Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 Potensi Rotan

Rotan adalah tumbuhan khas tropika, terutama tumbuh di kawasan hutan tropika basah yang
heterogen. Tempat tumbuh rotan pada umumnya di daerah tanah berawa, tanah kering,
hingga tanah pegunungan. Ketinggian tempat rotan untu tumbuh dapat mencapai 2900 m di
atas permukaan laut. Semakin tinggi tempat tumbuh semakin jarang dijumpai jenis rotan.
Rotan akan semakin sedikit dijumpai di daerah yang berbatu kapur. Tumbuhan ini lebih
menyukai daerah yang bercurah hujan antara 2000 mm - 4000 mm per tahun menurut tipe
iklim Schmidt dan Ferguson, atau daerah yang beriklim basah dengan suhu udara berkisar
240C-300C.

Umumnya rotan hidup berumpun dan tumbuh menjalar di atas permukaan tanah, kemudian
memanjat dan melilit pada batang pohon sekitarnya. Rotan yang tumbuh dan merambat pada
suatu pohon akan memiliki tingkat pertumbuhan batang lebih panjang dan jumlah batang
dalam satu rumpun lebih banyak jika dibandingkan dengan rotan yang menerima sedikit
cahaya matahari akibat tertutup oleh cabang, ranting dan daun pohon. Berdasarkan ekologi
hidupnya, tumbuhan rotan memiliki daerah penyebaran di Asia Selatan, Asia Tenggara,
kawasan Amerika Latin, dan Afrika. Sementara pusat penyebaran rotan terbesar berada di
kawasan hutan Indonesia, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Papua Nugini. Di Indonesia rotan
tumbuh hampir di semua pulau, yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Irian
dan Nusa Tenggara. Pada umumnya pohon rotan tumbuh berbeda dari pohon palem lainnya
yang memiliki batang tanaman ramping, diameter 2-5 cm, dan ruas antar daunnya yang
panjang, dan juga tanaman rotan ini tidak tumbuh sebagaimana pohon sebenarnya, akan
tetapi seperti tanaman anggur yang tumbuh merambat diantara vegetasi tanaman lainnya.

Kalimantan memiliki potensi rotan yang sangat besar, dimana hampir 99% populasi dan
sebaran rotan berada di pulau ini. Sementara kurang dari 1% potensi rotan berasal dari
seluruh wilayah lainnya di Indonesia. Provinsi Kalimantan Timur berada di urutan kedua
setelah Kalimantan Tengah dalam hal potensi populasi dan sebaran rotan. Tumbuhan yang
termasuk ke dalam kelas monocotyledonae dan famili palmae ini telah dikenal sebanyak 15
genus (marga), yaitu Calamus, Daemonorops, Khorthalsia, Plectocomia, Ceratolobus,
Plectocomiopsis, Myrialepis, Calospatha, Bejaudia, Cornera, Schizospatha, Eremospatha,
Ancitrophylum dan Oncocalamus. Untuk Indonesia telah ditemukan sebanyak 8 genus
(Calamus, Daemonorops, Khorthalsia, Plectocomia, Ceratolobus, Plectocomiopsis, Myrialepis,
dan Calospatha). Calamus dan Khorthalsia ialah jenis rotan yang sangat potensial
dibudidayakan dan dikembangkan. Dari 8 suku tersebut total jenisnya di Indonesia mencapai
tidak kurang dari 306 jenis, penyebarannya di pulau Kalimantan sebanyak 137 jenis,
Sumatera sejumlah 91 jenis, Sulawesi sebanyak 36 jenis, Jawa sejumlah 19 jenis, Irian 48
jenis, Maluku 11 jenis, Timor 1 jenis dan Sumbawa 1 jenis.

Untuk di wilayah Kabupaten Malinau juga terdapat banyak jenis rotan yang tumbuh subur
diberbagai kondisi lingkungan, namun tidak semua jenis rotan tersebut dapat laku dipasarkan.
Sesuai dengan pemanfaatannya jenis-jenis rotan yang tumbuh di Malinau yang umumnya
banyak digunakan untuk pembuatan produk furniture dan kerajinan rotan meliputi Rotan
sega, Pulut merah/putih, Susu, Semambu, dan Manau.

II. 2 Manfaat Rotan

Rotan yang umum dipergunakan dalam industri tidaklah terlalu banyak. Beberapa yang paling
umum diperdagangkan di Indonesia adalah Manau, Batang, Tohiti, Mandola, Tabu-Tabu, Suti,
Sega, Lambang, Blubuk, Jawa, Pahit, Kubu, Lacak, Slimit, Cacing, Semambu, serta Pulut.

Setelah dibersihkan dari pelepah yang berduri, rotan asalan harus diperlakukan untuk
pengawetan dan terlindung dari jamur Blue Stain. Secara garis besar terdapat dua proses
pengolahan bahan baku rotan: Pemasakan dengan minyak tanah untuk rotan berukuran
sedang /besar dan Pengasapan dengan belerang untuk rotan berukuran kecil.

Selanjutnya rotan dapat diolah menjadi berbagai macam bahan baku, misalnya dibuat Peel
(kupasan)/ Sanded Peel, dipoles atau semi-poles, dibuat core, fitrit atau star core. Adapun
sentra industri kerajinan dan mebel rotan terbesar di indonesia terletak di Cirebon.

Pemanfaatan rotan terutama adalah sebagai bahan baku mebel, misalnya kursi, meja tamu,
serta rak buku. Rotan memiliki beberapa keunggulan daripada kayu, seperti ringan, kuat,
elastis / mudah dibentuk, serta murah. Kelemahan utama rotan adalah gampang terkena kutu
bubuk "Pin Hole". Batang rotan juga dapat dibuat sebagai tongkat penyangga berjalan dan
senjata. Berbagai perguruan pencak silat mengajarkan cara bertarung menggunakan batang
rotan. Di beberapa tempat di Asia Tenggara, rotan dipakai sebagai alat pemukul
dalam hukuman cambuk rotan bagi pelaku tindakan kriminal tertentu.

Beberapa rotan mengeluarkan getah (resin) dari tangkai bunganya. Getah ini berwarna merah
dan dikenal di perdagangan sebagai dragon's blood (darah naga). Resin ini dipakai untuk
mewarnai biola atau sebagai meni. Masyarakat suku Dayak di Kalimantan Tengah
memanfaatkan batang rotan muda sebagai komponen sayuran.

II. 3 Pengolahan Rotan Kecil untuk Anyaman

Pemilahan rotan

Pemilahan rotan kecil dimaksudkan untuk mengelompokkan rotan sesuai dengan diameter
rotan sehingga ukuran rotan menjadi lebih seragam. Biasanya pemilahan rotan dibedakan
setiap 1 mm, dimulai dari ukuran diameter 5 mm s/d 20 mm. Kegiatan pemilahan rotan ini
sangat penting karena proses pembelahan rotan menggunakan mata pisau rotan yang
disesuaikan dengan diameter rotannya.

Proses pembelahan rotan

Kegiatan pembelahan rotan dapat dilakukan secara manual atau menggunakan mesin split.
Pembelahan rotan secara manual hanya dihasilkan bahan anyaman berupa kulit rotan saja
(lasio) sedangkan hati rotan tidak dapat dimanfaatkan sama sekali. Sedangkan pembelahan
rotan dengan mesin spit selain dihasilkan bahan anyaman berupa kulit rotan(lasio) juga
dihasilkan bahan anyaman dari hati rotan (pitrit). Untuk menghasilkan ukuran bahan anyaman
(lasio dan pitrit) sesuai dengan yang inginkan cukup dengan mengganti pisau mesin split yang
digunakan. Keunggulan penggunakan mesin split selain memberikan hasil yang seragam
dengan ukuran yang dapat diatur, juga hasil produksinya lebih cepat dan rendemennya lebih
banyak.

Proses penipisan

Dari proses pembelahan rotan akan dihasilkan dua bahan anyaman berupa lasio dan pitrit.
Bahan lasio (kulit rotan) yang dihasilkan dari mesin split perlu dilakukan penipisan kembali
sehingga ketebalan lasio yang dihasilkan menjadi lebih seragam. Kegiatan penipisan bahan
lasio dapat dilakukan secara manual dan melalui mesin. Penipisan bahan lasio secara manual
biasanya menggunakan pisau atau plat (kaleng) yang dilubangi. Sedangkan menipiskan bahan
lasio dengan mesin penipis mengunkan mesin yang digerakkan oleh motor sehingga
produktifitasnya lebih tinggi dibandingkan secara manual.

Hal penting dari kegiatan penipisan pada mesin penipis adalah ketajaman pisau penipis dan
pengaturan mata pisaunya sehingga kualitas penipisannya lebih halus dan ketebalan lasio
yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan.
Pewarnaan rotan

Untuk mendapatkan warna lain maka bahan lasio dan pitrit dapat dilakukan pewarnaan sesuai
dengan warna yang diinginkan. Pewarnaan rotan dapat dilakukan secara alami atau
menggunakan pewarna buatan. Pemakaian warna alami lebih disukai oleh konsumen karena
lebih ramah lingkungan. Pewarnaan alami bisa dilakukan dengan merendam lasio dilumpur
(untuk mendapatkan warna gelap) atau menggunaan pewarnaan dari daun-daunan atau
buah-buahan untuk mendapatkan warna yang lain. Untuk pewarnaan secara buatan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu pewarna air dan pewarna thinner. Pemakaian pewarna air lebih
murah namun warnanya lebih mudah luntur dan pudar.

Proses penganyaman

Kegiatan menganyam rotan merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembuatan
aneka kerajinan rotan. Kualitas anyaman sangat mempengaruhi nilai jual atas produk
tersebut. Hal – hal penting yang harus diperhatikan pada proses penganyam adalah kerapian
dalam menganyam, bahan yang digunakan serta motif anyaman yang dibuat. Peralatan kerja
yang biasa digunakan untuk menganyam meliputi : mesin staples, palu kecil, obeng dan
gunting.

Proses finishing

Proses finishing adalah proses akhir dari kegiatan pembuatan produk kerajinan rotan. Oleh
karena itu pada tahap ini produk harus diproses sedemikian rupa sehingga menjadi lebih
menarik. Tahapan proses finishing meliputi :

- Pengomporan bulu / serabut pada anyaman rotan

- Pengamplasan tahap 1 pada permukaan anyaman rotan

- Pelapisan permukaan anyaman rotan ( filler)

- Penjemuran

- Pengamplasan tahap 2 pada permukaan anyaman rotan

- Pelapisan / glossing permukaan anyaman rotan

- Penjemuran

- Pemasangan kain penutup, paku sepatu , karet kaca dan lain-lain

- Pemeriksaan akhir kualitas produk


Desain dan kualitas produk

Namun saat ini perkembangan desain dan model furniture terus mengalami kemajuan
sehingga konsumen yang memakainya justru dianggap mewakili masyarakat berkelas,
modern dan ramah lingkungan. Agar produk yang dihasilkan diterima pasar (konsumen) maka
hal yang sangat penting adalah desain produk yang dibuat sesuai selera konsumen dengan
kualitas yang memenuhi standart. Untuk menjaga kualitas tetap terjamin maka beberapa hal
yang menjadi perhatian adalah kualitas bahan baku dasar (rotan), kondisi mesin dan cara
pengerjaannya, proses finishing yang benar serta pemakaian bahan tambahan seperti bahan
filler, melamin (glossi), busa dan lain-lain sesuai standar.

Peluang pemasaran produk rotan

Peluang pasar furnitur rotan di wilayah Kaltim dan Kaltara masih terbuka lebar. Saat ini di
wilayah tersebut hanya terdapat satu produsen furniture rotan yaitu di daerah kabupaten
Bulungan namun produksinya masih dalam skala home industri. Kebutuhan produk furniture
rotan masih banyak didatangkan dari Cirebon dan Banjarmasin dengan jangkauan pemasaran
yang masih terbatas diwilayah tertentu saja seperti di Balikpapan dan Samarinda. Dengan
demikian wilayah lain di Kaltim dan Kaltara seperti Berau, Bontang, Kutim, Bulungan,
Tarakan, Nunukan, KTT dan lain-lain masih terbuka lebar untuk pemasaran produk furniture
rotan dari Malinau.

Anda mungkin juga menyukai