I
KONDISI UMUM HUTAN KEMASYARAKATAN
Aksesibilitas ke Lokasi HKm tanjung lestari dapat ditempuh melalui jalur Darat sejauh + 3 km
dari Ibukota Kecamatan dengan kondisi jalan baik sejauh + 1,5 km, kondisi jalan sedang sejauh +
1 km dan kondisi jalan buruk sejauh + 0,5 km
Sumber : Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, tahun 1986 diolah WBH tahun 2015.
Topografi yang ada di hutan diperoleh dari analisa data Citra SRTM 90 M lembar 59/12 dan
ground check lapangan adalah berbukit dengan rata-rata lahan berada pada tingkat kelerengan
curam dengan 3 tingkat kemiringan agak curam 15 – 25 %, curam 25 – 45 % hingga sangat
curam > 45 % dengan tinggi tempat rata – rata hutan desa adalah 700 Mdpl.
1
1.3. Kondisi Tutupan Lahan
Status Kawasan HKm Tanjung lestari Desa tanjung agung , Kecamatan banding agung, berada
dalam Kawasan Hutan Lindung Mekakau unit XVII. Sedangkan areal HkmTanjung lestari terletak
pada Ketinggian 700 mdpl
2
1.4.4. Kondisi Ekonomi
Mayoritas penduduk Desa tanjung agung adalah bermata pencaharian sebagai petani, baik itu
petani lahan sawah maupun petani lahan kering yang mengusahakan usaha kebun kopi. Pada
umumnya usaha lahan tani mereka yang berupa kebun-kebun kopi sebagian terletak di dalam
Areal Kerja Hutan Kemasyarakatan tanjung lestari.
Selain hal di atas ada juga masyarakat yang bekerja sebagai nelayan, baik itu sebagai buruh
harian dan pegawai tidak tetap di pemerintahan.
3
Lambar 4. Peta Areal Kerja Hutan Kemasyarakatan tanjung lestari
4
BAB II
RENCANA KEGIATAN
2.1. KONSERVASI,PERLINDUNGAN DAN PENGAMANAN HUTAN
2.1.1 Konservasi
Wilayah konservasi, perlindungan dan pengamanan hutan untuk hutan Kemasyarakatan tanjung
lestari Desa tanjung akan dilakukan di zona lindung (rehabilitasi sempadan sungai) dan juga
dizona pemanfaatan seluas 100 ha.
Kegiatan konservasi dengan penggunaan lahan untuk tanaman buah seperti pinang, Durian,
Cengkeh,Alpukat,petai dan Lada seluas 100 ha untuk periode 1-10 tahun lahan yang tidak
dimungkinkan untuk kebun kopi dan batas antar kebun penggarap. Dengan pembagian luas
wilayah tanam masing-masing 5 ha. Dengan memperhatikan syarat tumbuh dan cara budidaya
yang benar, maka dari lahan yang ada tersebut akan terdapat kebun Durian dengan jarak tanam
8x8 Meter maka kerapatan 64 batang/Ha atau 320 batang, Cengkeh dengan jarak tanam 5x5
Meter akan terdapat 125 batang/Ha atau 625 batang Cengkeh untuk 5 Ha, dan Lada dengan
kerapatan 5x5 Meter akan terdapat 125 batang/Ha atau 625 batang Lada untuk 5 Ha. Dalam 1
ha lahan di perlukan 50.000 benih.
5
2.1.2 Perlindungan dan Pengamanan Hutan
Rencana perlindungan dan pengamanan hutan dari bahaya kebakaran hutan akan tetap
mengacu pada SK Menhut No. 523/Kpts-II/1993 tentang pedoman perlindungan hutan di areal
pengusahaan hutan. Beberapa kegiatan perlindungan hutan dari bahaya kebakaran dan berbagai
gangguan terhadap hutan, akan dilakukan sebagai berikut:
Pembentukan regu pengamanan hutan
Peningkatan sumber daya manusia
Melakukan patroli dan penjagaan
Pembangunan menara pengawasan kebakaran
Pembuatan dan pemasangan rambu-rambu pencegahan kebakaran
Pendekatan sosial dan meningkatkan kesadaran konservasi
Disamping rencana persiapan personil dan organisasinya juga perlengkapan sarana dan
prasarana pendukung akan menjadi perhatian penting didalam menjalankan pendekatan-
pendekatan diatas. Sehingga berbagai potensi gangguan terhadap areal Hutan Kemasyarakatan
(kebakaran hutan, perburuan satwa liar, penebangan liar, dan konversi lahan) akan dapat
ditanggulangi secara maksimal.
Perlindungan dan pengamanan hutan untuk hutan Kemasyarakatan tanjung lestari Desa tanjung
Agung, Kecamatan Mulak Ulu Kabupaten banding agung dilakukan diseluruh wilayah hutan
Kemasyarakatan, baik itu dalam zona lindung maupun zona pemanfaatan.
6
2.1.3 Potensi Gangguan Terhadap Hutan
Beberapa potensi gangguan terhadap areal Hutan Kemasyarakatan adalah serangan hama dan
penyakit, bahaya kebakaran hutan, perburuan satwa liar, bahaya pencurian dan penebangan
kayu baik di hutan tanaman maupun hutan alam di zona perlindungan, serta tekanan lahan
terhadap konversi lahan. Dengan demikian, aktivitas utama dalam perlindungan dan
pengamanan hutan difokuskan pada potensi gangguan baik melalui pencegahan maupun
penanggulangan.
Penyakit dan Hama
Kopi dan padi bukanlah tanaman yang aman dari gangguan penyakit ataupun hama. Namun
serangan hama dan penyakit tersebut bisa menganggu menurunkan produktifitas bahkan bisa
mematikan dari tanaman tersebut dari hasil yang didapatkan. Berdasarkan penyakit, hama dan
gulma yang sering menganggu pertumbuhan dari kopi maupun padi adalah sebagai berikut
Hama
Hama penting yang banyak menyerang kebun kopi di areal HKm tanjung lestari adalah
penggerek buah kopi (Hyphothenemus hampei), yang mampu merusak biji kopi dengan populasi
hama yang sangat tinggi disetiap areal kebun.
Penyakit
Penyakit yang biasa menyerang tanaman kopi ada bermacam-macam, diantaranya adalah Karat
daun kopi (Hemileia vastatrix), Bercak daun kopi (Mycosphaerella coffeicola), Nematoda
(Pratylenchus coffeae dan Radopholus similis), Jamur upas (Corticium salmonicolor), dan
Penyakit akar: coklat, hitam, putih.
Bahaya Kebakaran
Areal Hutan Kemasyarakatan memiliki potensi kebakaran yang tergolong besar atau rawan
kebakaran. Hal ini dikarenakan disebabkan sekitar kebun kopi masyarakat ada terdapat lahan
tidur dengan vegetasi alang-alang yang mudah terbakar jika musim kemarau.
Perburuan Satwa Liar
Beberapa jenis Satwa liar terdapat di Hutan Kemasyarakatan yang potensial menyebabkan
terjadinya pemburuan liar. Jenis-jenis Satwa Liar yang terdapat di Hutan Kemasyarakatan adalah
: Musang (Paradoxurus hermaphroditus), Kucing Hutan (Felis bengalensis), Kijang (Muntiacus
muntjak)
Penebangan Kayu Alam
Potensi hutan alam (zona perlindungan) tergolong cukup baik. Disamping itu, lokasi areal hutan
alam ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan ketersediaan air untuk pengairan juga letaknya
berada dibukit-bukit, sehingga bila dilakukan penebangan secara besar akan mengganggu
keberadaan zona pemanfaatan lahan di bawahnya.
Tekanan Terhadap Lahan
Lahan pada zona pemanfaatan yang luasnya ± 231,64 ha dalam hasil pemetaan tutupan lahan
berupa kebun kopi. Sebagian besar berdasarkan infomasi dan identifikasi permasalahan lahan
dilapangan adalah karena dalam satu areal kerja hutan Hutan Kemasyarakatan, penggarap
bukan saja dari desa yang bersangkutan tetapi juga dari desa-desa sekitar yang secara aturan
lokal mempunyai hak menggarap pada hutan Kemasyarakatan yang lain. Tekanan terhadap
lahan terus berlangsung bila tanpa adanya pengawasan dan pengamanan sehingga lahan yang
masih belum tergarap (terutama semak, belukar dan hutan bekas tebangan) akan dapat
berpeluang besar dibuka oleh masyarakat terutama masyarakat pendatang dari luar desa.
7
a.Pengendalian Hama dan Penyakit
Dalam upaya pengendalian hama dan penyakit pada tegakan akan dipantau secara berkala dan
berkesinambungan, bagian operasional penanaman akan mengkombinasikan metoda-metoda
pengendalian yang secara terpadu, yaitu penggunaan lahan tanam yang terseleksi dan terbebas
dari kontaminasi hama dan penyakit serta memiliki pertumbuhan yang baik, pengendalian secara
silvikultur (pengaturan jarak tanam, pemupukan, dan penyiangan), penggunaan agensia hayati
dan penggunaan pestisida yang direkomendasikan sebagai alternatif terakhir.
Untuk tindakan pengendalian hama dan penyakit dipersemaian, digunakan metoda pengendalian
alternatif yaitu penggunaan benih terseleksi dari kontaminasi hama dan penyakit serta yang
memiliki ciri atau syarat benih yang tumbuh baik. Disamping itu, akan dilakukan sistem sanitasi
areal pembibitan, penyiangan, pemupukan, penyiraman, serta aplikasi pestisida secara terjadwal
dengan melakukan rotasi pestisida.
Tindakan pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan dilokasi tanaman adalah melalui
konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dengan tetap mempertimbangkan dampak ekologis,
ekonomis maupun sosiologis, sehingga secara keseluruhan akan diperoleh hasil yang baik.
Adapun prinsip-prinsip penerapan PHT, adalah :
- PHT bukan pemusnahan, akan tetapi pengendalian/membatasi populasi hama dan penyakit
-PHT menggabungkan beberapa metoda pengendalian yang ada secara kompatibel
- PHT menekan populasi hama dan penyakit di bawah ambang kendali.
Untuk pengendalian hama dan penyakit secara responsif, akan digunakan panduan teknis
pengendalian yang tertuang dalam SOP sesuai dengan jenis penyakitnya. Dalam
pelaksanaanya, teknis pengendalian juga akan disesuaikan dengan tingkat kerusakan
(intensitas) serangan hama dan penyakit tersebut.
Pemanfaatan dan pemungutan hasil hutan bukan kayu yang akan dikembangkan oleh HKm
tanjung lestari yaitu berupa tanaman Durian, Cengkeh dan Lada di zona pemanfaatan hutan
Kemasyarakatan yaitu seluas 150 ha, namun untuk periode 1-10 tahun permulaan akan ditanam
seluas 60 ha.
Kondisi ideal kerapatan tanaman Durian, Cengkeh dan Lada di hutan Kemasyarakatan yang
dikekola dengan baik adalah 64 batang/Ha dengan jarak tanam 8x8 meter, untuk Durian dan 125
batang/Ha untuk Cengkeh dan Lada, dengan jarak tanam 5x5 meter, akan tetapi bidang kebun
yang dikelola oleh masyarakat kondisinya beragam karena berbagai faktor. Rencana yang akan
dilakukan untuk mengaktifkan kembali lahan tidur tersebut adalah dengan menanam kembali
secara bertahap sesuai dengan kemampuan masyarakat setiap periode 5 tahun, sehingga dalam
kurun waktu 10 tahun kemudian lahan tidur sudah kembali menjadi kebun.
8
Tabel 9. Pemanfaatan dan Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu
No Kegiatan 0 s.d 1 1 s.d 5 5 s.10 Keterangan
tahun tahun tahun
1 Pembersihan Pemeliharaan bibit
lokasi tanam dan sebanyak 320 batang
pembibitan Durian
2 Penanaman 1.250 Penanaman dilakukan
batang alpokat dua tahap.
dan lada
3 pemeliharaan Antisipasi hama dan
pemupukan
4 Pemanenan Pemanenan pertama
untuk 1570 batang,
alpokat dan Lada
5 pengelolaan
6 pemasaran
9
pembibitan
Penanaman 134 Dilakukan satu tahap
batang bibit penanaman
Jengkol
Pemeliharaan Antisipasi hama
Pemanenan Panen 134 batang Jengkol
2. Perlindungan satwa liar
Pendataan dan Bekerjasama dengan
pengawasan jenis BKSDA
satwa liar
10
Hutan Kemasyarakatan tanjung semua pihak
lestari
Pemeliharaan akses dan fasilitas Bekerjasama dengan
serta rehabilitasi semua pihak
2 Penyimpanan dan Penyerapan Lokasi penyimpanan dan
Karbon penyerapan karbon
berada di zona lindung
hutan Kemasyarakatan
yaitu seluas 300 Ha.
11
Tabel 12. Rencana Pengembangan Kelembagaan
No. Kegiatan 1 s.d 5 5 s.d 10 Keterangan
tahun tahun
1 Pelatihan pembuatan 15 30 Tempat pelatihan tentative
pupuk organik dan orang orang dan bekerjasama dengan
pengelolaan tanah secara multipihak baik itu LSM,
organik Universitas, maupun dinas
terkait
2 Pelatihan pembibitan 15 30 Tempat pelatihan tentative
orang orang dan bekerjasama dengan
multipihak baik itu LSM,
Universitas, maupun dinas
terkait
3 Pelatihan keorganisasian 10 10 Tempat pelatihan tentative
salah satunya pelatihan orang orang dan bekerjasama dengan
-administrasi organisasi multipihak baik itu LSM
-manajemen keuangan maupun universitas maupun
-manajemen hukum dan manajemen HKm sendiri
atau paralegal
4 -Pelatihan pengelolaan 5 orang 10 Tempat pelatihan tentative
dan pemasaran hasil orang dan bekerjasama dengan
hutan multipihak baik itu LSM,
-Koperasi atau BUMDES Universitas, maupun dinas
terkait
5 Pelatihan KMPA 15 30 Tempat pelatihan tentative
orang orang dan bekerjasama dinas atau
instansi terkait
6 Pelahatin IPTEK 5 orang 5 orang Manajemen HKm
7 Pelatihan Kelompok 25 10 Manajemen HKm
Perempuan orang orang
8 Studi banding mengenai 5 orang 5 orang Manajemen HKm dan
agroforestry di tempat bekerjasama dengan muti
yang telah sukses pihak
9 Studi banding mengenai 5 orang 5 orang Manajemen HKm dan
BUMDES/Koperasi bekerjasama dengan muti
ditempat yang telah pihak
sukses
10 Studi banding manajemen 3 orang 3 orang Manajemen HKm dan
RUKm yang telah sukses bekerjasama dengan muti
pihak
11 Magang untuk Belajar 3 orang 3 orang Manajemen HKm dan
Agroferestry bekerjasama dengan muti
pihak
12 Magang untuk belajar ilmu 3 orang 3 orang Manajemen HKm dan
pertanian bekerjasama dengan muti
pihak
12
Struktur Lembaga Pengelola Hutan Kemasyarakatan
Kelembagaan Lembaga Pengelola Hutan Kemasyarakatan tanjung lestari Desa tanjung Agung
Kecamatan Mulak Ulu Kabupaten banding agung kelembagaan Hutan Kemasyarakatan adalah:
No Nama Jabatan
1 Ahmad jubaidi Ketua
2 Novendri Sekertaris
3 Sriwahyuni Bendahara
BAB. IV
PENUTUP
Demikianlah Rencana Kerja Umum Hutan Kemasyarakatan (RKU) tanjung lestari Desa tanjung
Agung, Kecamatan banding agung Kabupaten oku selatan sebagai bahan pendoman dalam
Rencana Kerja Umum Hutan Kemasyarakatan dengan luas ± 231,64 Ha, tahapan kegiatan yang
di uraikan dalam Rencana Kerja Umum Hutan Kemasyarakatan ini disusun berdasarkan
penggalian potensi areal Hutan Kemasyarakatan di Desa tanjung Agung, sesuai dengan kondisi
inventarisasi tegakan, kesesuaian lahan dan mineral.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Rencana Kerja Umum Hutan Kemasyarakatan ini
masih dirasakan kurang sempurna dan masih membutuhkan masukan dari berbagai pihak demi
terlaksananya program selama 10 (sepuluh) tahun.
Perubahan-perubahan dalam perencanaan program dipahami akan menjadi bagian penting
dalam memandang kondisi perkembangan kawasan hutan desa yang tetap termasuk dalam
program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia yang bervisi
membangun kawasan hutan lestari bersama masyarakat.
13
14