Anda di halaman 1dari 12

PENGURUSAN HUTAN

Di INDONESIA

Dosen Pengajar:

Onrizal S.Hut., Msi, P.hd.

DISUSUN OLEH :

Putri Aqila (171201056)

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2017/2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh . Alhamdulllahhirobbilalamin segala


puji bagi Allah yang telah menolong saya dalam menyelesaikan makalah ini dengan penuh
kemudahan . Tanpa pertolongan nya mungkin saya tidak akan sanggup menyelesaikan nya
dengan baik . Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni
nabi besar Muhammad SAW .

Makalah ini telah saya susun dengan berbagai rintangan . Dan saya berharap, semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca, untuk kedepannya
saya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman saya. Saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca .
walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan . Saya mohon untuk saran dan kritik
nya . Terima kasih Wasallamu’alaikum Wr Wb.

Medan ,28 November 2017

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Ciri Pengurusan Hutan Indonesia di Setiap Zaman Pengurusan Hutan


B. Industri Kehutanan
C. Pengurusan Hutan di Masa Yang Akan Datang

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengurusan hutan adalah keseluruhan tindakan pengelolaan terhadap sumberdaya
hutan yang di lakukan dalam ragka mendapatkan totalitas barang - barang , manfaat dan
nilai – nilai yang di peroleh dengan tetap mempertahankan kelestarianya , untuk generasi
sekarang dan yang akan datang.
Jadi di lihat dari komponen – komponen kegiatanya , maka kegiatan pengurusan
hutan adalah tindakan manajemen yang di dalam nya terdapat komponen komponen
kegiatan perencanaan , pengorganisasian, penerapan dan pelaksanaan kegiatan dan
pengawasan. Sasaranya adalah keseluruhan hutan sebagai suatu ekosistem berikut
keseluruhan hasil , manfaat dan nilai nilai yang dapat di manfaat kan secara lestari untuk
generasi sekarang dan generasi yang akan datang .
Dalam praktik pengurusan hutan di indonesia, istilah pengurusan hutan di
pergunakan untuk menyatakan keseluruhan kegiatan mencakup : perencanaan kehutanan ,
pengelolaan kehutanan , penelitian dan pengembangan , pendidikan dan pelatihan serta
penyuluhan kehutanan dan pengawasan yang di lakukan dalam rangka mendapat kan
totalitas manfaat hutan secara lestari untuk sebesar besar nya kesejahteraan rakyat
indonesia serta dapat mendukug sistem kehidupan di muka bumi , pada saat ini dan
generasi yang akan datang dari seluruh hutan yang ada di indonesia .
Pengelolaan hutan adalah praktik penerapan prinsip prinsip dalam bidang biologi ,
fisika , kimia , analisis kuantitatif , manajemen , ekonomi sosial , dan analisis kebijakan ,
dalam rangkaian kegiatan membangun atau membina , memanfaatkan dan
mengkonservasikan hutan untuk mendapat kan tujuan atau tujuan dan sasaran atau sasaran
yang telah di tetapkan , dengan tetap mempertahankan produktivitas dan kualitas hutan .
Pengelolaan hutan mencakup pengelolaan terhadap keindahan , ikan dan fauna air
lain pada sungai sungai di dalam hutan . rekreasi , nilai - nilai atau fungsi - fungsi hutan
untuk wilayah perkotaan , air , hidupan liar , kayu dan hasil hutan bukan kayu lainya serta
berbagai nilai - lain yang termasuk dalam kelompok sumberdaya hutan.
Dari uraian ini , dapat di lihat bahwa yang membedakan pengertian pengurusan
hutan dan pengelolaan hutan terletak pada ruang lingkup tujuan , yaitu totalitas manfaat
ekosistem hutan pada pengurusan hutan, dan pengelolaan hutan ada ketegasan mengenai
tujuan atau tujuan - tujuan tertentu yang telah di tetapkan .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah pengurusan hutan di Indonesia.


2. Apa apa saja masalah yang di hadapi dalam industri kehutanan di indonesia
3. Bagaimana prinsip dan mekanisme kita dalam mengelola hutan di masa yang akan
datang
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami zaman pengurusan hutan di indonesia
2. Untuk mengetahui apa - apa saja industri kehutanan yang ada di indonesia
3. Untuk mengetahui bagaimana cara kita dalam mengelola hutan dengan baik dan
benar

BAB II

PEMBAHASAN

A. Ciri pengurusan hutan di setiap zaman pengurusan hutan


1.1 kategori hutan lindung , produksi dan konservasi
Berdasarkan kepada kategori fungsi hutan yang di pergunakan di indonesia
maka pengurusan hutan mengandung arti penanganan keseluruhan hutan , mencakup
hutan lindung , hutan produksi , dan hutan konservasi .sedangkan pengelolaan
mengandung arti penanganan hutan dengan fungsi tertentu , yaitu pngelolaan hutan
lindung, pengelolaan hutan produksi dan pengelolaan hutan konservasi ; serta yang
lebih khusus lagi adalah pengelolaan hutan pada tingkat kesatuan pengelolaan hutan
(management unit) tertentu .
Dalam praktik pengelolaan hutan di indonesia , kegiatan ini mencakup
komponen komponen kegiatan : tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan
, pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan , rehabilitasi dan reklamasi hutan
, serta perlindungan hutan dan konservasi alam .
Dengan lingkup kegiatan pengelolaan hutan dan dengan mempertahankan ruang
lingkup kegiatan dalam pengurusan hutan sebagaimana di utarakan di muka maka
penggunaan istilah pengurusan hutan lindung , misalnya merupakan penggunaan istilah
yang keliru , oleh karena :
a. Penetapan sebidang lahan hutan menjsdi hutan lindung di lakukan melalui kegiatan
kegiatan : inventarisasi hutan , pengukuhan kawasan hutan dan penatagunaan
kawasan hutan . jadi pada saat sebidang lahan telah tertentu fungsinya , maka
kegiatan kegiatan ini telah selesai di lakukan , sedangkan
b. Pengurusan hutan mencakup pula kegiatan tersebut sebaliknya , istilah pengelolaan
hutan ; walaupun kata hutan tanpa di ikuti keterangan lebih lanjut tentang funsi
kegunaanya (lindung , konservasi , produksi ) atau tingkatan pengelolaan nya
(kesatuan pengelolaan hutan) tetap merupakan istilah yang benar karena :
1. Hutan lindung , hutan produksi , hutan konservasi, dan kesatuan pengelolaan
hutan , secara sendiri sendiri merupaka hutan yang perlu di kelola melalui
tindakan pengelolaan hutan
2. Pengurusan hutan merupakan tindakan manajemen yang di dalam nya tercakup
pula pengelolaan hutan

1.1 Pengertian konservasi dalam pengertian umum

Konservasi dalam pengertan umum mengandung arti hal yaitu :

a. Konservasi dalam arti luas ,mengandung arti pengelolaan sumberdaya alam


yang dapat di pulihkan dengan tujuan untuk mempertahankan kelestarian
produktivitas dan fungsi nya , di dalam nya dapat diupayakan pemanfaatan
nya bagi kepentingan manusia sepanjang tidak bertentangan dengan
kemungkinan tercapainya kelestarian sumberdaya tersebut . dalam
pengertian konservasi seperti ini untuk mengkonservasi sumberdaya hutan
, dapat mengandung kegiatan kegiatan pebinaan hutan , pemanenan secara
periodik yang diikuti dengan regenerasi hutan , serta pemeliharaan dan
perlindungan terhadap tumbuhan dan binatang yang terdapat di dalam hutan
tersebut . konservasi sumberdaya hutan dalam pengertian ini sebenar nya
setara dengan pengurusan hutan (forest stewardship) akan tetapi dengan lbih
menekan kan kepada kelestarian produktivitas dan fungsi hutan sebagai
tujuan utamanya

b. Konservasi dalam arti yang sempit, mengandung arti perlindungan terhadap


tumbuhan dan habitat satwa. Konservasi dalam pengertian ini sebenarnya merupakan bagian
dari konservasi dalam arti luas. Walaupun secara akademis keliru, akan tetapi konservasi hutan
dalam pengertian sempit inilah yang pada saat ini dipergunakan dalam pengelolaan hutan di
Indonesia untuk tindakan konservasi alam diluar hutan konservasi.

c. Konservasi dalam arti proses, mengandung arti keseluruhan proses atau


kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mencapai populasi yang memiliki
kemampuan mempertahankan hidup tinggi.

Dalam praktek pengurusan hutan di Indonesia, konservasi sumberdaya hutan merupakan


bagian dari konservasi sumberdaya alam hayati, yaitu: pengelolaan sumberdaya alam hayati
yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungang
persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan
nilainya

(pasal 1 UU No 5 Tahun1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan


Ekosistemnya).

1.2 Sejarah pengurusan hutan diindonesia


Pengurusan hutan diindonesia telah memiiki sejarah panjang , sejak masa pra
penjajahan belanda sampai saat ini . butir butir pokok keadaan hutan dan peristiwa penting
untuk setiap periode pengurusan hutan (s/d 1983) di bagi menjadi :
1. Zaman sebelum tahun 1602
2. Zaman kongsi dagang belanda , tahun 1602 – 1799
3. Zaman hindia belanda , tahun 1800-1850 (pemangkuan hutan non ilmiah)
4. Zaman hindia belanda tahun1850 – 1942 (pemangkuan hutan secara ilmiah)
5. Zaman pendudukan jepang tahun 1942-1945
6. Zaman perang kemerdekaan tahun 1945-1949 :
a. Perencanaan hutan : di buat rencana perusahaan (10 tahun)
b. Pembinaan hutan : penanaman kembali
c. Pemanfaatan hutan : terbatas
d. Litbang : penanaman kayu asing
e. Diklat : sekolah menengah kehutanan
7. Zaman demokrasi liberal tahun 1950-1959
a. Perencaaan hutan : pengukuhan wilayah hutan , penataan wliayah hutan
oleh badan panologi kehutanan
b. Pembinaan hutan : reboisasi , rehabiitasi lahan , perlindungan hutan
c. Pelestarian alam : pertama kali masuk kegiatan pengurusan hutan
d. Litbang : pembentukan badan penyelidik kehutanan
e. Diklat : sekolah kehutanan
8. Zaman demokrasi terpimpin tahun 1960-1965
a. dibentuk PERHUTANI , dept . kehutanan pada kabinet dwikora .
b. adanya kegiatan desentralisasi kehutanan
c. pengurusan hutn dilakukan secara sistematis
d. UU no.5/1960 tentang peraturan dasar pokok pokok agraria
9. Zaman orde baru tahun 1965 – 1998
a. Di tetapkan : UU no. 5/1967 tentang ketentuan – ketentuan pokok kehutanan
, UU no. 1/1967 tentang PMA . UU no. 6/1967 tentang PMDN ,UU no.
4/1982 tentang ketentuan pokok LH , UU no. 5/1990 tentang KSAH dan
ekosistem nya , UU no.24/1992 tentang penataan ruang
b. Pemanfaatan hutan :hak pengusahaan hutan , hak pemung
c. Pembinaan hutan :tebang pilih indonesia , tebang habis dengan permudaan
alami , tebang habis dengan permudaan buatan
d. Litbang : LPH , LPHH , LPKHH , PLEH
10. Zaman era reformasi tahun 1998- sekarang

Yaitu pengurusan hutan di lakukan oleh dept. kehutanan dan perkebunan , dept.
Pertanian , dept kehutanan
A.Industri kehutanan

2.1 menata (kembali) common property

Salah satu sebab tragedi dan krisis berkepanjangan di negeri kita tak lain
karena mentalitas bangsa kita yang tak pernah menghargai milik umum
(common property). Illegal logging hanyalah sejumput masalah di antara
segudang problematika penelolaan commom property di negeri ini . lihatlah
(apa saja ) yang memakai label umum . dimana mana WC umum , bus bus
umum , telepon umum dan proprty berlabel umum lainya sealu cepat rusak ,
jorok dan tak terawat . di benak sebagian masyarakat , abel umum selalu
menandung makna inferior , barang yag boleh di kotori , di rusak , bahkan di
jarah .
Maka dengan logika yang sebangun , illegal logging bukanlah suatu hal
yng aneh karena hutan dianggap sebagai common property yang boleh di
perlakukan sesuka hati . bawha dengan penjarahan kayu yang menggila
mengakibatkan hutan dan lingkungan terdegredasi hebat bukanlah hal yang
perlu di pikirkan karena hutan di anggap barang milik umum yang di anggap
remeh eksistensinya .
Akibat nya sungguh fatal , ketika redistribusi lahan hutan dilakukan
tanpa menata terlebih dahulubatas batas kepemilikan lahan di lapangan . batas
konsensi hutan menjadi kacau , sistem pengaturan hasil hutan lestari pun
akhirnya porak poranda . hasilnya , hutan kembali menjadi open access property
yang bebas di rambah siapa saja .
Koperasi dan pengusaha kecil yang diharapkan mengambil alih peran
pengelolaan hutan ternyata masih gagap dari sisi penguasaan teknis , sumber
daya manusia , dan modl karena beum siap (dipersiapkan) secara matang .
akhirya yag terjadi adalah kemarakan jual beli saham (di bawah meja) antara
koperasi dan kontraktor logging yang mayoritas dimiliki juga oleh pengusaha
besar pelaku monopoli bisnis kehutanan .

2.2. Dilema penertiban kayu ilegal


Harga kayu adalah yang melambung konsekuensi logis dari gebrakan
menertibkan ileggal logging . kenaikan harga kayu akan segera di susul oleh keruntuhan
banyak industri perkayuan karena kekurangan pasok bahan baku . harga kayu yang
membumbung tinggi pasti akan berpengaruh secara langsung terhadap pembengakan
anggaran berbagai proyek pembangunan mulai dari pembangunan infrastruktur jalan ,
fasilitas pendidikan , sampai perumahan rakyat . pemberantasan ilegal logging seperti
sebuah resep obat pahit yang tentu saja bukan tanpa efek samping .
Pohon yang telah di tebang di potong menjadi kayu bulat dengan ukuran
panjang umumnya sekitar empat meter , menyesuaikan dengan panjang truk yang
biasanya di miliki oleh masyarakat lokal yang umum nya juga pemilik industri
penggergajian di kampung sekitar hutan . sesuai dengan panjang nya kayu ilegal yang
di balak masyarakat sering kali di sebut “balok empat meteran” . sedangkan kayu legal
yang di tebang perusahaan HPH atu pembalakan ilegal yang di lakukan bandar besar ,
ukuran panjang nya (biasanya ) mencapai delapan meter sesuai dengan ukuran panjang
logging truck yang mereka pergunakan . panjang kayu ini dapat di gunakan sebagai
penanda awal paling praktis untuk mengetahui sumber kayu ata kategori pelaku illegal
logging
2 Upaya – Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup
Berikut ini adalah hal-hal yang bisa kita lakukan sebagai upaya pelestarian
lingkungan hidup.
1. Menjaga daerah resapan air dengan cara menjaga dan melestarikan pohon-
pohon yang berada di sekitar kita.
2. Membuat peraturan yang tegas tentang tata guna lahan dan juga tata ruang
wilayah pada suatu lahan.
3. Melakukan reboisasi atau penanaman kembali daerah-daerah yang hutannya
gundul. Misalnya, di daerah perbukitan atau kawasan hutan.
4. Memperbaiki kualitas lahan yang rusak, tanah-tanahnya dijadikan subur
kembali.
5. Membuat system terasering pada lahan yang miring.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari paparan atau penjelasan di atas maka dapat kami simpulkan bahwa, sesuai
dengan makalah kami tentang Pemerintah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah
pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan, peraturan, pengawasan, dan
pengendalian lingkungan hidup. Dasar dan prinsip pengelolaan lingkungan hidup
adalah untuk mencapai kelestarian hubungan manusia dengan lingkungan hidup
sehingga dapat membangun manusia seutuhnya dan mewujudkan manusia sebagai
bagian lingkungan hidup dan tidak dapat dipisahkan. Untuk memberikan dasar hukum
yang kuat tentang usaha pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat dalam
melaksanakan pelestarian alam, maka dibuat peraturan perundang-undangan tentang
lingkungan.
B. Saran
Masyarakat harus menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dan kepada pihak
masyarakat dimohon agar timbul rasa sadar akan kepedulian terhadap lingkungan
yang lebih dan adanya rasa cinta alam yang timbul dari rasa setiap individu.
Demikian makalah yang kami buat, mohon maaf apabila dalam makalah ini
tidak sesuai yang diharapkan oleh Bapak atau para pembaca, karena kami masih dalam
tahap belajar. Mohon kritik dan saran yang membangun untuk bisa memperbaiki
makalah yang kami buat yang mungkin jauh dari kata sempurna. Dan juga terima
kasih kepada rekan-rekan satu tim yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini. Sekian.

DAFTAR PUSTAKA

Wiryono. 2013. Pengantar Ilmu Lingkungan Hidup. Bengkulu : Pertelon Media.

Akib, Muhammad. 2012 .Politik Hukum Lingkungan. Jakarta : PT Raya Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai