Anda di halaman 1dari 36

PENGUKUHAN, PENATAGUNAAN KAWASAN

HUTAN, DAN PENATAAN RUANG DALAM


SISTEM PERENCANAAN KEHUTANAN
INDONESIA

Disusun oleh :
Tim Pengajar Manajemen Hutan
2011

SISTEM PERENCANAAN
KEHUTANAN INDONESIA

PENGUASAAN HUTAN
UU 41/1999 Pasal 4 :
Semua hutan di dalam wilayah Republik Indonesia termasuk
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya DIKUASAI oleh
Negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Penguasaan hutan oleh Negara memberi wewenang
PENGURUSAN HUTAN kepada Pemerintah untuk :
a. mengatur dan mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan
hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan;
b. menetapkan status wilayah tertentu sebagai kawasan hutan atau
bukan kawasan hutan; dan
c. mengatur dan menetapkan hubungan-hubungan hukum antara
orang dengan hutan, serta mengatur perbuatan-perbuatan hukum
mengenai kehutanan.

HIRARKHI PENGURUSAN HUTAN MENURUT UU 41/1999


HUTAN DAN ISINYA DIKUASAI NEGARA DIURUS OLEH PEMERINTAH
1. PENGURUSAN HUTAN
1.1. Perencanaan Kehutanan
1.2. Pengelolaan hutan
1.3. Litbang, diklat, & Penyuluhan
1.4. Pengawasan

1.1. PERENCANAAN KEHUTANAN


1.1.1. Inventarisasi hutan,
1.1.2. Pengukuhan kawasan hutan,
1.1.3. Penatagunaan kawasan hutan,
1.1.4. Pembentukan wil. pengelolaan hutan,
1.1.5. Penyusunan rencana kehutanan.

1.1.1. INV HUTAN


Inv. hutan tingkat nasional,
Inv. hutan tingkat wilayah,
Inv. hutan tingkat DAS,
Inv. hutan tingkat UP

1.1.2. PENGUKUHAN
KWS HTN
Penunjukan kws hutan
Penataan batas kws hutan
Pemetaan kws hutan,
Penetapan kws hutan

1.2. PENGELOLAAN HUTAN


1.2.1. Tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan,
1.2.2. Pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan,
1.2.3. Rehabilitasi dan reklamasi hutan,
1.2.4. Perlindungan hutan dan konservasi alam.

1.1.3. PENATAGUNAAN
KWS HTN

1.1.4. PEM WIL PH

Penetapan Fungsi Kws Hutan


Penetapan Penggunaan Kws Hutan

Tingkat Nasional
Tingkat Provinsi
Tingkat Kab/Kota

Perencanaan kehutanan
Perencanaan kehutanan adalah proses penetapan

tujuan, penentuan kegiatan dan perangkat yang


diperlukan dalam pengurusan hutan lestari untuk
memberikan pedoman dan arah guna menjamin
tercapainya tujuan penyelenggaraan kehutanan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang
berkeadilan dan berkelanjutan.

Tujuan perencanaan kehutanan adalah

mewujudkanpenyelenggaraan kehutanan yang efektif


dan efisien untuk mencapai menfaat fungsi hutan yang
optimum dan lestari.

Ruang lingkup perencanaan


kehutanan
Perencanaan kehutanan meliputi kegiatan :

Inventarisasi hutan
Pengukuhan kawasan hutan
Penatagunaan kawasan hutan
Pembentukan wilayah pengelolaan hutan
Penyusunan rencana kehutanan

Perencanaan kehutanan dilaksanakan :


Secara transparan, partisipatif dan bertanggung-gugat
Secara terpadu dengan memperhatikan kepentingan nasional,
sektor terkait dan masyarakat serta mempertimbangkan aspek
ekonomi, ekologi, sosial budaya dan berwawasan global
Dengan memperhatikan kekhasan dan aspirasi daerah termasuk
kearifan tradisional

Inventarisasi Hutan
Pengertian :
Inventarisasi hutan adalah kegiatan yang dilaksanakan
untuk mengetahui dan memperoleh data serta
informasi tentang sumberdaya, potensi kekayaan alam
hutan serta lingkungannya secara lengkap.
Kegiatan inventarisasi hutan terdiri dari :
Inventarisasi hutan tingkat nasional
Inventarisasi hutan tingkat wilayah
Inventarisasi hutan tingkat Daerah Aliran Sungai; dan
Inventarisasi hutan tingkat unit pengelolaan

Pengukuhan kawasan hutan


Pengukuhan kawasan hutan adalah kegiatan yang berhubungan

dengan penataan batas suatu wilayah yang telah ditunjuk sebagai


wilayah hutan guna memperoleh kepastian hukum mengenai
status dan batas kawasan hutan.

Pengukuhan kawasan hutan bertujuan untuk terwujudnya

kepastian hukum mengenai status, batas dan luas wilayah hutan.

Pengukuhan kawasan hutan dilakukan melalui tahapan kegiatan

sebagai berikut :

penunjukan kawasan hutan


penataan batas kawasan hutan
pemetaan kawasan hutan, dan
penetapan kawasan hutan

Penatagunaan kawasan hutan


Penatagunaan kawasan hutan adalah rangkaian

kegiatan dalam rangka menetap-kan fungsi dan


penggunaan kawasan hutan. Penatagunaan
kawasan hutan dibuat berdasarkan hasil
pengukuhan kawasan hutan.
Penatagunaan kawasan hutan meliputi kegiatan

penetapan fungsi kawasan hutan dan penggunaan


kawasan hutan

Pembentukan wilayah pengelolaan


hutan

Pembentukan wilayah pengelolaan hutan adalah kegiatan

yang bertujuan membentuk unit-unit pengelolaan hutan


dengan mempertimbangkan karakteristik lahan, tipe hutan,
fungsi hutan, kondisi DAS, sosial budaya, ekonomi,
kelembagaan masyarakat setempat termasuk masyarakat
hukum adat dan batas administrasi pemerintahan.

Pembentukan wilayah pengelolaan hutan dilaksanakan

untuk tingkat propinsi, kabupaten/kota dan tingkat unit


pengelolaan.

Pembentukan wilayah pengelolaan hutan bertujuan untuk

mewujudkan pengelolaan hutan efisien dan lestari.

Unit/kesatuan pengelolaan hutan


Unit pengelolaan hutan dibentuk berdasarkan
kriteria dan standar yang ditetapkan oleh Menteri,
terdiri dari :
Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK)
Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL)
Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP)

Penyusunan rencana kehutanan


Penyusunan rencana kehutanan merupakan kegiatan

menyusun dokumen perencanaan pembangunan


kehutanan menurut jangka waktu perencanaan, skala
geografis dan menurut fungsi pokok kawasan hutan.

Berdasarkan skala geografis, rencana kehutanan meliputi

tingkat nasional, tingkat propinsi dan tingkat kabupaten.

Berdasarkan fungsi pokok kawasan hutan, rencana

kehutanan disusun untuk hutan konservasi, produksi dan


hutan lindung.

Berdasarkan jangka waktu pelaksanaannya, rencana

kehutanan meliputi jangka panjang, menengah dan


pendek.

Substansi rencana kehutanan

Rencana kehutanan meliputi seluruh aspek


pengurusan kehutanan yang mencakup kegiatan
penyelenggaraan :
Perencanaan kehutanan
Pengelolaan hutan
Penelitian dan pengembangan pendidikan dan
latihan, penyuluhan kehutanan
Pengawasan.

PENGUKUHAN
KAWASAN HUTAN

Penetapan Kawasan Hutan


Penetapan kawasan hutan adalah suatu penegasan
tentang kepastian hukum mengenai status, batas dan luas
suatu kawasan hutan menjadi kawasan hutan tetap yang
didasarkan atas Berita Acara Tata Batas Kawasan Hutan
dan Peta Tata Batas Kawasan Hutan yang telah temu
gelang. Dalam hal masih terda-pat hak-hak pihak ketiga
yang belum diselesaikan, maka kawasan hutan ter-sebut
ditetapkan oleh Menteri dengan membuat penjelasan hakhak yang ada di dalamnya untuk diselesaikan oleh Panitia
Tata Batas yang bersangkutan.

PENATAGUNAAN
KAWASAN HUTAN

PENATAGUNAAN KAWASAN HUTAN


UU 41/1999 Pasal 16
Berdasarkan hasil pengukuhan kawasan hutan
Pemerintah menyelenggarakan penatagunaan
kawasan hutan.
Penatagunaan kawasan hutan meliputi kegiatan
penetapan fungsi dan penggunaan kawasan hutan.
Penatagunaan kawasan hutan adalah rangkaian
kegiatan dalam rangka menetapkan fungsi dan
penggunaan kawasan hutan.

PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN


Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan
pembangunan di luar kegiatan kehutanan hanya
dapat dilakukan di dalam kawasan hutan produksi
dan kawasan hutan lindung dan diatur dengan
keputusan Presiden.

Apa pengertian ?
Pengurusan hutan
Pengelolaan hutan
Penatagunaan kawasan hutan
Penggunaan kawasan hutan
Pemanfaatan kawasan hutan
Penataan Ruang Wilayah
Penataan hutan/tata hutan
Pengukuhan kawasan hutan
Penunjukan kawasan hutan
Penataan batas kawasan hutan
Pemetaan kawasan hutan
Penetapan kawasan hutan
Hutan Lindung dan kawasan Lindung
Hutan negara, hutan hak, hutan adat

PENETAPAN FUNGSI HUTAN


Berdasarkan fungsinya, kawasan hutan terdiri dari :
Hutan Konservasi, yang terdiri dari:

a.

Kawasan Suaka Alam (KSA) terdiri dari : Cagar Alam dan


Suaka Margasatwa
b. Kawasan Pelestarian Alam (KPA) terdiri dari : Taman Nasional,
Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam
c. Taman Buru
Hutan Lindung
Hutan Produksi, yang terdiri dari :

a.
b.
c.

Hutan Produksi Terbatas


Hutan Produksi Biasa
Hutan Produksi yang dapat dikonversi

BATASAN FUNGSI HUTAN


Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang

mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa


serta ekosistemnya.
Kawasan hutan suaka alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman
tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah
sistem penyangga kehidupan.
Kawasan hutan pelestarian alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang
mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
Taman buru adalah kawasan hutan yang ditetapkan sebagai tempat wisata
berburu.
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai
perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah
banjir, mengendalian erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan
tanah.
Hutan produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok
memproduksi hasil hutan

TAMAN BURU
Batasan :
Taman buru adalah kawasan hutan yang ditetapkan

sebagai tempat wisata berburu.

Kriteria :
Areal yang ditunjuk mempunyai luas yang cukup dan

lapangannya tidak membahayakan; dan/atau

Kawasan yang terdapat satwa buru yang dikembangbiakan

sehingga memungkinkan perburuan secara teratur dengan


mengutamakan segi rekreasi, obyek dan kelastarian satwa

KRITERIA HUTAN LINDUNG


SK Mentan No. 837/Kpts/Um/11/1980
Kawasan hutan dengan faktor-faktor lereng, jenis tanah dan intensitas hujan

setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah


nilai (skore) 175 atau lebih

Kriteria mutlak HL jika menenuhi salah satu atau lebih :


Mempunyai lereng lapangan lebih besar dari 45%.
Tanah sangat peka terhadap erosi yaitu jenis lanah regosol, litosol, organosol dan

renzina dengan lereng lapangan lebih dari 15%.


Merupakan jalur pengamanan aliran sungai-air, sekurang-kurangnya 100 meter di

kanan-kiri sungai/aliran air tersebut atau 100 meter di sekeliling mata air tersebut:
Merupakan pelindung mata air, sekurang-kurangnya dengan jari-jari 200 meter di

sekeliling mata air tersebut;


Mempunyai ketinggian di atas permukaan laut 2.000 meter atau lebih;
Guna keperluan/kepentingan khusus, ditetapkan oleh Menteri Pertanian sebagai

hutan lindung.

KRITERIA HUTAN PRODUKSI


SK Mentan No. 683/Kpts/Um/8/1981
Hutan Produksi Terbatas

Kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan,
setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah
nilai antara 125-174, di luar kawasan lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian
alam dan taman buru.
Hutan Produksi Tetap

Kawasan hutan dengan faktor-faktor keles lereng, jenis tanah dan intensitas hujan,
setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah
nilai di bawah 125 di luar kawasan lindung, hutan suaka alam, hutan pelestarian
alam dan taman buru
Hutan Produksi yang Dapat Dikonversi

Kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan
setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah
nilai 124 atau kurang, di luar hutan suaka alam dan hutan pelestarian alam.
Kawasan hutan yang secara ruang dicadangkan untuk digunakan bagi
pengembangan transmigrasi, pemukiman, pertanian, perkebunan

SKORING KAWASAN HUTAN


SK Mentan No. 837/Kpts/Um/11/1980

Faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan skor


kawasan hutan :
a) Kelerengan lapangan,
b) Jenis tanah menurut kepekaannya terhadap erosi,
c) Intensitas curah hujan dari wilayah ybs.

Faktor Kelerengan
Kelas Lereng

Kelerengan

Keterangan

08%

Datar

8 15 %

Landai

15 25 %

Agak Curam

25 45 %

Curam

45 % atau lebih)*

Sangat Curam

)* Lereng sangat curam menurut Kepres 32/1990 menggunakan selang 40 % atau lebih

Faktor Jenis Tanah


Kelas Tanah

Jenis Tanah

Keterangan

Aluvial, Tanah Glei, Planosol, Hidromorf


Kelabu, Literit Air Tanah

Tidak Peka

Latosol

Agak Peka

Brown Forest Soil, Non Calcic Brown,


Mediteran

Kurang Peka

Andosol, Laterit, Grumosol, Podsol,


Podsolik

Peka

Regosol, Litosol, Organosol, Renzina

Sangat Peka

Faktor Intensitas Curah Hujan


Kelas Intensitas
Hujan

Intensitas Hujan
(mm/hari hujan)

Keterangan

s/d 13.6

Sangat Rendah

13.6 20.7

Rendah

20.7 27.7

Sedang

27.7 34.8

Tinggi

34.8 ke atas

Sangat Tinggi

SKORING
SKORE = 20 (KELAS LERENG) + 15 (KELAS TANAH) + 10 (KELAS
INTENSITAS HUJAN)
SKORE 175 ke atas

= Hutan Lindung

SKORE 125 174

= Hutan Produksi Terbatas

SKORE < 125

= Hutan Produksi Biasa/HPK

KAWASAN LINDUNG

KAWASAN LINDUNG
Kepres 32/1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung

Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi

utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup


sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya
bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan.

Pengelolaan Kawasan Lindung adalah upaya penetapan, pelestarian

dan pengendalian pemanfaatan kawasan lindung.

Kawasan Hutan Lindung (HL) dan Hutan Konservasi (HK) adalah

bagian dari kawasal lindung.

Kawasan lindung dapat berada di kawasan hutan (HK, HL, dan HP)

atau bukan kawasan hutan (APL).

Klasifikasi kawasan lindung


Kawasan yang Memberikan Perlindungan Kawasan

Bawahannya : kawasan hutan lindung, kawasan bergambut,


kawasan resapan air.
Kawasan Perlindungan Setempat : sempadan pantai, sempadan
sungai, kawasan sekitar danau/waduk, kawasan sekitar mata air.
Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya : kawasan suaka alam,
kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, kawasan pantai
berhutan bakau, taman nasional, taman hutan raya, taman wisata
alam, kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
Kawasan Rawan Bencana Alam

Tujuan dan Sasaran


Pengelolaan kawasan lindung bertujuan untuk

mencegah timbulnya kerusakan fungsi


lingkungan hidup.
Sasaran pengelolaan kawasan lindung adalah:
Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air,

iklim, tumbuhan dan satwa serta nilai sejarah dan


budaya bangsa;
Mempertahankan keanekaragaman tumbuhan,
satwa, tipe ekosistem, dan keunikan alam.

Batasan istilah
Kawasan Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas

yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun


bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta
memelihara kesuburan tanah.
Kawasan Bergambut adalah kawasan yang unsur pembentuk tanahnya
sebagian besar berupa sisa-sisa bahan organik yang tertimbun dalam waktu
yang lama.
Kawasan Resapan Air adalah daerah yang mempunyai kemampuan tinggi
meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akifer)
yang berguna sebagai sumber air.
Sempadan Pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai yang
mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi
pantai.
Sempadan Sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk
sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting
untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai.

Batasan istilah
Kawasan sekitar Danau/Waduk adalah kawasan tertentu di sekeliling

danau/waduk yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan


kelestarian fungsi danau/waduk.
Kawasan Sekitar Mata Air adalah kawasan di sekeliling mata air yang

mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata


air.
Kawasan Suaka Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik di

darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan


pengawetan keragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya.
Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan Lainnya adalah daerah yang

mewakili ekosistem khas di lautan maupun perairan lainnya, yang merupakan


habitat alami yang memberikan tempat maupun perlindungan bagi
perkembangan keanekaragaman tumbuhan dan satwa yang ada.
Kawasan Pantai Berhutan Bakau adalah kawasan pesisir laut yang

merupakan habitat alami hutan bakau (mangrove) yang berfungsi memberi


perlindungan kepada perikehidupan pantai dan lautan.

Batasan istilah
Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang akan dikelola

dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan ilmu


pengetahuan, pendidikan, pariwisata dan rekreasi.
Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian yang terutama

dimanfaatkan untuk tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa, alami atau


buatan, jenis asli dan/atau bukan asli, pengembangan ilmu pengetahuan,
pendidikan dan latihan, budaya, pariwisata dan rekreasi.
Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam di darat maupun di

laut yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.


Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan adalah kawasan yang

merupakan lokasi bangunan hasil budaya manusia yang bernilai tinggi


maupun bentukan geologi alami yang khas.
Kawasan Rawan Bencana Alam adalah kawasan yang sering atau

berpotensi tinggi mengalami bencana alam.

Anda mungkin juga menyukai