP tersebut telah diterapkan oleh pengelola di TNBTS. Secara garis
besar pengelolaan di TNBTS terbilang baik karena terstruktur dalam bekerja dan
hasil yang memuaskan.

G. Kondisi Masyarakat Masyarakat


Kondisi Masyarakat dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
berbatasan langsung dengan empat wilayah kabupaten yang berbeda diantaranya
yaitu Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Pasuruan, dan
Kabupaten Probolinggo. Berikut adalah tabel dari kondisi masyarakat yang
berkaitan dengan kabupaten, desa, dan mata pencahariannya yang ada pada
(Tabel 3).
11

Tabel 3 Kondisi Masyarakat TNBTS


No. Kabupaten Jumlah Desa Persentase (%)
1. Kabupaten Malang 25 34,27 %
2. Kabupaten Lumajang 22 30,56 %
3. Kabupaten Pasuruan 12 16,67 %
Sumber: Profil TNBTS, 2019
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru secara langsung berbatasan
dengan 72 desa yang terletak di 18 kecamatan yang termasuk ke dalam empat
wilayah kabupaten yang berbeda. Kawasan ini terdapat dua desa yang berada di
dalam kawasan (enclave) yaitu Desa Ngadas (Kabupaten Malang) dan Ranupani
(Kabupaten Lumajang). Desa di sekitar Kawasan Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru memiliki ketinggian antara 300 mdpl sampai dengan 2.000
mdpl dengan topografi yang berlereng dan berbukit-bukit. Sampai dengan tahun
2011, total jumlah penduduk di seluruh desa sekitar kawasan TNBTS adalah
267.927 jiwa yang terdiri dari 132.708 jiwa pria (49,53%) dan 135.219 jiwa
wanita (50,47%) dengan kepadatan penduduk rata-rata 411,02 jiwa/km2 . Berikut
merupakan tabel nama desa di sekitar kawasan TNBTS dan luas wilayahnya
(Tabel 4).
Tabel 4 Nama Desa di Kawasan TNBTS
No. Nama Desa Luas Wilayah
1. Desa Argosari 56,05 km2
2. Desa Pasrujambe 43,89 km2
3. Desa Burmo 40,72 km2
4. Desa Wonoayu 2,61 km2
5. Desa Bedayutalang 2,92 km2
6. Desa Kenongo 3,38 km2
7. Desa Oro-Oro Ombo 6,85 km2
8. Desa Ranupani 35,79 km2
Sumber: Profil TNBTS, 2019
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada masing-masing
kabupaten, sebagian besar penduduk desa sekitar kawasan TNBTS mempunyai
mata pencaharian utama sebagai petani, dengan komoditi pertanian utama yaitu
tanaman holtikultura (51,39%), tanaman perkebunan (15,28), petani padi
(15,28), dan hanya sedikit yang bekerja di bidang peternakan (1,39%). Berikut
merupakan tabel mata pencaharian di kawasan TNBTS (Tabel 5).
Tabel 5 Mata Pencaharian Masyarakat TNBTS.
No. Mata Pencaharian Presentase
1. Petani
Tanaman Holtikultura 51,39 %
Tanaman Perkebunan 15,28 %
Petani Padi 15,28 %
2. Peternakan 1,39 %
Sumber: Profil TNBTS, 2019

H. Kondisi Kepariwisataan Sekitar


Kondisi kepariwisataan di sekitar Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru sangat memadai. Hal tersebut dikarenakan fasilitas di TNBTS yang
sudah mencakup rekreasi dan wisata, pengelola, pendidikan, penelitian, serta
fasilitas pendukung seperti amenitas, homestay dan transportasi. Kondisi
12

geografisnya yang terletak langsung berbatasan dengan beberapa wilayah


membuat TNBTS memiliki cukup banyak jalur untuk memasukinya. Kondisi
tersebut memiliki dampak bagi kepariwisataan yang ada di sekitar TNBTS,
karena banyaknya jalur juga dapat melibatkan banyak masyarakat sekitar untuk
ikut andil dalam kepariwisataan di sekitar kawasan. Lautan Pasir, Bukit
Teletubies, Penanjakan, Gunung Bromo, Gunung Semeru, Bukit Cinta, Pura
Luhur, dan kawah utama menjadi daya tarik yang sangat dikenal bagi wisatawan
saat berkunjung ke TNBTS.
Aksesbilitas, Atraksi, Akomodasi, Aktivitas, dan Amenitas sudah sangat
mendukung bagi pelayanan terhadap wisatawan. Aksesbilitas yang ada pada
TNBTS cukup mudah karena terdapat beberapa jenis kendaraan yang dapat
digunakan, umumnya wisatawan yang sedang berkunjung di TNBTS akan
sering menjumpai kendaraan mobil jenis Jeep. Aktivitas yang sering dilakukan
oleh setiap wisatawan pastinya adalah swafoto, selain itu aktivitas lainnya
adalah berkuda, dan hiking. Amenitas yang terdapat di sekitar kawasan cukup
memadai dan lengkap seperti ATM, money changer, toko cenderamata, dan
lainnya. Akomodasi pada kawasan TNBTS untuk menunjang kepariwisataan
cukup terpenuhi, hal itu dikarenakan banyaknya villa ataupun homestay yang
seringkali dijumpai pada saat dalam perjalanan menuju kawasan, dan atraksi
yang ada pada kawasan TNBTS pastinya adalah pemandangan alam yang unik
dan menarik, lautan pasir, Gunung Bromo, Gunung Semeru, dan berbagai bukit
di sekitar kawasan wisata.

I. Aksesibilitas
Aksesibilitas untuk mencapai kawasan TNBTS dapat ditempuh melalui
empat pintu masuk, yaitu Kabupaten Malang, Pasuruan, Probolinggo, dan
Lumajang. Beberapa jalan masuk menuju kawasan Taman Nasional cukup
bagus dan mudah dilalui, serta sebagian lainnya masih berupa jalan macadam
atau tanah. Jalur masuk dan perhubungan menujur kawasan TNBTS dapat
dilihat pada tabel berikut (Tabel 6).
Tabel 6 Aksesibilitas TNBTS
No. Rute Jarak Kondisi Jalan Waktu Keterangan
(km) Tempuh
(Menit)
1. Surabaya - Malang 89 Beraspal 90 Bus / Taxi
Malang - Tumpang 18 Beraspal 30 Taxi
Tumpang - Gubugklakah 12 Beraspal 30 Jeep / Taxi
Gubugklakah - Ngadas 16 Beraspal 40 Jeep
Ngadas - Jemplang 1 Beton 10 Jeep
Jemplang - M. Bromo 10 Tanah/ Berpasir 60 Jeep / Kuda
Jemplang - Ranu Pane 6 Tanah/Beraspal 60 Jeep
Ranu Pane - Ranu 10 Jalan Setapak 240 Jalan Kaki
Kombolo 5 Jalan Setapak 180 Jalan Kaki
Ranu Kombolo - Kalimati 1 Jalan Setapak 60 Jalan Kaki
Kalimati - Arcopodo 2 Jalan Setapak 180 Jalan Kaki
Arcopodo - Mahameru 40 Beraspal 45 Bus / Taxi
Surabaya - Pasuruan
2. Pasuruan - Warungdowo 4 Beraspal 15 Bus / Taxi
Warungdowo - Tosari 36 Beraspal 60 Taxi
Tosari - Wonokitri 3 Beraspal 15 Jeep / Taxi
Wonokitri - Dingklik 6 Beraspal 25 Jeep
13

No. Rute Jarak Kondisi Jalan Waktu Keterangan


(km) Tempuh
(Menit)
Dingklik - Penanjakan 4 Beraspal 20 Jeep
Dingklik - Laut Pasir 3 Beraspal 20 Jeep
Laut Pasir - G. Bromo 4 Sand 20-60 Kuda / Jeep
Surabaya - Tongas (P- 100 Beraspal 120 Bus / Taxi
linggo) 16 Beraspal 30 Bus / Taxi
Tongas - Sukapura
3. Sukapura - 27 Beraspal 60 Bus / Tax
Cemorolawangi 2,5 Berkerikil/ 40 Kuda
Cemorolawang - Bromo 170 Beraspal 150 Taxi
Surabaya - P/linggo -
Lumajang 22 Beraspal 45 Taxi
Lumajang - Senduro
4. Senduro - Bumo 4 Beraspal 15 Taxi / Jeep
Bumo - Ranu Pane 24 Beraspal 75 Taxi / Jeep
Ranu Pane - Ranu 10 Beraspal 240 Jalan Kaki
Kumbolo 4,5 Jalan Setapak 180 Jalan Kaki
Ranu Kumbolo - Kalimati 1 Jalan Setapak 60 Jalan Kaki
Kalimati - Arcopodo 1,5 Jalan Setapak 240 Jalan Kaki
Arcopodo - Mahameru
Sumber: Eastjava.com
14

III METODE PRAKTIK PENGELOLAAN

A. Lokasi dan Waktu


Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini akan dilaksanakan di
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru tepatnya di Provinsi Jawa Timur
terletak di wilayah administratif Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang,
Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Probolinggo. Kegiatan Praktik Kerja
Lapangan akan dilaksanakan selama 2 bulan terhitung sejak pertengahan
Desember 2021 hingga awal bulan Februari 2022.

B. Alat
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan membutuhkan alat untuk menunjang
pengambilan data, pelaksanaan di lapangan, dan membuat laporan. Alat yang
digunakan dapat mempermudah dan bermanfaat dalam pengambilan data di
lapangan. Berikut merupakan alat yang digunakan dalam melakukan penelitian
di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Tabel 7).
Tabel 7 Alat
No. Alat Fungsi
1. Peta Kawasan Mempelajari situasi kawasan
2. Alat tulis Alat menulis untu mencatat data yang diperoleh
3. Laptop Alat mengolah data
4. Tallysheet Lembar kerja untuk mengumpulkan informasi
5. Handphone Alat perekam dan media komunikasi
6. Jurnal Sumber literatur dalam mencari data

C. Jenis dan Metode Pengambilan Data


Jenis data yang akan diambil dalam kegiatan pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) terbagi menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Data primer
terdiri dari data mengenai obyek kawasan dan pengelolaan. Data sekunder
terdiri dari data terkait dengan kondisi umum. Jenis data yang diambil
berdasarkan metode pengambilan data sudah ditentukan. Berikut merupakan
tabel jenis data yang akan dilakukan di dalam penelitian Praktik Kerja Lapangan
di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Tabel 8).
Tabel 8 Jenis Data
Teknik
No. Data Uraian Deskripsi Pengambilan
Data
1. Pengelolaan 1. Pengelolaan Perencanaan (planning), Studi literatur,
Pengunjung Pengorganisasian observasi,
(organizing), kegiatan
Pelaksanaan (actuating), partisipatif dan
Pengontrolan wawancara
(controlling),
Permasalahan, Solusi
Permasalahan
2. Pengelolaan Perencanaan (planning), Studi literatur,
15

Teknik
No. Data Uraian Deskripsi Pengambilan
Data
Masyarakat Pengorganisasian observasi,
Sekitar (organizing), kegiatan
Pelaksanaan (actuating), partisipatif dan
Pengontrolan wawancara
(controlling),
Permasalahan, Solusi
Permasalahan
3. Pengelolaan Perencanaan (planning), Studi literatur,
Promosi dan Pengorganisasian observasi,
Pemasaran (organizing), kegiatan
Pelaksanaan (actuating), partisipatif dan
Pengontrolan wawancara
(controlling),
Permasalahan, Solusi
Permasalahan
4. Pengelolaan Perencanaan (planning), Studi literatur,
Program Pengorganisasian observasi,
(organizing), kegiatan
Pelaksanaan (actuating), partisipatif dan
Pengontrolan wawancara
(controlling),
Permasalahan, Solusi
Permasalahan
2. Kegiatan 1. Kegiatan Pelaksanaan (actuating), Observasi,
Partisipatif Pemanduan Pengontrolan kegiatan
(controlling) partisipatif dan
wawancara
2. Kegiatan Pelaksanaan (actuating), Observasi,
Branding Pengontrolan kegiatan
(controlling) partisipatif dan
wawancara
3. Kegiatan Pelaksanaan (actuating), Observasi,
Patroli Pengontrolan kegiatan
(controlling) partisipatif dan
wawancara
4. Kegiatan Pelaksanaan (actuating), Observasi,
Pengambilan Pengontrolan kegiatan
Data (controlling) partisipatif dan
wawancara
5. Kegiatan Pelaksanaan (actuating), Observasi,
Partisipasi Pengontrolan kegiatan
Penyuluhan (controlling) partisipatif dan
wawancara
6. Kegiatan Pelaksanaan (actuating), Observasi,
Pemebrsihan Pengontrolan kegiatan
Jalur Patroli (controlling) partisipatif dan
wawancara
7. Kegiatan Pelaksanaan (actuating), Observasi,
Penanaman Pengontrolan kegiatan
Pohon (controlling) partisipatif dan
16

Teknik
No. Data Uraian Deskripsi Pengambilan
Data
wawancara

8. Kegiatan Pelaksanaan (actuating), Observasi,


Pengolahan Pengontrolan kegiatan
Data (controlling) partisipatif dan
wawancara
3. Pengabdian 1. Sosialiasi Pengorganisasian Observasi dan
Masyarakat Keselamatan (organizing), wawancara
Pengunjung Pelaksanaan (actuating),
Pengontrolan
(controlling),
Permasalahan, Solusi
Permasalahan
2. Branding Pengorganisasian Observasi dan
Kuliner atau (organizing), wawancara
UMKM Pelaksanaan (actuating),
Pengontrolan
(controlling),
Permasalahan, Solusi
Permasalahan
3. Taman Pengorganisasian Observasi dan
Pendidikan Al- (organizing), wawancara
Quran (TPA) Pelaksanaan (actuating),
Pengontrolan
(controlling),
Permasalahan, Solusi
Permasalahan
4. Konservasi Pengorganisasian Observasi dan
Lingkungan (organizing), wawancara
Pelaksanaan (actuating),
Pengontrolan
(controlling),
Permasalahan, Solusi
Permasalahan
Data primer menggunakan wawancara secara langsung kepada pihak
pengelola dan masyarakat sekitar untuk mendapatkan data terbaru dan lengkap,
observasi atau turun langsung lapang, dan kegiatan partisipasi. Data sekunder
didapatkan dari data literatur yang bersumber dari internet atau buku yang
terkait. Penelitian ini dilakukan dengan cara meneliti dan menganalisis
pengelolaan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Metode pengambilan
data yang digunakan yaitu:
1. Studi Pustaka dan Literatur. Studi pustaka dan literatur adalah
pengambilan proses data sekunder yang berasal dari internet dan buku
yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan. Studi pustaka melalui
internet berasal dari jurnal, skripsi, atau karya ilmiah lainnya.
2. Wawancara. Wawancara merupakan pengambilan proses data primer yang
dilakukan secara langsung kepada pengelola, pertugas kawasan, dan
masyarakat sekitar di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
17

3. Observasi, Partisipasi, dan Dokumentasi. Observasi merupakan


pengambilan data secara langsung dengan turun ke lapangan dan
mengamati keadaan lingkungan sekitar. Partisipasi adalah ikut serta dalam
kegiatan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru selama melakukan
kegiatan praktik. Dokumentasi adalah proses pengambilan gambar atau
video sebagai data kelengkapan.
4. Kegiatan Partisipatif. Kegiatan partisipatif merupakan bentuk pengambilan
data dengan cara ikut serta dalam kegiatan program wisata yang dilakukan
di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dalam rangka memperoleh
pemahaman terkait kegiatan pengelolaan.

D. Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan untuk Praktik Kerja Lapangan (PKL)
melalui pendekatan deskriptif kualititatif. Deskriptif kualitatif menurut
Sugiyono (2006) adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat
pospositivisme digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrument kunci teknik pengumpulan data dilakukan secara trigulasi gabungan),
analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna daripada generalisasi. Penelitian deskriptif kualitatif
bertujuan untuk menggambarkan, melukiskan, menerangkan, menjelaskan dan
menjawab secara lebih rinci permasalahan yang akan diteliti dengan
mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok atau suatu
kejadian. Pendekatan deskriptif kualitatif dilakukan dengan mendeskripsikan
data mengenai pengelolaan yang terdapat di Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru. Hal yang perlu di analisis berdasarkan rumusan masalah, yakni
mengenai perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan.
18

IV RENCANA KERJA PENGABDIAN PADA


MASYARAKAT

A. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan rencana kegiatan kerja pengabdian pada masyarakat
dilaksanakan di sekitar kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
tepatnya di Provinsi Jawa Timur terletak di wilayah administratif Kabupaten
Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten
Probolinggo. Kegiatan rencana kerja pengabdian pada masyarakat dilaksanakan
selama 2 bulan terhitung sejak pertengahan Desember 2021 hingga awal bulan
Februari 2022.

B. Rencana Kegiatan

1. Sosialisasi Keselamatan Pengunjung


Sosialiasi Keselamatan Pengunjung merupakan kegiatan yang
dilaksanakan dengan tujuan untuk meminimalisir risiko yang tidak ingin terjadi
di TNBTS. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan destinasi
wisatawa yang identik dengan kesenangan dan menawarkan pemandangan alam
yang indah, namun tidak menutup kemungkinan kegiatan yang terdapat di
TNBTS memiliki risiko misalnya yaitu kecelakaan yang menimpa pengunjung.
Penyebab kecelakan dapat berasal dari bencana alam, pengelolaan tempat
wisata, pengunjung, dan kejahatan. Kecelakaan yang akan terjadi dapat
menimbulkan kerugian bersifat materi dan immaterial kepada pengelola dan
korban.
Rencana kegiatan sosialisasi berupa penyuluhan yang diberikan kepada
masyarakat, pengunjung, dan pihak yang terkait di TNBTS. Penyuluhan tersebut
berisi tentang materi mengenai keselamatan pengunjung seperti pentingnya
kotak P3K di TNBTS, perlindungan diri dari binatang buas, hal yang harus
dilakukan jika terjadinya bencana alam, dan lain-lain. Kegiatan Sosialiasi
Keselamatan Pengunjung juga dilakukan secara praktik agar peserta sosialiasi
lebih memahami dan sudah terbayang jika adanya kecelakaan yang menimpa.
Kegiatan ini rencananya dilaksanakan saat weekend karena waktu tersebut
jumlah pengunjung yang datang ke TNBTS lebih banyak dibandingkan
weekday. Pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Sosialiasi Keselamatan
Pengunjung yaitu pengelola, pegawai Balai TNBTS, masyarakat sekitar, dan
khususnya Tim SAR yang paham mengenai keselamatan. Pengelola dan
pegawai Balai TNBTS bertugas dalam mendukung dan mengatur kegiatan
sosialiasi, masyarakat sekitar bertugas sebagai pelengkap dan membantu dalam
kegiatan sosialisasi, dan Tim SAR bertugas dalam menyampaikan hal-hal
mengenai keselamatan saat mengunjungi suatu destinasi wisata.
Susunan acara pada kegiatan Sosialiasi Keselamatan Pengunjung disusun
berdasarkan kesepakatan dengan pihak pengelola. Susunan acara dilaksanakan
pada pagi hari hingga siang hari. Acara pertama yaitu pembukaan yang
dibawakan oleh Pengelola dan Ketua Balai TNBTS. Pengelola dan Ketua Balai
TNBTS tidak hanya membuka kegiatan, melainkan menjelaskan maksud dan
tujuan kegiatan Sosialisasi Keselamatan Pengunjung. Acara selanjutnya yaitu
19

penjelasan materi keselamatan pengunjung oleh Tim SAR dan dilanjutkan


dengan kegiatan praktik keselamatan pengunjung oleh Tim SAR. Pada
pertengahan materi akan diadakan sesi tanya jawab agar peserta lebih dapat
memahami materi yang disampaikan dan peserta yang menjawab dengan benar
akan mendapatkan merchandise Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

2. Branding Kuliner atau UMKM


Branding merupakan salah satu bagian dari pengelolaan promosi dan
pemasaran yang akan dilakukan ketika menjalankan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Branding menjadi salah satu
faktor yang sangat penting dalam dunia pemasaran, karena dengan dilakukannya
branding maka segala sesuatu yang akan dipromosikan menjadi lebih dikenal
secara luas oleh masyarakat umum. Rencana kerja pengabdian pada masyarakat
yang akan dilakukan yaitu melakukan branding kuliner atau UMKM di kawasan
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru kepada masyarakat luas melalui
platform media sosial yang sedang gencar-gencarnya di masyarakat, yakni
Instagram ataupun TikTok. Kedua platform tersebut saat ini dapat dikatakan
menjadi jembatan branding yang mudah dan juga terjangkau, karena hanya
mengeluarkan biaya untuk kuota internet saja. Branding yang dilakukan melalui
kedua platform tersebut rencananya akan disalurkan melalui bantuan media
sosial Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, sehingga para
wistawan ataupun masyarakat luas dapat mengaksesnya secara mudah.
Penerapan branding yang dilakukan ini merupakan salah satu adopsi dari
Mata Kuliah Desain dan Kreatif Ekowisata (DKE) yang dimana diajarkan untuk
mengabdi kepada masyarakat mengenai branding kuliner atau UMKM yang
dimiliki oleh masyarakat sekitar. Branding lain yang dapat dilakukan sebagai
bentuk pengabdian pada masyarakat ketika melakukan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) yaitu dapat dibuat dengan cara memperbaharui ataupun membuat banner
yang dijadikan sebagai bentuk branding yang lebih menarik kepada masyarakat
sekitar kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dengan targer client
sebanyak 3-5 orang dengan kriteria yang diutamakan yaitu yang benar-benar
membutuhkan branding. Hal ini tentu menjadi harapan bagi Mahasiswa/i
Ekowisata bahwasanya apa yang telah dipelajari selama menjalani perkuliahan
di Program Studi Ekowisata dapat diimplementasikan secara nyata ketika
melakukan pengabdian pada masyarakat di Praktik Kerja Lapangan (PKL),
sehingga ilmu-ilmu yang telah didapatkan selama menjalani perkuliahan dapat
bermanfaat untuk diri sendiri maupun bagi masyarakat sekitar.

3. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA)


Taman Pendidikan Al-Qur’an merupakan kegiatan pembelajaran Al-
Qur’an untuk anak-anak yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar
mengenai Agama Islam serta mengajarkan anak untuk mengaji. Program Taman
Pendidikan Al-Qur’an juga dilaksanakan sebagai sarana membantu
pertumbuhan dan perkembangan rohani anak agar memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Program Taman Pendidikan Al-Qur’an
ditujukan untuk kalangan anak-anak dengan rentan usia 5 sampai 7 tahun.
Rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam program Taman Pendidikan Al-
Qur’an diantaranya yaitu mengaji yang akan dibimbimbing oleh Kelompok
20

PKL. Kegiatan lainnya yaitu membaca surat pendek Al-Qur’an bersama-sama


sebagai sarana anak-anak untuk mengahafal surat pendek Al-Qur’an.
Taman pendidikan Al-Qur’an juga akan melaksanakan kegiatan praktik
berwudhu serta pelaksanaan sholat berjamaah untuk mengajari anak-anak
mengenai kewajiban melaksanakan sholat. Anak-anak juga akan diajak untuk
melafalkan doa sehari-hari dengan tujuan membentuk kebiasaan anak untuk
berdoa sebelum melaksanakan kegiatan serta menyaksikan video kisah nabi
untuk menambah wawasan anak. Kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan yang
bertujuan untuk mengasah kreativitas anak seperti menggunting, menempel,
menggambar, mewarnai dan menulis terkait dengan huruf hijaiyah dan bahasa
Arab. Kegiatan mengenal huruf hijaiyah juga bertujuan untuk melancarkan
anak-anak dalam menulis huruf hijaiyah. Menggambar dan mewarnai juga akan
dilakukan untuk gambar barang-barang disekitar yang akan di lengkapi dengan
bahasa Arab yang bertujuan untuk mengenal barang-barang di sekitar dalam
penggunaan bahasa Arab.
Program Taman Pendidikan Al-Qur’an dilakukan selama 3 hari dalam
seminggu seperti pada hari Senin, Rabu dan Jum’at. Program Taman Pendidikan
Al-Qur’an memiliki kegiatan yang berbeda di setiap harinya agar anak tidak
jenuh. Kegiatan yang akan dilakukan di hari pertama dalam seminggu
diantaranya yaitu praktik berwudhu dan pelaksanaan sholat ashar berjamaah,
usai sholat berjamaah akan dilanjutkan dengan kegiatan mengaji yang akan
dibimbing oleh kelompok PKL kemudian membaca dan menghafal surat pendek
Al-Qur’an bersama-sama. Kegiatan selanjutnya yaitu menghafal doa sehari-hari
seperti doa keluar dan masuk rumah, doa bercermin serta doa keluar dan masuk
kamar mandi. Kegiatan Taman Pendidikan Al-Qur’an pada hari pertama akan
ditutup dengan menonton kisah nabi bersama-sama.
Susunan acara Taman Pendidikan Al-Qur’an yang akan dilaksanakan di
hari kedua kurang lebih sama dengan hari pertama yaitu melaksanakan sholat
berjamaah, membaca Al-Qur’an serta menghafal surat pendek dan doa sehari-
hari seara bersama-sama. Kegiatan pada hari kedua akan ditutup dengan
kegiatan menggambar, menulis, dan mewarnai huruf hijaiyah sebagai bentuk
kreativitas anak. Kegiatan yang akan dilakukan di hari ketiga kurang lebih sama
dengan hari sebelumnya namun kegiatan penutupan akan berbeda yaitu
menggunting dan menempel untuk mengasah kemampuan anak serta
membentuk kreativitas anak dalam menghias. Kegiatan pembelajaran dalam
Taman Pendidikan Al-Qur’an dibuat menyenangkan agar anak-anak tertarik
untuk mengikuti rangkaian kegiatan yang akan dilakukan.
Kegiatan lainnya yang akan dilaksanakan pada Taman Pendidikan Al-
Qur’an yang berkaitan dengan Ekowisata yaitu pengetahuan agama Islam terkait
dengan lingkungan. Kegiatan ini merupakan kegiatan bercerita mengenai hadist
dan ayat Al-Qur’an mengenai kewajiban manusia menjaga lingkungan sekitar
kita. Anak-anak juga akan diberi pengetahuan mengenai pentingnya lingkungan
sekitar untuk kehidupan. Islam mengajarkan mengenai akhlak baik bagi seluruh
makhluk hidup termasuk alam dan isinya sehingga pembelajaran mengenai alam
dan lingkungan sekitar menjadi pelajaran dasar yang penting bagi kalangan
anak-anak.
21

4. Konservasi Lingkungan
Konservasi merupakan pelestarian ataupun perlindungan terhadap alam,
budaya, bangunan bersejarah, ekologi, dan masih banyak lainnya. Arti lain dari
konservasi adalah pemeliharaan dan perlindungan terhadap sesuatu yang
dilakukan secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan, maka dari
itu cakupan dari konservasi tidak terbatas hanya pada alam saja melainkan
banyak hal yang dapat dicakup oleh konservasi. Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru merupakan kawasan yang memiliki banyak sumberdaya di
dalamnya. Hal itu yang mendorong akan direncanakannya kegiatan Konservasi
Hutan Lestari.
Program Konservasi Hutan Lestari singkatnya adalah kegiatan yang
mengajak masyarakat ataupun pengunjung untuk melakukan penanaman bibit
pohon di kawasan TNBTS tersebut. Rencana kerja yang akan diterapkan pada
program Konservasi Hutan Lestari akan diawali dengan mengidentifikasi
sumberdaya alam di kawasan TNBTS, khususnya yang berkaitan dengan flora.
Tahapan selanjutnya adalah berdiskusi dengan petugas setempat terkait rencana
kerja yang akan dilaksanakannya. Proses selanjutnya adalah melakukan
koordinasi dengan petugas untuk merealisasikan kegiatan ataupun program
Konservasi Hutan Lestari agar dapat dimudahkan dalam penyalurannya.
22

V PENGELOLAAN ASPEK PENGUNJUNG

Oleh: Nabila Prista Aprilia

A. Latar Belakang
Taman Nasional merupakan kawasan yang dikelola oleh pemerintah
sebagai kawasan perlindungan alam atau disebut dengan kawasan konservasi.
Kepentingan konservasi sumberdaya alam melalui penetapan dan pembentukan
sistem pengelolaan kawasan konservasi di Indonesia mendapat legitimasi.
Menurut Undang-Undang, kawasan ini dikelola dengan sistem zonasi untuk
tujuan tertentu. Defini tersebut mengacu pada karakteristik Taman Nasional
yang ditetapkan oleh IUCN (International Union for Conservation of Nature)
yaitu sebuah badan Internasional yang menjadi acuan dalam mengelola Taman
Nasional. Taman Nasional sebagai kawasan konsrvasi harus tetap dilestarikan
karena perannya sebagai penyangga kehidupan sehingga Taman Nasional harus
aman dari segala bentuk ancaman, termasuk kegiatan manusia terutama dalam
hal pemanfaatan hasil hutan dan lahan hutan. Taman Nasional yang sampai saat
ini masih terjaga kelestariannya yaitu Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru berada di Jawa Timur yang
terletak di wilayah administratif Kabupaten Pasuran, Kabupaten Malang,
Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Probolinggo. Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru memiliki keindahan alam seperti hutan, air terjun, bukit,
gunung, padang pasir, dan lain-lain. Potensi tersebut mampu menarik minat
wisatawan tiap harinya untuk menikmati daya tarik dan keindahan alam yang
ditawarkan. Taman Nasional ini mempunyai ekosistem dengan bentuk
pengelolaan zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, budaya, dan pariwisata. Dalam pengelolaannya,
Taman Nasional ini masih dijumpai permasalahan seperti pengelolaan
pengunjung. Permasalahan tersebut berkaitan dengan jumlah kunjungan wisata
di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Berdasarkan data dari Balai Besar sepanjang tahun 2019, jumlah
kunjungan wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri mencapai 690.831
orang terdiri dari 669.422 merupakan wisatawan dalam negeri dan 21.409
merupakan wisatawan mancanegara. Banyaknya jumlah wisatawan Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru dapat mengurangi kenyamanan wisatawan
saat berada di kawasan tersebut. Hal ini dikarenakan Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru merupakan kawasan konservasi yang harus dijaga
kelestariannya baik flora atau fauna. Ketidaknyamanan yang dirasakan oleh
wisatawan dapat menyebabkan citra destinasi wisata Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru menjadi kurang baik. Permasalahan lain yang dapat terjadi
karena banyaknya wisatawan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yaitu
terjadinya kepadatan pengunjung sehingga perlu adanya pengelolaan
pengunjung agar tidak melampaui ambang batas (carrying capacity).
Carrying capacity dilakukan untuk memberikan keamanan dan
kenyamanan bagi wisatawan yang sedang berkunjung ke Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru. Tujuan lain diadakannya pengelolaan pengunjung di
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yaitu mengetahui proses pengelolaan
23

pengunjung di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, menganalisis carrying


capacity di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, mengetahui kepuasan
pengelolaan pengunjung di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, serta
mengetahui karakteristik dan perilaku wisatawan yang berkunjung ke Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru. Pengelolaan pengunjung meliputi empat
aspek diantaranya planning, organizing, actuatcing, dan controlling (POAC).
Hal yang terpenting dalam pengelolaan yaitu planning atau perencanaan agar
kegiatan dapat terstruktur dan berjalan dengan baik. Perencanaan yang akan
dilakukan diharapkan mampu mengembangkan mutu pengelolaan pengunjung
di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru secara baik dan terstruktur.

B. Metode Kerja

1. Lokasi dan Waktu


Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan mengenai Pengelolaan
Pengunjung akan dilaksanakan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
tepatnya di Provinsi Jawa Timur terletak di wilayah administratif Kabupaten
Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten
Probolinggo. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan akan dilaksanakan selama 2
bulan terhitung sejak pertengahan Desember 2021 hingga awal bulan Februari
2022.

2. Alat
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan membutuhkan alat untuk menunjang
pengambilan data, pelaksanaan di lapangan, dan membuat laporan. Alat yang
digunakan dapat mempermudah dan bermanfaat dalam pengambilan data di
lapangan. Berikut merupakan alat yang digunakan dalam melakukan penelitian
pengelolaan pengunjung di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Tabel 9).
Tabel 9 Alat Pengelolaan Aspek Pengunjung
No. Alat Fungsi
1. Peta Kawasan Mempelajari situasi kawasan
2. Alat tulis Alat menulis untu mencatat data yang diperoleh
3. Laptop Alat mengolah data
4. Tallysheet Lembar kerja untuk mengumpulkan informasi
5. Handphone Alat perekam dan media komunikasi
6. Jurnal Sumber literatur dalam mencari data

3. Metode Pengambilan Data


Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data
sekunder. Data primer menggunakan wawancara secara langsung kepada
pengelola dan pegawai Balai Besar TNBTS. Wawancara dilaksanakan untuk
mendapatkan data terbaru dan lengkap. Sumber data sekunder didapatkan dari
data literatur yang bersumber dari internet atau buku yang terkait. Pendekatan
yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif berupa pengukuran terhadap
pengelolaan pengunjung di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Penelitian
ini dilakukan dengan cara meneliti dan menganalisis pengelolaan pengunjung di
24

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Metode pengambilan data yang


digunakan yaitu:
1. Studi Pustaka dan Literatur. Studi pustaka dan literatur adalah
pengambilan proses data sekunder yang berasal dari internet dan buku
yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan. Studi pustaka melalui
internet berasal dari jurnal, skripsi, atau karya ilmiah lainnya.
2. Wawancara. Wawancara merupakan pengambilan proses data primer yang
dilakukan secara langsung kepada pengelola, pertugas kawasan, dan
wisatawan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
3. Observasi, Partisipasi, dan Dokumentasi. Observasi merupakan
pengambilan data secara langsung dengan turun ke lapangan dan
mengamati keadaan lingkungan sekitar. Partisipasi adalah ikut serta dalam
kegiatan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru selama melakukan
kegiatan praktik. Dokumentasi adalah proses pengambilan gambar atau
video sebagai data kelengkapan.
4. Kegiatan Partisipatif. Kegiatan partisipatif merupakan bentuk pengambilan
data dengan cara ikut serta dalam kegiatan pengelolaan pengunjung yang
dilakukan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dalam rangka
memperoleh pemahaman terkait kegiatan pengelolaan.
25

VI PENGELOLAAN MASYARAKAT SEKITAR

Oleh: Ranny Sukmawidyanti

A. Latar Belakang
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) merupakan Taman
Nasional di Indonesia yang memiliki keindahan alam yang luar biasa seperti
hutan, air terjun, danau, bukit, gunung, padang pasir yang sejuk dan lain
sebagainya. Potensi masyarakat merupakan kemampuan masyarakat dalam
membangun maupun mengelola hal yang dapat di manfaatkan. Tingginya
tingkat pengangguran dan kurangnya keterampilan yang dimiliki suatu golongan
masyarakat dalam menghadapi situasi perekonomian Indonesia yang kurang
berpihak pada masyarakat menengah ke bawah memicu pemanfaatan
sumberdaya alam semakin besar, termasuk kekayaan alam yang ada di kawasan
konservasi. Pada sisi lain kawasan konservasi harus tetap dilestarikan karena
perannya sebagai penyangga kehidupan.
Kawasan Taman Nasional yang secara langsung berbatasan dengan
pemukiman penduduk sangat rawan terhadap tindakan pelanggaran, sehingga
perlu adanya tindakan perlindungan terhadap kawasan Taman Nasional agar
kelestarian kawasan dan fungsinya tetap terjaga. Konservasi kawasan dan
keaneragaman hayati meliputi pengelolaan dan pendayagunaan kawasan
konservasi serta pemberdayaan masyarakat sekitar Taman Nasioanal. Kawasan
konservasi jika dikelola secara tepat dapat memberikan keuntungan yang lestari
bagi masyarakat. Taman Nasional Bromo Tenggger Semeru merupakan suatu
kawasan konservasi pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli dikelola
dengan zonasi, yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.
Kawasan konservasi Taman Nasional terus bertambah, maka tekanan
sumberdaya alam di dalam kawasan pun semakin meningkat. Ancaman
kerusakan terutama akibat aktivitas ekonomi masyarakat sekitar kawasan untuk
pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Peran serta masyarakat dalam
memelihara sumber daya alam dan budaya yang dimiliki merupakan andil yang
besar dan berpotensi menjadi daya tarik wisata. Keterlibatan masyarakat sekitar
sebagai penyedia jasa wisata lain sebagai dampak perkembangan dan kemajuan
destinasi wisata, merupakan suatu hal yang harus dikelola agar dapat berjalan
dengan baik dan tidak menimbulkan permasalahan.
Pengelolaan destinasi wisata memiliki tujuan untuk melestarikan alam dan
budaya serta kesejahteraan masyarakat. Aspek yang dilakukan dalam
pengelolaan diantaranya yaitu yaitu planning atau fungsi perencanaan,
organizing atau fungsi pengorganisasian, actuating atau fungsi pengarahan, dan
controlling atau fungsi pengawasan. Kualitas masyarakat sekitar dalam suatu
kawasan wisata merupakan fokus utama untuk menjaga lingkungan di sekitar
kawasan wisata serta dapat membentuk dampak positif bagi perekonomian
masyarakat. Pengelolaan masyarakat sekitar Teman Nasional Bromo Tengger
Semeru diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat
maupun Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
26

Tujuan dari penelitian Pengelolaan Masyarakat di Taman Nasional Bromo


Tengger Semeru yaitu dapat mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat di
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, mengetahui sistem pengelolaan
pemberdayaan masyarakat di Kawasan Wisata Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru, mengetahui pengelolaan usaha mikro kecil menengah (UMKM) oleh
masyarakat di Kawasan Wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru serta
mengetahui dan memahami peran serta masyarakat di Kawasan Wisata Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru.

B. Metode Kerja

1. Lokasi dan Waktu


Pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan mengenai Pengelolaan
Masyarakat Sekitar akan dilaksanakan di Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru tepatnya di Provinsi Jawa Timur terletak di wilayah administratif
Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten
Probolinggo. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan akan dilaksanakan selama 2
bulan terhitung sejak pertengahan Desember 2021 hingga awal bulan Februari
2022.

2. Alat
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan membutuhkan alat untuk menunjang
pengambilan data, pelaksanaan di lapangan, dan membuat laporan. Alat yang
digunakan dapat mempermudah dan bermanfaat dalam pengambilan data di
lapangan. Berikut merupakan alat yang digunakan dalam melakukan penelitian
pengelolaan masyarakat sekitar di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
(Tabel 10).
Tabel 10 Alat Pengelolaan Masyarakat Sekitar
No. Alat Fungsi
1. Peta Kawasan Mempelajari situasi kawasan
2. Alat tulis Alat menulis untu mencatat data yang diperoleh
3. Laptop Alat mengolah data
4. Tallysheet Lembar kerja untuk mengumpulkan informasi
5. Handphone Alat perekam dan media komunikasi
6. Jurnal Sumber literatur dalam mencari data

3. Metode Pengambilan Data


Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data
primer dan sekunder. Sumber data primer didapatkan dari wawancara secara
langsung dengan masyarakat sekitar. Wawancara dapat dilaksanakan untuk
mendapatkan data terbaru. Sumber data sekunder didapatkan dari data literatur
yang bersumber dari internet ataupun buku yang terkait. Pendekatan yang
digunakan yaitu deskriptif kualitatif berupa pengukuran terhadap pengelolaan
masyarakat di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Penelitian ini dilakukan
dengan cara meneliti dan menganalisis pengelolaan masyarakat di Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru. Metode pengambilan data yang digunakan
diantaranya yaitu:
27

1. Studi Pustaka dan Literatur. Studi pustaka dan literatur ini adalah proses
pengambilan data sekunder yang berasal dari internet dan juga buku yang
berkaitan dengan data yang dibutuhkan. Studi pustaka melalui internet
yang dilakukan berasal dari jurnal, skripsi, tugas akhir, atau karya ilmiah
lainnya.
2. Wawancara. Wawancara merupakan proses pengambilan data primer yang
dilakukan secara langsung kepada pihak pengelola, pertugas kawasan,
masyarakat dan juga wisatawan di Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru
3. Observasi, Partisipasi, dan Dokumentasi. Observasi merupakan proses
pengambilan data yang dilakukan secara langsung dengan terjun ke
lapangan dan mengamati keadaan lingkungan sekitar. Partisipasi adalah
ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru selama kegiatan praktik kerja lapang. Dokumentasi
adalah proses pengambilan gambar atau video sebagai data pelengkap
yang bertujuan untuk mendukung bukti fisik dari penelitian yang telah
dilakukan di lokasi praktik.
4. Kegiatan Partisipatif. Kegiatan partisipatif merupakan bentuk pengambilan
data yang dilakukan dengan cara ikut serta dalam kegiatan pengelolaan
masyarakat yang diselenggarakan oleh Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperoleh pemahaman
terkait kegiatan pengelolaan yang ada di Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru
28

VII PENGELOLAAN PROMOSI DAN PEMASARAN

Oleh: Valda Haibah Salsabila Nugraha

A. Latar Belakang
Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai
ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan
juga rekreasi. Taman Nasional termasuk ke dalam Kawasan Pelestarian Alam
(KPA) yang merupakan bagian dari hutan yang berfungsi sebagai Hutan
Konservasi. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) adalah salah
satu Taman Nasional yang ada di Indonesia, Taman Nasional ini berada di Jawa
Timur dengan wilayah administratifnya yaitu Kabupaten Pasuruan, Kabupaten
Malang, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Probolinggo. Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru merupakan satu-satunya kawasan konservasi di
Indonesia yang memiliki lautan pasir seluas 10 km yang disebut dengan
Tengger, yaitu tempat dimana empat anak gunung berapi baru berada. Anak
gunung berapi tersebut diantaranya yaitu Gunung Batok (2.470 m), Gunung
Kursi (2.581 m), Gunung Watangan (2.661 m), dan Gunung Widodaren (2.650
m).
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru termasuk ke dalam kawasan
Taman Nasional yang dikenal oleh masyarakat luas, hal tersebut dikarenakan
kondisi fisik kawasannya yang memiliki ciri khas tersendiri yaitu memiliki
lautan pasir yang sangat luas dan juga empat anak gunung berapi. Faktor yang
dapat mendorong hal tersebut karena adanya pengaruh dari promosi dan juga
pemasaran yang dilakukan oleh pihak pengelola kepada para wisatawan, baik
wisatawan lokal maupun mancanegara. Promosi dan juga pemasaran yang
dilakukan oleh pihak pengelola tentunya menjadi salah satu peluang terbesar
agar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menjadi kawasan konservasi
favorit yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan, terutama untuk
meningkatkan jumlah kunjungan. Promosi (promotion) merupakan bagian dari
proses pemasaran yang termasuk ke dalam salah satu aspek bauran pemasaran
(marketing mix). Bauran pemasaran pada dasarnya merupakan koordinasi
interaksi dari empat komponen yang sering disebut dengan 4P, yaitu produk
(product), harga (price), lokasi distribusi (place), dan promosi (promotion),
(Sunaryo, 2013).
Menurut Sunaryo (2013), aktivitas promosi kepariwisataan secara prinsip
merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi penyelenggara
pariwisata (destinasi) yang berusaha mempengaruhi khalayak atau pasar
wisatawan yang merupakan tumpuan atau sasaran dari penjualan produk
wisatanya. Promosi dan pemasaran tentu sangat penting untuk dilakukan agar
kawasan tersebut dapat semakin dikenal oleh masyarakat luas serta dapat
meningkatkan jumlah kunjungan yang ada, salah satu cara yang dapat dilakukan
yaitu melalui pengelolaan yang terstruktur dan juga sistematis. Pengelolan dapat
dikatakan sama halnya dengan manajemen sehingga dipahami sebagai suatu
proses membeda-bedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
dan pengawasan dengan memanfaatkan ilmu maupun seni agar dapat
29

menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Terry, 2009).


Pengelolaan dapat dikatakan sebagai tombak utama agar segalanya dapat
berjalan dengan baik dan juga sesuai, maka dari itu pengelolaan promosi dan
pemasaran perlu dilakukan.
Pengelolaan dilakukan dengan tujuan untuk memberikan kenyamanan bagi
para wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Pengelolaan meliputi empat aspek, diantaranya yaitu planning atau fungsi
perencanaan, organizing atau fungsi pengorganisasian, actuating atau fungsi
pengarahan, dan controlling atau fungsi pengawasan. Hal yang paling utama
dalam aspek pengelolaan yaitu perlunya perencanaan, salah satunya yaitu
sumberdaya manusia yang dapat dibentuk secara khusus agar dapat
melaksanakan kegiatan pengelolaan dengan baik. Perencanaan yang nantinya
dapat dilakukan dengan baik diharapkan mampu menjamin mutu atau kualitas
pengelolaan yang akan dicapai secara baik dan juga terstruktur, terutama pada
pengelolaan promosi dan pemasaran di Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru (TNBTS).
Tujuan dilakukannya penelitian pada aspek pengelolaan promosi dan
pemasaran di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru diantaranya yaitu
diharapkan dapat mengetahui, mengenali, dan memahami sistem promosi dan
pemasaran di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, bagaimana strategi
promosi dan pemasaran (marketing) yang dilakukan di Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru, faktor apa saja yang menjadi sumber kepuasan wisatawan
terhadap promosi dan pemasaran yang ada di Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru, serta diharapkan pula mampu menganalisis platform apa yang diminati
oleh para wisatawan sebagai media promosi dan pemasaran dari Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru.

B. Metode Kerja

1. Lokasi dan Waktu


Kegiatan Praktik Kerja Lapangan mengenai Pengelolaan Promosi dan
Pemasaran dilaksanakan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru tepatnya di
Provinsi Jawa Timur yang dimana terletak pada wilayah administratif
Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten
Probolinggo. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini akan dilaksanakan selama 2
bulan terhitung sejak pertengahan Desember 2021 hingga awal bulan Februari
2022.

2. Alat
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan membutuhkan alat yang bertujuan untuk
menunjang pengambilan data, pelaksanaan praktik di lapangan, serta membantu
dalam penyusunan laporan. Berikut terdapat alat yang digunakan dalam kegiatan
penelitian pengelolaan promosi dan pemasaran di Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru (Tabel 11).
Tabel 11 Alat Pengelolaan Promosi dan Pemasaran
No. Alat Fungsi
1. Peta Kawasan Mengetahui dan mempelajari kawasan konservasi
di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
30

No. Alat Fungsi


2. Alat tulis Mencatat data yang telah diperoleh di lapangan
3. Laptop Mengolah data
4. Tallysheet Lembar kerja untuk mengumpulkan informasi yang
didapatkan di lapangan
5. Handphone Alat perekam dan media komunikasi
6. Jurnal Sumber literatur dalam mencari data

3. Metode Pengambilan Data


Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data
primer dan sekunder. Sumber data primer menggunakan wawancara secara
langsung kepada masyarakat. Wawancara dapat dilaksanakan untuk
mendapatkan data terbaru. Sumber data sekunder didapatkan dari data literatur
yang bersumber dari internet ataupun buku yang terkait. Pendekatan yang
digunakan yaitu deskriptif kualitatif berupa pengukuran terhadap pengelolaan
promosi dan pemasaran di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Penelitian
ini dilakukan dengan cara meneliti dan menganalisis pengelolaan promosi dan
pemasaran di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Metode pengambilan
data yang digunakan diantaranya yaitu:
1. Studi Pustaka dan Literatur. Studi pustaka dan literatur ini adalah proses
pengambilan data sekunder yang berasal dari internet dan juga buku yang
berkaitan dengan data yang dibutuhkan. Studi pustaka melalui internet
yang dilakukan berasal dari jurnal, skripsi, tugas akhir, atau karya ilmiah
lainnya.
2. Wawancara. Wawancara merupakan proses pengambilan data primer yang
dilakukan secara langsung kepada pihak pengelola, pertugas kawasan, dan
juga wisatawan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
3. Observasi, Partisipasi, dan Dokumentasi. Observasi merupakan proses
pengambilan data yang dilakukan secara langsung dengan terjun ke
lapangan dan mengamati keadaan lingkungan sekitar. Partisipasi adalah
ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru selama kegiatan praktik kerja lapang. Dokumentasi
adalah proses pengambilan gambar atau video sebagai data pelengkap
yang bertujuan untuk mendukung bukti fisik dari penelitian yang telah
dilakukan di lokasi praktik.
4. Kegiatan Partisipatif. Kegiatan partisipatif merupakan bentuk pengambilan
data yang dilakukan dengan cara ikut serta dalam kegiatan promosi dan
pemasaran yang diselenggarakan oleh Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperoleh pemahaman
terkait kegiatan pengelolaan yang ada di Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru.
31

VIII PENGELOLAAN ASPEK PROGRAM

Oleh: Muhammad Reuben Turisna

A. Latar Belakang
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru atau TNBTS merupakan Taman
Nasional yang terletak di beberapa wilayah administrative Kabupaten Pasuruan,
Kabupaten Malang, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Lumajang.
Terkenal dengan beberapa sumberdaya alam nya membuat Taman Nasional
tersebut sangat diminati oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Wilayah
tersebut juga menjadi lokasi Gunung tertinggi di Pulau Jawa yaitu Gunung
Semeru dengan ketinggian 3.676 mdpl. Hal lain yang sudah dikenal banyak
masyarakat adalah luasnya lautan pasir di kawasan tersebut. Hal tersebut
menjadi ciri khas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Banyaknya sumberdaya alam yang indah dan menarik pada kawasan
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mendorong pengelola dan masyarakat
sekitar untuk membuat program ataupun paket untuk menjadi alternatif bagi
pengunjung maupun wisatawan saat di suatu destinasi TNBTS. Hal lain yang
mendorong program ataupun paket wisata tersebut adalah pengunjung maupun
wisatawan dapat lebih teratur dan terarah dalam melakukan aktivitas serta
kegiatannya. Objek dan sumberdaya yang ada pada kawasan TNBTS sangat
beragam, hal itu menjadi alasan pengunjung dan wisatawan perlu
memperhatikan arhaan-arahan yang telah dibuat pengelola dalam suatu program
wisata.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memiliki lokasi yang cukup
strategis dengan keanekaragaman flora dan faunanya. Hal itu membuat
pengelola harus memperhatikan program wisatanya untuk kelangsungan segala
sumberdaya alamnya, terlebih lokasi kawasan tersebut yang berbatasan
langsung dengan wilayah pemukiman warga, resiko yang ada cukup besar.
Adanya program wisata bagi pengunjung ataupun wisatawan sangat membantu
untuk kelangsungan hidup dari flora dan fauna di kawasan TNBTS tersebut.
Tujuan pada penelitian aspek pengelolaan program wisata di Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) diantaranya adalah dapat
mengetahui, mengenali, dan memahami program wisata yang ada di Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru, serta dapat memahami perancangan program
wisata bagi para pengunjung ataupun wisatawan Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru (TNBTS).

B. Metode Kerja

1. Lokasi dan Waktu


Praktik Kerja Lapangan mengenai Pengelolaan Program Wisata dilakukan
di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang terletak di Jawa
Timur pada beberapa wilayah administratif Kabupaten Malang, Kabupaten
Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Lumajang. Pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan tersebut akan dilakukan selama 2 bulan serjak
pertengahan Desember 2021 sampai dengan awal bulan Februari 2022.
32

2. Alat
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan memerlukan alat untuk menunjang
segala kebutuhan pengambilan data serta pada saat penyusunan laporan. Berikut
ini adalah alat yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan
program wisata di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) (Tabel
12).
Tabel 12 Alat Pengelolaan Aspek Program
No. Alat Fungsi
1. Peta Kawasan Mengetahui dan mempelajari kawasan konservasi
di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
2. Alat tulis Mencatat data yang telah diperoleh di lapangan
3. Laptop Mengolah data
4. Tallysheet Lembar kerja untuk mengumpulkan informasi yang
didapatkan di lapangan
5. Handphone Alat perekam dan media komunikasi
6. Jurnal Sumber literatur dalam mencari data

3. Metode Pengambilan Data


Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data
primer dan sekunder. Sumber data primer menggunakan wawancara secara
langsung untuk mendapatkan data terbaru. Sumber data sekunder didapatkan
dari data literatur yang bersumber dari internet ataupun buku yang terkait.
Pendekatan yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif berupa pengukuran
terhadap pengelolaan program di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Penelitian ini dilakukan dengan cara meneliti dan menganalisis pengelolaan
program wisata di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Metode
pengambilan data yang digunakan diantaranya yaitu:
1. Studi Pustaka dan Literatur. Studi pustaka dan literatur ini adalah proses
pengambilan data sekunder yang berasal dari internet dan juga buku yang
berkaitan dengan data yang dibutuhkan. Studi pustaka melalui internet
yang dilakukan berasal dari jurnal, skripsi, tugas akhir, atau karya ilmiah
lainnya.
2. Wawancara. Wawancara merupakan proses pengambilan data primer yang
dilakukan secara langsung kepada pihak pengelola, pertugas kawasan, dan
juga wisatawan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
3. Observasi, Partisipasi, dan Dokumentasi. Observasi merupakan proses
pengambilan data primer yang dilakukan secara langsung dengan terjun ke
lapangan dan mengamati keadaan lingkungan sekitar. Partisipasi adalah
ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru selama kegiatan praktik kerja lapang. Dokumentasi
adalah proses pengambilan gambar atau video sebagai data pelengkap
yang bertujuan untuk mendukung bukti fisik dari penelitian yang telah
dilakukan di lokasi praktik.
4. Kegiatan Partisipatif. Kegiatan partisipatif merupakan bentuk pengambilan
data yang dilakukan dengan cara ikut serta dalam kegiatan program wisata
yang diselenggarakan oleh Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperoleh pemahaman terkait
33

kegiatan pengelolaan yang ada di Taman Nasional Bromo Tengger


Semeru.
34

IX KEGIATAN SOSIALIASASI KESELAMATAN


PENGUNJUNG

Oleh: Nabila Prista Aprilia

A. Sosialisasi Keselamatan Pengunjung


Sosialiasi Keselamatan Pengunjung adalah nama kegiatan pengabdian
masyarakat yang akan dilaksanakan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
(TNBTS). Sosialisasi merupakan proses penanaman atau transfer kebiasaan,
atau nilai dan aturan dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sosialiasi
Keselamatan Pengunjung merupakan kegiatan yang akan dirancang berkaitan
dengan keselamatan pengunjung, di dalamnya terdapat materi-materi yang
bermanfaat untuk pengunjung saat berwisata ke Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada
pengunjung dan masyarakat sekitar agar paham mengenai keselamatan di suatu
destinasi wisata dan memberikan pengalaman dalam meminimalisir kecelakaan
yang akan terjadi. Manfaat dari kegiatan Sosialiasi Keselamatan Pengunjung
yaitu pengunjung dan masyarakat paham mengenai keselamatan di destinasi
wisata, pengunjung dan masyarakat memiliki pengetahuan jika adanya
kecelakaan yang terjadi, serta pengunjung dan masyarakat dapat meminimalisir
jika adanya kecekalakaan.
Sosialiasi Keselamatan Pengunjung dilakukan oleh pengunjung TNBTS
dan masyarakat sekitar TNBTS. Hal ini bertujuan agar pengunjung dan
masyarakat dapat memahami pentingnya keselamatan pengunjung di destinasi
wisata, khususnya Taman Nasional. Sasaran kegiatan ini berjumlah kurang lebih
20 orang terdiri dari kalangan remaja hingga dewasa yang berasal dari
pengunjung dan masyarakat sekitar. Alasan jumlah sasaran 20 orang karena di
masa pandemi saat ini diharuskan untuk menjaga jarak dan mengurangi
mobilitas. Pihak yang terlibat dalam kegiatan ini yaitu pengelola TNBTS, Tim
Sar, kelompok PKL, dan masyarakat. Alasan pemilihan sasaran dari kalangan
remaja hingga dewasa karena kalangan tersebut lebih banyak berkunjung ke
Taman Nasional dan lebih sigap dalam memahami dan praktik langsung.
Kalangan remaja hingga dewasa dapat memberikan pelajaran kepada kalangan
di bawahnya mengenai keselamatan pengunjung di Taman Nasional.
Waktu pelaksanaan Sosialisasi Keselamatan Pengunjung dilaksanakan
pada pagi saat weekend karena banyaknya pengunjung yang datang ke TNBTS
dan masyarakat sekitar lebih banyak memiliki waktu luang. Lokasi pelaksanaan
Sosialiasi Keselamatan Pengunjung dilakukan pada lokasi indoor dan outdoor.
Pada lokasi indoor, pengunjung dan wisatawan diajak untuk memperhatikan dan
memahami materi yang disampaikan oleh Tim Sar sedangkan pada lokasi
outdoor peserta diajak langsung untuk terjun ke lapang jika terjadinya suatu
bencana atau hal yang tidak ingin terjadi agar peserta dan wisatawan dapat lebih
sigap dan paham praktik atau hal yang harus dilakukan. Materi yang akan
disampaikan dalam kegiatan sosialiasi keselamatan pengunjung yaitu:
35

1. Keselamatan dari Binatang Buas


Materi keselamatan dari binatang buas akan dibantu oleh Tim Sar atau
polisi hutan saat praktik. Hal ini dikarenakan Tim Sar dan polisi hutan lebih
paham dan memiliki pengalaman tentang keselamatan di kawasan Taman
Nasional. Pengunjung dan wisatawan diajak bergerak untuk melakukan simulasi
jika bertemu binatang buas dengan tujuan agar pengunjung dan wisatawan dapat
langsung paham dan memiliki bayangan jika bertemu binatang buas. Contoh
materi yang akan disampaikan adalah cara yang dilakukan saat bertemu macan
di hutan. Pengunjung atau wisatawan dapat mengalihkan pandangan dan
membuat kegaduhan saat bertemu macan. Hal ini dikarenakan macan akan
menyerang mangsa saat manusia hanya diam tidak melakukan sesuatu.

2. Keselamatan saat Erupsi Gunung


Keselamatan saat erupsi gunung penting dilakukan karena TNBTS
dikelilingi oleh gunung yang masih aktif sehingga kemungkinan terjadinya
erupsi gunung yang berbahaya untuk pengunjung dan masyarakat sekitar. Materi
ini akan dibantu oleh Tim Sar yang paham mengenai keselamatan bencana.
Pengunjung dan wisatawan diajak untuk simulasi bencana erupsi dan diajak
untuk bergerak dalam penanganan bencara erupsi jika benar terjadi. Contoh
materi yang akan disampaikan mengenai keselamatan saat erupsi gunung yaitu
simulasi terjadinya erupsi dan cara yang dilakukan jika terjadi erupsi gunung.
Pengunjung atau wisatawan diharapkan tenang tidak panik, tidak berada di
lokasi bencana, dan menghindari lokasi yang terbuka agar tidak terkena lahar
dari gunung.

3. Pencegahan Hipotermia di Gunung


Pencegahan hipotermia sangat penting dilakukan khususnya bagi pendaki
yang ingin mendaki ke Gunung Semeru. Kawasan Gunung Semeru memiliki
suhu rendah sehingga adanya kemungkinan pendaki mengalami hipotermia.
Materi ini akan dibantu oleh Tim Sar dan pengelola yang paham mengenai
kecelakaan dan kondisi di kawasan Gunung Semeru. Pengunjung dan wisatawan
diberikan materi dan praktik langsung saat terkena hipotermia. Contoh materi
yang akan disampaikan mengenai pencegahan hipotermia di gunung yaitu hal
yang dilakukan saat mengalami hipotermia. Pengunjung dan wisatawan
diharapkan untuk menggunakan pakaian yang sesuai dengan kondisi cuaca,
menjaga tubuh agar tetap kering, dan melakukan banyak aktifitas bukan berdiam
diri.

B. Tahapan Kerja
Kegiatan Sosialiasai Keselamatan Pengunjung membutuhkan tahapan
kerja selama kegiatan akan berlangsung agar kegiatan berjalan dengan lancar.
Berikut merupakan tahapan kerja yang dilakukan dalam kegiatan Sosialiasi
Keselamatan Pengunjung:
1. Menentukan sasaran kegiatan Sosiliasasi Keselamatan Pengunjung
2. Membuat rancangan kegiatan Sosialisasi Keselamatan Pengunjung dari pra
acara hingga akhir acara
36

3. Mengajukan rancangan kegiatan melalui diskusi bersama pengelola atau


perangkat desa di sekitar kawasan TNBTS
4. Sosialiasi dengan pengelola, pegawai Balai TNBTS, perwakilan Tim Sar,
dan perwakilan masyarakat untuk menjelaskan dan membicarakan adanya
rencana kegiatan Sosialiasi Keselamatan Pengunjung
5. Membuat surat perizinan kegiatan Sosialiasasi Keselamatan Pengunjung
untuk diajukan ke pihak terkait
6. Pelaksanaan kegiatan Sosialisasi Keselamatan Pengunjung
7. Evaluasi kegiatan Sosialisasi Keselamatan Pengunjung setelah kegiatan
selesai dilaksanakan
37

X KEGIATAN BRANDING KULINER ATAU UMKM

Oleh: Valda Haibah Salsabila Nugraha

A. Branding Kuliner atau UMKM


Kegiatan Branding Kuliner atau UMKM merupakan nama kegiatan yang
akan dilakukan berdasarkan pengelolaan promosi dan pemasaran di Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru. Kegiatan Branding Kuliner atau UMKM di
kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini akan diterapkan pada
masyarakat luas melalui platform media sosial seperti Instagram ataupun
TikTok yang dimana kedua platform tersebut dapat dikatakan sebagai jembatan
branding yang sangat mudah untuk diakses oleh masyarakat luas. Kegiatan
Branding Kuliner atau UMKM ini diadopsi dari Mata Kuliah Desain dan Kreatif
Ekowisata (DKE) yang diajarkan untuk mengabdi kepada masyarakat mengenai
branding kuliner atau UMKM yang dimiliki oleh masyarakat sekitar. Branding
lain yang akan diterapkan pada pengabdian ini yaitu memperbaharui ataupun
membuat banner yang dijadikan sebagai bentuk branding yang lebih menarik
kepada masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
dengan sasaran target client sebanyak 3-5 orang dengan kriteria yang benar-
benar membutuhkan branding. Hal ini tentu menjadi salah satu harapan bagi
Mahasiswa/i Ekowisata, karena apa yang telah dipelajari selama di Program
Studi Ekowisata dapat diimplementasikan secara nyata ketika melakukan
pengabdian pada masyarakat di Praktik Kerja Lapangan (PKL), sehingga ilmu-
ilmu yang telah didapatkan selama menjalani perkuliahan dapat lebih
bermanfaat baik itu untuk diri sendiri maupun bagi masyarakat sekitar.

C. Tahapan Kerja
Kegiatan Branding Kuliner atau UMKM yang akan dilakukan memiliki
tahapan kerja sebagai bentuk prosedur pelaksanaan kegiatan. Tahapan kerja
yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi sumberdaya kuliner atau UMKM masyarakat sekitar
kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
2. Menentukan fiksasi jumlah sasaran terkait client yang membutuhkan
branding
3. Melakukan pengajuan program Kegiatan Branding Kuliner atau
UMKM kepada pihak pengelola maupun masyarakat yang akan
menjadi client pada kegiatan branding
4. Melaksanakan Kegiatan Branding Kuliner atau UMKM dengan
membuat draft desain branding visual
5. Melaksanakan tahap diskusi terkait desain branding yang sudah dibuat
kepada pihak pengelola maupun client
6. Menyusun rencana branding audio visual untuk Kegiatan Branding
Kuliner atau UMKM
7. Melaksanakan tahap diskusi terkait branding audio visual yang sudah
dibuat kepada pihak pengelola maupun client
38

8. Melakukan peresmian terkait Kegiatan Branding Kuliner atau UMKM


kepada client
39

XI KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN (TPA)

Oleh: Ranny Sukmawidyanti

A. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA)


Kegiatan Taman Pendidikan Al-quran merupakan penyelenggaraan
pendidikan nonformal keagamaan Islam yang bertujuan untuk memberikan
pembelajaran membaca Al-quran sejak usia dini serta memahami dasar-dasar
Agama Islam pada kalangan anak-anak. Taman Pendidikan Al-quran akan
dilaksanakan dengan rangkaian kegiatan yang beragam untuk mengenalkan
Agama Islam kepada anak-anak dengan cara yang menyenangkan. Sasaran
dalam kegiatan Taman Pendidikan Al-quran yaitu kalangan anak-anak di
jenjang taman kanak-kanak hingga kalangan anak Sekolah Dasar kelas 1 sampai
3 atau anak-anak pada usia 5 hingga 9 tahun. Kegiatan yang akan dilaksanakan
dapat memberikan manfaat dan membentuk karakter islami pada anak-anak
Taman Belajar Al-quran akan dilaksanakan dengan kegiatan membaca Al-
quran, menghafal surat-surat pendek Al-quran, menghafal doa sehari-hari,
menonton video kisah nabi, melaksanakan prakter ber wudhu serta
melaksanakan sholat berjamaah.

B. Tahapan Kerja
Kegiatan Taman Pendidikan Al-quran dilaksanakan dengan beberapa
tahapan kerja yang harus dilakukan untuk merealisasikan program. Tahapan
kerja dalam pelaksanaan kegiatan Taman Pendidikan Al-quran diantaranya
sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi masyarakat sekitar Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru
2. Menentukan tanggal dan waktu pelaksanaan program Taman Pendidikan
Al-quran
3. Menentukan lokasi pelaksanaan program Taman Pendidikan Al-quran
4. Mengajukan program kegiatan Taman Pendidikan Al-quran kepada
perangkat desa
5. Mengurus perizinan lokasi pelaksanaan Taman Pendidikan Al-quran
6. Membuat undangan program kegiatan berupa flyer yang akan ditujukan
kepada kalangan anak-anak
7. Pelaksanaan kegiatan Taman Pendidikan Al-quran
8. Evaluasi kegiatan Taman Pendidikan Al-quran yang telah dilaksanakan
40

XII KEGIATAN KONSERVASI HUTAN LESTARI

Oleh: Muhammad Reuben Turisna

A. Konservasi Hutan Lestari


Program kegiatan Konservasi Hutan Lestari adalah sebuah kegiatan yang
memiliki tujuan untuk pelestarian. Program tersebut ditujukan kepada siapapun
yang memiliki keinginan untuk melestarikan sumberdaya alam flora di kawasan
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Pengunjung ataupun masyarakat yang
ikut serta dalam kegiatan tersebut akan diberikan bibit pohon yang nantinya
akan ditanamkan di area tertentu sesuai arahan dari petugas. Bibit tersebut akan
ditanam dan nantinya disetiap bibit pohon itu diberikan label berupa nama dari
pengunjung serta masyarakat. Harapannya dari kegiatan tersebut adalah
nantinya pengunjung maupun masyarakat yang ikut serta memiliki rasa
tanggung jawab akan bibit yang telah ditanamkannya dan saat pengunjung
ataupun masyarakat suatu saat berkunjung kembali ke kawasan Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru tersebut dapat mengingat memori setiap bibit pohon
yang telah diberikan dan label tersebut.
Rencana sasaran partisipan dalam kegiatan Konservasi Hutan Lestari ini
adalah 15 orang, dengan setiap partisipan akan mendapatkan bibit pohon terpilih
dan akan mendapatkan label berupa nama partisipan dan tanggal penanaman
bibit pohon tersebut. Kegiatan Konservasi Hutan Lestari akan dilaksanakan
dengan berkolaborasi Bersama pengelola Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru. Pemilihan jenis bibit pohon juga nantinya menyesuaikan ketersediaan
stok yang ada. Pelaksanaan kegiatan tersebut akan diawali penjelasan terkait
jenis pepohonan apa saja yang tersebar di Kawasan TNBTS. Hal itu agar
partisipan juga memahami terkait dengan sebaran jenis pohon di sekitar
Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

B. Tahapan Kerja
Kegiatan Konservasi Hutan Lestari memiliki beberapa tahapan kerja
dalam pelaksanaannya. Berikut adalah tahapan kerja untuk merealisasikan
kegiatan tersebut.
1. Identifikasi Sumberdaya
2. Pengajuan program kegiatan Konservasi Hutan Lestari
3. Penyuluhan kegiatan Konservasi Hutan Lestari
4. Realisasi atau pelaksanaan kegiatan Konservasi Hutan Lestari
41

XIII KEGIATAN PARTISIPATIF PENGELOLAAN

A. Kegiatan Pemanduan
Kegiatan pemanduan adalah kegiatan pandu dalam membantu dan
memberikan saran atau informasi yang berkaitan dengan Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru (TNBTS) ke wisatawan. Kegiatan pemanduan akan
dilaksanakan bersama-sama dengan pemandu asal TNBTS yang telah paham
mengenai destinasi wisata tersebut. Kegiatan ini akan membantu wisatawan
dalam menambah pengetahuan dan edukasi terkait TNBTS yang belum banyak
diketahui oleh wisatawan. Tujuan adanya kegiatan pemanduan yaitu
memberikan bantuan kepada wisatawan saat berwisata ke TNBTS salah satunya
yaitu wisatawan mancanegara yang kurang paham tentang destinasi wisata di
Indonesia, menambah pengetahuan wisatawan tentang TNBTS, menemani
wisatawan di perjalanan saat berwisata ke TNBTS, dan memudahkan wisatawan
dalam menikmati pesona alam TNBTS. Pemanduan yang benar dapat
meningkatkan citra dan image TNBTS menjadi lebih baik di mata wisatawan.
Pemanduan dipimpin oleh tour leader yang berasal dari Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru. Tour leader akan mengajarkan mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan pemanduan seperti etika dalam pemanduan, materi kawasan
TNBTS, teori keselamatan pengunjung saat berwisata, dan lain-lain. Pemanduan
dalam kegiatan partisipatif dilaksanakan sesuai arahan dari pengelola atau
pemandu wisata TNBTS. Kegiatan pemanduan dapat dilaksanakan di kawasan
TNBTS yaitu selama perjalanan di jeep menuju Gunung Bromo, pendakian atau
tracking di Gunung Semeru, menikmati indahnya Bukit Teletabis, dan lain-lain.
Kegiatan pemanduan dilaksanakan dengan sangat jelas menggunakan teknik
interpretasi agar wisatawan dapat tergugah dan paham tentang kawasan TNBTS.

D. Kegiatan Branding
Kegiatan partisipatif dalam pengelolaan promosi dan pemasaran yang akan
dilakukan yaitu melakukan kegiatan branding terkait Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru kepada masyarakat luas. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai
bentuk ajakan atau bahkan pengenalan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
kepada masyarakat yang belum pernah mengunjungi kawasan tersebut. Kegiatan
partisipatif yang akan dilakukan yaitu akan membuat suatu konten yang menarik
baik itu di Instagram berupa Reels ataupun IGTV dan juga konten TikTok yang
sedang naik daun saat ini. Kedua platform tersebut akan digunakan dan juga
dimanfaatkan dalam kegiatan partisipatif branding sebagai bentuk pengelolaan
promosi dan pemasaran Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

E. Kegiatan Patroli
Kegiatan partisipatif dalam pengelolaan kawasan Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru yang akan dilakukan yaitu melakukan kegiatan patroli sebagai
bentuk controlling terhadap kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Kegiatan patroli ini rencananya akan dilakukan 2 kali dalam sehari untuk
memantau ataupun melihat kondisi Taman Nasional agar tetap dalam
pengawasan. Kegiatan patroli ini diharapkan dapat meminimalisir adanya
42

kejahatan lingkungan yang terjadi di sekitar kawasan Taman Nasional Bromo


Tengger Semeru sehingga kawasan Taman Nasional tetap aman dan nyaman

F. Kegiatan Pengelolaan Tiket


Pengelolaan tiket menjadi salah satu rencana kegiatan yang akan dilakukan
di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Rencana kegiatan pengelolaan tiket
nantinya akan berkaitan dengan fokus pada seluruh kegiatan pengelolaan tiket
yang meliputi dari harga, pengadaan, distribusi, penjualan, pengelolaan pintu
masuk dan keluar, pengawasan terhadap pengunjung, dan reservasi. Pada
kegiatan partisipatif tersebut tentunya akan melihat situasi dan kondisi terutama
dalam hal pengunjung maupun wisatawan yang berkunjung di kawasan TNBTS

G. Kegiatan Pengambilan Data


Pengambilan data merupakan salah satu rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Rencana
kegiatan pengambilan data tersebut memiliki lingkup yang cukup luas karena
dalam pelaksanaannya tidak bergerak hanya dalam satu bidang, melainkan
berbagai bidang. Contoh dari rencana kegiatan pengambilan data tersebut adalah
ikut serta dalam pengambilan data oleh pengelola TNBTS dalam hal
pengelolaan pengunjung.

H. Kegiatan Partisipasi Penyuluhan


Penyuluhan merupakan kegiatan sharing atau bertukar informasi untuk
menambah pengetahuan yang dilaksanakan di suatu tempat. Penyuluhan
diadakan oleh Balai Besar TNBTS (BBTNBTS) dan diikuti oleh pegawai atau
mitra-mitra pekerja di sekitar TNBTS. Kegiatan ini juga dibantu oleh Pokdarwis
Alam Asri sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan TNBTS. Penyuluhan
biasa dilaksanakan dalam 1 hari karena kegiatan ini tidak terlalu memakan
waktu yang lama. Tujuan adanya kegiatan penyuluhan sebagai ajang bertukar
informasi, memberikan edukasi kepada pengunjung atau masyarakat, program
kerja BBTNBTS, dan membantu dalam kegiatan kehidupan sehari-hari.
Kegiatan penyuluhan selalu diadakan oleh BBTNBTS sebagai program
kerja yang harus dilakukan. Contoh kegiatan penyuluhan yang diadakan di
TNBTS yaitu Pelatihan Komunikasi Publik bagi Masyarakat dan Petugas,
Pendampingan Pamanfaatan Air Masyarakat Sekitar Kawasan TNBTS, Seminar
Sosial Budaya Masyarakat Tengger, dan lain-lain. Kegiatan tersebut
membutuhkan panitia atau kelompok dalam membantu penyelenggaraan agar
acara tersebut terselenggara dengan lancar, seperti kelompok PKL. Kelompok
PKL akan berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan dengan membantu
memikirkan ide atau konsep suatu acara, membantu menyebarkan kabar adanya
acara yang akan diselenggarakan, membantu mengkoordinasi saat acara
berlangsung, membantu dalam merancang kegiatan, dan lain-lain.

I. Kegiatan Pembersihan Jalur Patroli


Kegiatan partisipatif pengelolaan yang akan dilakukan yaitu kegiatan
pembersihan jalur patroli di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Kegiaan
pembersihan jalur patrol merupakan kegiatan membersihkan jalur patrol seperti
43

pembersihan semak-semak, pemotongan pohon tumbang, membersihkan


material longsor serta pembersihan sisa sampah yang terdapat di sepanjang jalur
patrol. Pembersihan jalur patroli ini Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
melibatkan beberapa pihak diantaranya yaitu pihak Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Lumajang, Saver, Gimbal Alas, pelaku jasa wisata
serta kelompok pecinta alam dari masyarakat maupun pengunjung.
Kegiatan pembersihan jalur patrol merupakan kegiatan rutin yang
dilaksanakan oleh pengelola TNBTS yang bertujuan untuk menjaga lingkungan
sekitar Taman Nasional serta memudahkan akses dalam penggunaan jalur
patrol. Kegiatan lain yang akan dilaksanakan dalam pembersihan jalur ini
diantaranya yaitu pemasangan papan interpretasi di setiap lokasi, pemasangan
papan himbauan di Camp Site Ranu Kumbolo dan Kalimati, pemasangan police
line di sisi kanan atau kiri jalur jurang yang terjal serta pemasangan tanda jalur
di pohon dengan pita Scotlight. Kegiatan pembersihan jalur patroli juga dapat
diikuti oleh kelompok PKL. Partisipatif kelompok PKL dalam kegiatan
pembersihan jalur patroli yaitu dengan turun langsung ke lapang dan mengikuti
rangkaian kegiatan pembersihan jalur serta pemasangan papan dan tanda di
sekitar kawasan jalur patroli Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

J. Kegiatan Penanaman Pohon


Kegiatan partisipatif yang akan dilakukan di Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru yaitu penanaman pohon di sekitar kawasan Taman Nasional.
Penanaman pohon merupakan program yang diadakan oleh pengelola Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru dengan menanam bibit pohon serta batang
pohon di sekitar kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dengan
tujuan membentuk kawasan Taman Nasional yang lestari. Kegiatan penanaman
pohon di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru diikuti oleh
beberapa pihak diantaranya yaitu Petugas Balai Besar Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru, Perangkat desa, Kelompok Tani, Kepala desa serta masyarakat
di sekitar Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Penanaman pohon di sekitar kawasan Taman Nasional dilakukan untuk
memberikan manfaat bagi masyarakat dan generasi mendatang. Pelaksanaan
program penanaman pohon ini juga dilaksanakan untuk membentuk kebudayaan
masyarakat yang gemar menanam pohon dan dapat menciptakan lingkungan
sekitar yang asri dan lestari. Penanaman pohon dapat diikuti oleh kelompok
PKL. Partisipatif kelompok PKL dalam program penanaman pohon di sekitar
kawasan Taman Nasional yaitu dengan turun langsung ke lapang dan mengikuti
kegiatan menanam pohon serta mengajak masyarakat untuk turut berpartisipasi
dalam kegiatan menanam pohon di sekitar kawasan Taman Nasional.

K. Kegiatan Pengolahan Data


Pengolahan data merupakan salah satu rencana kegiatan di kawasan
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Rencana kegiatan pengolahan data
memiliki ruang lingkup yang hampir sama dengan rencana kegiatan
pengambilan data, yaitu berkaitan dengan berbagai pengelolan di kawasan
TNBTS tersebut. Contoh dari rencana kegiatan pengolahan data adalah ikut
serta dalam pengolahan data pengunjung yang berkunjung di kawasan TNBTS
tersebut.
44

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2017. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru: Ekosistem Unik Lautan
Pasir Vulkanik. https://indonesiabaik.id/infografis/taman-nasional-bromo-
tengger-semeru-ekosistem-unik-lautan-pasir-vulkanik
Anonim. 2017. Bromo Tengger Semeru Akan Jadi Fokus Promosi Asita. Diakses
pada: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20171108182618-307-
254396/bromo-tengger-semeru-akan-jadi-fokus-promosi-asita.
Anonim, 2009. Profil Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
https://bromotenggersemeru.org/page-static/profil
Fajar, Jay. 2019. Cerita Adat Ngadas dari Kematian, Kerukunan hingga
Pandangan Lingkungan. Diakses pada:
https://www.mongabay.co.id/2019/08/09/cerita-adat-ngadas-dari-kematian-
kerukunan-hingga-pandangan-lingkungan/.
Fikria, S. 2021. Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Dibuka, Wisatawan
Dibatasi. Diakses pada:
https://radarsolo.jawapos.com/nasional/06/09/2021/taman-nasional-bromo-
tengger-semeru-dibuka-wisatawan-dibatasi/.
Hermawati, Retno. 2020. Sepanjang 2019 Pengunjung Bromo Tembus 690 Ribu
Orang. Diakses pada:
https://mediaindonesia.com/nusantara/287032/sepanjang-2019-pengunjung-
bromo-tembus-690-ribu-orang
Marpaung. 2000. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta.
Rizky,2021. Intip Keindahan Wisata Bromo yang Wajib untuk Dikunjungi.
https://www.google.co.id/amp/s/www.orami.co.id/magazine/amp/wisata-
bromo/
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT
Alfabet.
Susanti, Eka. 2014. Dampak Kegiatan Wisata Alam Terhadap Ekonomi Lokal Di
Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. [Tesis]. Bogor: Institut
Pertanian Bogor
Suwantoro. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi
Utami. 2017. Manajemen Ritel. Jakarta: Salemba Empat
45

LAMPIRAN

Lampiran 1 Peta Kawasan TNBTS

Sumber: bromotenggersemeru.org
46

Lampiran 2 Rencana Kegiatan PKL


No. Minggu Rencana Kegiatan
1. Minggu ke-1 - Menentukan sasaran kegiatan pengabdian
- Membuat perizinan terkait kegiatan pengabdian yang akan
dilakukan yaitu Sosialiasai Keselamatan Pengunjung, kegiatan
Taman Pendidikan Al-Quran (TPA), Branding Kuliner atau
UMKM, dan Konservasi Lingkungan
- Mengambil data primer dan sekunder
- Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan PKL
- Melakukan kegiatan sosialisasi ke pengelola tentang pengabdian
kepada masyarakat yang akan dilaksanakan
2. Minggu ke-2 - Menyiapkan perencanaan kegiatan sosialisasi ke masyarakt
seperti lokasi kegiatan sosialiasi, waktu kegiatan soasialiasi,
surat undangan untuk masyarakat, dan lain-lain
- Melakukan kegiatan sosialisasi ke masyarakat tentang
pengabdian kepada masyarakat yang akan dilaksanakan
- Melakukan kegiatan sosialiasi ke Tim Sar untuk pelaksanaan
pengabdian Sosialisasi Keselamatan Pengunjung
- Mengambil data primer dan sekunder
- Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan PKL
3. Minggu ke-3 - Observasi secara langsung terkait kegiatan pengabdian
masyarakat
- Mengolah data primer dan sekunder
- Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan PKL
- Persiapan kegiatan pengabdian masyarakat
4. Minggu ke-4 - Pelaksanaan dan evaluasi kegiatan Konservasi Lingkungan
- Pelaksanaan dan evaluasi kegiatan Sosialiasi Keselamatan
Pengunjung
- Mengolah data primer dan sekunder
- Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan PKL
- Persiapan kegiatan branding kuliner atau umkm dan kegiatan
TPA
5. Minggu ke-5 - Peresmian dan evaluasi branding kuliner atau umkm dan
- Mengolah data primer dan sekunder
- Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan PKL
- Persiapan kegiatan TPA
6. Minggu ke-6 - Pelaksanaan dan evaluasi kegiatan TPA selama 3 hari
- Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan PKL
- Mengolah data primer dan sekunder
7. Minggu ke-7 - Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan PKL
- Mengolah data primer dan sekunder
- Menyusun laporan PKL
8. Minggu ke-8 - Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan PKL
- Mengolah data primer dan sekunder
- Menyusun laporan PKL

Lampiran 3 Pedoman Wawancara


Pedoman Wawancara
Daftar pertanyaan berikut ditujukan kepada pengelola dan masyarakat
dalam rangka untuk mencari data primer tentang kawasan dan kondisi di Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru. Jawaban dari pertanyaan nantinya akan
dijadikan sebagai data untuk memenuhi laporan PKL. Berikut merupakan
pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan:
47

A. Daftar Pertanyaan Pengelola


1. Bagaimana pengelolaan pengunjung di TNBTS? Adakah pengelolaan
khusus atau pengelolaan yang berbeda dengan taman nasional lain?
2. Apakah pernah mengalami kepadatan pengunjung di TNBTS? Bagaimana
solusi yang biasa dilakukan oleh pengelola dalam menanggapi
permasalahan tersebut?
3. Apakah pengelolaan tiket di TNBTS berpengaruh besar dengan
pendapatan yang dihasilkan?
4. Adakah masukan dan krititk dari pengunjung mengenai pengelolaan di
TNBTS? Kalopun ada, masukan dan kritik apa yang sering diberikan dari
pengunjung untuk TNBTS?
5. Bagaimana pengelolaan kawasan TNBTS?
6. Kapan pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui keberadaan binatang
buas di kawasan TNBTS?
7. Jenis kecelakaan apa yang sering terjadi di kawasan TNBTS? Apakah
terdapat jaminan kesehatan untuk korban tersebut?
8. Bagaimana pengelolaan masyarakat sekitar TNBTS?
9. Bagaimana tingkat pendidikan pada bidang agama di masyarakat sekitar
TNBTS?
10. Apakah terdapat peningkatan pengunjung TNBTS secara signifikan
selama pandemi?
11. Saat TNBTS tidak beroperasi, apa pekerjaan atau tugas yang dilakukan
pengelola TNBTS?
12. Bagaimana ekonomi di kawasan TNBTS selama pandemi?
13. Bagaimana pengelolaan program wisata di TNBTS?
14. Bagaimana pengelolaan promosi dan pemasaran di kawasan TNBTS?
15. Cara apa saja yang dilakukan oleh pihak TNBTS untuk mempromosikan
kembali destinasi wisata Bromo di kala pandemi?
16. Selama pandemi adakah kerugian yang berakibat fatal pada pihak
pegelola?
17. Apa saja program wisata yang sedang berjalan sampai saat ini?
18. Apakah ada perbedaan program wisata sebelum dan sesudah pandemi?
19. Apakah ada program wisata baru yang direncanakan dalam waktu dekat
ini?

B. Daftar Pertanyaan Masyarakat


1. Apakah masyarat disekitar bersedia untuk diadakannya dan berpartisipasi
dalam kegiatan sosialisasi keselamatan pengunjung?
2. Bagaimana pengetahuan anda terkait dengan pentingnya menjaga
lingkungan sekitar taman nasional?
3. Dampak apa yang anda rasakan setelah kawasan ini menjadi kawasan
taman nasional
4. Dampak apa yang anda rasakan setelah dilakukannya pengelolaan
kawasan taman nasional?
5. Apakah masyarakat berpartisipasi dalam pengelolaan TNBTS dan kegiatan
di TNBTS?
48

6. Adakah pengaruh peningkatan ekonomi yang dialami masyarakat dari


kegiatan atau pengelolaan di TNBTS?
7. Apakah masyarakat masih berpegang teguh terhadap adat istiadat atau
kepercayaan di TNBTS?
8. Dari banyaknya pengunjung yang datang ke TNBTS, apakah ada
percampuran budaya asing yang berasal dari pengunjung atau masih tetap
mempertahankan budaya asli
9. Apakah pengelola TNBTS sering mengadakan sosialisasi terkait
konservasi lingkungan?
10. Di masa pandemi ini, cara apa yang dilakukan masyarakat agar ekonomi
dapat tetap stabil?
11. Bagaimana caranya agar masyarakat tetap merasa nyaman untuk
melakukan kegiatan wisata di TNBTS?
12. Dampak apa saja yang terjadi pada potensi UMKM masyarakat sekitar
kawasan TNBTS?
13. Apakah masyarakat tertarik dengan program konservasi yang ada di dalam
kawasan TNBTS?

Anda mungkin juga menyukai