INDONESIA
Oleh: Isna aulia Lahidzul Ilmi
I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kawasan yang hutan
yang sangat luas. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik
dapat diketahui bahwa luas kawasan hutan di Indonesia mencapai 120 juta Ha.
Dari ratusan juta hektare kawasan hutan di Indonesia tersebut sebagian
diantaranya merupakan kawasan hutan alam produksi.
Dalam praktiknya tentu sistem TPTI tidak semudah yang terlihat. Banyak
masalah dan tantangan yang mengikuti proses pelaksanaan sistem TPTI. Bahkan
terdapat suat penelitian yang menyebutkan bahwa TPTI tidak dapat mencapai
tujuan dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan (Setyarso,1990).
Selain itu, masih banyak tantangan serta masalah yang dihadapi dalam
pengelolaan hutan alam. Salah satunya adalah pembalakan yang melampaui
tngkat pembalakan yang lestari. Kajian terhadap kegiatan pembalakan yang
berlangsung di Indonesia menunjukkan bahwa produksi kayu bulat selama ini
telah melebihi tingkat pembalakan yang lestari. FAO mengindikasikan bahwa
produksi kayu bulat telah melampaui tingkat pembalakan yang lestari sejak
tahun 1989 (Nurtjahjawilasa dkk, 2013).
Seperti yang telah dijelaskan diawal dalam praktik TPTI, masalah yang
sering dijumpai adalah kegiatan penanaman kembali dan regenerasi yang buruk.
Berdasarkan data yang ada, kawasan bekas tebangan hutan yang direboisasi
jumlahnya sangat minim tidak lebih dari 4% dari total kawasan hutan. Laju
penanaman kembali saat ini tidak mampu mengimbangi laju hilangnya kawasan
hutan. Jika laju deforestasi sebesar kurang lebih 1 juta ha/tahun, paling tidak
dibutuhkan kegiatan penanaman kembali dengan laju yang setara, untuk
mengkompensasi deforestasi tahunan yang terjadi akibat berbagai sebab
(Nurtjahjawilasa dkk, 2013).
III. PEMBAHASAN
Mengelola suatu kawasan hutan bukanlah suatu hal yang mudah. Perlu
pengetahuan dan keahlian khusus di bidang kehutanan. Pengelolaan hutan di
Indonesia juga masih belum sempurna. Terlebih Indonesia memiliki kawasan
hutan yang sangat luas. Banyak masalah dan tantanga yang dihadapi dalam
mewujudkan sistem pengelolaan hutan yang lestari.
Ada tiga pilar, yaitu ekonomi, sosial, dan ekologi dalam pengelolaan hutan
alam. Dalam pengelolaan hutan alam produksi harus memperhatikan ketiga pilar
tersebut tanpa mengesampingkan salah satu pilar. Semuanya harus berjalan
secara seimbang. Tuntutan untuk menjaga agar ketiga bidang yang menjadi pilar
di atas dapat berjalan beriringan atau seimbang merupakan tantangan tersendiri
dalam pengelolaan hutan alam produksi.
Saat ini tantangan terbesar adalah mengembalikan funsi utama hutan yang
mulai terdegradasi akibat pemanfaatan hutan yang berlebihan. Hal ini
merupakan akibat dari pengelolaan hutan sebelumnya yang tidak memperhatikan
keseimbangan ketiga pilar tersebut. Banyak pembangunan yang dapat dilakukan
dari hasil pemanfaatan hutan. Pembangunan yang dilakukan secara berlebihan
dari hasil produksi hutan. Seperti yang telah diketahui bahwa selama tiga dekade
berlangsung sistem timber harvesting di Indonesia. Sistem ini hanya mengambil
hasil kayu dari hutan sehingga banyak terjadi penebangan pohon tanpa diikuti
penanaman pohon kembali. Pemanfaatan hutan tanpa diimbangi dengan upaya-
upaya yang signifikan untuk mempertahankan produktivitas hutan inilah yang
menyebabkan menurunnya kuantitas dan kualitas hutan.
IV. KESIMPULAN
Mengelola suatu kawasan hutan bukanlah suatu hal yang mudah, butuh
pengetahuan serta keahlian khusus. Ada tiga pilar dalam pengelolaan hutan alam
produksi, yaitu ekonomi, sosial, dan ekologi. Ketiga pilar tersubut harus
diperhatikan, semuanya harus berjalan beriringan dan seimbang. Tuntutan
tersebut yang menimbulkan tantangan tertentu karena ibarat dua sisi pada keping
mata uang, pengelolaan hutan alam produksi memiliki dua dimensi yang
berbeda. Di satu sisi hutan alam produksi memiliki kontribusi yang cukup besar
di bidang ekonomi. Hutan menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi
nasional dari hasil hutan kayu maupun non kayu. Seiring dengan
berkembangnya sektor ekonomi semakin banyak pula pembangunan yang
dilakukan. Banyak pembangunan yang dapat dilakukan dari hasil pemanfaatn
hutan alam produksi. Namun, di sisi lain pengelolaan hutan yang menimbulkan
suatu persoalan besar. Pemanfaatan hutan yang tidak diimbangi dengan upaya-
upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan produktivitas hutan akan
mengakibatkan berkurangnya kuantitas maupun kualitas hutan.
Barber, Charles Victor. 1999. Menyelamatkan Sisa Hutan di Indonesia dan Amerika
Serikat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Colfer, Carol J Pierce. 2010. Which Way Forward: People, Forest, and
Policymaking in Indonesia. USA: Routledge.
Salim, Emil. 2010. Ratusan Bangsa Merusak Satu Bumi. Jakarta: Penerbit Buku
Kompas.