Anda di halaman 1dari 61

PEMBUKAAN WILAYAH HUTAN

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat
dapat :
1. Menjelaskan tujuan dan fungsi pembukaan
wilayah hutan
2. Menjelaskan kriteria, indikator dan parameter
penilaian pembukaan wilayah hutan
3. Mengetahui jenis dan syarat base camp
4. Mengetahui jenis dan syarat jalan hutan
5. Mengetahui perbedaan TPn dan TPK
1. TUJUAN DAN FUNGSI PWH
Tujuan pembelajaran:

Peserta diklat ini dapat menjelaskan tujuan dan


fungsi pembukaan wilayah hutan
Pengertian PWH
PWH adalah salah satu kegiatan pengelolaan
hutan yang menyediakan prasarana/
infrastruktur untuk melancarkan kegiatan
pengelolaan hutan, sehingga dapat terwujud
pengelolaan hutan lestari.
Tujuan PWH
Untuk mempermudah kegiatan penataan hutan,
tindakan-tindakan pembinaan hutan
(penanaman, pemeliharaan, penjarangan),
pencegahan terhadap gangguan hutan dan
pemanenan hasil hutan terutama penyaradan
dan pengangkutan kayu.
Acuan Normatif
1. Permenhut No. P.11/Menhut-II/2009 Tentang Sistem
Silvikultur Dalam Areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu Pada Hutan Produksi
2. Permenhut No. 65/Menhut-II/2014 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.11/MENHUT-II/2009
3. Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan
Nomor : P.9/VI/BPHA/2009 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Sistem Silvikultur Dalam Areal Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Produksi
Sistem Silvikultur

1. TPTI
2. TPTJ
PWH
3. TR
4. THPB
PWH (TPTI/TPTJ)
1. Prinsip
Efisien, efektif, tertib, dan ramah lingkungan.
2. Perencanaan
1) Buat rencana PWH berdasarkan peta blok RKT.
2) Buat rencana trace jalan angkutan dan jalan sarad
berdasarkan peta kontur hasil ITSP/Hsl Inv.Ht.
3) Buat rencana lokasi base camp, TPK, Tpn, pondok kerja, dan
lain-lain.
3. Pelaksanaan
Buat Prosedur Operasi Standar (POS) Kerja PWH berdasarkan
prinsip di atas.
PWH (TR)
1. Prinsip
Efisien, efektif, tertib, dan ramah lingkungan.
2. Perencanaan
a. Buat rencana lokasi base camp, TPK, TPn, pondok kerja, dan lain-lain.
b. Buat rencana jaringan jalan sarad pada setiap TPn, rencana jalan
utama dan jalan cabang.
c. Plotting semua calon rumpang untuk tahun berjalan (Ro) dan calon
rumpang untuk setengah umur daur berikutnya (Ro+½daur) pada
jaringan jalan sarad.
d. Siapkan daftar ukur yang diperlukan untuk mencatat hasil risalah.
e. Buat peta rencana risalah skala 1 : 5.000.
3. Pelaksanaan
Buat Prosedur Operasi Standar (POS) Kerja untuk PWH berdasarkan
prinsip di atas.
PWH THPB
1. Prinsip: Efisien, efektif, tertib, dan ramah lingkungan.
2. Perencanaan
1) Buat rencana PWH berdasarkan peta blok RKT.
2) Buat rencana trace jalan angkutan dan jalan inspeksi.
3) Buat rencana lokasi base camp, TPK, Tpn, pondok
kerja, dan lain-lain.
3. Pelaksanaan
Buat Prosedur Operasi Standar (POS) Kerja untuk PWH
berdasarkan prinsip di atas.
2. KRITERIA, INDIKATOR DAN PARAMETER
PENILAIAN PEMBUKAAN WILAYAH HUTAN
Tujuan pembelajaran:
Peserta diklatdapat menjelaskan kriteria,
indikator dan parameter penilaian pembukaan
wilayah hutan
KRITERIA DAN INDIKATOR

ASPEK
EKOLOGIS
KRITERIA
ASPEK
DAN
EKONOMIS
INDIKATOR

ASPEK SOSIAL
Aspek Ekologis:

a. Kerusakan tegakan tinggal


b. Alur atau sungai
c. Erosi
d. Nilai estetika
e. Biodiversity
Aspek Ekonomis:

a. Keuntungan (Rp/M3)
b. Biaya pembuatan jalan (Rp/M3)
c. Biaya operasional pengangkutan (Rp/M3)
Aspek Sosial:
a. Pencurian kayu
b. Mobilitas masyarakat sekitar kawasan hutan
c. Akses ke dalam hutan
d. Pendapatan masyarakat
PERTIMBANGAN PEMBANGUNAN PWH

Aspek Teknis

Aspek Ekonomis
PERTIMBANGAN
PEMBANGUNAN
PWH
Aspek Ekologis

Aspek Sosial
Budaya
Aspek Teknis
a. Sifat penggunaan prasarana PWH
(Permanen/semi permanen/tidak permanen)
b. Kapasitas daya dukung jalan angkutan kayu
(tinggi/rendah)
c. Kepadatan dan jalur lalu lintas pengangkutan
(km/ha)
d. Arah transport, jangkauan dan kecepatan
transport.
Aspek Ekonomis
a. Besarnya investasi PWH
b. Biaya pembuatan dan pemeliharaan jalan
angkutan
c. Biaya pengangkutan kayu
d. Biaya tenaga kerja dan biaya-biaya lainnya
Aspek Ekologi:
a. Kerusakan terhadap lingkungan
b. Kerusakan bentang alam
c. Bahaya erosi dan longsor
d. Penurunan kualitas air
e. Sedimentasi.
Aspek Sosial Budaya:
a. Fungsi prasarana PWH sebagai infrastruktur umum
b. Pengembangan social ekonomi
c. Membuka daerah yang terisolir
d. Sebagai pionir pengembangan wilayah
e. Pengembangan sosial ekonomi
f. Meningkatkan akses masyarakat sekitar hutan terhadap
hasil hutan non kayu Memperhatikan tempat-tempat
yang dianggap keramat dan kemungkinan hutan yang
berfungsi sebagai tempat rekreasi
Bentuk-bentuk Kegiatan PWH
a. Jaringan jalan angkutan
b. Jembatan dan gorong-gorong
c. Base Camp
d. Tempat Pengumpulan Kayu (TPN)
e. Tempat Penimbunaan Kayu (TPK)
f. Menara Pengawas
g. Dan lain sebagainya
Parameter Penilaian PWH
a. Kerapatan jalan (WD): L/F dlm satuan M/Ha.
L m 
WD   
F  ha 

Dimana L: panjang jalan, F: luas hutan

WA= 10.000/WD
Dimana WA: Spasi jalan
Parameter Penilaian PWH
b. Spasi jalan (WA): Jarak rata-rata antar jl
angkutan kayu
Parameter Penilaian PWH
c. Persen PWH (E):
Fer
E %   100%
F

d. Jarak sarad rata-rata (Reo):

WA 2500
Reo  atau Reo 
4 WD
Parameter Penilaian PWH
Faktor koreksi jarak sarad
Ret
Tcorr 
Rem
Faktor koreksi jarak jalan angkutan
Ret
Vcorr 
Reo
Dimana Ret: jarak sarad rata-rata sebenarnya
Rem: jarak sarad rata-rata terpendek
Faktor Koreksi PWH
KG  Vcorr  Tcorr
LATIHAN 1
Luas wilayah PT. Arfani Roda Mas
adalah 10.000 ha dengan luas areal
yang dilindungi 2.000 ha. Panjang
jalan utama dan jalan cabang
berturut-turut 75 Km dan 125 Km.
Tentukan jarak sarad rata-rata secara
teoritis (Reo) pada wilayah tersebut!
• Jawaban:
• Luas areal produktif adalah 10.000 – 2000 ha =
8000 ha
• Panjang jalan = 75 + 125 km = 200 km =
200,000 m
• Kerapatan (WD) = 200,000/8000 = 25 m/ha
• Jarak sarad rata–rata secara teoritis(Reo)=
2500/WD = 2500/25 = 100 m
LATIHAN 2
Hitunglah faktor koreksi PWH (KG) jika panjang
jalan induk 40 km, panjang total jalan
cabang 5 km dan panjang total jalan sarad
5000 m. Luas areal produktif 20.000 ha
dengan jarak sarad rata-rata sebenarnya di
lapangan 400 m dan jarak sarad rata-rata
terpendek di lapangan 200 m
Jawaban:
Diketahui
F = 20.000 Ha Ret = 400 m
L = 40.000 + 5.000 + 5000 =50.000 m Rem = 200 m
Hitunglah KG?
Jawab
KG = V corr x T corr
Vcorr = Ret / Reo
Reo = 2500 / WD
WD = L/F = 50.000 / 20.000 = 2,5 m/ha
Reo = 2500 /2,5 = 1000 m
Vcorr = 400 / 1000 = 0,4
T corr = Ret / Rem = 400 / 200 = 2
Jadi KG = 0,4 x 2 = 0,8
3. JENIS DAN SYARAT BASE CAMP
Tujuan Pembelajaran:

Peserta diklat dapat mengetahui jenis dan syarat


base camp
Tujuan pembangunan BC
1. Sebagai kantor yang melayani pelaksanaan
semua kegiatan di lapangan, gudang bengkel
tinggal karyawan
2. Sebagai tempat mengatur administrasi
pengusahaan hutan di lapangan
3. Sebagai tempat perencanaan, penyediaan dan
pengendalian supply logistic, bahan bakar,
suku cadang dan peralatan pengelolaan hutan
dan lain-lain.
Jenis-jenis BC
1. BC Induk: Strategis, permanen, fasilitas relatif
lengkap
2. BC cabang: dalam blok RKL, semi permanen, fasilitas
lebih sedikit
3. Camp tarik: Pindah-pindah (dg ditarik traktor) sesuai
petak tebang, bangunan sementara, fasilitas minim.
4. BC pembinaan hutan: permanen, di lokasi
pembinaan ht (persemaian), ada gudang/tt
karyawan.
Base Camp di PT.X di Kaltim
4. JENIS DAN SYARAT JALAN HUTAN

Tujuan Pembelajaran:
Peserta diklat dapat mengetahui jenis dan syarat
jalan hutan
JALAN HUTAN

Jalan di
Tanah Kering
Jalan Hutan
Rawa
Jalan di Tanah Kering
• Pada lahan yang datar
• Pada lahan berbukit
Tipe Jalan berdasarkan Lokasi
1. Jalan lembah
2. Jalan punggung
3. Jalan kontur
Jenis-jenis Jalan dalam Jaringan
1. Jalan koridor: > 20-40 km/jam
2. Jalan utama: 20-40 km/jam
3. Jalan cabang: 12-25 km/jam
4. Jalan ranting: dari TPN ke jl cabang
5. Jalan sarad: 5-10 km/jam.
Jalan di Lahan Rawa
1. Jalan hutan
2. Jalan induk rel
3. Jalan cabang rel
4. Jalan sarad hutan rawa (kuda-kuda)
Spesifikasi Jalan Rel
1. Bahan untuk membuat konstruksi jalan rel terdiri
atas rel besi, paku rel, besi sambungan, mur, baut
dan kayu bantalan
2. Bagian atas berupa rel besi dengan spesifikasi :
a. Panjang : 6 m
b. Tinggi : 6,5 m
c. Berat : 7 kg/cm
d. Lebar badan rel bagian atas : 4 cm
e. Lebar badan rel bagian bawah : 6 cm
f. Jarak antara lajur rel dengan rel : 80 cm
3. Konstruksi bagian atas dari bantalan kayu adalah sebagai
berikut
a. Tersusun atas 1 -5 lapisan bantalan kayu, tergantung kondisi
medan
b. Jarak rata-rata bantalan kayu melintang pada lapisan ganjil
c. Lapisan I : 0,30 m – 0,70 m
d. Lapisan III : 1,00 m – 1,80 m
e. Lapisan V: 1,70 m – 2,00 m
f. Jarak rata-rata antara bantalan kayu yang searah rel pada lapisan
genap
g. Lapisan II: 0,90 m
h. Lapisan IV : 1,10 m
4. Ukuran bantalan jalan rel:
a. Jari-jari panjang: 110 – 220 cm, diameter 10 – 20 cm
b. Bujur panjang : 350 – 860 cm, diameter 12 – 30 cm
c. Galang panjang : 150 – 350 cm, diameter 12 - 40 cm
d. Sepatu panjang : 330 – 360 cm, diameter 17 – 40 cm
e. Laci-laci panjang : 330 – 360 cm, diameter 17 – 26 c

5. Kebutuhan kayu bulat bantalan per km:


f. Lapisan I : 15 – 45 m3
g. Lapisan II: 40 – 80 m3
h. Lapisan III :30 – 70 m3
i. Lapisan IV : 25 – 55 m3
j. Lapisan V: 53 – 85 m3
4. PERBEDAAN TPN dan TPK
Tujuan Pembelajaran:

Peserta didik ini dapat mengetahui perbedaan


TPN dan TPK
Beberapa istilah
1. TPn
2. TPN antara
3. TPN
4. TPK antara
5. TPK Akhir
• Tempat Penumpukan Kayu (TPn) adalah
tempat untuk menumpuk kayu hasil
penyaradan dari petak tebangan yang
kemudian kayu tersebut siap untuk diangkut
ke tujuan akhirnya, misalnya tempat
penimbunan kayu di hutan, atau di industri
• TPN antara adalah tempat pengumpulan kayu yang
lokasinya berada di dalam tegakan yang sedang
dipanen, yang berfungsi untuk mengefisiensikan
penyaradan (meningkatkan produktivitas penyaradan)
dan meminimalkan kerusakan tanah dan tegakan
tinggal akibat penyaradan

• TPN adalah tempat pengumpulan kayu di tepi jalan


angkutan yang berfungsi untuk menampung kayu yang
disarad dari dalam tegakan.
• TPK antara adalah tempat penimbunan kayu
yang dibuat di antara rute pengangkutan kayu
dari TPN ke TPK akhir.
• TPK akhir adalah tempat penimbunan kayu
terakhir pada modus pengangkutan kayu
lewat
TPK PT X di Kaltim
PETAK
Petak menurut FAO Adalah satuan lahan hutan
yang bersifat permanen dan secara geografis
dapat dikenali yang dipakai sebagai dasar
untuk perencanaan, penentuan kegiatan,
implementasi, monitoring dan pencatatan
kegiatan hutan. Areal yang dikelola dengan
tujuan berbeda atau memiliki fungsi atau nilai
yang berbeda harus dibuatkan petak
tersendiri.
Pembuatan Petak
• Batas petak sejauh mungkin berupa batas alam
seperti sungai, alur, punggung bukit, lembah,
atau jalan yang permanen.
• Sejauh mungkin memiliki tipe hutan seragam dan
secara fisik dapat dikenali.
• Petak diberi nomor permanen, berurutan
biasanya mulai dari lokasi kantor pusatnya.
• Ukuran tidak terlalu luas sehingga tidak perlu
dibagi lagi menjadi anak petak (luas 100-500Ha).
Pencatatan Petak
• Petak harus memiliki rekaman yang terpelihara
• Rekaman petak berisi 4 hal penting yaitu:
– Ringkasan kondisi tempat tumbuh: tanah, kelerengan,
curah hujan)
– Data inventarisasi sebelum pemanenan (spesies, jumlah
dan volume pohon yang terbagi dalam kelas diameter)
– Tanggal dan detil data pemanenan dan tindakan
silvikultur (tebang pilih, penjarangan, pengayaan, dll).
– Data inventarisasi setelah pemanenan (semai, tiang,
pancang, pohon inti).

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai