Anda di halaman 1dari 60

Oleh

Hari Kaskoyo, Ph.D


Pengelolaan Hutan Setelah Kemerdekaan RI
Pengelolaan hutan Indonesia
Berdasarkan UU 41 th 1999 ttg kehutanan:
• Semua hutan di dalam wilayah Republik Indonesia termasuk
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya DIKUASAI oleh
Negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat .
• Penguasaan hutan oleh Negara memberi wewenang
PENGURUSAN HUTAN kepada Pemerintah untuk :
a. mengatur dan mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hutan,
kawasan hutan, dan hasil hutan;
b. menetapkan status wilayah tertentu sebagai kawasan hutan atau bukan
kawasan hutan; dan
c. mengatur dan menetapkan hubungan-hubungan hukum antara orang dengan
hutan, serta mengatur perbuatan-perbuatan hukum mengenai kehutanan.
HIRARKHI PENGURUSAN HUTAN MENURUT UU 41/1999
HUTAN DAN ISINYA DIKUASAI NEGARA – DIURUS OLEH PEMERINTAH

1. PENGURUSAN HUTAN
1.1. Perencanaan Kehutanan
1.2. Pengelolaan hutan
1.3. Litbang, diklat, & Penyuluhan
1.4. Pengawasan

1.1. PERENCANAAN KEHUTANAN


1.1.1. Inventarisasi hutan, 1.2. PENGELOLAAN HUTAN
1.1.2. Pengukuhan kawasan hutan, 1.2.1. Tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan,
1.1.3. Penatagunaan kawasan hutan, 1.2.2. Pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan,
1.1.4. Pembentukan wil. pengelolaan hutan, 1.2.3. Rehabilitasi dan reklamasi hutan,
1.1.5. Penyusunan rencana kehutanan. 1.2.4. Perlindungan hutan dan konservasi alam.

1.1.1. INV HUTAN 1.1.2. PENGUKUHAN 1.1.3. PENATAGUNAAN


1.1.4. PEM WIL PH
KWS HTN KWS HTN
Inv. hutan tingkat nasional, Penunjukan kws hutan Tingkat Nasional
Inv. hutan tingkat wilayah, Penataan batas kws hutan Penetapan Fungsi Kws Hutan
Tingkat Provinsi
Inv. hutan tingkat DAS, Pemetaan kws hutan, Penetapan Penggunaan Kws Hutan
Tingkat Tapak/KPH
Inv. hutan tingkat UP Penetapan kws hutan
Perencanaan Kehutanan
 Perencanaan : suatu proses penentuan tindakan-
tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan
pilihan dengan memperhitungkan sumberdaya yang
tersedia untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
 Perencanaan Kehutanan adalah proses penetapan
tujuan, penentuan kegiatan dan perangkat yang
diperlukan dalam pengurusan hutan lestari untuk
memberikan pedoman dan arah guna menjamin
tercapainya tujuan penyelenggaraan kehutanan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang
berkeadilan dan berkelanjutan.
Sistem Perencanaan Kehutanan
 Tujuan perencanaan kehutanan adalah
mewujudkanpenyelenggaraan kehutanan yang efektif
dan efisien untuk mencapai manfaat fungsi hutan
yang optimum dan lestari.
 Sistem Perencanaan Kehutanan adalah satu
kesatuan tata cara perencanaan kehutanan untuk
menghasilkan rencana-rencana kehutanan dalam
jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yg
dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan
masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah.
Rencana Kehutanan
 Rencana Kehutanan adalah produk
perencanaan kehutanan yang dituangkan
dalam bentuk dokumen rencana spasial dan
numerik serta disusun menurut skala geografis,
fungsi pokok kawasan hutan dan jenis-jenis
pengelolaannya serta dalam jangka waktu
pelaksanaan dan dalam penyusunannya telah
memperhatikan tata ruang wilayah dan
kebijakan prioritas pembangunan yang terdiri
dari rencana kawasan hutan dan rencana
pembangunan kehutanan.
Rencana Kawasan Hutan
Rencana Kehutanan yang memuat arahan makro
pemanfaatan dan penggunaan spasial atau ruang
dan potensi Kawasan Hutan jangka panjang
untuk pembangunan Kehutanan dan
pembangunan di luar Kehutanan yang
menggunakan Kawasan Hutan dan dalam
penyusunannya memperhatikan perkembangan
Tata Ruang wilayah.
Rencana Pembangunan Kehutanan
Rencana Kehutanan dalam jangka waktu dan
skala geografis tertentu yang merupakan bagian
integral dari pembangunan nasional dan wilayah
dengan memperhatikan arahan spasial rencana
Kawasan Hutan dan dalam penyusunannya
mengikuti siklus perencanaan pembangunan
nasional.
Rencana Pengelolaan Hutan
Rencana pada KPH yang disusun oleh Kepala Unit
Pengelolaan, berdasarkan hasil Tata Hutan dan
Rencana Kehutanan, dan memperhatikan
aspirasi, peran serta dan nilai budaya masyarakat
serta kondisi lingkungan, memuat semua aspek
Pengelolaan Hutan, dalam kurun jangka panjang
dan pendek.
Rencana Makro Penyelenggaraan
Kehutanan
Rencana yang memuat arahan pelaksanaan
penyelenggaraan Kehutanan untuk kebijakan,
program, kegiatan dan tujuan tertentu dan
merupakan penjabaran dari rencana Kehutanan
tingkat nasional.
Peraturan terkait Rencana Kehutanan
Nasional
Permenhut no 49 thn 2011 ttg rencana kehutanan tk
nasional RKTN 2011-2030
PermenLHK no 7 tahun 2021 ttg PERENCANAAN KEHUTANAN,
PERUBAHAN PERUNTUKAN KAWASAN HUTAN DAN PERUBAHAN
FUNGSI KAWASAN HUTAN, SERTA PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN

Permenhut_P1_2012 TTG PEDOMAN PENYUSUNAN


RENCANA KEHUTANAN TINGKAT PROVINSI
Ruang lingkup perencanaan kehutanan
Perencanaan kehutanan meliputi kegiatan :
Inventarisasi hutan
Pengukuhan kawasan hutan
Penatagunaan kawasan hutan
Pembentukan wilayah pengelolaan hutan
Penyusunan rencana kehutanan

Perencanaan kehutanan dilaksanakan :


Secara transparan, partisipatif dan bertanggung-gugat
Secara terpadu dengan memperhatikan kepentingan nasional, sektor
terkait dan masyarakat serta mempertimbangkan aspek ekonomi,
ekologi, sosial budaya dan berwawasan global.
Dengan memperhatikan kekhasan dan aspirasi daerah termasuk
kearifan tradisional
Berkesinambungan dan berkelanjutan.
Inventarisasi Hutan
Pengertian :
Inventarisasi hutan adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk
mengetahui dan memperoleh data serta informasi tentang
sumberdaya, potensi kekayaan alam hutan serta lingkungannya
secara lengkap.

Kegiatan inventarisasi hutan terdiri dari :


Inventarisasi hutan tingkat nasional
Inventarisasi hutan tingkat wilayah provinsi
Inventarisasi hutan tingkat Daerah Aliran Sungai; dan
Inventarisasi hutan tingkat unit pengelolaan
Pengukuhan kawasan hutan
 Pengukuhan kawasan hutan adalah kegiatan yang berhubungan
dengan penataan batas suatu wilayah yang telah ditunjuk
sebagai wilayah hutan guna memperoleh kepastian hukum
mengenai status dan batas kawasan hutan.
 Diselenggarakan oleh Menteri LHK pada:
Hutan negara;
Hutan adat yg berasal dari Kawasan Hutan Negara
 Pengukuhan kawasan hutan bertujuan untuk terwujudnya
kepastian hukum mengenai status, batas dan luas wilayah hutan.
Pengukuhan kawasan hutan
 Pengukuhan kawasan hutan dilakukan melalui tahapan kegiatan
sebagai berikut :
 penunjukan kawasan hutan
 penataan batas kawasan hutan
 pemetaan kawasan hutan, dan
 penetapan kawasan hutan
Penatagunaan kawasan hutan
 Penatagunaan kawasan hutan adalah rangkaian
kegiatan dalam rangka menetapkan fungsi dan
penggunaan kawasan hutan. Penatagunaan kawasan
hutan dibuat berdasarkan hasil pengukuhan kawasan
hutan.

 Penatagunaan kawasan hutan meliputi kegiatan


penetapan fungsi kawasan hutan dan penggunaan
kawasan hutan
Pembentukan wilayah pengelolaan hutan
 Pembentukan wilayah pengelolaan hutan adalah kegiatan
yang bertujuan membentuk unit-unit pengelolaan hutan
dengan mempertimbangkan karakteristik lahan, tipe
hutan, fungsi hutan, kondisi DAS, sosial budaya, ekonomi,
kelembagaan masyarakat setempat termasuk masyarakat
hukum adat dan batas administrasi pemerintahan.

 Pembentukan wilayah pengelolaan hutan dilaksanakan


untuk tingkat propinsi dan tingkat unit pengelolaan.

 Pembentukan wilayah pengelolaan hutan bertujuan untuk


mewujudkan pengelolaan hutan efisien dan lestari.
Unit/kesatuan pengelolaan hutan
Unit pengelolaan hutan dibentuk berdasarkan kriteria
dan standar yang ditetapkan oleh Menteri, terdiri dari :
 Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK)
 Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL)
 Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP)
PEMBENTUKAN WILAYAH PENGELOLAAN HUTAN

Wilayah Pengelolaan Hutan :

Tingkat Provinsi: Wilayah pengelolaan Hutan tingkat provinsi terbentuk


dari himpunan Unit Pengelolaan Hutan dalam provinsi.
Tingkat Unit Pengelolaan Hutan  Kesatuan Pengelolaan Hutan
(KPH)
 KPH : wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya,
yang dapat dikelola secara efisien dan lestari.

 Idealnya, seluruh kawasan hutan terbagi habis dalam KPH

20
KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN
PP No. 6/2007 Yg diganti dg PP No 23 Thn 2021
KPH : wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan
peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan
lestari.
KPH menurut fungsi utamanya :
a. KPH Konservasi (KPHK)
b. KPH Lindung (KPHL)
c. KPH Produksi (KPHP)
Dalam satu KPH dapat terdiri dari lebih satu fungsi hutan,
penamaannya tergantung fungsi yg dominan.
21
KPH ? (Penjelasan Pasal 17 UU No 41 Th 1999)

Kesatuan Pengelolaan Hutan terkecil yang dapat dikelola


secara efisien dan lestari

Kesatuan Unit / Sistem

Pengelolaan 5 Kegiatan

Terkecil Luas sesuai tujuan organisasi

Input/Output (Rasio Finansial :


Efisien
IRR dsb.), cost effectiveness

Lestari Standing Stock Tegakan baik

22
Gambaran Spasial Wilayah Kelola KPH Pemanfaatan
- IUPK
- IUPJL
- IUPHHK
Konservasi Kemitraan - IUPHHBK
- IPHHK
IUPHHK HA - IPHHBK
Tambang
CA Wil Ttt

Penggunaan
IUPK HL
IUPHHK HTI

HTR HKm
HTR
HTR
HL
Gerhan Kemitraan
HKm
HKm HTR

Pemberdayaan:
- Hutan Desa
Rehabilitasi
- HKm
- Kemitraan
23
Kewenangan Pengelolaan KPH
Penjelasan Ps 21 UU 41 Th 1999 dan PP 23/2021
Pengelolaan hutan pada dasarnya menjadi kewenangan Pemerintah dan atau
Pemerintah Daerah, yang dalam kondisi tertentu dapat dilimpahkan kepada BUMN

24
Prakondisi Pembangunan KPH
(PP 44 Th 2004)
1. Pembentukan unit wilayah pengelolaan hutan (KPH) (Pasal 29, 30,dan 31)  Rancang
Bangun KPH
2. Pembentukan institusi/kelembagaan pengelola KPH (Pasal 32) 
Organisasi dan Regulasi KPH

3. Tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan pada KPH (Pasal 37) 
Penataan Areal Kerja dan Perencanaan Pengelolaan Hutan KPH

25
Hirarki Wilayah Pengelolaan

1. Perencanaan
Kehutanan
Wilayah 2. Pengelolaan
Pengelolaan Pengurusan 3. Litbang, Diklat
Provinsi Luh
4. Pengawasan

1. Tata hutan & RP


2. Pemanfaatan
Unit 3. Penggunaan
Pengelolaan Pengelolaan 4. Rehabilitasi
5. Perlindungan &
Konservasi

POAC
IUPHHK &
Institusi Ijin Lain
pengelola
26
Pengertian dan Posisi KPH, serta Pelimpahan Wewenang
Pengelolaan :

Kesatuan Pengelolaan Hutan selanjutnya disingkat KPH, adalah wilayah


pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat
dikelola secara efisien dan lestari.
Kepala KPH adalah pimpinan, pemegang kewenangan dan penanggung
jawab pengelolaan hutan di dalam wilayah yang dikelolanya.
Seluruh kawasan hutan terbagi dalam KPH, yang menjadi bagian dari
penguatan sistem pengurusan hutan nasional, pemerintah provinsi.
Pemerintah dapat melimpahkan penyelenggaraan pengelolaan hutan
kepada BUMN bidang kehutanan.
Direksi BUMN yang mendapat pelimpahan membentuk organisasi KPH dan
menunjuk kepala KPH.
Penyelenggaran pengelolaan hutan oleh BUMN, tidak termasuk
kewenangan Publik.

27
Tupoksi Organisasi KPH
Pasal 9 PP No. 6/2007

Menyelenggarakan pengelolaan hutan yang meliputi : tata hutan dan


penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan,
penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi hutan dan reklamasi, dan
perlindungan hutan dan konservasi alam;
Menjabarkan kebijakan kehutanan nasional, provinsi dan kabupaten/kota
bidang kehutanan untuk diimplementasikan;
Melaksanakan kegiatan pengelolaan hutan di wilayahnya mulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan serta
pengendalian;
Melaksanakan pemantauan dan penilaian atas pelaksanaan kegiatan
pengelolaan hutan di wilayahnya;
Membuka peluang investasi guna mendukung tercapainya tujuan
pengelolaan hutan.

28
Kewenangan Publik KPH
Penjelasan Pasal 4 ayat 3 PP 6/2007
Penunjukan dan penetapan kawasan hutan;
Pengukuhan kawasan hutan;
Pinjam pakai kawasan hutan;
Tukar menukar kawasan hutan;
Perubahan status dan fungsi kawasan hutan;
Proses dan pembuatan berita acara tukar menukar, pinjam pakai
kawasan hutan;
Pemberian izin pemanfaatan hutan kepada pihak ketiga atas
pengelolaan hutan yang ada di wilayah kerjanya;
Kegiatan yang berkaitan dengan Penyidik Pegawai Negeri Sipil
Kehutanan.

29
Kasus di Perum Perhutani
KPH di Perum Perhutani  Kesatuan Pemangkuan Hutan
(unit penguasaan kawasan, bukan unit pengelolaan hutan
spt yang dimaksud pada PP 23/2021).
Kesatuan Pengelolaan Hutan menurut pengertian PP
23/2021 ada pada posisi Unit.
Jabatan ADM/KKPH :
ADM  pelaksana kegiatan pemanfaatan hutan.
KKPH  pelaksana kegiatan perlindungan dan
pengamanan kawasan hutan, serta konservasi alam.
30
Penyusunan rencana kehutanan
 Rencana kehutanan meliputi: a. Rencana Kawasan
Hutan dan b. Rencana Pembangunan Kehutanan.
 Rencana kehutanan meliputi seluruh fungsi pokok
kawasan hutan (hutan produksi, hutan konservasi dan
hutan lindung) dan jangka waktu pelaksanaan (Jangka
panjang, menengah dan pendek).
 Rencana Kawasan hutan disusun berdasarkan skala
geografis (tingkat nasional, tingkat propinsi dan tingkat
KPH), fungsi pokok kawasan hutan (hutan konservasi,
produksi dan hutan lindung), dan jangka waktu
pelaksanaannya (jangka panjang, menengah dan
pendek)
Penyusunan rencana kehutanan
 Rencana Pembangunan Hutan yg mengacu pd
Rencana Kawasan Hutan terdiri dari:
a) Rencana Strategis Kementerian Kehutanan;
b) Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra
SKPD) Provinsi;
c) Rencana Strategis Kesatuan Pengelolaan Hutan (Renstra KPH);
d) Rencana Kerja Kementerian Kehutanan;
e) Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD)
Provinsi ;
f) Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD)
Kabupaten/Kota;dan
g) Rencana Kerja Kesatuan Pengelolaan Hutan (Renja KPH).
Substansi rencana kehutanan
Rencana kehutanan meliputi seluruh aspek
pengurusan kehutanan yang mencakup kegiatan
penyelenggaraan :
 Perencanaan kehutanan
 Pengelolaan hutan
 Penelitian dan pengembangan pendidikan dan latihan,
penyuluhan kehutanan
 Pengawasan.
HIRARKHI PENGURUSAN HUTAN MENURUT UU 41/1999
HUTAN DAN ISINYA DIKUASAI NEGARA – DIURUS OLEH PEMERINTAH

1. PENGURUSAN HUTAN
1.1. Perencanaan Kehutanan
1.2. Pengelolaan hutan
1.3. Litbang, diklat, & Penyuluhan
1.4. Pengawasan

1.1. PERENCANAAN KEHUTANAN


1.1.1. Inventarisasi hutan, 1.2. PENGELOLAAN HUTAN
1.1.2. Pengukuhan kawasan hutan, 1.2.1. Tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan,
1.1.3. Penatagunaan kawasan hutan, 1.2.2. Pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan,
1.1.4. Pembentukan wil. pengelolaan hutan, 1.2.3. Rehabilitasi dan reklamasi hutan,
1.1.5. Penyusunan rencana kehutanan. 1.2.4. Perlindungan hutan dan konservasi alam.

1.2.1. TATA HUTAN &


PENY RENC PENG HTN 1.2.3. REHABILITASI &
1.2.2. PEMANFAATAN HTN 1.2.4. PERLIND HTN
Inventarisasi hutanl, REKLAMASI HTN
& PENGG. KWS HTN & KONSERVASI ALAM
Pembagian blok dan petak, Tingkat Pusat
Hutan Produksi Tingkat Nasional
Tata batas dlm will KPH, Tingkat Provinsi
Hutan Lindung Tingkat Provinsi
Pemetaan
Perenc Jang Panj & Pendek Hutan Konservasi
Tata Hutan & Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan
Tata Hutan : kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan,
mencakup kegiatan pengelompokan sumber daya hutan sesuai
dengan tipe ekosistem dan potensi yang terkandung di dalamnya
dengan tujuan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya
bagi masyarakat secara lestari.
Rencana Pengelolaan Hutan adalah rencana pada kesatuan
pengelolaan hutan yang memuat semua aspek pengelolaan hutan
dalam kurun jangka panjang (10 th) dan pendek (1 th), disusun
berdasarkan hasil tata hutan dan rencana kehutanan, dan
memperhatikan aspirasi, peran serta dan nilai budaya masyarakat
serta kondisi lingkungan dalam rangka pengelolaan kawasan hutan
yang lebih intensif untuk memperoleh manfaat yang lebih optimal
dan lestari.
Tata Hutan, meliputi kegiatan
a. Inventarisasi hutan;
b. Pembagian blok dan petak;
c. Tata batas dalam wilayah KPHL dan KPHP berupa
penataan batas blok dan petak;
d. Pemetaan.
Tahapan pelaksanaan tata hutan
meliputi:
a. Pembentukan tim pelaksana;
b. Penyusunan rencana kerja kegiatan;
c. Pelaksanaan inventarisasi hutan;
d. Pengolahan dan analisis data;
e. Pembagian blok dan petak;
f. Pembahasan dengan para pihak malalui konsultasi publik;
g. Penataan batas blok dan petak;
h. Pemetaan dan penyusunan buku tata hutan.
Tim Pelaksana dibentuk oleh:
a) Kepala KPH
b) Kepala BPKH
Inventarisasi Hutan
Terdiri atas: Inventarisasi Biogeofisik dan Inventarisasi Sosial, ekonomi,
budaya Masyarakat

Diarahkan untuk mendapatkan data dan informasi tentang:


1. Status, penggunaan, dan penutupan lahan;
2. Jenis tanah, kelerengan lapangan/ topografi;
3. Iklim;
4. Hidrologi (tata air), bentang alam dan gejala-gejala alam;
5. Kondisi sumber daya manusia dan demografi;
6. Jenis, potensi dan sebaran flora;
7. Jenis, populasi dan habitat fauna; dan
8. Kondisi sosial, ekonomi, budaya masyarakat.
Metode Sampling
• IS 0,05 % tersedia
PU, citra resolusi
sangat tinggi.
• IS 0,1 % tersedia
PU, citra resolusi
sedang
• IS 0,3 % tidak
tersedia PU atau
citra, atau
penutupan awan 10
% ke atas
• Systematik
sampling dg awal
random
Plot Sampling
• RU= record unit atau
unit pencatatan
• Diukur setiap 5 th sekali
• Pengukuran pohon (dengan
dbh/dab paling kecil 20.0
cm), mulai dari arah utara
searah jarum jam. Variabel
yg diukur: tinggi banir,
tinggi batang, tinggi
pohon, kelas pohon, kelas
tajuk, posisi tajuk,
kerusakan, azimut dan
jarak ke pohon.
• Informasi tentang jenis,
populasi dan habitat fauna
• Data tanah
RKTN KPH Pesisir Barat
Tata Hutan KPH Pesisir Barat bag 1
Tata Hutan KPH Pesisir Barat bag 2
Tata Hutan KPH Pesisir Barat bag 3
Tata Hutan KPH Pesisir Barat bag 4
Tata Hutan KPH Pesisir Barat di Wilayah
Tertentu
Rencana Pengelolaan Hutan Jangka
Panjang (RPHJP)
Hal-hal pokok yang dimuat dalam RPHJP adalah:
I. Pendahuluan
II. Deskripsi Wilayah : Risalah wilayah, sejarah wilayah, potensi
kayu, bukan kayu, fauna, jasa lingkungan.
III. Visi dan Misi Pengelolaan Hutan
IV. Analisis dan Proyeksi
V. Rencana Kegiatan
VI. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian
VII. Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
VIII.Penutup dan lampiran-lampiran
Pemanfaatan Hutan
 Pemanfaatan Hutan Lindung dapat berupa:
 pemanfaatan kawasan (budidaya tanaman obat; budidaya tanaman
hias; budidaya jamur; budidaya lebah; budidaya hijauan makanan
ternak; budidaya buah-buahan dan biji-bijian; budidaya tanaman atsiri;
budidaya tanaman nira; wana mina (silvofishery); wana ternak
(siluopastural); tanam wana tani (agroforestry); wana tani ternak
(agrosiluopastura); penangkaran satwa liar; dan/atau rehabilitasi
satwa),
 pemanfaatan jasa lingkungan (pemanfaatan aliran air; pemanfaatan
air; wisata alam; perlindungan keanekaragaman hayati; pemulihan
lingkungan; dan atau penyerapan danf atau penyimpanan karbon), dan
 pemungutan hasil hutari bukan kayu (rotan; madu; getah; buah; biji;
jamur; daun; bunga; sarang burung walet; dan/atau hasil Hutan bukan
kayu lainnya).
Pemanfaatan Hutan

 usaha Pemanfaatan Kawasan (…..);


 usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan (….);
 usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (….);
 usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu;
 Pemungutan Hasil Hutan Kayu (….); dan/atau
 Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu (….).
Pemanfaatan Hutan
 Pemanfaatan Hutan Produksi dapat berupa pemanfaatan
kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil
huta kayu dan bukan kayu serta pemungutan hasil hutan
kayu dan bukan kayu.
 Tidak boleh dilakukan di Cagar Alam, Zona Inti dan Zona
Rimba Taman Nasional. Boleh dilakukan, misalnya: Taman
Buru, Zona Pemanfaatan Taman Nasional (rekreasi) sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Pemanfaatan Hutan
Dilakukan dengan pernberian Perizinan Berusaha dari
Pemerintah Pusat.
Perizinan berusaha dapat diberikan kepada : a. Perorangan; b.
koperasi; c. badan usaha milik negara, atau d. badan usaha
milik daerah. e. badan usaha milik swasta.
Pemanfaatan Hutan melalui pengelolaan Perhutanan Sosial di
dalam Kawasan Hutan Negara dan Hutan Adat dilaksanakan
untuk mewujudkan kelestarian Hutan, kesejahteraan
Masyarakat, keseimbangan lingkungan, dan menampung
dinamika sosial budaya, diperlukan pemberian
persetujuan,pengakuan, dan peningkatan kapasitas kepada
Masyarakat.
Pemanfaatan Hutan
Pemanfaatan Hutan melalui pengelolaan Perhutanan Sosial
terdiri atas:
 Hutan desa
 Hutan kemasyarakatan
 Hutan Tanaman Rakyat
 Hutan Adat
 Kemitraan Kehutanan
Penggunaan Kawasan Hutan
Untuk kepentingan pembangunan di luar sektor
kehutanan
Tanpa mengubah fungsi pokok kawasan hutan
Dilakukan melalui ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan
Untuk tambang: Dilarang sistem pertambangan
terbuka
Jika berdampak penting dan strategis perlu persetujuan
DPR.
Kawasan Hutan dengan Tujuan Tertentu
Untuk tujuan tertentu Kawasan Hutan dapat ditetapkan
sebagai:
a. Kawasan Hutan dengan tujuan khusus (penelitian dan
pengembangan Kehutanan; pendidikan dan pelatihan
Kehutanan; atau religi dan budaya setempat).
b. Kawasan Hutan dengan pengelolaan khusus
(Perhutanan Sosial; . Penataan Kawasan Hutan dalam
rangka Pengukuhan Kawasan Hutan; Penggunaan
Kawasan Hutan; rehabilitasi Hutan; Perlindungan Hutan;
atau Pemanfaatan Jasa Lingkungan); atau
c. Kawasan Hutan untuk ketahanan pangan di hutan
lindung dan hutan produksi.
Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan
Rehabilitasi lahan hutan diselenggarakan Pemerintah Pusat
melalui kegiatan:
• Reboisasi
• Penghijauan
• Pemeliharaan
• Pengayaan tanaman, atau
• Penerapan teknik konservasi tanah srcara vegetatif dan sipil
teknis, pada lahan kritis dan tidak produktif.
• Perhutanan Sosial
• Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan
lahan
• Pemulihan ekosistem gambut dan mangrove
Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan
Rehabilitasi lahan hutan diselenggarakan Pemerintah
Daerah Provinsi melalui kegiatan:
• pembangunan Hutan Hak;
• penghijauan lingkungan;
• pembangunan Hutan kota;
• rehabilitasi Hutan dan lahan yang menjadi kewenangannya;
• rehabilitasi Hutan dan lahan oleh Masyarakat; dan
Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan
Rehabilitasi lahan hutan diselenggarakan Pemerintah
Daerah Provinsi melalui kegiatan:
• rehabilitasi lahan dan taman Hutan raya yang terdiri
atas:
 penghijauan;
 reboisasi;
 pemeliharaan tanaman;
 pengayaan tanaman;
 penerapan teknik konservasi tanah secara
 vegetatif dan sipil teknis;
 penanaman pohon kanan kiri sungai; dan
 pengendalian kebakaran Hutan dan lahan.
Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan

Reklamasi hutan: usaha memperbaiki atau memulihkan


kembali lahan dan vegetasi hutan yang rusak agar dapat
berfungsi secara optimal sesuai peruntukannya.
Reklamasi pada kawasan hutan bekas areal
pertambangan wajib dilaksanakan pemegang ijin
pertambangan.
Wajib membayar dana jaminan reklamasi dan
rehabilitasi.
Perlindungan Hutan dan Konservasi
Alam
Bertujuan menjaga hutan, kawasan hutan dan
lingkungannya, agar fungsi lindung, fungsi konservasi,
dan fungsi produksi, tercapai secara optimal dan lestari.
Dilakukan dengan usaha:
 mencegah dan membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan, dan
hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak,
kebakaran, daya-daya alam, hama, serta penyakit; dan
 mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat, dan
perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta
perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.
Terdapat larangan-larangan : UU 41 th 1999 Pasal 50

Anda mungkin juga menyukai