Anda di halaman 1dari 35

PENGUKUHAN DAN

PENATAGUNAAN KAWASAN
HUTAN DALAM SISTEM
PERENCANAAN KEHUTANAN
INDONESIA

Mata Kuliah Manajemen Hutan tahun 2021


1
2
Kawasan Hutan
 Apa wujud fisik kawasan hutan ?

 Apa dasar hukum kawasan hutan ?

 Bagaimana proses legalisasi/pengukuhan kawasan hutan


?
 Berapa luas kawasan hutan Indonesia ?

3
Hutan & Kawasan Hutan
Hutan : suatu kesatuan
ekosistem berupa hamparan
lahan berisi sumber daya alam
hayati yang didominasi
pepohonan dalam persekutuan
alam lingkungannya, yang satu
dengan lainnya tidak dapat
dipisahkan (Pasal 1 angka 2 UU
No. 41 Tahun 1999)

Kawasan hutan : wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau


ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan
keberadaannya sebagai hutan tetap (Pasal 1 angka 3 UU No.
41 Tahun 1999)

Pengertian Hutan  Kawasan Hutan4


Kronologi Legalitas Kawasan Hutan

Hutan TGHK Paduserasi Penunjukan Kawasan Review


Register SK Mentan RTRWP – TGHK Hutan RTRWP/
Perda & SK Menhut SK Menhutbun RTRWK
Pemekaran

< 1982 1982 - 1992 1992 - 1999 1999 - 2004 2004 - 2007

UU No. UU No. UU No. UU No. UU No. 32/2004


5/1967 5/1990 24/1992 41/1999 UU No. 26/2007

5
DASAR HUKUM
O UU No. 41/1999 tentang Kehutanan
O UU No. 26/2007 tentang Tata Ruang
O PP No. 6/2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan jo PP No. 3/2008
O PP No. 44/2004 tentang Perencanaan Kehutanan
O PP No. 68/1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan
Pelestarian Alam.
O Kepmentan No. 837/Kpts/Um/11/1980 tentang Kriteria dan Tata Cara
Penetapan Hutan Lindung
O Kepmentan No. 683/Kpts/Um/8/1981 tentang Kriteria dan Tata Cara
Penetapan Hutan Produksi
O Kepres No. 32/1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung
O Kepmenhut No. 32/Kpts-II/2001 tentang Kriteria dan Standar
Pengukuhan Kawasan Hutan
6
PENGUASAAN HUTAN
UU 41/1999 Pasal 4 :
O Semua hutan di dalam wilayah Republik Indonesia termasuk
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya DIKUASAI oleh
Negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
O Penguasaan hutan oleh Negara memberi wewenang
PENGURUSAN HUTAN kepada Pemerintah untuk :
a. mengatur dan mengurus segala sesuatu yang berkaitan
dengan hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan;
b. menetapkan status wilayah tertentu sebagai kawasan
hutan atau bukan kawasan hutan; dan
c. mengatur dan menetapkan hubungan-hubungan hukum
antara orang dengan hutan, serta mengatur perbuatan-
perbuatan hukum mengenai kehutanan.
7
HIRARKHI PENGURUSAN HUTAN MENURUT UU 41/1999

HUTAN DAN ISINYA DIKUASAI NEGARA – DIURUS OLEH PEMERINTAH

8
1. PENGURUSAN HUTAN
1.1. Perencanaan Kehutanan
1.2. Pengelolaan hutan
1.3. Litbang, diklat, & Penyuluhan
1.4. Pengawasan

1.1. PERENCANAAN KEHUTANAN


1.2. PENGELOLAAN HUTAN
1.1.1. Inventarisasi hutan,
1.1.2. Pengukuhan kawasan hutan, 1.2.1. Tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan,
1.1.3. Penatagunaan kawasan hutan, 1.2.2. Pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan,
1.1.4. Pembentukan wil. pengelolaan hutan, 1.2.3. Rehabilitasi dan reklamasi hutan,
1.1.5. Penyusunan rencana kehutanan. 1.2.4. Perlindungan hutan dan konservasi alam.

1.1.1. INV HUTAN 1.1.2. PENGUKUHAN 1.1.3. PENATAGUNAAN


1.1.4. PEM WIL PH
KWS HTN KWS HTN
Inv. hutan tingkat nasional, Penunjukan kws hutan Tingkat Nasional
Inv. hutan tingkat wilayah, Penataan batas kws hutan Penetapan Fungsi Kws Hutan
Tingkat Provinsi
Inv. hutan tingkat DAS, Pemetaan kws hutan, Penetapan Penggunaan Kws Hutan
Tingkat Kab/Kota
Inv. hutan tingkat UP Penetapan kws hutan
PENGURUSAN HUTAN
UU 41/1999 Pasal 10
Pengurusan hutan meliputi :
O Perencanaan kehutanan,
O Pengelolaan hutan,
O Penelitian dan pengembangan, pendidikan dan
latihan, serta penyuluhan kehutanan, dan
O Pengawasan.

9
PERENCANAAN KEHUTANAN
UU 41/1999 Pasal 12, PP No. 44/2004
O Perencanaan kehutanan adalah proses penetapan tujuan,
penentuan kegiatan dan perangkat yang diperlukan dalam
pengurusan hutan lestari untuk memberikan pedoman dan arah
guna menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan kehutanan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang berkeadilan
dan berkelanjutan.
O Tujuan perencanaan kehutanan adalah mewujudkan
penyelenggaraan kehutanan yang efektif dan efisien untuk
mencapai menfaat fungsi hutan yang optimum dan lestari.
O Perencanaan kehutanan meliputi:
a. Inventarisasi hutan,
b. Pengukuhan kawasan hutan,
c. Penatagunaan kawasan hutan,
d. Pembentukan wilayah pengelolaan hutan, dan
e. Penyusunan rencana kehutanan.
10
INVENTARISASI HUTAN
UU 41/1999 Pasal 13
 Inventarisasi hutan dilaksanakan untuk mengetahui dan memperoleh data dan
informasi tentang sumber daya, potensi kekayaan alam hutan, serta
lingkungannya secara lengkap.
 Inventarisasi hutan dilakukan dengan survei mengenai status dan keadaan fisik
hutan, flora dan fauna, sumber daya manusia, serta kondisi sosial masyarakat di
dalam dan di sekitar hutan.
 Inventarisasi hutan terdiri dari:
a. inventarisasi hutan tingkat nasional,
b. inventarisasi hutan tingkat wilayah,
c. inventarisasi hutan tingkat daerah aliran sungai, dan
d. inventarisasi hutan tingkat unit pengelolaan.
 Hasil inventarisasi hutan antara lain dipergunakan sebagai dasar pengukuhan
kawasan hutan, penyusunan neraca sumber daya hutan, penyusunan rencana
kehutanan, dan sistem informasi kehutanan.
11
PENGUKUHAN KAWASAN HUTAN
 Berdasarkan inventarisasi hutan, Pemerintah menyelenggarakan
pengukuhan kawasan hutan.
 Pengukuhan kawasan hutan adalah kegiatan yang berhubungan
dengan penataan batas suatu wilayah yang telah ditunjuk sebagai
wilayah hutan guna memperoleh kepastian hukum mengenai status dan
batas kawasan hutan.
 Pengukuhan kawasan hutan bertujuan untuk terwujudnya kepastian
hukum mengenai status, batas dan luas wilayah hutan.
 Pengukuhan hutan dilakukan melalui tahapan kegiatan sebagai berikut :
a. Penunjukan kawasan hutan
b. Penataan batas kawasan hutan
c. Pemetaan kawasan hutan, dan
d. Penetapan kawasan hutan 12
Penunjukan Kawasan Hutan
O Penunjukan kawasan hutan adalah penetapan awal peruntukan
suatu wilayah tertentu sebagai kawasan hutan, yang meliputi
wilayah propinsi dan wilayah tertentu secara partial. Penunjukan
kawasan hutan wilayah propinsi dilakukan oleh Menteri dengan
memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP)
dan atau pemaduserasian TGHK dengan RTRWP.

O Penunjukan wilayah tertentu secara partial menjadi kawasan


hutan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Usulan atau rekomendasi Gubernur dan atau
Bupati/Walikota
b. Secara teknis dapat dijadikan hutan

13
Penataan Batas Kawasan Hutan
Penataan batas kawasan hutan adalah kegiatan yang meliputi
proyeksi batas, pemancangan patok batas, pengumuman,
inventarisasi dan penyelesaian hak-hak pihak ketiga,
pemasangan pal batas, pengukuran dan pemetaan serta
pembuatan Berita Acara Tata Batas.

14
Pemetaan Kawasan Hutan
Pemetaan dalam rangka kegiatan pengukuhan kawasan
hutan dilakukan melaui proses pembuatan peta sebagai
berikut :
a) penunjukan kawasan hutan
b) rencana trayek batas
c) pemancangan patok batas sementara
d) penataan batas kawasan hutan
e) penetapan kawasan hutan

15
Penetapan Kawasan Hutan
Penetapan kawasan hutan adalah suatu penegasan
tentang kepastian hukum mengenai status, batas dan
luas suatu kawasan hutan menjadi kawasan hutan tetap
yang didasarkan atas Berita Acara Tata Batas Kawasan
Hutan dan Peta Tata Batas Kawasan Hutan yang telah
temu gelang. Dalam hal masih terdapat hak-hak pihak
ketiga yang belum diselesaikan, maka kawasan hutan
tersebut ditetapkan oleh Menteri dengan membuat
penjelasan hak-hak yang ada di dalamnya untuk
diselesaikan oleh Panitia Tata Batas yang bersangkutan.

16
PENATAGUNAAN KAWASAN HUTAN
UU 41/1999 Pasal 16
O Berdasarkan hasil pengukuhan kawasan hutan
Pemerintah menyelenggarakan penatagunaan kawasan
hutan.
O Penatagunaan kawasan hutan meliputi kegiatan
penetapan fungsi dan penggunaan kawasan hutan.
O Penatagunaan kawasan hutan adalah rangkaian kegiatan
dalam rangka menetapkan fungsi dan penggunaan
kawasan hutan.

17
PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN
Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan
pembangunan di luar kegiatan kehutanan hanya
dapat dilakukan di dalam kawasan hutan produksi
dan kawasan hutan lindung dan diatur dengan
keputusan Presiden.

18
19
LUAS KAWASAN HUTAN DAN PERAIRAN 20
(Statistik Kehutanan Indonesia 2008)
FUNGSI HUTAN LUAS (Juta HA) %
1 HUTAN KONSERVASI 23,54 17,16%

1.1. KSA/KPA 23,30 16,99%

1.1.1. Perairan 3,40 2,48%

1.1.2. Daratan 19,91 14,52%

1.2. Taman Buru 0,23 0,17%

2 HUTAN LINDUNG 31,60 23,05%

3 HUTAN PRODUKSI 81,99 59,79%

3.1. Hutan Produksi Terbatas (HPT) 22,50 16,41%

3.2. Hutan Produksi Tetap (HP) 36,69 26,76%

3.3. Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi


22,80 16,62%
(HPK)
KAWASAN HUTAN (Daratan) 133,74 97,52%

KAWASAN HUTAN DAN PERAIRAN 137,14 100,00%


Apa Pengertian ?
 Pengurusan hutan
 Pengelolaan hutan
 Penatagunaan kawasan hutan
 Penggunaan kawasan hutan
 Pemanfaatan kawasan hutan
 Penataan Ruang Wilayah
 Penataan hutan/tata hutan
 Pengukuhan kawasan hutan
 Penunjukan kawasan hutan
 Penataan batas kawasan hutan
 Pemetaan kawasan hutan
 Penetapan kawasan hutan
 Hutan Lindung dan kawasan Lindung
21
 Hutan negara, hutan hak, hutan adat
PENETAPAN FUNGSI HUTAN
Berdasarkan fungsinya, kawasan hutan terdiri dari :
O Hutan Konservasi, yang terdiri dari:
a. Kawasan Suaka Alam (KSA) terdiri dari : Cagar Alam
dan Suaka Margasatwa
b. Kawasan Pelestarian Alam (KPA) terdiri dari : Taman
Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam
c. Taman Buru
O Hutan Lindung
O Hutan Produksi, yang terdiri dari :
a. Hutan Produksi Terbatas
b. Hutan Produksi Biasa
c. Hutan Produksi yang dapat dikonversi
22
BATASAN FUNGSI HUTAN 23
 Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu,
yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan
dan satwa serta ekosistemnya.
 Kawasan hutan suaka alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu,
yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga
berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.
 Kawasan hutan pelestarian alam adalah hutan dengan ciri khas
tertentu, yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga
kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa,
serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya.
 Taman buru adalah kawasan hutan yang ditetapkan sebagai tempat
wisata berburu.
 Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata
air, mencegah banjir, mengendalian erosi, mencegah intrusi air laut dan
memelihara kesuburan tanah.
 Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
memproduksi hasil hutan
TAMAN BURU
Batasan :
 Taman buru adalah kawasan hutan yang ditetapkan
sebagai tempat wisata berburu.
Kriteria :
 Areal yang ditunjuk mempunyai luas yang cukup
dan lapangannya tidak membahayakan; dan/atau
 Kawasan yang terdapat satwa buru yang
dikembangbiakan sehingga memungkinkan
perburuan secara teratur dengan mengutamakan
segi rekreasi, obyek dan kelastarian satwa
24
KRITERIA HUTAN LINDUNG
SK Mentan No. 837/Kpts/Um/11/1980 dan Kepres No. 32/1990

 Kawasan hutan dengan faktor-faktor lereng, jenis tanah dan


intensitas hujan setelah masing-masing dikalikan dengan
angka penimbang mempunyai jumlah nilai (skore) 175 atau
lebih
 Kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan 40% atau
lebih
 Kawasan hutan yang berada pada ketinggian 2000 meter
atau lebih di atas permukaan laut
 Kawasan hutan yang mempunyai tanah sangat peka
terhadap erosi dengan lereng lapangan lebih dari 15%
 Kawasan hutan yang merupakan daerah resapan air
25
 Kawasan hutan yang merupakan daerah perlindungan pantai
KRITERIA HUTAN PRODUKSI
SK Mentan No. 683/Kpts/Um/8/1981
O Hutan Produksi Terbatas
Kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas
hujan, setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang
mempunyai jumlah nilai antara 125-174, di luar kawasan lindung, hutan suaka
alam, hutan pelestarian alam dan taman buru.
O Hutan Produksi Tetap
Kawasan hutan dengan faktor-faktor keles lereng, jenis tanah dan intensitas
hujan, setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang
mempunyai jumlah nilai di bawah 125 di luar kawasan lindung, hutan suaka
alam, hutan pelestarian alam dan taman buru
O Hutan Produksi yang Dapat Dikonversi
Kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas
hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai
jumlah nilai 124 atau kurang, di luar hutan suaka alam dan hutan pelestarian
alam.
Kawasan hutan yang secara ruang dicadangkan untuk digunakan bagi
pengembangan transmigrasi, pemukiman, pertanian, perkebunan 26
SKORING KAWASAN HUTAN
SK Mentan No. 837/Kpts/Um/11/1980

Faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan skor


kawasan hutan :
a) Kelerengan lapangan,
b) Jenis tanah menurut kepekaannya terhadap
erosi,
c) Intensitas curah hujan dari wilayah ybs.

27
Faktor Kelerengan 28

Kelas Lereng Kelerengan Keterangan


1 0–8% Datar
2 8 – 15 % Landai
3 15 – 25 % Agak Curam
4 25 – 45 % Curam
5 45 % atau lebih)* Sangat Curam

)* Lereng sangat curam menurut Kepres 32/1990 menggunakan selang 40 % atau lebih
Faktor Jenis Tanah
Kelas Tanah Jenis Tanah Keterangan

1 Aluvial, Tanah Glei, Planosol, Tidak Peka


Hidromorf Kelabu, Literit Air Tanah
2 Latosol Agak Peka

3 Brown Forest Soil, Non Calcic Brown, Kurang Peka


Mediteran
4 Andosol, Laterit, Grumosol, Podsol, Peka
Podsolik
5 Regosol, Litosol, Organosol, Renzina Sangat Peka

29
Faktor Intensitas Curah Hujan
Kelas Intensitas Intensitas Hujan Keterangan
Hujan (mm/hari hujan)
1 s/d 13.6 Sangat Rendah
2 13.6 – 20.7 Rendah
3 20.7 – 27.7 Sedang

4 27.7 – 34.8 Tinggi

5 34.8 ke atas Sangat Tinggi

30
SKORING
SKORE = 20 (KELAS LERENG) + 15 (KELAS TANAH) + 10
(KELAS INTENSITAS HUJAN)
SKORE 175 ke atas = Hutan Lindung
SKORE 125 – 174 = Hutan Produksi Terbatas
SKORE < 125 = Hutan Produksi Biasa/HPK
Kriteria tambahan untuk hutan lindung :
Kawasan hutan yang mempunyai lereng lapangan 40% atau lebih
Kawasan hutan yang berada pada ketinggian 2000 meter atau lebih di atas
permukaan laut
Kawasan hutan yang mempunyai tanah sangat peka terhadap erosi dengan
lereng lapangan lebih dari 15%
Kawasan hutan yang merupakan daerah resapan air 31
Kawasan hutan yang merupakan daerah perlindungan pantai
PEMBENTUKAN WILAYAH
PENGELOLAAN HUTAN
Wilayah Pengelolaan :
 Tingkat Provinsi
 Tingkat Kabupaten/Kota
 Tingkat Unit Pengelolaan Hutan  Kesatuan
Pengelolaan Hutan (KPH)

32
KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN
PP No. 6/2007
 KPH : wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi
pokok dan peruntukannya, yang dapat dikelola
secara efisien dan lestari.
 KPH menurut fungsi utamanya :
a. KPH Konservasi (KPHK)
b. KPH Lindung (KPHL)
c. KPH Produksi (KPHP)
 Dalam satu KPH dapat terdiri dari lebih satu
fungsi hutan, penamaannya tergantung fungsi yg
dominan

33
PENYUSUNAN RENCANA KEHUTANAN
Rencana Kehutanan :
 Tingkat nasional
 Tingkat Provinsi
 Tingkat Kabupaten/Kota
Rencana Kehutanan meliputi aspek pengurusan hutan :
 Perencanaan kehutanan,
 Pengelolaan hutan,
 Penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan,
serta penyuluhan kehutanan, dan
 Pengawasan. 34
TERIMAKASIH
ATAS
PERHATIANNYA

35

Anda mungkin juga menyukai