DALAM KETAATAN
RESUME BY MAGERIIN
Pembahasan
Meraih adalah salah satu kata. Ya, salah satu hal
bagaimana seseorang itu bisa mendapatkan sesuatu
hal yang diinginkan. Kita harus bersungguh-sungguh
dalam mendapatkannya, maka butuh proses di
dalamnya proses
Imam Syafi’i dalam syairnya telah menjelaskan
َأخي َلن َتناَل الِع لَم ِإاّل ِبِس َّتٍة َس ُأنبيَك َع ن َتفصيِلها ِبَبياِن َذ كاٌء
ما َز ِاجِتهاٌد ُبلَغ ٌة ُص ح ُة ُأ
ِن طوُل َو ستاٍذ َب َو َو َو ِح رٌص َو
َع ىَل ِديِنِه َك اْلَق اِبِض َزَم اٌن الَّص اِبُر ِفيِه ْم َع ىَل الَّناِس َيْأِتى َع ىَل
اْلَجْم ِر
صىل هللا- َق اَل َرُس وُل ِهَّللا، َع ْن َأَنِس ْبِن َم اِلٍك رضي هللا عنه َق اَل
.» « ُحَّف ِت اْلَجَّنُة ِباْلَم َكاِرِه َوُحَّف ِت الَّناُر ِبالَّش َه َو اِت-عليه وسلم
Pertanyaan :
Kalau kita melihat seseorang itu bisa melihat dari kepribadian
orang tuanya yang mungkin itu adalah cerminan anaknya. Nah
itu menjadi salah satu kekhawatiran aku. Sebelumnya
mungkin aku itu latar belakangnya dari keluarga yang bisa
dibilang itu berantakanlah istilahnya aku punya orang tua
yang mungkin di masa lalu menurut aku itu sifat atau sikap
yang kurang baik. Seperti aku punya ayah yang meninggalkan
dari kecil sampai sekarang dan Alhamdulillah aku juga baru
tahu kabar beliau beberapa waktu yang lalu. Jadi dari kecil aku
enggak pernah ketemu sama ayah dan disitu juga tahu kenapa
Sebab sampai Ayah meninggalkan kami kayak gitu dan juga
dari sisi Ibu juga kebetulan qadarullahnya dapat seorang yang
mungkin ada hal yang juga kurang berkenan tapi tidak bisa
aku ceritain apa halnya. Sampai aku akhir-akhir ini selalu
melihat beberapa seperti kalimat yang menyatakan bahwa
kalau misalnya seorang anak perempuan itu bakalan dapat
jodoh yang cerminan seperti ayahnya. Aku selalu berdoa
semoga Allah itu suatu saat ngasih aku jodoh pastinya yang
terbaik yang bisa setia, yang bisa bertanggung jawab, tidak
seperti ayah kandungku tapi bukan berarti aku tidak
menghormati orang tuaku. Aku sangat bersyukur Allah masih
ngasih orang tua walaupun dengan kejadian hal-hal yang yang
menjadi trauma. Yang ingin aku tanyakan apakah dengan yang
tadi yang di bahas masalah bahwa melihat seseorang itu dari
orang tuanya? Dengan orang tuaku yang berantakan seprti ini
apa aku masih pantas mendapatkan yang baik?
Jawaban :
Mungkin pernah mendengar jodoh itu cerminan, kalau kita baik pasti
kita akan mendapatkan orang yang baik, kalau kita buruk pasti akan
mendapatkan orang yang buruk juga. Nah di sini ada salah satu hal
yang mungkin pernah menemukan misal mungkin istrinya baik, rajin
ibadah ternyata suaminya tidak.
Jadi yang tadi di sampaikan itu bukan secara saklek di sini saja, kalau
orang tuanya baik pasti anaknya juga baik bukan seperti itu. Ini hanya
bahwasanya ternyata kita itu masih memiliki kesempatan.
Ini ada cerita, jadi aku disini aku dulu mondok 6 tahun dari awal SMP
sampai awal sampai akhir SMA dan ternyata aku itu setelah mondok,
sempat kuliah di Jakarta sekitar hampir satu semester. Pada akhirnya
aku kuliah pindah ke Solo ini sudah sampai 4 tahun dan ternyata
teman-teman kalau misal aku mungkin Berada di posisi ini berbicara
banyak mendapatkan ilmu ya itu dengan salah satu Ustadz.
Jadi ini aku cerita, ustadzku ini pernah mendengar dari beberapa
orang-orang, mungkin orang tuanya itu bisa dikatakan sering
berantem, sering bertengkar tapi tidak sampai broken home. Bahkan
ustadz ini sekolahnya dari SD sampai SMA Negeri. Nah sampai ustadz
ini baru belajar Al-Qur'an dan baru belajar shalat ya itu sekitar akhir
SMP.
Ternyata dari keresahan ini mungkin mulai mempelajari ilmu agama,
belajar salat, belajar baca Al-Qur'an. Ketika setelah lulus SMA
ustadzku ini ingin ngetes di Lipia tidak diterima, di iskarima tidak k
diterima, pada akhirnya beliau mondok di arroya, Sukabumi selama
tahun, di situ beliau tidak bisa bahasa Arab, karena bukan dari
Pondok dan ternyata setelah dari aroyah tersebut dapat beasiswa di
Sudan sampai S2, sekarang beliau sudah hafal 16.000 hadis, bayangin
sekarang beliau itu mendirikan Pondok hadis di dekat rumah
hambahku makanya aku banyak belajar dengan beliau.
Bisa kita ambil pelajarannya bahwa jangan jadikan masalah itu bisa
menghakimi diri kita. Tetapi ciptakan sesuatu yang baru mungkin di
situ Allah mau memberitahu kepada apa yang terbaik buat kita.
Padahal di dalam kehidupan ketika Allah subhanahu wa taala itu
memberikan masalah di dalam kehidupan kita pasti ada tujuannya
tentang berumah tangga kamu nantinya yang mana harus
menjadikan rumah tangga lebih dekat kepada Allah subhanahu wa
taala. Ketika nanti memilih pasangan kamu harus melihat pasangamu
itu dari segi apa khususnya yang paling utama adalah dari segi
agamanya. Karena kalau orang yang sudah Paham benar-benar
agama, pasti dia akan menerima kekurangan kita.
Closing Statement