Anda di halaman 1dari 8

Beberapa bentuk terjadinya kerusakan hutan dipicu oleh berbagai kegiatan seperti :

1. Ilegal logging, yaitu penebangan yang terjadi di suatu kawasan hutan yang dilakukan secara

liar sehingga menurunkan atau mengubah fungsi awal hutan. Meskipun telah ada larangan

keras dari Pemerintah untuk melakukannya, akan tetapi sebagian besar kalangan masyarakat

masih melakukan kegiatan tersebut.

2. Kebakaran hutan, kebanyakan dari peristiwa kebakaran hutan terjadi karena faktor

kesengajaan. Beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab sengaja membakar hutan untuk

dijadikan lahan perkebunan, pemukiman, peternakan, dan yang lainnya.

3. Perambaan hutan. Para petani yang bercocok tanam tahunan dapat menjadi sebuah ancaman

bagi kelestarian hutan. Mereka bisa dapat memanfaatkan hutan sebagai lahan baru untuk

bercocok tanam. Selain itu, pertumbuhan penduduk yang semakin pesat juga dapat

berkontribusi terhadap terjadinya perambaan hutan. Hal ini disebabkan kebutuhan lahan

untuk kelangsungan hidup meraka juga semakin meningkat. Dan hutan menjadi salah satu
object yang bisa mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

4. Serangan hama dan penyakit

Pendekatan pembangunan berkelanjutan termasuk

pertanian berkelanjutan dalam Agenda 21 sudah

Deforestasi atau dampak akibat kerusakan hutan dapat

menimbulkan berbagai bencana seperti di bawah ini :

1. Perubahan iklim

2. Kehilangan berbagai jenis spesies

3. Terganggunya siklus air

4. Mengakibatkan Banjir dan erosi tanah

5. Mengakibatkan kekeringan

6. Rusaknya ekosistem darat dan laut

7. Menyebabkan Abrasi pantai

8. Kerugian ekonomi

9. Mempengaruhi kualitas hidup

10. Merusak lapisan ozon dan paru-paru dunia

Suatu Kesepakatan para pemimpin dunia pada KTT


Bumi di Rio de Janeiro, 1992 untuk dijadikan acuan

pembangunan di semua negara. Namun belum semua

negara dapat melaksanakannya sesuai kesepakatan,

sehingga masih banyak ditemukan kerusakan

lingkungan dan degradasi sumber daya alam yang

mengganggu proses produksi pertanian dan

penghidupan manusia. Implementasi pembangunan

pertanian berkelanjutan bagi negara yang sedang

berkembang (termasuk Indonesia) yang masih banyak

menghadapi masalah ekonomi tidaklah mudah untuk

diimplementasikan. Menurut penulis, agroforestri menjadi salah satu sistem yang tepat

diterapkan untuk mewujukan pertanian berkelanjutan,

agroforestri bukan hanya memberikan hasil terhadap


perekonomian masyarakat secara berkelanjutan

melainkan mengembalikan fungsi ekologi seperti untuk

konservasi tanah dengan peningkatan unsur hara

makro (N,P,K) dan peningkatan C organik. Kombinasi

tanaman kehutanan dan tanaman pertanian atau

perkebunan membuat tanah permanen terhadap erosi,

meminimalisir kerusakan akibat banjir, menjaga kadar

air tanah, meminimalisir kerugian akibat hama penyakit

dan lain-lain. Fungsi sosial budaya yang didapatkan

dari penerapan sistem agroforestri adalah terjaganya

adat budaya masyarakat akan pengelolaan lahan

pertanian yang berkelanjutan seperti penerapan sistem


agroforestry Krui di Lampung dan sistem Dusung di

Maluku. Aspek ekonomi yang diuntungkan dalam

sistem agroforestry adalah peningkatan mutu dan

produktivitas hasil, peningkatan pendapatan petani dan

peningkatana kesejahteraan petani. Pertanian

berkelanjutan adalah konsep pertanian yang

dicetuskan untuk memberi sumbangan terhadap

kesejahteraan secara keseluruhan dengan

menyediakan hasil produksi pertanian dan barang

lainnya serta jasa-jasa yang efisien dan

menguntungkan secara ekonomi, dan mampu menjaga

sosial budaya masyarakat serta komitmen terhadap

kelestarian lingkungan. Beberapa rekomendasi yang


dapat diberikan adalah terus mengadopsi inovasi inovasi baru yang memberikan fungsi ekonomi-ekologi

dan sosial budaya masyarakat.

Trend politik pembangunan kehutanan ke depan akan beralih dari yang

selama ini hanya berpihak kepada pemodal (investor) yang lebih berorientasi pada

keuntungan jangka pendek (ekonomi), dan kurang memperhatikan aspek sosial

budaya dan kelestarian ekologis akan lebih berorientasi kepada masyarakat (petani)

lokal yang telah memiliki kearifan lokal dalam memilih jenis tanaman, tehnik dan pola

budidayanya sendiri. Kearifan lokal masyarakat setempat lebih bernuansa ekologis,

sosial-budaya dan ekonomi yang berwawasan kelestarian (political ecology). Dalam

konteks perencanaan dan pemanfaatan kawasan hutan atau hutan, sedini mungkin

pihak pengelola (pemegang ijin) mengikutsertakan masyarakat lokal (petani) guna

menunjang kesinambungannya dalam jangka panjang, baik untuk produk hasil hutan

kayu, non-kayu bahkan aneka jenis tambang yang terdapat didalam kawasan hutan.
Dalan kerangka melakukan rehabilitasi dan reforestasi areal hutan yang telah

terdegradasi dan terdeforestasi konsep Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) merupakan

trend politik yang sedang menjadi fokus untuk pengembangan kebijakan dan program

pembangunan Kehutanan ke depan. Kita memerlukan adanya pengelolaan hutan yang

baik karena hutan merupakan penyangga kehidupan (multi-fungsi hutan). Sedangkan

perlunya pemanfaatan hutan karena hutan diharapkan dapat menjadi motor

penggerak perekonomian. Guna mendukung keberhasilan KPH, maka diperlukan

kelembagaan yang tepat seperti BUMN atau BLU yang dapat menggerakkan usaha dan

ekonomi KPH secara mandiri dan pengelolanya memiliki kemampuan entrepreneurship

dalam mengusahakan potensi yang dimiliki oleh setiap KPH yang spesifik lokal.

Permasalahan tenurial dalam kerangka pengelolaan KPH sudah menjadi

masalah utama yang harus diselesaikan oleh seorang manajer (pengelola) KPH. Salah
satu solusinya adalah dengan memberikan hak kelola kepada masyarakat setempat

dan pemanfaatannya. Kegagalan selama ini dalam mengelola kawasan hutan dan

pemanfaatan hutan adalah tidak diperhitungkannya hak kelola dan hak pemanfaatan

masyarakat lokal. Salah satu alternative dalam memberikan hak kelola tersebut adalah

dengan memberikan ruang kepada masyarakat atau petani lokal untuk

mengembangkan jenis hasil hutan bukan kayu (HHBK) seperti : tanaman pangan,

umbi-umbian, hortikultura, dan tanaman perkebunan dalam bentuk Hutan Tanaman.

Anda mungkin juga menyukai