Nim: 202021618
Kelas: j
Awalnya aku tidak tau siapa itu nabi dan rasul.tetapi seiring berjalanya waktu ayahku memberitahuku
bahwa kita memilki pemimpin yang muliah dan selalu berlaku adil {Rasulullah}.pikiranku yang awalnya
masih di penuhi dengan dunia anak’’ membuatku lupa siapa itu nabi muhamad?
Lalu ketika masuk sekolah dasar aku mulai di ajarkan untuk lebih mengenal tentang siapa itu nabi
muhammad.disitulah aku mulai tau bahwa yang sering di bilang oleh ayahku itu benar dia {Rasulullah }
memang utusan yang di pilih oleh allah swt.untuk membimbing kita dari gelapnya dunia.
Dan jika ada yang bertanya kenapa aku begitu mencintai beliaw{Rasulullah }?
Karena mencintai Rasulullah akan merealisasikan manisnya iman dalam hati muslim. Kesempurnaan
iman tidak tercapai tanpa mencintai beliau. . Dengan mencintai Rasulullah maka kita akan mendapatkan
kedudukan tinggi di surga bersama beliau.
Ya dia sama seperti kita tetapi dia adalah manusia pilihan yang mana adalah nikmat bagi keterunan adam.
Dari allah swt.
Lalu jika muncul pertanyaan baru lagi yang menanyakan kenapa aku begitu percaya kepada beliaw?
Dan jawabanku:
Aku percaya apa yang di sudah di katakan oleh orangtua ku tentang {Rasulullah} sama ketika ajaranya
yang sampai sekarang masih ku pegang.
Aku bukan orang yang beriman sekali, tetapi bila ada yang memulai maka aku akan tanggapi.
Rasulullah adalah sosok manusia paling penyayang dan berhati lembut. Saking cintanya kepada
umatnya, beliau selalu mendoakan umatnya dan menghabiskan waktunya untuk kemaslahatan umatnya,
bukan memikirkan dirinya atau keluarganya.
FAWAÂ-ID
Hakikat cinta kepada Rasulullah
Setiap mukmin dan mukminah wajib mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
Tidak dikatakan beriman, seseorang yang tidak mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
Wajib mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi kecintaan kepada orang tua, anak,
istri, harta dan seluruh manusia.
Konsekuensi cinta kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu dengan kita ittiba’ (mengikuti)
kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan berbuat bid’ah. Konsekuensi cinta kepada Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu dengan mentaati apa yang beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
perintahkan,
Salah satu bukti kecintaan Rasulullah kepada umatnya diceritakan dalam satu riwayat. Beliau berkata
kepada para sahabat sangat rindu bertemu umatnya. "Apakah kita rindu Rasulullah sebagaimana beliau
merindukan kita sebelum kita berada di dunia?".
Syaikh Ahmad menukil satu riwayat disebutkan bahwa Rasulullah, pernah berkata: "Wahai Abu Bakar,
aku begitu rindu hendak bertemu dengan ikhwanku (saudara-saudaraku)." Kemudian para sahabat
bertanya: "Apakah maksud engkau berkata demikian, wahai Rasulullah ? Bukankah kami ini saudara-
saudaramu?.
Abu Bakar radhiyallahu 'anhu bertanya melepaskan gumpalan teka-teki yang mulai memenuhi
pikirannya. Rasulullah , menggelengkan kepalanya perlahan-lahan sambil tersenyum, kemudian
bersabda: "Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku, tetapi bukan saudara-
saudaraku." Suara Baginda Rasulullah, bernada rendah.
"Kami juga saudaramu, wahai Rasulullah," kata seorang sahabat yang lain.
Lalu Apakah kita sebagai umatnya pernah merindukan beliaw {Rasulullah} kembali?