TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Hutan
adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam
satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Kawasan Hutan yaitu wilayah tertentu
serangkaian kaidah atau norma (tidak tertulis) dan peraturan (tertulis) yang hidup
baik yang tertulis ataupun tidak tertulis yang berkenaan dengan kegiatan –
14
Bambang Pamuladi, Hukum Kehutanan & Pembangunan Bidang Kehutanan, Cetakan 3
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), h. 233
15
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan. Pasal 1 ayat 2
16
Salim, Dasar- Dasar Hukum Kehutanan , Sinar Grafika , Jakarta ,1997, h. 6.
17
Ibid
32
33
Menurut Salim , dari dua defenisi hukum kehutanan tersebut ada ada tiga
rumusan hukum kehutanan, yaitu : (1) adanya kaidah hukum kehutanan, baik
yang tertulis maupun tidak tertulis ; (2) mengatur hubungan antara Negara dengan
hutan dan kehutanan ; dan (3) mengatur hubungan antara individu (perseorangan
memiliki nilai strategis, karena hutan sebagai modal pembangunan nasional dan
investasi internasional, karena memiliki manfaat yang nyata bagi kehidupan dan
ekonomi, secara seimbang dan dinamis. Untuk itu hutan harus diurus, dikelola dan
ketidaktahuan kepemilikan lahan secara tradisonal (adat) dan peranan hak adat
dalam memanfaatkan sumber daya alam; (d) program trasmigrasi; (e) pencemaran
industry dan pertanian hutan basah; (f) degradasi hutan bakau karena dikonversi
18
Ibid
19
Ibid
34
yangproporsional;
menjadi dua yaitu hutan negara dan hutan hak. Hutan negara adalah hutan yang
berada pada tanah yang tidak dibebani hak atas tanah. Menurut ketentuan pasal 5
ayat (2) hutan negara dapat berupa hutan adat, yaitu hutan negara yang berada
dalam wilayah masyarakat hukum adat. Ketentuan ini merupakan pengakuan atas
hak adat, walaupun pengakuan itu masi mensubordinasikan hutan adat sebagai
bagian dari hutan Negara.21 Hutan hak adalah hutan yang berada pada tanah yang
Sedangkan fungsi hutan dibagi atas tiga fungsi, yaitu fungsi konservasi,
20
Takdir Rahmadi, Hukum Lingkungan, Rajawali Pers, Jakarta, 2015 h. 158
21
Ibid.,
35
1. Hutan Konservasi
dengan ciri khas tertentu, baik darat maupun di perairan yang mempunyai
dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem
habitatnya.
tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa yang alami atau buatan, jenis
2. Hutan Lindung
tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi tanah, mencegah intrusi air
ekosistem dan sumber daya alam yang ada didalamnya dan masyarakat
keadaan dan sifat fisik wilayahnya perlu dibina dan dipertahankan sebagai
yaitu tata air, mencegah banjir dan erosi serta memelihara keawetan dan
tanah sehingga dapat tetap berjalan dan manfaatnya dapat dinikmati oleh
sebagai hutan lindung jika memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut:23
22
Undang-Undang No 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan
23
Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2004
38
lebih.
lebih.
c. Kawasan hutan yang berada pada ketinggian 2000 meter atau lebih di
d. Kawasan hutan yang mempunyai tanah sangat peka terhadap erosi dan
3. Hutan Produktif
industri dan ekspor. Hutan ini ditentukan dengan batas-batas suatu HPH
tetap (HP), Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan Produksi yang
dengan perlakuan cara tebang pilih maupun dengan cara tebang habis.
yang dipengaruhi faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan
nilai 124 atau kurang di luar hutan suaka alam dan hutan pelestarian
dan perkebunan.
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan alam (HPH) dan hutan
lingkungan, social, budaya dan ekonomi, yang seimbang dan lestari ; (c)
Masyarakat
24
Salim, Dasar- Dasar Hukum Kehutanan , Sinar Grafika , Jakarta ,1997, h.17.
41
dikatakan bahwa partisipasi memiliki arti yang sama dengan peran serta.
Kegiatan.
pendengar.
25
Dalam Skripsi Sunarto, (Peran Serta Masyarakat Dalam Pencegahan Dan
Penanggulangan Kebakaran Lahan ( Studi Kasus Kelompok Peduli Api di Kecamatan Rasau
Jaya Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat), ( Fakultas Hukum Universitas
Diponegoro, Semarang, 2008).
26
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/25604/Chapter%20II.pdf,
diakses pada tanggal 20 oktober
42
praktek pengelolaan hutan yang hanya berorientasi pada kayu dan kurang
pengelolaan yang berorientasi pada seluruh potensi sumber daya kehutanan dan
dilakukan oleh pemerintah dalam mengelola dan menata hutan, akan tetapi tidak
partisipasi, maka sebagian besar yang dimaksud ialah sikap tanggap masyarakat
arti investasi) modal, waktu, tenaga dan uang untuk tercapainya tujuan-tujuan
pembangun.
lingkungan hidup khususnya hutan perlu dibina dan dikembangkan dalam bidang
27
https://basomadiong.wordpress.com/2012/07/25/41/, diakses pada tanggal 20 oktober
2017 , jam 16:04
43
hutan
hutan
hutan .28
1. Lingkungan fisik, yaitu segala sesuatu disekitar kita berupa benda mati .
organisme hidup.
28
Undang –Undang Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Penecegahan dan Perusakan Hutan,
Pasal 61
44
masyarakat secara terus menerus harus didorong sadar lingkungan . Dengan sadar
nilai yang lebih dalam rangka menyelamatkan hutan yang ada disekitarnya, dan
dapat mecegah terjadinya perusakan sejak dini, sehingga luas hutan yang ada
dikutip salim, ilegal artinya tidak sah, dilarang atau bertentangan dengan
hukum, haram. Dalam bahasa ingris log artinya batang kayu atau
gergajian.
29
Joko Subagyo,Hukum Lingkungan, Rieneka Cipta,Jakarta,2005, h. 19
45
dua termilogi yaitu ilegal dan logging , ilegal yang berarti tidak sah dan
perizinan, apabila kegiatannya tidak ada izinnya atau belom ada izin atau
izin yang telah kadaluarsa, (2) praktik, apabila praktik tidak menerapkan
praktik logging yang tidak sah atau tidak sesuai aturan, (3) lokasi apabila
lokasi tidak dapat ditunjukan, (4) produksi kayu, apabila jenis kayu
sembarang jenis kayu, tidak ada batas diameter, tidak ada identitas kayu,
tidak ada tanda pengenal perusahan, (5) dokumen, apabila tidak ada
101,73 juta hektar dimana 59,62 % juta hektar berada dalam kawasan
hutan dan 42,11 juta hektar berada diluar kawasan hutan dengan laju
logging telah menjadi ledakan sebuah sistem perusakan hutan secara cepat,
dan Bank Dunia ditemukan data bahwa 78 % kayu yang beredar dari hutan
indonesia berasal dari praktik ilegal logging. Jelas, hal itu akan berdampak
46
dan deforestasi yang terus bertambah dengan analogi hitungan, setiap satu
menit hutan alam hilang seluas 6 kali lapangan bola, sungguh fenomena
dan nepotisme (5) lemahnya sistem harga kayu hasil tebangan liar yang
lebih murah.30
Indonesia merupakan suatu perbutan yang mulia, dan oleh karena itu
30
Supriadi,Hukum Kehutanan Hukum Perkebunan Di Indonesia,Sinar Grafika,Jakarta,
2011, h. 298-300
47
datang.31
yang terkait.
31
ibid
48
praktik penebangan liar dan penyelundupan, baik hasil hutan kayu maupun
flora dan fauna, (2) menciptakan lapangan kerja dan kesejahteraan kepada
kayu maupun flora dan fauna, (5) meningkatkan patroli antar sektor dan
anatar negara dan penertiban pintu ekspor, (6) melakukan pos audit dan
kayu maupun flora dan fauna secara tegas dan konsisten dan
nondiskriminasi.
49
tenaka kerja asing, baik penguasan hutan maupun penguasaan flora dan
fauna
d. Terhadap izin yang masih status quo agar segera ditetapkan statusnya,
e. Menertibkan industri yang tak jelas dan tidak memiliki perizinan dan
badan pada pelaku yang terbukti terlibat dalam praktik ilegal logging,
32
Supriadi, Hukum Kehutanan Hukum Perkebunan Di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,
2011, h.330-332
50
kebakaran hutan yang disebabkan oleh : (a) perbuatan manusia (b) daya
(1) huruf a, antara lain : (a) melakukan pembakaran tanpa izin atau (b)
,(b) daya daya alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, antara
lain akibat petir, gunung berapi, reaksi sumber daya alam dan gempa.
a. Pencegahan
b. Pemadaman
jawab gubernur.
bupati/ walikota.
hutan.33
33
Abdul muis yusuf, Hukum Kehutanan Di Indonesia, Riena Cipta, Jakarta , 2011, h. 207-
210
52
34
ibid
53
meluasnya kebakaran hutan setiap orang yang berada didalam dan diluar
hutan wajib: (a) melaporkan kejadian kebakaran hutan kepada kepala desa
kebakaran hutan.
hukum kepada siapa saja yang sengaja atau tidak sengaja melakukan
kebakaran.
pemilik hutan hak (ayat (2)). Kegiatan rehabilitasi diatur dalam pemerintah
tersendiri.
penggunaan kawasan hutan atau pemilik hutan hak bertanggung jawab atas
jawab pidana, (b) tanggung jawab perdata (C) membayar ganti rugi ,dan
Pasal 50, UU No.41 Tahun 1999 (1) setiap orang dilarang merusak
sarana dan prasarana perlindungan hutan. (2) setiap orang diberikan izin
2) 200 meter dari tepi mata air dari daerah kiri dan kanan sungai
didaerah jawa
35
Supriadi, Hukum Kehutanan Hukum Perkebunan Di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,
2011, h.449-450
55
d. Membakar hutan
menyimpan atau memiliki hasil hutan yang diketahui atau patut diduga
berasal dari kawasan hutan yang diambil atau dipungut secara tidak
sah.
berwenang.
j. Membawa alat-alat berat atau yang lazim atau patut diduga yang akan
yang berwenang.
56
satwa liar yang tidak dilindungi undang undang yang berasal dari
penggunaan izin yang bertentangan dengan maksud dan tujuan pemberian izin di
dalam kawasan hutan yang telah ditetapkan atau telah ditunjuk ataupu yang
tindakan mencegah atau tindakan menahan agar sesuatu tidak terjadi. Dengan
bisa terjadi atau kalaupun terjadi skalanya lebih kecil / lebih ringan
36
Undang – Undang No. 41 Tahun 1999 , Pasal 50
37
Undang –Undang Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Penecegahan dan Pemberantasan
Perusakan Hutan
57
yang dilakukan oleh individu/ kelompok dalam upaya menahan agar sesuatu tidak
dengan perilaku.
perlindungan hutan yaitu: usaha untuk mecegah dan membatasi kerusakan hutan,
kawasan hutan dan hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak,
menjaga hak hak Negara,masyarakat, dan perorangan atas hutan, kawasan hutan,
hasil hutan, dan investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan
hutan.38
38
PP No 45 Tahun 2004,Pasal 5 Tentang Perlindungan Hutan
58
dibidang kehutanan.
norma larangan melakukan pembakaran hutan tanpa izin dan norma larangan
habitat dan satwa. Selain itu perlindungan hutan dari kebakaran dilakukan dengan
39
Ibid
59
1. Pengamanan Kehutanan
kembali dengan waktu yang cukup lama dan biaya yang tidak sedikit .41
a. Polisi kehutanan
40
Takdir Ramadhi, Hukum Lingkungan di Indonesia,PT Raja Grafindo
Persada,Jakarta,2013, h. 180
41
Joko Subaghyo, Hukum Lingkungan Masalah dan Penanggulangannya, PT.Riena
Cipta, Jakarta 2005,h.1
60
hukumnya.
hukumnya .
kehutanan.
42
Undang undang No. 18 tahun 2013 pasal 1 angka 15
61
dibawah instansi kehutanan pusat dan daerah, yang oleh atas kuasa
Tentang konsevasi dan Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem dan
Wilayah hukum atau wilayah kerja pejabat pegawai negeri sipil intansi
43
PP No 45 Tahun 2004,Pasal 36 ayat 2 Tentang Perlindungan Hutan
62
Negara(ayat(2))44.
44
Supriadi,Hukum Kehutanan Hukum Perkebunan Di Indonesia,Sinar
Grafika,Jakarta,2011, h. 450-453
63
Langkah Pencegahannya
izin yang bertentangan dengan maksud dan tujuan pemberian izin dialam
kawasan hutan yang telah ditetapkan, yang telah ditunjuk, ataupun yang
kebijakan berupa :
c. Insentif bagi para pihak yang berjasa dalam menjaga kelestarian hutan