Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sumberdaya alam berupa hutan merupakan salah satu kekayaan alam yang memiliki nilai
sangat strategis. Meskipun sumberdaya alam ini termasuk kategori potensi alam yang dapat
diperbaharui (renewable), sebagai amanat Tuhan Yang Maha Esa, pengelolaan kekayaan alam
ini harus benar-benar dilakukan secara arif, bijaksana dan profesional. Menurut Undang-Undang
No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, bahwa hutan merupakan suatu ekosistem, artinya
konsep pengelolaannya harus menyeluruh yang memadukan unsur biotik dan abiotik beserta
unsur lingkungan lainnya yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan secara
lestari (sustainable). Sebagaimana diketahui bahwa hutan memiliki fungsi antara lain sebagai :

•Pengatur iklim, baik mikro maupun makro

•Penata air

•Pemenuhan kebutuhan kayu dan non kayu sera jasa/manfaat ekonomi

•Menyediakan lapangan kerja

•Pertahanan negara

Dengan kata lain, sumberdaya hutan memiliki peranan yang sangat penting dalam
menunjang pembangunan bangsa dan negara. Namun kondisi hutan dunia selama 35 tahun
terakhir telah mencapai titik kritis hingga mendegradasi fungsi-fungsi utama hutan, yaitu fungsi
konservasi, fungsi produksi dan fungsi lindung. Hal tersebut menjadi penyebab berbagai
bencana alam yang terjadi di dunia seperti banjir, tanah longsor, kabut asap, berkurangnya
sumber air bersih, kekeringan, hingga perubahan iklim global yang pada akhirnya
mengakibatkan kerugian materi hingga korban jiwa. Indonesia merupakan negara dengan
tingkat kerusakan hutan paling parah kedua di dunia dan tercatat sebagai negara dengan laju
deforestasi paling tinggi yaitu dua juta hektar per tahun (CIFOR, 2015). Salah satu penyebab
terbesar adalah buruknya kebijakan serta implementasi dalam pengelolaan hutan.

Dalam pengelolaan hutan dibagi menjadi tiga fungsi; yaitu fungsi produksi adalah kawasan
hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan; fungsi lindung adalah kawasan
hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk
mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi (penerobosan) air
laut dan memelihara kesuburan tanah; fungsi konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri
tertentu yang memiliki fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya.

Secara makro bahwa pengelolaan hutan yang berkelanjutan harus dilakukan dengan
pendekatan tiga prinsip kelestarian yaitu kelestarian ekologi, kelestarian ekonomi dan
kelestarian sosial. Ketiga prinsip kelestarian merupakan satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan satu dengan lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa sajah prinsip-prinsip (azas) kelestarian pengelolaan hutan ?
2. Ciri-ciri dari setiap prinsip (azas) pengelolaan hutan ?
3. Metode atau pendekatan kelestarian dalam pengelolaan hutan ?

1.3 Tujuan Makalah


1. Untuk mengetahui prinsip-prinsip (azas) kelestarian pengelolaan hutan.
2. Untuk memahami ciri-ciri dari setiap prinsip (azas) pengelolaan hutan.
3. Untuk mengetahui metode pendekatan kelestarian dalam pengelolaan hutan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Prinsip-Prinsip (Azas) Kelestarian Pengelolaan Hutan

Hutan memiliki arti dan peranan yang sangat besar pengaruhnya pada aspek kehidupan
sosial ,lingkungan hidup dan ekonomi. Sebagai salah satu penentu ekosistem pengelolaannya
harus di tingkatkan secara terpadu dan berwawasan lingkungan . Sendi pengelolaan hutan
pelaksanan hutan di deklarasikan ke dalam tiga asas pokok, baik bersumber dari perundang-
undangan nasional maupun bersumber dari konvensi Internasional yang diterapkan . Ketiga
aspek penting dalam rangka memanfaatkan hutan adalah :

a. Asas Kesejahteraan Sosial

Asas kesejahteraan sosial adalah asas keutamaan yang menitik beratkan perhatian kepada
realitas kesejahteraan di sektor kehidupan masyarakat . Dalam pengelolaan hutan, penduduk asli
dan anggota masyarakat yang bermukim di dalam dan di sekitar hutan, memiliki peranan
penting untuk melestarikan hutan. Mereka mempunyai pengetahuan, pengalaman serta
kebiasaan tradisional yang bermanfaat bagi pengelolaan dan pelestarian hutan. Masyarakat ini
perlu diberikan peranan untuk berpartisipasi aktif mewujudkan pembangunan hutan
berkelanjutan. Konsepsi pembangunan hutan secara nasional diarahkan dengan keikutsertaan
masyarakat di kawasan hutan dan sekitarnya di dalam berbagai jenis usaha pengelolaan hutan.
Termasuk usaha kegiatan industri hasil hutan lebih didorong dan dikembangkan agar dapat
membantu usaha pengelolaan hutan rakyat. Dengan demikian memanfaatkan pengelolaan hutan
sebagai realitas penerapan asas kesejahteraan sosial.

b. Asas Keuntungan Ekonomi

Asas keuntungan ekonomi disebut juga profitabilitas yakni suatu prinsip pengelolaan hutan
yang berorientasi kepada perolehan laba dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kemajuan
usaha. Fungsi utama hutan adalah untuk dikelola dan dimanfaatkan secara optimal, sebagai
salah satu sumber pendapatan negara dalam rangka peningkatan perekonomian nasional. Hutan
produksi berfungsi penting bagi penyediaan bahan baku industri yang beranekaragam dari
olahan hasil hutan. Peranan hutan produksi dalam menunjang kekuatan ekonomi nasional telah
terbukti sebagai kekuatan penting yang menempati posisi kedua penghasil devisa setelah
minyak dan gas bumi, bahkan dari jumlah investasi besar atas peranan dan keikutsertaan pihak
swasta di sektor pengelolaan hutan, telah berada di urutan paling atas dari semua ekspor non
migas. Berawal dari kegiatan ekspor dan perdagangan kayu bulat, kayu olahan atau gergajian,
berikut disusul dengan produksi kayu lapis, pulp, dan peralatan rumah tangga. Hingga industri
dan eksport kayu hasil hutan pada skala nasional cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan
industri dalam negeri. Di samping itu, ekspor hasil hutan berupa olahan dan barang jadi, sebagai
andalan utama di tengah lalu lintas perdagangan kayu tropis di dunia.

c. Asas Kelestarian Lingkungan

Asas kelestarian lingkungan atau disebut prinsip ekologi yaitu suatu prinsip pengelolaan
hutan yang berorientasi kepada usaha pemanfaatan hutan secara lestari dengan sistem
silvikultur. Aturan hukum tentang penggunaan sistem silvikultur bagi pengelolaan hutan yang
bersumber dari Undang-Undang Nomor 5 tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Kehutanan. Kebijakan umum terhadap kegiatan pelestarian alam dan lingkungan hidup,
diarahkan pada :

1. Terjaminnya proses ekologis yang menunjang sistem penyangga kehidupan, terpeliharanya


keanekaragaman sumber Genetik dan tipe-tipe ekosistemnya.

2. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam hayati secara lestari.

2.2 Ciri-Ciri Dari Setiap Prinsip (Azas) Pengelolaan Hutan


a. Ciri Azas Kesejahteraan Sosial

Asas Kesejahteraan sosial adalah asas keutamaan yang menitik beratkan perhatian kepada
realitas kesejahteraan di sektor kehidupan masyarakat. Ciri dari azas ini yaitu pemberdayaan
masyarakat sekitar hutan dalam pengelolaan dan pemanfaatan untuk kesejehtaraan masyarakat
dan kelestarian hutan.

b. Ciri Azas Keuntungan Ekonomi

Asas keuntungan ekonomi disebut juga profitabilitas yakni suatu prinsip pengelolaan hutan
yang berorientasi kepada perolehan laba rangka untuk meningkatkan pendapatan dan kemajuan
usaha. Ciri dari azas keuntungan ekonomi yaitu pemanfaatan hasil hutan dengan prinsip hutan
lestari.

c. Ciri Azas Kelestarian Lingkungan


Asas kelestarian lingkungan atau disebut prinsip ekologi yaitu suatu prinsip pengelolaan
hutan yang berorientasi kepada usaha pemanfaatan hutan secara lestari. Ciri dari azas
kelestarian hutan yaitu pengelolaan hutan yang lestari dan berkelanjutan.

2.3 Metode Atau Pendekatan Kelestarian Dalam Pengelolaan Hutan


a. Pendekatan pelestarian azas kesejehteraan sosial

Pendekatan azas kesejahteraan sosial yaitu pengelolaan hutan harus melibatkan masyarakat
dalam pengelolaan maupun pemanfaatan hutan sehingga hutan bisa mensejahterakan
masyarakat sekitar hutan sehingga tercapainya hutan yang lestari.

b. Pendekatan pelestarian azas keuntungan ekonomi

Pendekatan kelestarian azas keuntungan ekonomi yaitu pengelolaan hutan yang


memikirkan bagaimana menghasilkan profit yang besar dalam memanfaatkan hasil hutan tetapi
tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.

c. Pendekatan pelestarian hutan (azas ekologi)

Pendekatan asas kelestarian hutan yaitu disebut prinsip ekologi yaitu suatu prinsip
pengelolaan hutan yang berorientasi kepada usaha pemanfaatan hutan secara lestari.
BAB III
KESIMPULAN

Dalam pengelolaan hutan dibagi menjadi tiga fungsi; yaitu fungsi produksi adalah kawasan
hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan; fungsi lindung adalah kawasan
hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk
mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi (penerobosan) air
laut dan memelihara kesuburan tanah; fungsi konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri
tertentu yang memiliki fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya.

Pengelolaan hutan yang berkelanjutan harus dilakukan dengan pendekatan tiga prinsip
kelestarian yaitu kesejahteraan sosial dengan ciri yaitu pemberdayaan masyarakat sekitar hutan
dalam pengelolaan dan pemanfaatan untuk kesejehtaraan masyarakat serta kelestarian hutan.
Pendekatan azas kesejahteraan sosial yaitu pengelolaan hutan harus melibatkan masyarakat
dalam pengelolaan maupun pemanfaatan hutan. Azas kelestarian ekonomi disebut juga
profitabilitas yakni suatu prinsip pengelolaan hutan yang berorientasi kepada perolehan laba
dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kemajuan usaha. Ciri dari azas keuntungan
ekonomi yaitu pemanfaatan hasil hutan dengan prinsip hutan lestari. Dan terakhir Azas
kelestarian lingkungan atau disebut prinsip ekologi yaitu suatu prinsip pengelolaan hutan yang
berorientasi kepada usaha pemanfaatan hutan secara lestari dengan sistem silvikultur. Ketiga
prinsip kelestarian merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai