Anda di halaman 1dari 51

KONSEP PERATURAN

MENTERI LHK
PENYELENGGARAAN
KEHUTANAN BIDANG
PLANOLOGI KEHUTANAN
(TURUNAN PP 23/2021)

Disampaikan Oleh:

DIREKTORAT JENDERAL
PLANOLOGI KEHUTANAN
DAN TATA LINGKUNGAN
SUBSTANSI DALAM UU 41 TAHUN 1999 YANG
DIREVISI PADA UUCK 11 TAHUN 2020
Prioritas Percepatan
Pengukuhan Kawasan
Hutan (Pasal 15) Perhutanan Sosial
(Pasal 29 A dan B)
Luas kawasan hutan yang
harus dipertahankan
(Pasal 18) Pembinaan dan Pengolahan
Hasil Hutan (Pasal 33)
Tata cara Perubahan Peruntukan
dan Fungsi KH (Pasal 19)
Pungutan PNBP Pemanfaatan
(Pasal 35)
Pemanfatan Hutan (Pasal 26, 27, 28,
30, 31 dan 32 )
Perlindungan Hutan (Pasal 48
dan 49)
SISTEMATIKA
KETENTUAN UMUM PENGAWASAN

PERENCANAAN
KEHUTANAN SANKSI ADIMINSITRATIF

PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN


FUNGSI KAWASAN HUTAN KETENTUAN LAIN LAIN

PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN

KETENTUAN PERALIHAN
TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA
PENGELOLAAN HUTAN SERTA
PEMANFAATAN HUTAN
KETENTUAN PENUTUP

PENGELOLAAN PERHUTANAN
SOSIAL

PERLINDUNGAN HUTAN
PP 23 tahun 2021
PENYELENGGARAAN KEHUTANAN
Bab I Ketentuan Umum Bab VI Pengelolaan Perhutanan Sosial
Bab II Perencanaan kehutanan Bagian Ke-1 Umum
Bagian Ke-1 Umum Bagian Ke-2 Hutan Desa
Bagian Ke-2 Inventarisasi Hutan Bagian Ke-3 Hutan Kemasyarakatan
Bagian Ke-3 Pengukuhan Kawasan Hutan Bagian Ke-4 Hutan Tanaman Rakyat
Bagian Ke-4 Penatagunaan Kawasan Hutan Bagian Ke-5 Hutan Adat
Bagian Ke-5 Pembentukan Wilayah Pengelolaan Hutan Bab VII Perlindungan Hutan
Bagian Ke-6 Prosedur Pembentukan KPHK, KPHL dan KPHP Bab VIII Pengawasan
Bagian Ke-7 Kecukupan Luas Kawasan Hutan dan Penutupan Bab IX Sanksi Administratif
Lahan Bagian Ke-1 Penerapan Sanksi Administratif
Bagian Ke-8 Penyusunan Rencana Kehutanan Bagian Ke-2 Sanksi Administratif Perubahan
Bab III perubahan peruntukan kawasan hutan dan Peruntukan Kawasan Hutan
perubahan fungsi kawasan hutan Bagian Ke-3 Sanksi Administratif Penggunaan Kawasan
Bagian Ke-1 Umum Hutan
Bagian Ke-2 Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Bagian Ke-4 Sanksi Administratif Pemanfaatan Hutan
Bagian Ke-3 Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Bagian Ke-5 Sanksi Administratif Pengolahan Hasil
Bab IV Penggunaan kawasan hutan Hutan
Bagian Ke-1 Umum Bagian Ke-6 Sanksi Administratif Pengelolaan
Bagian Ke-2 Tata Cara Penggunaan Kawasan Hutan Perhutanan Sosial
Bagian Ke-3 Kawasan Hutan dengan Tujuan Tertentu Bagian Ke-7 Sanksi Administratif Perlindungan Hutan
Bab V tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan Bab X Ketentuan Lain Lain
hutan serta pemanfaatan hutan Bab XI Ketentuan Peralihan
Bagian Ke-1 Tata Hutan Bab XII Ketentuan Penutup
Bagian Ke-2 Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan
Bagian Ke-3 Pemanfaatan Hutan
SUBSTANSI PP 23 TAHUN 2021 TENTANG PENYELENGGARAAN
KEHUTANAN BIDANG PLANOLOGI KEHUTANAN

Perencanaan Perubahan Peruntukan Penggunaan


Kehutanan dan Fungsi KH Kawasan Hutan

BAB II
PERENCANAAN KEHUTANAN (Pasal 3- Pasal 52)
1. Inventarisasi Hutan BAB IV
a. Inventarisasi Hutan Tingkat Nasional BAB III
b. Inventarisasi Hutan Tingkat Wilayah Provinsi PERUBAHAN PERUNTUKAN KAWASAN HUTAN DAN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN (Pasal 89 - Pasal
c. Inventarisasi Hutan Tingkat Daerah Aliran Sungai PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HUTAN (Pasal 53 – 116)
d. Inventarisasi Hutan Tingkat Unit Pengelolaan Hutan Pasal 88)
2. Pengukuhan Kawasan Hutan
a. Penunjukan Kawasan Hutan 1. Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan 1. Tata Cara Penggunaan Kawasan Hutan
b. Penataan Batas Kawasan Hutan
a. Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Secara
c. Pemetaan Kawasan Hutan 2. Kawasan Hutan dengan Tujuan Tertentu
d. Penetapan Kawasan Hutan Parsial
e. Penataan Kawasan Hutan dalam rangka Pengukuhan b. Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan Untuk a. Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus
Kawasan Hutan Wilayah Provinsi
3. Penatagunaan Kawasan Hutan b. Kawasan Hutan dengan Pengelolaan Khusus
2. Perubahan Fungsi Kawasan Hutan
a. Penetapan Fungsi Kawasan Hutan c. Kawasan Hutan untuk Ketahanan Pangan
b. Penggunaan Kawasan Hutan
a. Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Secara
4. Pembentukan Wilayah Pengelolaan Hutan Parsial
a. Pembentukan Wilayah Pengelolaan Hutan Tingkat b. Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Untuk
Provinsi Wilayah Provinsi
b. Pembentukan Unit Pengelolaan Hutan
5. Prosedur Pembentukan Kesatuan Pengelolaan Hutan
Konservasi, Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung, dan
Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi
6. Kecukupan Luas Kawasan Hutan
7. Penyusunan Rencana Kehutanan
a. Jenis Rencana Kehutanan
b. Tata Cara Penyusunan Rencana Kehutanan, Proses
Perencanaan, Koordinasi, dan Penilaian
c. Sistem Perencanaan Kehutanan
d. Evaluasi dan Pengendalian Pelaksanaan Rencana
Kehutanan
PERATURAN MENTERI YANG TERDAMPAK ATAS
TERBITNYA PP 23 TAHUN 2021 PENYELENGGARAAN
KEHUTANAN
SUBSTANSI:

INVENTARISASI
HUTAN
RUANG LINGKUP PENGATURAN
INVENTARISASI HUTAN
TUJUAN Untuk mengetahui dan memperoleh data dan informasi tentang sumber daya, potensi
kekayaan alam Hutan serta lingkungannya secara lengkap
CAKUPAN dilaksanakan terhadap Hutan Negara, Hutan Adat, dan Hutan Hak
TINGKATAN a. Inventarisasi Hutan Tingkat Nasional;
b. Inventarisasi Hutan Tingkat Wilayah Provinsi
c. Inventarisasi Hutan Tingkat DAS; Dan
d. Inventarisasi Hutan Tingkat Unit Pengelolaan Hutan

PERIODISASI a. Inventarisasi Hutan dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
b. Inventarisasi Hutan untuk menyusun rencana kegiatan tahunan pada blok
operasional dilaksanakan setiap tahun.
Pengelolaan
Data Dan Hasil Inventarisasi Hutan tingkat Unit Pengelolaan Hutan dikompilasi secara nasional
melalui suatu Sistem Informasi Kehutanan 8
Informasi
Monev Menteri dan Gubernur melaksanakan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian
inventarisasi dan pemantauan hutan sesuai kewenangannya
ALUR PENYELENGGARAAN
INVENTARISASI HUTAN

INVENTARISASI HUTAN TINGKAT


NASIONAL
Menjadi acuan

INVENTARISASI HUTAN INVENTARISASI HUTAN INVENTARISASI HUTAN


TINGKAT WILAYAH PROVINSI TINGKAT DAS TINGKAT UNIT PENGELOLAAN
HUTAN

Pengelolaan Data dan Informasi Hasil Kegiatan dikompilasi dalam


SISTEM INFORMASI KEHUTANAN
KETERKAITAN PP 23/2021 DAN PP 45/2021 DALAM
PENYELENGGARAAN INVENTARISASI HUTAN
PP 23/2021 Pasal 10 ayat (6): PP 23/2021 Pasal 13 ayat (1):
Hasil Inventarisasi Hutan tingkat Unit Pengelolaan Hutan Pemerintah melaksanakan pemantauan terhadap Kawasan
dikompilasi secara nasional melalui suatu Sistem Informasi Hutan dan penutupan hutan melalui Sistem Informasi
Kehutanan. Kehutanan yang merupakan bagian dari jaringan informasi
spasial Kehutanan (JIG KLHK).

Inventarisasi Sistem Informasi Pemantauan Kawasan


Hutan Kehutanan dan Penutupan Hutan

UNIT
UNIT
PENGUMPUL PENGUMPUL
DATA DATA

IGT JIG IGT


PRODUSEN PRODUSEN
DATA KLHK DATA

Pasal 14 ayat (2) PP 45/2021:


Instansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah RaPermen JIG
menyelenggarakan informasi geospasial tematik (IGT) KLHK –
berdasarkan tugas, fungsi, dan kewenangan sesuai dengan Turunan PP45
peraturan perundang-undangan.
SUBSTANSI:

PENGUKUHAN
KAWASAN HUTAN
GAMBARAN DRAFT REVISI PERMENLHK
TERKAIT PENGUKUHAN KAWASAN HUTAN

1
Penunjukan Kawasan
hutan

2
Penataan Batas Kawasan hutan, Panitia Tata Batas,

Penetapan Kawasan Hutan

3
Peta Perkembangan Pengukuhan Kawasan Hutan,
Rekonstruksi Batas Kawasan hutan, Perubahan batas

4
Hak atas tanah sebelum penunjukan Kawasan hutan Penataan Batas Areal Kerja Perizinan Berusaha Pemanfaatan
Hutan, Pengelolaan Perhutanan Sosial, Persetujuan
Penggunaan Kawasan Hutan, Persetujuan Pelepasan
Kawasan Hutan dan Penetapan Kawasan Hutan dengan

5
Tujuan Tertentu
PENATAAN BATAS KAWASAN HUTAN PADA DAERAH YANG STRATEGIS (PROGRAM STRATEGIS NASIONAL, KEGIATAN PEMULIHAN EKONOMI
NASIONAL, KEGIATAN KETAHANAN PANGAN (FOOD ESTATE) DAN ENERGI DAN ATAU KEGIATAN PENGADAAN TANAH OBYEK REFORMA AGRARIA)

Peta Peta BA Pengukuran & BA Pembahasan, Persetujuan dan


Penunjukan Dasar & Pemancangan BS Peninjuaan Lap. Pemancangan BS
KH CSRT
Rapat PTB dan
Inv. & Identifikasi Peninjauan Lap. PTB Peta kerja tata batas definitf
HP-3
Peta Proyeksi Peta Kerja Tata menggambarkan rencana posisi pal
Batas Batas Definitif batas, tugu batas dan papan
pengumuman yang akan dipasang
Data/Peta : Pengumuman Hasil di lapangan maupun koordinat
Pedoman/
- Batas-batas kawasan hutan yang telah Pemancangan BS batas
dikukuhkan/ditata batas Instruksi
- Peta hasil tata batas perizinan di bidang Kerja
kehutanan diutamakan pada trayek batas
- Hak-hak atas tanah yang sah Pemancangan Batas Pemasangan Tanda kawasan hutan yang rawan
- Pemukiman dalam desa definitif Sementara (BS) Batas & perambahan dan areal yang
- Areal yang masih berhutan yang memungkin
Pengukuran Batas berbatasan langsung dengan Hak-hak
sbg KH
pihak ketiga
Peta trayek batas memuat:
Pengesahan Peta
1. rencana areal yang akan dikeluarkan dari Uji Petik dan Rapat
kawasan hutan sesuai ketentuan peraturan Trayek Batas
oleh PTB
perundang-undangan
2. areal yang berada di luar kawasan hutan dan Rapat PTB
layak dijadikan kawasan hutan untuk pemetaan hasil
mempertahankan kecukupan luas kawasan penataan batas
hutan Peta
Rencana Trayek
Penataan Batas luar Kawasan hutan Batas Pelaporan kepada Menteri
BATB & Peta
Penataan Batas luar Kawasan hutan dengan tembusan kepada
Tata Batas
pada daerah strategis Gubernur
SUBSTANSI:

PENATAAN
KAWASAN HUTAN
PENATAAN Belum penataan kawasan hutan dalam rangka pengukuhan kawasan
hutan dilakukam melalui kegiatan:
KAWASAN Terbangun
a. Pengadaan Tanah Obyek Reforma Agraria;
Sudah Terbangun

HUTAN b. Pengelolaan Perhutanan Sosial;


c. Perubahan Fungsi dan Peruntukan Kawasan Hutan; dan/atau
d. Penggunaan Kawasan Hutan.

HPK Tidak Produktif Untuk Sumber TORA a. Sarana dan prasarana permanen milik Pemerintah Pusat
da/atau Pemerintah Daerah;
a. Penguasaan bidang tanah dalam kawasan POLA PENYELESAIAN MILIK
hutan negara oleh mayarakat dilakukan MASYARAKAT TIDAK b. fasilitas umum dan/atau fasilitas sosial;
sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor
11 Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja;
DIKENAI SANKSI 110B c. permukiman;
b. Dikuasai paling singkat 5 (lima) tahun secara
terus menerus; d. lahan garapan pertanian, perkebunan, tambak; dan/atau
c. Dikuasai oleh peroarangan dengan luasan Penguasaan Setelah
paling banyak 5 (lima) hektar; e. Bangunan untuk kegiatan lainnya yang terpisah dari
Penunjukan KH
d. bidang tanah telah dikuasai oleh Pihak secara permukiman
fisik dengan itikad baik dan secara terbuka;
e. bidang tanah tidak diganggu gugat dan/atau
tidak bersengketa;
Inventarisasi dan Kecukupan KH dan
Verifikasi Penataan Penutupan Lahan kurang, Penguasaan Sebelum
Peta Indikatif Penunjukan KH
Kawasan Hutan apabila merupakan
Penataan Kawasan
Hutan permukiman fasum, dan
fasos di HL dan HP
Kecukupan KH dan dilakukan Tim Terpadu
Penutupan Lahan Lebih, Dikeluarkan dari KH
untuk menentukan Pola melalui Perubahan
dilakukan inventarisasi dan Penyelesaiannya
Verifikasi PPTKH untuk Batas
menentukan Pola
Penyelesaiannya
POLA PENYELESAIAN MILIK
MASYARAKAT TIDAK DIKENAI SANKSI
110B
SUBSTANSI:

PERSETUJUAN
PENGGUNAAN
KAWASAN HUTAN
PERUBAHAN NOMENKLATUR

Izin Pinjam Pakai


Kawasan Hutan (IPPKH)
DIUBAH MENJADI
Persetujuan Penggunaan
Kawasan Hutan (PPKH)
PROSES PERSETUJUAN PENGGUNAAN
KAWASAN HUTAN (PPKH)

Permohonan
Telaah
Men Terbit
Pemohon
Ke MenLHK
LHK PPKH
Persyaratan:
1. Persyaratan
administrasi Pemegang IPPKH
2. Persyaratan Teknis diberi waktu 1 tahun
untuk memenuhi
komitmen
Pemegang PPKH
Pemegang PPKH dapat PPKH Definitif
Melakukan
melaksanakan (Penetapan Areal
Pemenuhan
kegiatan di lapangan Kerja PPKH)
Komitmen

20 HK
KEGIATAN-KEGIATAN MELALUI PERSETUJUAN
PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN (PPKH)

1. religi antara lain tempat ibadah, tempat pemakaman dan wisata rohani;
2. pertambangan meliputi pertambangan mineral, batubara, minyak dan gas bumi termasuk sarana, prasarana, dan smelter;
3. instalasi pembangkit, transmisi, distribusi listrik dan gardu induk serta teknologi energi baru dan terbarukan antara lain
panas bumi;
4. jaringan telekomunikasi, stasiun pemancar radio, dan stasiun relay televisi serta stasiun bumi pengamatan keantariksaan;
5. jalan umum, jalan tol, dan jalur kereta api;
6. sarana transportasi yang tidak dikategorikan sebagai sarana transportasi umum untuk keperluan pengangkutan hasil
produksi;
7. waduk, bendungan, bendung, irigasi, saluran air minum, saluran pembuangan air dan sanitasi, dan bangunan pengairan
lainnya;
8. fasilitas umum;
9. industri selain industri primer hasil hutan;
10. pertahanan dan keamanan, antara lain sarana dan prasarana latihan tempur, stasiun radar, dan menara pengintai, pos
lintas batas negara (PLBN);
11. prasarana penunjang keselamatan umum antara lain keselamatan lalu lintas laut, lalu lintas udara, lalu lintas darat,
karantina dan sarana meteorologi, klimatologi dan geofisika;
12. jalur evakuasi bencana alam, penampungan korban bencana alam dan lahan usahanya yang bersifat sementara;
13. pertanian tertentu dalam rangka ketahanan pangan;
14. pertanian tertentu dalam rangka ketahanan energi; atau
15. TPA sampah.
PERSYARATAN PERMOHONAN PPKH
I PERSYARATAN TEKNIS
a. Peta lokasi;
b. Rekomendasi gubernur;
c. Citra Penginderaan Jauh
d. Pertek Perhutani dalam hal berada di wilayah perum perhutani
e. Izin di bidangnya (IUP/PSC/IUPTL dll), bagi yang telah memiliki Izin Usaha
f. Persetujuan Lingkungan, Dokumen Lingkungan (AMDAL); bagi yang telah memiliki Dokumen Lingkungan dan Persetujuan Lingkungan

II. PERSYARATAN ADMINISTRASI:


a. Pernyataan Komitmen
1. menyelesaikan tata batas areal IPPKH;
2. membayar PNBP Penggunaan Kawasan Hutan bagi pemegang PPKH dengan kewajiban membayar PNBP Penggunaan Kawasan Hutan;
3. membayar PNBP Kompensasi bagi pemegang PPKH dengan kewajiban membayar PNBP Kompensasi
4. Manyampaikan baseline sesuai hasil tata batas
5. Menyampaikan NIB
6. menyampaikan izin usaha (i.e IUP) yang telah berlaku efektif dalam hal pada saat permohonan, pemegang PPKH belum memiliki izin usaha atau telah memiliki izin usaha yang
belum berlaku efektif bagi pemegang PPKH yang wajib memiliki izin usaha
7. menyampaikan dokumen lingkungan dan persetujuan lingkungan bagi usaha dan /atau kegiatan yang wajib memiliki AMDAL atau UKL-UPL, dalam hal pada saat permohonan,
pemegang PPKH belum memiliki dokumen lingkungan dan persetujuan lingkungan
8. Menyampaikan pernyataan bersedia mengganti biaya investasi pengelolaan/ pemanfaatanhutan kepada pengelola/pemegang izin usaha pemanfaatan hasil hutan.
b. Pakta integritas (akta notariil) yang menyatakan:
1) sanggup untuk memenuhi semua kewajiban;
2) semua dokumen yang dilampirkan sah;
3) tidak melakukan kegiatan sebelum mendapat izin dari Menteri;
4) bersikap transparan, jujur, objektif & akuntabel;
5) tidak memberi, menerima, menjanjikan hadiah/hiburan dalam bentuk apapun;
6) melakukan permohonan perizinan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
7) dalam hal melanggar sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu) sampai dengan angka 6 (enam), siap menghadapi konsekuensi hukum
c. Company Profile
PPKH UNTUK KEGIATAN
PROYEK PRIORITAS NASIONAL
Diselenggarakan
Pelepasan
oleh Instansi
Kawasan Hutan
Pemerintah

PROYEK Bersifat
PRIORITAS permanen
NASIONAL
Dilakukan oleh
selain instansi
pemerintah Persetujuan
Bersifat non Penggunaan
permanen Kawasan Hutan
(PPKH)
KEWAJIBAN PERSETUJUAN PENGGUNAAN
KAWASAN HUTAN (PPKH)
Berada di Provinsi 1. Membayar PNBP Kompensasi
Dibawah/sama kecukupan 2. Membayar PNBP PKH
luas Kawasan hutan 3. Penanaman rehabilitasi DAS
Provinsi Luas kawasan 1. Membayar PNBP
Di atas kecukupan luas Penggunaan Kawasan Hutan
PPKH Kawasan hutan 2. Penamanan rehabilitasi DAS
1. PSN, PEN, Ketahanan Pangan/Energi
2. Hankam,
3. Prasarana penunjang keselamatan Tanpa lahan kompensasi, tanpa
umum,
4. Kegiatan survey dan eksplorasi, PNBP dan tanpa penanaman DAS
5. Penampungan korban bencana alam
6. religi,
SUBSTANSI:

KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
KESATUAN
PENGELOLAAN
HUTAN
(KPH)
REKONFIGURASI PENGELOLAAN HUTAN

HUTAN SEBAGAI SATU KESATUAN EKOSISTEM


(Landscape Management)
Ecologically Sensible, Socially Acceptable, Economically Feasible

Pengelolaan Landscape/SFM

KELOLA KELOLA KELOLA


SOSIAL LINGKUNGAN EKONOMI
PENGUATAN AKSES MULTIUSAHA
LEGAL MASYARAKAT KEHUTANAN
PERSETUJUAN LINGKUNGAN

PENGELOLAAN PERHUTANAN SOSIAL DAN


PERIZINAN BERUSAHA
SUBSTANSI:

KECUKUPAN LUAS
KAWASAN HUTAN
DAN
PENUTUPAN LAHAN
PERBEDAAN PERHITUNGAN KECUKUPAN LUAS
KAWASAN HUTAN DAN PENUTUPAN HUTAN
SEBELUM DAN SESUDAH UUCK

Sebelum UUCK Setelah UUCK


Kecukupan 30% Luas Kawasan Hutan dan Tutupan Hutan Kecukupan Luas Kawasan Hutan dan Tutupan Hutan
Seluruh Indonesia Seluruh Indonesia Berdasarkan Kondisi kondisi fisik dan
Geografis pada luas DAS

Hanya Dalam Kawasan Hutan Dalam Kawasan Hutan Dan Luar Kawasan Hutan

Tidak Mempertimbangkan
Mempertimbangkan Variasi Karakterisitik:
Tidak Mempertimbang-
Variasi Karakterisiti: 1. Biogeofisik
Mempertimbang Tidak kan Administrasi Mempertimbangkan Kondisi
1. Biogeofisik 2. Daya Tampung
Administrasi semua Mempertimbangkan Kondisi dan tidak semua Eksisting Kawasan Hutan dan
2. Daya Tampung Daya Dukung
sama untuk seluruh Eksisting Kawasan Hutan dan sama untuk seluruh Program Kebijakan
Daya Dukung 3. Karakteristik DAS
Indonesia Program Kebijakan Indonesia Pembangunan Sebelumnya
3. Karakteristik DAS 4.Keanekaragaman
4.Keanekaragaman Pembangunan Sebelumnya Flora Fauna
Flora Fauna
BENTUK IMPLEMENTASI
1. Draft Permen tentang kecukupan LUAS kawasan hutan dan penutupan hutan
2. Draft SK tentang PETA kecukupan LUAS kawasan hutan dan penutupan hutan (PETA dan tabel)
3. Draft Naskah akademik
SUBSTANSI:

PENYUSUNAN
RENCANA
KEHUTANAN
PENYUSUNAN RENCANA KEHUTANAN
(BAB II PERENCANAAN KEHUTANAN, BAGIAN 7)
SUBSTANSI:

PERUBAHAN
PERUNTUKAN
DAN FUNGSI
KAWASAN HUTAN
DALAM RANGKA
REVIEW RTRWP
FLOW CHART
KEGIATAN
PPFKH
DALAM
RANGKA
REVIEW
RTRWP
SUBSTANSI:

PERUBAHAN FUNGSI
DAN PERUNTUKAN
KAWASAN HUTAN
HIGHLIGHT
PERUBAHAN PPFKH (1)

1. Terminologi baru persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan


2. Penghapusan Mekanisme Tukar Menukar Kawasan Hutan
3. Penghapusan DPCLS
4. Pelepasan untuk PSN, PEN, Ketahanan Pangan dan Energi, TORA dan kegiatan usaha yang telah
terbangun dan memiliki perizinan di dalam Kawasan Hutan sebelum berlakunya Undang-Undang Cipta
Kerja dapat dilakukan di HP dan HPK➔untuk menghubungkan dengan pasal 110 A dan 110B UUCK
5. Pemegang persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan dikenakan PNBP Pelepasan Kawasan Hutan
6. Keputusan Menteri terhadap hasil penelitian terpadu = “Kata Berdasarkan menjadi Pertimbangan”;
7. Mekanisme Pengadaan lahan untuk kepentingan umum:
a. pembangunan di luar kegiatan Kehutanan oleh instansi pemerintah dengan pelepasan kawasan hutan
(HP dan HPK)
b. Dalam hal Pengadaan Tanah dilakukan oleh swasta:
1) bersifat permanen dengan mekanisme Pelepasan Kawasan Hutan
2) tidak permanen dan untuk menghindari fragmentasi Kawasan Hutan serta dapat menjadi bagian pengelolaan hutan dengan
mekanisme persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (P2KH)
HIGHLIGHT PERUBAHAN PPFKH (2)

7. Pelepasan Kawasan Hutan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dengan dilengkapi
dengan KLHS. (dikecualikan untuk TORA dan kegiatan usaha yang telah terbangun dan memiliki perizinan di dalam
Kawasan Hutan sebelum berlakunya Undang-Undang Cipta Kerja) → Tindak lanjut pasal 110 A dan 110B UU CK
8. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dalam rangka Perubahan Fungsi dan Peruntukan Kawasan Hutan pada
skala provinsi yang merupakan bagian dari proses review RTRWP, menggunakan KLHS RTRWP yang disusun oleh
pemrakarsa kegiatan.
9. Pengelolaan lahan hasil Pelepasan Kawasan Hutan untuk kegiatan usaha yang telah terbangun dan memiliki
perizinan di dalam Kawasan Hutan sebelum berlakunya Undang-Undang Cipta Kerja mengacu pada asas
konservasi tanah dan air serta memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
10. Kegiatan program strategis nasional, pemulihan ekonomi nasional, ketahanan pangan (food estate) dan energi,
dan tanah objek reforma agraria dapat memulai kegiatan bersamaan dengan pelaksanaan tata batas
11. Dapat dikembalikan menjadi Kawasan hutan berdasarkan evaluasi Menteri yang membidangi Pertanahan dan
Pertanian, apabila belum diterbitkan Hak Atas Tanah serta masih berpenutupan hutan (belum dimanfaatkan).
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan akana menetapkan menjadi Kawasan Hutan Produksi Tetap
SUBSTANSI PERUBAHAN PERUNTUKAN
penempatan korban bencana alam;
waduk dan bendungan;
fasilitas pemakaman;
fasilitas pendidikan;
fasilitas keselamatan umum; Ketentuan:
rumah sakit umum dan pusat kesehatan 1. Untuk pembangunan non- Pelepasan Kawasan Hutan
masyarakat; kehutanan (Normal)
kantor Pemerintah dan/atau pemerintah
daerah; 2. Memperhatikan kecukupan luas
permukiman dan/atau perumahan; Kawasan HPK dan daya dukung daya tampung
transmigrasi; 3. Tidak ada izin Kehutanan dan
kawasan dan bangunan industri; peta tematik Kehutanan
Pelabuhan dan sarpras; 4. HPK tidak produktif, kec. tidak
bandar udara; Pelepasan
stasiun kereta api; tersedia dan dimohon Pemerintah
terminal; Kawasan Hutan
pasar umum; Ketentuan:
pengembangan/pemekaran wilayah; 1. Untuk PSN, PEN, ketahanan
pertanian tanaman pangan; pangan (FE) & energi, bencana
budidaya pertanian; alam, TORA,
perkebunan; Kawasan HP Pelepasan Kawasan
2. Kegiatan usaha yg telah
perikanan;
terbangun dalam KH sebelum Hutan
peternakan;
sarana olah raga; UUCK untuk Kebun Sawit Dalam
rest area (tempat istirahat); 2. HP produktif dan tidak produktif KH
tugu dan pos perbatasan wilayah
administrasi pemerintahan ;
stasiun pengisian bahan bakar umum ;
tempat pembuangan akhir sampah; atau
infrastruktur pariwisata.
jalan pemerintah
jalan tol
Ketahanan Pangan (Food estate)
Ketahanan Energi
ALUR PROSES PELEPASAN KAWASAN HUTAN
Pernyataan Komitmen:
- Tatabatas (PP 23/2021; draft Permen LHK)
- Mengamankan areal
- Menyelesaikan ... HK ... HK
24 HK 60 HK 5 HK 7 HK
dokumen lingkungan START
PERMOHONAN
PERSETUJUAN PELEPASAN PENOLAKAN MENTERI
KAWASAN HUTAN PENOLAKAN MENERBITKAN
Dirjen an. PERUBAHAN
Menteri
PEMOHON: FUNGSI KH
1. Menteri, menteri/pimpinan Persyaratan:
Rekom timdu diubah
lembaga 1. Persyaratan
Tidak Sesua fungsi menjadi KH Tetap
2. Gubernur, bupati/walikota Kominmen
ketentuani Menolak
3. Badan otoeita 2. Persyaratan
administrasi Sesuai
4. Pimpinan badan hukum MENTERI
dan Teknis MENTERI LHK ketentuan PENELITIAN
5. Perseorangan, kel. MENERBITKAN
melalui DIRJEN TIM MENTERI DIRJEN SEKJEN PERSETUJUAN
Orang/masyarakat DIRJEN PKTL TERPADU Setuju PELEPASAN KH
Untuk ketahanan pangan &
energi: instansi pemerintah/
badan otorita yang mendapat Persyaratan: Administrasi &Teknis Telaahan Hukum
Menyampaikan Telaahan Teknis
penugasan pemerintah 1. Proposal & rencana teknis laporan &
2. Peta lokasi areal dimohon DIREKTUR rekomendasi Tim DIINTEGRASIKAN
3. KLHS Terpadu melalui DALAM TATA
4. Pertimbangan Gubernur Dirjjen RUANG
5. Laporan tim terpadu
6. Pakta integritas Identifikasi Persyaratan dan
Telaahan Teknis IZIN MELAKUKAN KEGIATAN 10%
(Verifikasi) AREAL/MAX. 200 ha

3 HK 7 HK 20 HK
FINISH Menteri PEMENUHAN KOMITMEN
Menerbitkan (Paling Lama 1 Tahun setelah
DISPENSASI
Persetujuan Pelepasan)
Pengecekan dan
Penelaahan PEMEGANG PERSETUJUAN PELEPASAN KH:
1. Menyelesaikan AMDAL/UKL-UPL/PPLH
2. Menyelesaikan perizinan berusaha
3. Menyelesaikan tata batas areal
PENETAPAN Persetujuan Pelepasan (supervisi BPKH)
BATAS AREAL MENTERI SEKJEN DIRJEN
PELEPASAN KH 4. Menyelesaikan pembayaran PNBP dan
PSDH – DR (untuk HP)
5. Menyelesaikan pembayaran PSDH – DR
Menyampaikam Dokumen
(untuk HPK)
PEMEGANG PELEPASAN KH WAJIB:
Asli pemenuhan komitmen 6. Menyelesaikan penggantian nilai
1. Mengalokasikan kebun masyarakat 20%
investasi
2. Mengalokasikan NKT
7. Mengamankan Kawasan yang akan
3. Tidak melakukan pembakaran lahan
dilepaskan
ALUR PROSES PELEPASAN KAWASAN HUTAN UNTUK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DALAM KAWASAN HUTAN
(PP 23/2021; PP 24/2021, draft Permen LHK)

24 HK ... HK 60 HK ... HK 5 HK 7 HK
INVENTARI- START
SASI
PERMOHONAN
PERSETUJUAN PELEPASAN PENOLAKAN
MENTERI
KAWASAN HUTAN PENOLAKAN
KLASIFIKASI Persyaratan: Dirjen an. MENERBITKAN
1. Persyaratan Komitmen Menteri PERUBAHAN
PEMOHON: FUNGSI KH
1. Badan hukum 2. Persyaratan
administrasi dan Teknis Menolak
PENETAPAN 2. Perseorangan, Tidak Sesuai
kel. Orang/ ketentuani
masyarakat Sesuai Menteri Setuju MENTERI
PENGUMU- <3 th MENTERI LHK ketentuan PENELITIAN menyetujui
MENERBITKAN
Persyarat
MAN an
melalui DIRJEN TIM laporan dan DIRJEN SEKJEN PERSETUJUAN
Dipenuhi DIRJEN PKTL TERPADU rekomenda
PELEPASAN KH
dalam <3 si timdu
th
Substansi :
Menyampaikan Telaahan Teknis Telaahan Hukum
Izin lokasi dan/atau >3th
laporan &
Izin Usaha rekomendasi Tim
DIREKTUR
berdasarkan Terpadu melalui
peraturan daerah SANKSI Dirjen
RTRW yang berlaku ADMINISTRATIF Identifikasi Persyaratan dan
saat izin tersebut Telaahan Teknis
diterbitkan (Verifikasi)

3 HK 7 HK 20 HK
FINISH
PEMENUHAN KOMITMEN
(Paling Lama 1 Tahun setelah
Pengecekan dan
Penelaahan Persetujuan Pelepasan)
PEMEGANG PERSETUJUAN PELEPASAN KH:
1. Menyelesaikan AMDAL/UKL-UPL/PPLH
DIINTEGRASIKAN 2. Menyelesaikan tata batas areal
PENETAPAN BATAS
DALAM TATA AREAL PELEPASAN KH
MENTERI SEKJEN DIRJEN Persetujuan Pelepasan (supervisi BPKH)
RUANG 3. Menyelesaikan pembayaran PSDH – DR
(untuk HPK)
4. Mengamankan Kawasan yang akan
PEMEGANG PELEPASAN KH WAJIB: Menyampaikam Dokumen dilepaskan
Asli pemenuhan komitmen
1. Mengalokasikan kebun masyarakat 20%
2. Mengalokasikan NKT
3. Tidak melakukan pembakaran lahan
KETENTUAN PERALIHAN

SE Menlhk No. SE.2/Menlhk/Setjen/Kum.1/3/2021 Tentang Pengaturan Peralihan Perubahan


Peruntukan Parsial KH

Permohonan yang telah mendapatkan Keputusan Pelepasan Kawasan Hutan sebelum berlakunya PP No.5
Tahun 2021 dan PP 23 2021 dinyatakan sah dan berlaku

Permohonan Pelepasan, TMKH atau PF yg telah diajukan dan memenuhi persyaratan atau telah mendapat
Persetujuan Prinsip tetap diproses dengan memenuhi kewajibannya, setelah itu diproses dengan PP 23 2021

Permohonan Pelepasan KH, TMKH dan PF yang telah diajukan dan belum memenuhi PP 23 2021 selanjutnya
dikembalikan dan dapat diajukan kembali sesuai peraturan perundangan yang berlaku

Permohonan Pelepasan, TMKH sesuai Pasal 51 ayat (1) dan (2) PP 104 Tahun 2015 yang telah diajukan dan
memenuhi persyaratan atau telah mendapatkan Persetujuan Prinsip sebelum berlakunya PP 23 ini tetap
diproses dengan memenuhi kewajibannya, setelah itu diproses dengan PP 23 2021

Permohonan Baru Pelepasan, TMKH atau persetujuan melanjutkan kegiatan usaha yang telah terbangun di
KH sebelumnya PP 23 dan PP 24 diproses sesuai dengan peraturan perunndangan
SUBSTANSI:

KAWASAN HUTAN
DENGAN
TUJUAN TERTENTU
(KHDTT)
TIPOLOGI KAWASAN HUTAN
UNTUK TUJUAN TERTENTU
Kawasan Hutan untuk Tujuan
Tertentu

KHDPK
Areal yang tidak dilimpahkan pengelolaannya kepada badan usaha milik negara bidang Kehutanan
KHDTK pada sebagian Hutan Negara yang berada pada Kawasan Hutan Produksi dan Hutan Lindung di KHKP
Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Jawa Barat, dan Provinsi Banten

KHDPK ditetapkan untuk kepentingan: Penetapan Kawasan Hutan dengan pengelolaan khusus
1) Perhutanan Sosial; dilakukan dengan ketentuan:
2) Penataan Kawasan Hutan dalam rangka a) tidak mengubah fungsi pokok Kawasan Hutan;
Pengukuhan Kawasan Hutan; b) tidak mengubah bentang lahan pada Hutan Lindung atau Hutan
3) Penggunaan Kawasan Hutan; Produksi; dan
4) Rehabilitasi Hutan; c) penutupan Hutannya bukan berupa Hutan primer
5) Perlindungan Hutan; atau
6) Pemanfaatan Jasa Lingkungan
KAWASAN HUTAN DENGAN
PENGELOLAAN KHUSUS (KHDPK)
KHDPK Berdasarkan hasil penilaian teknis Menteri melakukan
penetapan areal KHDPK dan peta KHDPK
Tata Cara Penetapan KHDPK
PENETAPAN KHDPK
PENGELOLAAN KHDPK
Kriteria Areal KHDPK
a. kawasan hutan lindung dan hutan produksi yang telah memperoleh Dilaksanakan oleh Menteri
izin pemanfaatan pengelolaan perhutanan sosial;
b. telah dicadangkan untuk perhutanan sosial Pengelolaan KHDPK meliputi:
c. telah dilakukan pengelolaan hutan atas inisiatif masyarakat;
Dilimpahkan kepada lembaga
a) Perencanaan KHDPK;
d. telah mendapat Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan; yang dibentuk Menteri
e. telah dilakukan kerjasama pangan dengan Badan Usaha Milik Lingkungan Hidup dan Kehutanan b) Pengorganisasian atau kelembagaan
Negara bidang kehutanan; KHDPK;
f. areal dengan kondisi telah dimanfaatkan atau dikelola oleh c) Pelaksanaan KHDPK;
masyarakat sekitar hutan selama 10 (sepuluh) tahun dengan kondisi
d) Monitoring dan evaluasi
tutupan hutan di atas 10% (sepuluh perseratus);

MONITORING DAN EVALUASI

PENDANAAN KHDPK
KONSEP PERATURAN MENTERI
LHK
JARINGAN INFORMASI
GEOSPASIAL
(Turunan PP 45/2021 tentang Penyelenggaraan Informasi Geospasial)

Disampaikan Oleh:

DIREKTORAT JENDERAL
PLANOLOGI KEHUTANAN
DAN TATA LINGKUNGAN
SUBSTANSI:

JARINGAN
INFORMASI
GEOSPASIAL
KETERKAITAN DENGAN PP 45/2021
(LATAR BELAKANG)
a. Substansi Materi rapermen merupakan penjabaran dari PP 45/2021 lingkup KLHK;
b. Instansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyelenggarakan informasi geospasial tematik
(IGT) berdasarkan tugas, fungsi, dan kewenangan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan (Pasal 14 ayat (2) PP 45/2021);
c. KLHK merupakan salah satu instansi pemerintah yang bertugas sebagai Simpul Jaringan
Informasi Geospasial Nasional (Perpres Nomor 27 Tahun 2014);
d. KLHK bertanggung jawab terhadap 30 tema IGT (Keputusan Kepala BIG Nomor 27 tahun
2019);
e. Pengaturan penyelenggaraan IGT lingkup KLHK diserahkan kepada mekanisme masing-masing
Kementerian/Lembaga;
f. Pemerintah melaksanakan pemantauan terhadap Kawasan Hutan dan penutupan hutan melalui
Sistem Informasi Kehutanan yang merupakan bagian dari jaringan informasi spasial
Kehutanan (Pasal 13 ayat (1) PP 23/2021);
g. Mengingat butir a s/d f, maka rancangan peraturan yang mengatur urusan Informasi Geospasial
Tematik lingkungan hidup dan kehutanan dibuat secara terpisah.
RAPERMEN PENYELENGGARAAN
INFORMASI GEOSPASIAL (IG)

PP 45 TAHUN 2021 TTG PERMENLHK P.28/2016 OUTLINE DRAF RAPERMEN


PENYELENGGARAN IG TENTANG JIG LINGKUP PENYELENGGARAAN IG
KLHK
▪ BAB I Ketentuan Umum ▪ BAB I Ketentuan Umum ▪ BAB I Ketentuan Umum
▪ BAB II Jenis IG Pengertian; Ruang Lingkup
▪ BAB II DG dan IG LHK
▪ BAB III Penyelanggara IG ▪ BAB II DG dan IG LHK
▪ BAB IV Penyelenggaraan IG ▪ BAB III Penyelenggara JIG Jenis dan format data
▪ BAB III Penyelenggara IGT
(pengumpulan, pengolahan, Unit pengelolaan dan Unit pengumpul data: UPT dan unit
penyimpanan dan pengamanan, penyebarluasan data (Unit Kliring) : kerja KLHK; Produsen data: eselon 2
penyebarluasan, penggunaan IG); Dit. IPSDH KLHK; Walidata : Dit. IPSDH; Pengguna :
internal/eksternal KLHK
Pembangunan infratrusktur IG Unit produksi data (walidata): ▪ BAB IV Infrastruktur IG
(kebijakan, kelembagaan, Eselon 2 KLHK Kebijakan, kelembagaan, teknologi,
teknologi, standar, SDM) standar, SDM
▪ BAB IV Pengelolaan DG dan IG ▪ BAB V Penyelenggaraan IGT
▪ BAB V Pelaksana di Bidang IG
(tidak terlalu detil) Perencanaan, pengumpulan,
▪ BAB VI Penyelenggaraan dan pengolahan, penyimpanan dan
Pemutakhiran IGD ▪ BAB V Ketentuan Penutup pengamanan, pemutakhiran,
▪ BAB VII Pembinaan IG kontrol/penjaminan kualitas,
penyebarluasan, penggunaan,
▪ BAB VIII Tata Cara Pelaksanaan ▪ BAB VI MONEV
Sanksi Administratif ▪ BAB VII Pendanaan
▪ BAB IX Ketentuan Peralihan ▪ BAB VIII Sanksi
▪ BAB X Ketentuan Penutup ▪ BAB VIX Ketentuan Penutup
BEBERAPA KETENTUAN YANG DIATUR

Ketentuan lebih detil mekanisme Penyelenggaraan


Definisi penyelenggara IG KLHK (Perpres IG (perencanaan, pengumpulan, pengolahan,
27/2014 ttg JIGN, Perpres 9/2016 ttg KSP VS penyimpanan, pengamanan, pemutakhiran,
Perpres No. 39/2019 ttg SDI) kontrol/penjaminan kualitas, penyebarluasan dan
Unit Kliring diubah menjadi Walidata; penggunaan DG/IG)
Walidata diubah menjadi Produsen Data __ BAB IV; PP 45/2021__(bag 1-6)
Perubahan produsen data
(penambahan/pengurangan/perubahan) sesuai Periodisasi pemutakhiran data, penyampaian dan
perubahan organisasi KLHK pelaporan kondisi DG dan IG, serta tata waktu
.
kontrol dan penjaminan kualitas
Jenis dan Format IGT
Data terbuka dan Dikecualikan Ketentuan tugas dan wewenang
penyelenggara IG, larangan dan sanksi dalam
penyebarluasan DG dan IG

Kewenangan/peran BPKH sebagai sub unit kliring


berdasar Perdirjen PKTL No. P.4/2020 Infrastruktur IG (Kebijakan,
. Kelembagaan, Standar, Teknologi dan
SDM
Terima Kasih
Saran & Masukan dapat melalui
hktplanologi@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai