ASAL KATA
Akker (Bhs Belanda) : Tanah Pertanian
Agros (Bhs Yunani) : Tanah Pertanian
Ager (Bhs Latin) : Tanah/sebidang Tanah
Agrarius (Bhs Latin) : Perladangan, Perladangan, Pertanian
Agrarian (Bhs Inggris) : Tanah
SUDIKNO MERTOKUSUMO
Hukum agraria adalah keseluruhan kaidah hukum, baik yang tertulis maupun yang tidak
tertulis yang mengatur agraria.
PEMBIDANGAN
HUKUM AGRARIA
1. HUKUM AGRARIA KEPERDATAAN
adalah keseluruhan dari ketentuan hukum yang
bersumber pada hak perseorangan dan badan
hukum yang memperbolehkan, mewajibkan,
melarang dilakukan perbuatan hukum yang
berhubungan dengan tanah (obyeknya).
2. HUKUM AGRARIA ADMINISTRASI
adalah keseluruhan dari ketentuan hukum yang
memberi wewenang kepada pejabat (penguasa)
dalam menjalankan kebijakan di bidang agraria.
POKOK BAHASAN
HUKUM AGRARIA
1. HUKUM AGRARIA DALAM ARTI SEMPIT
Hanya membahas tentang tanah (hak penguasaan atas tanah)
2. HUKUM AGRARIA DALAM ARTI LUAS
Membahas masalah tanah, juga mengenai bumi, air, ruang angkasa, dan
kekayaan alam.
POKOK BAHASAN
HUKUM TANAH
Hukum Tanah merupakan Hukum Agraria dalam arti sempit,
yang mengatur hak penguasaan atas tanah.
Dalam arti yuridis, tanah adalah permukaan bumi (Pasal 4
ayat (1) UUPA)
Hak atas tanah adalah hak atas sebagian tertentu permukaan
bumi, yang berbatas, berdimensi dua dengan ukuran panjang
dan lebar.
Obyek Hukum Tanah adalah hak penguasaan atas tanah, yang
berisi wewenang, kewajiban dan/atau larangan bagi
pemegang haknya untuk berbuat sesuatu mengenai tanah yang
dihaki.
PENGERTIAN
HUKUM TANAH
Hukum Tanah adalah keseluruhan ketentuan
hukum, ada yang tertulis dan ada yang tidak
tertulis, yang semuanya mempunyai obyek
pengaturan yang sama, yaitu hak-hak penguasaan
atas tanah sebagai lembaga hukum dan sebagai
hubungan hukum yang konkret, beraspek publik
dan privat, yang dapat disusun dan dipelajari
secara sistematis, hingga keseluruhannya menjadi
satu kesatuan yang merupakan satu sistem.
2 MACAM ASAS
DALAM HUKUM TANAH
1. ASAS PERLEKATAN (ACCESSIE)
Dalam asas ini, bangunan dan tanaman yang ada di atas tanah
merupakan bagian atau satu kesatuan dengan tanah yang
bersangkutan.
Menyatakan tidak berlaku lagi (mencabut/menghapus) produk peraturan-peraturan hukum tanah yang
lama
Menyatakan berlakunya Hukum Tanah Nasional berdasarkan Hukum Tanah Adat yang tidak tertulis,
sebagai bahan penyusunan hukum tanah nasional.
2. Menciptakan unifikasi hak-hak penguasaan atas tanah (hak-hak atas tanah dan hak jaminan atas
tanah) melalui ketentuan konversi:
Tanah-tanah hak barat maupun tanah-tanah hak Indonesia sebagai hubungan konkrit, dikonversi
(diubah) menjadi hak-hak atas tanah menurut UUPA secara serentak dan demi hukum (rechtswege),
terhitung mulai tanggal 24 September 1960.
Hak-hak jaminan atas tanah, yaitu hipotik dan credietverband (pasal 1162 KUH-Perdata pasal 15 Stbl.
1908-542) diubah demi hukum terhitung mulai tanggal 24 September 1960, menjadi Hak Tanggungan
(pasal 51 UUPA & pasal IV Ketentuan Konversi UUPA jo. UU no. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan
atas Tanah Beserta Benda-benda Yang Berkaitan dengan Tanah).