Anda di halaman 1dari 4

Nama:Ferdinand Hutagaol

Nim:201201219

Dosen pengajar: Kansih Sudjarwo

RUANG LINGKUP KEGIATAN PENGURUSAN KEHUTANAN

Pengurusan hutan adalah keseluruhan tindakan pengelolaan terhadap sumberdaya hutan yang
dilakukan dalam rangka mendapatkan totalitas barang-barang, manfaat-manfaat, dan nilai-nilai yang
dapat diperoleh dengan tetap mempertahankan kelestariannya, untuk generasi sekarang dan generasi
yang akan datang (Helms, 1998). Jadi dilihat dari komponen-komponen kegiatannya, maka kegiatan
pengurusan hutan adalah tindakan manajemen yang di dalamnya terdapat komponen-komponen
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penerapan atau pelaksanaan kegiatan dan pengawasan.
Sasarannya adalah keseluruhan hutan sebagai suatu ekosistem berikut keseluruhan hasil, manfaat dan
nilai-nilai yang dapat dimanfaatkan secara lestari untuk generasi sekarang dan generasi yang akan
datang. Dalam praktek pengurusan hutan di Indonesia, istilah pengurusan hutan dipergunakan untuk
menyatakan keseluruhan kegiatan, mencakup: perencanaan kehutanan, pengelolaan hutan, penelitian
dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan serta penyuluhan kehutanan, dan pengawasan; yang
dilakukan dalam rangka mendapatkan totalitas manfaat hutan secara lestari untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan rakyat Indonesia serta dapat mendukung sistem kehidupan di muka bumi, pada saat ini
dan generasi yang akan datang, dari seluruh hutan yang ada di Indonesia.

Perencanaan kehutanan adalah suatu rangkaian kegiatan yang lengkap, mencakup tahapan-tahapan:
pemantauan, penilaian, pengambilan keputusan dan penerapan; yang dilakukan dalam rangka
penyusuanan rencana pengurusan hutan (Helms, 1998). Dalam praktek perencanaan kehutanan di
Indonesia, kegiatan ini mencakup komponen-komponen kegiatan: inventarisasi hutan, pengukuhan
kawasan hutan, penatagunaan kawasan hutan, pemebntukan wilayah pengelolaan hutan dan
penyusuanan rencana kehutanan. Sebenarnya, penataan hutan pada setiap kesatuan pengelolaan
hutan dan penyusunan rencana pengelolaannya juga termasuk dalam bidang gerak ini, akan tetapi
kegiatan ini dikelompokkan ke dalam pengelolaan hutan (UU No. 41 tahun 1999 tentang kehutanan).

Pengelolaan hutan adalah praktek penerapan prinsip-prinsip dalam bidang biologi, fisika, kimia, analisis
kuantitatif, manajemen, ekonomi, sosial dan analisis kebijakan dalam rangkaian kegiatan membangun
atau meregenerasikan, membina, memanfaatkan dan mengkonservasikan hutan untuk mendapatkan
tujuan atau tujuan-tujuan dan sasaran atau sasaran-sasaran yang telah ditetapkan, dengan tetap
mempertahankan produktivitas dan kualitas hutan. Pengelolaan hutan mencakup pengelolaan terhadap
keindahan, ikan dan fauna air lain pada sungai-sungai di dalam hutan, rekreasi, nilai-nilai atau fungsi-
fungsi hutan untuk wilayah perkotaan, air, hidupan liar, kayu dan hasil hutan bukan kayu lainnya, serta
berbagai nilai lain yang termasuk dalam kelompok sumberdaya hutan (Helms, 1998). Dari uraian ini,
dapat dilihat bahwa yang membedakan pengertian pengurusan hutan dan pengelolaan hutan terletak
pada ruang lingkup tujuan, yaitu totalitas manfaat ekosistem hutan pada pengurusan hutan, sedangkan
pada pengelolaan hutan ada ketegasan mengenai tujuan atau tujuan-tujuan tertentu yang telah
ditetapkan. Dengan pembatasan seperti ini, dan berdasarkan kepada kategori fungsi hutan yang
dipergunakan di Indonesia; maka pengurusan hutan mengandung arti penanganan keseluruhan hutan,
mencakup hutan lindung, hutan produksi dan hutan konservasi; sedangkan pengelolaan hutan
mengandung arti penanganan hutan dengan fungsi tertentu, yaitu pengelolaan hutan lindung,
pengelolaan hutan produksi, dan pengelolaan hutan konservasi; serta yang lebih khusus lagi adalah
pengelolaan hutan pada tingkat kesatuan pengelolaan hutan (management unit) tertentu. Dalam
praktek pengelolaan hutan di Indonesia, kegiatan ini mencakup komponen-komponen kegiatan: tata
hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan
hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, serta perlidungan hutan dan konservasi alam.

Dengan lingkup kegiatan pengelolaan hutan seperti ini dan dengan memperhatikan ruang lingkup
kegiatan dalam pengurusan hutan sebagaimana diutarakan di muka, maka penggunaan istilah
pengurusan hutan lindung, misalnya merupakan penggunaan istilah yang keliru, oleh karena:

a. Penetapan sebidang lahan hutan menjadi hutan lindung dilakukan melalui kegiatan-kegiatan:
inventarisasi hutan, pengukuhan kawasan hutan dan penatagunaan kawasan hutan. Jadi pada saat
sebidang lahan telah tertentu fungsinya, maka kegiatan-kegiatan ini telah selesai dilakukan, sedangkan

b. Pengurusan hutan mencakup pula kegiatan-kegiatan tersebut

Sebaliknya, istilah pengelolaan hutan; walaupun kata hutan tanpa diikuti keterangan lebih lanjut tentang
fungsi penggunaannya (lindung, konservasi, atau konservasi) atau tingkatan wilayah pengelolaannya
(kesatuan pengelolaan hutan), tetap merupakan istilah yang benar, karena:

a. Hutan lindung, hutan produksi, hutan konservasi, dan kesatuan pengelolaan hutan, secara sendiri-
sendiri merupakan hutan yang perlu dikelola melalui tindakan pengelolaan hutan, dan

b. Pengurusan hutan merupakan tindakan manajemen yang di dalamnya tercakup pula pengelolaan
hutan.

Kerancuan seperti ini dalam praktek pembicaraan keseharian, baik dikalangan pejabat, praktisi
kehutanan, bahkan dikalangan para akademisi sekalipun, sering terjadi. Istilah pengurusan hutan
seringkali dipergunakan untuk menerangkan pengelolaan hutan. Sebaliknya, istilah pengelolaan hutan
seringkali dipergunakan untuk menerangkan pengurusan hutan atau pengelolaan hutan yang bersifat
khusus.

Konservasi hutan biasanya dipergunakan untuk menyatakan konservasi sumberdaya hutan dan
merupakan bagian dari konservasi sumberdaya alam hayati. Konservasi dalam pengertian umum dapat
mengandung arti tiga hal, yaitu (Helms, 1998):

a. Konservasi dalam arti luas, mengandung arti pengelolaan sumberdaya alam yang dapat
dipulihkan dengan tujuan untuk mempertahankan kelestarian produktivitas dan fungsinya, di dalamnya
dapat diupayakan pemanfaatannya bagi kepentingan manusia sepanjang tidak bertentangan dengan
kemungkinan tercapainya kelestarian sumberdaya tersebut. Dalam pengertian konservasi seperti ini,
untuk mengkonservasi sumberdaya hutan, dapat mengandung kegiatan-kegiatan pembinaan hutan,
pemanenan secara periodik yang diikuti dengan regenerasi hutan, serta pemeliharaan dan perlindungan
terhadap tumbuhan dan binatang yang terdapat di dalam hutan tersebut. Konservasi sumberdaya
hutan dalam pengertian ini sebenarnya setara dengan pengurusan hutan (forest stewardship), akan
tetapi dengan lebih menekankan kepada kelestarian produktivitas dan fungsi hutan sebagai tujuan
utamanya.

b. Konservasi dalam arti yang sempit, mengandung arti perlindungan terhadap tumbuhan dan habitat
satwa. Konservasi dalam pengertian ini sebenarnya merupakan bagian dari konservasi dalam arti luas.
Walaupun secara akademis keliru, akan tetapi konservasi hutan dalam pengertian sempit inilah yang
pada saat ini dipergunakan dalam pengelolaan hutan di Indonesia untuk tindakan konservasi alam diluar
hutan konservasi.

c. Konservasi dalam arti proses, mengandung arti keseluruhan proses atau kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka mencapai populasi yang memiliki kemampuan mempertahankan hidup
tinggi.

Dalam praktek pengurusan hutan di Indonesia, konservasi sumberdaya hutan merupakan bagian dari
konservasi sumberdaya alam hayati, yaitu: pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya
dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungang persediaannya dengan tetap memelihara
dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya (pasal 1 UU No 5 Tahun1990 tentang
Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya).

Keseluruhan kegiatan pengurusan hutan termasuk di dalamnya pengelolaan hutan dalam rangka
konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya merupakan bagian yang utuh dari pengelolaan
lingkungan hidup, yaitu upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi
kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan
pengendalian lingkungan hidup. Sedangkan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahkluk hidup lain (Pasal 1 UU No 23
Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup).

SEJARAH PENGURUSAN HUTAN DI INDONESIA

Pengurusan hutan di Indonesia telah memilikinya sejarah panjang, sejak masa pra penjajahan Belanda
sampai saat ini. Butir-butir pokok keadaan hutan dan peristiwa penting untuk setiap periode
pengurusan hutan (s/d 1983) dibagi menjadi:

1. Zaman sebelum Tahun 1602

2. Zaman kongsi dagang Belanda, Tahun 1602-1799

3. Zaman Hindia Belanda, Tahun 1800-1850 ( Pemangkuan Hutan Non Ilmiah)


4. Zaman Hindia Belanda, Tahun 1850-1942 (Pemangkuan Hutan secara ilmiah)

5. Zaman pendudukan Jepang, Tahun1942-1945

6. Zaman perang kemerdekaan Tahun 1945-1949

7. Zaman Demokrasi Liberal Tahun 1950-1959

8. Zaman Demokrasi Terpimpin Tahun 1960-1965

9. Zaman Orde Baru Tahun 1965-1998

10. Zaman era Reformasi Tahun 1998-sekarang.

Anda mungkin juga menyukai