Disusun oleh:
Dr. Sujarwo, SP., MP.,M.Sc
Dr. Asihing Kustanti, S.Hut., M.Si
Dr. Mofit Jamroni, S.Pt., M.Si
Daru Ardianto, SH.,MT
Rifqi Rahmat Hidayatullah,
S.Hut., M.Si
PENDAHULUAN
KONDISI DAN UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
Perhutanan Sosial adalah sistem pengelolaan hutan lestari
MASYARAKAT DIDALAM/SEKITAR HUTAN
yang dilaksanakan dalam kawasan hutan negara atau hutan
• TORA dr kawasan hak/hutan adat yang dilaksanakan oleh masyarakat setempat
Upaya meningkatkan hutan: 4,10 juta Ha atau masyarakat hukum adat sebagai pelaku utama untuk
kesejahteraan • Perhutanan Sosial:
12,7 juta Ha
meningkatkan kesejahteraannya, keseimbangan lingkungan
dan dinamika sosial budaya dalam bentuk Hutan Desa, Hutan
Kemasyarakatan, Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Rakyat, Hutan
Adat dan Kemitraan Kehutanan. (PermenLHK No.09/2021)
Kondisi
Masyarakat IPHPS
Sekitar Hutan
HD Hutan Desa → Pengelolaan Desa – Kesejahteraan Desa
HKm Hutan Kemasyarakatan → Pemberdayaan
AKSES KELOLA masyarakat
MASYARAKAT
HTR → Hutan Tanaman Rakyat – Hutan Produksi Lestari (Silvikultur)
HA → Hutan Adat (Penetapan)
• 25.863 Desa di dalam/Sekitar Kemitraan Kehutanan → Partnership dalam pengelolaan hutan
Kawasan Hutan
• Penduduk miskin di areal hutan • UU 41 Tahun 199 tentnag Kehutanan
10,2 jt (36,73% dari total penduduk • PP No 23 Tahun 2021 tentnag Penyelenggaraan Kehutanan
miskin di Indonesia) • Permen LHK Nomor 09 Tahun 2021
TUGAS POKJA NASIONAL PERCEPATAN PERHUTANAN SOSIAL
01. DIVISI PERCEPATAN AKSES
Koordinasi percepatan akses
02. DIVISI PENGEMBANGAN USAHA
pengelolaan PS dan penyelesaian
masalah penyusunan PIAPS
01 Koordinasi pengembangan usaha PS, serta
identifikasi dan integrasi rencana kerja lintas K/L
dalam mendukung pengembangan usaha PS
03. DIVISI PENDAMPINGAN 02 (pemanfaatan, penguatan KUPS, peningkatan
produktivitas lahan dan nilai tambah produk PS,
Koordinasi pendampingan percepatan akses permodalan, pasar, dll)
pengelolaan PS, pemetaan kebutuhan dan
program kerjasama pendampingan secara
nasional dan di daerah
03 04. DIVISI HUTAN ADAT DAN KONFLIK
TENURIAL
05. DIVISI KOMUNIKASI, MONEV
DAN PELAPORAN Koordinasi pemetaan konflik tenurial
Holistik-
SYARAT Tematik
TUJUAN
K/L dan para pihak Terbangun pusat-pusat ekonomi
bersinergi dalam Integrated domestik dan pertumbuhan desa
menjalankan program sentra produksi hasil hutan
Kejelasan lokasi berbasis desa yang menyerap
Kejelasan peran tenaga kerja dan mengentaskan
Spasial kemiskinan.
PENDUKUNG KELEMBAGAAN
SDM TEKNOLOGI JEJARING
PEMASARAN
PERCEPATAN PENGELOLAAN PERHUTANAN SOSIAL
MELALUI INTEGRATED AREA DEVELOPMENT/IAD KLUSTER
KOMODITI Kemitraan Usaha (4P): Public-Private-
Integrated Area People-Partnership
Development/IAD Sinergi dan
Kolaborasi
Melalui : Pengembangan wilayah
terpadu berbasis Perhutanan
Sosial/Integrated Area PUBLIC Bertujuan untuk peningkatan
Development untuk peningkatan Pemerintah pembangunan ekonomi ;
skala ekonomi dan nilai tambah Pusat dan Daerah Dilakukan secara terintegrasi dan
komoditas yang dilakukan secara kolaborasi antara KLHK bersama
terintegrasi dan kolaborasi antara Kementerian/Lembaga, Pemda,
Kementerian Lingkungan Hidup dan PARTNERSHIP BUMN, akademisi, swasta dan
Kehutanan dengan masyarakat;
kementerian/lembaga, Pemerintah Dalam pelaksanaan kegiatan
Daerah, badan usaha milik negara, PEOPLE PRIVATE pengembangan IAD, pemegang
akademisi, swasta, dan Masyarakat. KUPS Dana CSR
Dana investasi
Persetujuan PS dapat melakukan
kerjasama dengan para pihak
Offtaker
melalui kemitraan usaha;
MoU Pemegang Persetujuan PS dapat
membentuk koperasi untuk
Implementasi (Pendampingan) dan Monev
meningkatkan kelembagaan
Pengelolaan PS
NGO/AKademisi Media
25%
Hutan Lindung
55 53
50
45
45 42 41
40
35
31
28 29
30
25
20 20
20
16 16
15
11
10 7 7
4 4 3 3
5
1 1 1 1
0
PENDAHULUAN
Permen LHK 9 tahun 2021 tentang Pengelolaan Perhutanan Sosial
Permen LHK 9 tahun 2021 tentang Pengelolaan Perhutanan Sosial adalah aturan pelaksanaan dari
ketentuan Pasal 247 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Kehutanan.
Mengatur Tentang:
a. Persetujuan Pengelolaan Perhutanan Sosial; Actor Kunci dalam Perhutanan Sosial di daerah:
b. Kegiatan Pengelolaan Perhutanan Sosial; 1. POKJA PPS: UPT, Pemda Prov, SKPD
c. Perhutanan Sosial pada Ekosistem Gambut; Bidang Kehutanan, KPH, Pemda Kab/Kota,
d. Jangka Benah kebun rakyat; Masyarakat Sipil, Pelaku Usaha, Kader
e. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian; konservasi, relawan LHK
f. Percepatan Pengelolaan Perhutanan Sosial; dan
2. Pendamping Perhutanan Sosial:
sanksi administratif.
1. Pengusulan KPS
2. Pasca Keputusan/Penetapan SK
PP No 23 TAHUN 2021 tentang Penyelenggaraan
3. Perhutani
Kehutanan Pasal 1 ayat (51) Multiusaha Kehutanan
adalah penerapan beberapa kegiatan usaha Kehutanan
4. Pimpinan Desa
berupa usaha Pemanfaatan Kawasan, usaha Pemanfaatan 5. Tokoh Masyarakat
Hasil Hutan Kayu dan Bukan Kayu, dan/atau usaha 6. Penyuluh
Pemanfaatan Jasa Lingkungan untuk mengoptimalkan 7. Mitra KPS/KUPS
Kawasan Hutan pada Hutan Lindung dan Hutan Produksi.
TUJUAN DAN ANALISIS
Tujuan
Formulasi kebijakan perhutanan sosial untuk peningkatan partisipasi dan
kesejahteraan
kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Provinsi Jawa Timur
Manfaat
• Bagi Pemerintah: Memberikan alur kebijakan bagi peningkatan partisipasi dan
kesejahteraan sosial ekonomi di Provinsi Jawa Timur dan berpotensi
meningkatkan pendapatan daerah
• Bagi pengusaha: memberikan informasi kelompok komoditas dominan
diusahakan di perhutanan sosial
• Bagi Masyarakat Pemegang SK: Memberi kejelasan proses lanjut dan
pendampingan diperlukan
• Akademisi: pengembangan skema perhutanan sosial
pengetahuan pasca
terbitnya SK Perhutanan Sosial
METODE PENELITIAN
Lokus dipilih:
1. Telah mendapat SK Perhutanan Sosial
2. Telah memiliki KUPS yang telah berjalan
1. Data yang akan dikumpulkan meliputi data primer dan data sekuder. Sumber data primer adalah
sumber data utama di mana sebuah data dihasilkan.
2. Data primer diperoleh melalui kegiatan pengamatan atau observasi lapangan secara langsung
dan pertanyaan terstruktur, Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara.
DOKUMENTASI LAPANG
VARIABEL EKSOGEN
ARENA AKSI
Pasal 13
Pengusulan Persetujuan PS dalam bentuk dikehendaki ditujukan
kepada Menteri dengan tembusan kepada Gubernur, Bupati/Walikota,
OPD Bid Kehutanan, UPT and KPH
Pasal 100
Pengelolaan program Perhutanan Sosial:
a. penataan areal dan penyusunan rencana;
b. pengembangan usaha;
c. penanganan konflik tenurial;
d. Pendampingan; dan
e. Kemitraan Lingkungan.
FORM ATURAN DALAM PERHUTANAN SOSIAL: PERMEN LHK NO 9 TAHUN 2022
Pasal 102
Pasal 108
c. Fasilitasi pemasaran
FORM ATURAN DALAM PERHUTANAN SOSIAL: PERMEN LHK NO 9 TAHUN 2021
0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00
RULE IN USE DALAM PS
DOKUMENTASI PERHUTANAN SOSIAL INDONESIA
Jenis PS dengan KUPS yang Terdapat Pendamping dan Belum Terdapat Pendamping
DOKUMENTASI PERHUTANAN SOSIAL INDONESIA
Status Tingkatan KUPS yang Terdapat Pendamping dan Belum Terdapat Pendamping
GAMBARAN PENDAMPING DAN PENERIMA SK PS JAWA TIMUR
Jumlah
No Kabupaten/Kota Unit SK
Pendamping
1 Banyuwangi 7 41
2 Situbondo 6
3 Blitar 2 51
4 Bojonegoro 3 41
5 Gresik 4 7
6 Lamongan 23
7 Jember 5 20
8 Kediri 1 6
9 Batu 2 2
10 Malang 21
11 Lumajang 7 12
12 Madiun 1 16
13 Mojokerto 2 4
14 Ngawi 2 41
15 Pasuruan 1 5
16 Proobolinggo 2 3
17 Trenggalek 2 16
18 Tuban 3 29
19 Tulungagung 2 3
Total 347
46
ARENA AKSI: AKTOR DAN PERSEPSI MASYARAKAT ATAS PERANNYA DALAM PS
ARENA AKSI: SITUASI AKSI
5 2 3 1 4
ARENA AKSI: SITUASI AKSI
ARENA AKSI: SITUASI AKSI – Case di Lumajang
ARENA AKSI: SITUASI AKSI – Case di Madiun
ARENA AKSI: SITUASI AKSI – Implementasi
ARENA AKSI: SITUASI AKSI – Implementasi
54,00 53,49
52,00
50,00
48,00
46,51
46,00
44,00
42,00
Meningkatkan penghasilan Tidak meningkatkan penghasilan
IDENTIFIKASI FAKTOR PENDUKUNG PS
1. Adanya regulasi yang telah ditetapkan dengan baik dan memberikan design
mekanisme bagaimana Perhutanan Sosial dijalankan.
2. Adanya aktivitas ekonomi dan kelembagaan sebelumnya yang telah berlangsung
lama dilakukan masyarakat sekitar hutan maupun kelembagaan lainnya yang
potensial untuk disinergikan dan/atau ditransformasikan dengan program PS.
3. Adanya tokoh-tokoh masyarakat yang mampu mendorong perubahan
pengelolaan
sumberdaya hutan lebih baik.
4. Dukungan peraturan daerah provinsi Jawa Timur dalam implementasi perhutanan
sosial. Hal ini terkait dengan diterbitkannya Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor
86 Tahun 2021 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi,
serta Tata Kerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur yang telah menempatkan satu
Bidang dalam Dinas Kehutanan terkait dengan perhutanan sosial, yaitu Bidang
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial.
IDENTIFIKASI FAKTOR PENDUKUNG PS
1. Relatif rendahnya sosialiasi langsung kepada masyarakat. Hal ini disadari karena
memang ada pandemi Covid-19 yang luar biasa menghambat semua aktivitas
masyarakat. Sosialisasi yang belum mencukupi membawa konsekuensi mis-
interpretasi atas pengusulan dan pelaksanaan PS oleh masyarakat.
2. Rendahnya jumlah pendampingan dan kualitas pendamping yang diharapkan dapat
meningkatkan proses dialog dan partisipasi anggota dan pihak lain terkait dalam
pengusulan Perhutanan Sosial. Pendamping program Perhutanan Sosial menjadi
titik esensial pertama selain juga POKJA PPS (percepatan Perhutanan Sosial).
3. Masyarakat masih mengalami kesulitan untuk merealisasikan ketentuan penandaan
batas sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor 9 tahun 2021.
IDENTIFIKASI FAKTOR PENGHAMBAT PS
7. Lemahnya pengolahan pasca panen untuk meningkatkan nilai tambah hasil hutan
dan pertanian. Desiminasi inovasi pengolahan hasil bersama praktisi dan
perguruan tinggi menjadi kunci untuk permasalahan ini. Selain itu, labeling produk
juga menjadi hal yang signifikan untuk meningkatkan jangkauan pasar atas
produk hasil hutan. Akan sangat baik jika ada economic value of transfer dengan
Green Labelling atas produk-produk hasil hutan yang memperhatikan aspek
konservasi dan kelestarian hutan.
8. Lemahnya resolusi konflik terkait implementasi perhutanan sosial. Hal ini terkait
dengan upaya mitigasi atas potensi konflik yang terjadi di lapangan sehingga
pembentukan Commad Center atau Pusat Pengaduan Perhutanan Sosial (P3S)
yang dikelola oleh POKJA PPS menjadi penting direalisasikan
IDENTIFIKASI FAKTOR PENGHAMBAT PS
Dr. Mofit Jamroni, S.Pt., M.Si Dr. Asihing Kustanti, S.Hut., M.Si