Oleh
PUTRI KHAIRANI
1954251084
C. PROSEDUR
1. Kunjungi TPK yang terdekat dari lokasi pratek
2. Dapatkan informasi dari pertugas perihal TPK tersebut yang mencakup: nama,
lokasi tipe, pengorganisasian, daya tampung dan informasi lain yang relevan
3. Dapatkan penjelasan mengenai aliran kayu yang masuk ke TPK mulai gerbang
TPK hingga kayu diambil oleh konsumen ikuti pula system
pencatatan/administrasi kayunya.
4. Pelajari system pengukuran pengujian kayu dan ikuti secara cermat aplikasi
pengukuran dan pengujian kayu.
5. Mintalah pada petugas penguji kayu untuk memperagakan pengukuran dan
pengujian kayu (2-3) batang.
6. Periksalah contoh kapling yang telah tersusun, mintalah keterangan pada petugas
tentang tata cara ketentuan penyusunan kapling.
D. HASIL
Pada Kegiatan Praktik Pengelolaan Hutan Lestari kali ini kami melakukan perjalanan ke
Tempat penimbunan kayu (TPK) Randublatung I yang berada di daerah jalan raya cepu-
randublatung. TPK Randublatung memiliki luas 10,8 ha dengan jenis kayu yang berada di TPK
tersebut adalah jenis kayu jati (Tectona grandis) dan Mahoni. TPK Randublatung memiliki 3
fungsi yaitu :
1. Fungsi penerimaan
2. Tempat penimbunan kayu
3. Tempat penjualan (melalui penjualan online, kantor lelang)
Pada TPK Randublatung terdapat beberapa tumpukan kayu yang ditumpuk berdasarkan
kapling kelas Panjang, kelas mutu, kelas diameter. Proses kegiatan yang ada di TPK
Randublatung sampai hingga ke penjualan (konsumen) Penerimaan, pengukuran, pengujian,
entire, kapling (yang disusun berdasarkan kelas Panjang, mutu dan diameter) hingga ke
konsumen. Dalam kegiatan pengukuran Panjang menggunakan kelipatan 10 serta dalam
menetukan mutu kegiatan yang dilakukan adalah mengamati dan menghitung cacat-cacat yang
terdapat pada kayu tersebut.
TPK Randublatung berkapasitas 15.000 m3. TPK ini tidak hanya menampung kayu hasil
tebangan namun juga menampung kayu bencana, kayu titipan dan kayu sitaan. Ada 3 KPH
pemasok yaitu Blora, Randublatung dan Cepu. TPK Randublatung masuk ke kelas B dalam
administrasi kayu terdapat 2 elemen kayu yaitu DK 301- DK 308. Proses kayu datang
didokumentasikan DK 304 (kayu angkutan). Administrasi paling penting adalah log. Setelah log
kayu diterima akan langsung diberi tandai. Fungsi dilakukannya administrasi adalah
mengamankan kepemilikan kayu, fungsi pengumpulan informasi. Tabel volume diambil dari
data-data di TPK. Pertimbangan pemilihan loaksi TPK yaitu aksesibilitas, terjangkau dalam
segala hal, dekat kereta api dan berada di tengah-tengah pemasok utama kayu Jati dari berbagai
daerah.
Aspek penerimaan kayu tebangan perlu dilakukan administrasi yang berguna dalam
pengamana kayu, beberapa syarat untuk kayu masuk perlu adanya pengujian. Pengujian
(grading) yaitu menggolongkan kayu kedalam kelas-kelas atau kualitas (garde) sesuai tinggi
rendahnya nilai kayu tersebut untuk pemakaian tertentu (Puluhulawa, 2018). Sedangkan
pengukuran (sacling) yaitu suatu kegiatan dalam rangka menetapkan panjang, diameter bontos
dan isis kayu yang terkandung didalamnya, dan digolongkan dalam sortimen kelas A1, A2 atau
A3 (Widiyanto et al.,, 2018). Dalam pengujian yang perlu dilakukan yaitu :
Sifat fisik kayu merupakan salah satu sifat dasar kayu yang dijadikan patokan dalam
menilai mutu kayu (Lukmandaru et al.,, 2018). Mutu kayu yaitu pengolongan kayu secara visual
terkait dengan kualitas muka kayu, seperi : cacat kayu, kelurusan batang dan volume kayu
(Khairil, 2017). Dalam menentukan mutu kayu kita dapat melihat matrik persyaratan mutu kayu
bulat pada buku penguji bapak Supardi. Mutu kayu memiliki 6 tingkatan yaitu:
a. U : Utama
b. P : Pertama
c. D : Kedua
d. M : Keempat
e. L : Kelima
Kelas mutu diberikan tanda pada masing-masing log kayu, dengan tanda mutu kayu sebagai
berikut:
. :1
.. :2
- :3
+ :4
++ :5
4. Status kayu
Hara yaitu digunakan untuk kayu pertukangan seperti meuble dan kusen . Veneer kayu
yaitu lembaran kayu yang kerap menjadi pilihan sebagai material finishing baik untuk perabot
ataupun material mentah seperti papan kayu lapis ataupun papan kayu blockboard untuk
membantu permukaan material tersebut menjadi lebih rata (Asmunriyan, 2015) dan Kayu
berstatus Industri untuk bahan baku pembuatan meubel dan kusen maupun flooring. Kayu log
juga diberikan keterangan kayu sortimen :
Hara : d= 25 up, panjang 0,70m
Veneer : d= 35 up, panjang 2,4-2,9m
Industri: d= 22 up, panjang 0,70m
Pada Kegiatan Praktik Pengelolaan Hutan Lestari kali ini kami melakukan perjalanan ke
Tempat penimbunan kayu (TPK) Randublatung I yang berada di daerah jalan raya cepu-
randublatung. TPK Randublatung memiliki luas 10,8 ha dengan jenis kayu yang berada di TPK
tersebut adalah jenis kayu jati (Tectona grandis) dan Mahoni. TPK Randublatung memiliki 3
fungsi yaitu : Fungsi penerimaan, Tempat penimbunan kayu dan Tempat penjualan (melalui
penjualan online, kantor lelang)
Pada TPK Randublatung terdapat beberapa tumpukan kayu yang ditumpuk berdasarkan kapling
kelas Panjang, kelas mutu, kelas diameter. Proses kegiatan yang ada di TPK Randublatung
sampai hingga ke penjualan (konsumen) Penerimaan, pengukuran, pengujian, entire, kapling
(yang disusun berdasarkan kelas Panjang, mutu dan diameter) hingga ke konsumen. Dalam
kegiatan pengukuran Panjang menggunakan kelipatan 10 serta dalam menetukan mutu kegiatan
yang dilakukan adalah mengamati dan menghitung cacat-cacat yang terdapat pada kayu tersebut.
2. Saran
Pada TPK Randublatung diperlukan penambahan pekerja karena lokasi yang luas
dan dan permintaan barang masuk dan keluar yang selalu ada setiap hari agar lebih
efesien.
LAMPIRAN