Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

BAHAYA MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN


KANKER GINJAL

Dosen Pengampu : Indar Widowati, S.Kep, Ns, M.Kes


Mata Kuliah : Metodologi Keperawatan

Anggota Kelompok:
1. Fariska Wahyu Hidayati (P1337420323141)
2. Dwi Kartika Sari (P1337420323142)
3. Rangga Miftahpratama Putra (P1337420323143)
4. Fina Sofiyana Aqtina (P1337420323145)
5. Surya Iman Nugroho (P1337420323148)

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI KEPERAWATAN PEKALOMGAM PROGRAM
DIPLOMA III
TAHUN 2024 / 2025

2
Lembar Pengesahan
Judul : Bahaya merokok dapat menyebabkan kanker ginjal
Disusun Oleh :
1. Fariska Wahyu Hidayati (P1337420323141)
2. Dwi Kartika Sari (P1337420323142)
3. Rangga Miftahpratama Putra (P1337420323143)
4. Fina Sofiyana Aqtina (P1337420323145)
5. Surya Iman Nugroho (P1337420323148)
Mata Kuliah : Metodologi Keperawatan
Jurusan : Keperawatan
Program Studi : Keperawatan Pekalongan Program Diploma III

Mengetahui
Dosen Pengampu

Indar Widowati, S.Kep, Ns, M.Kes

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang
Merokok Dapat Menyebabkan Kanker Ginjal.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,
baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.

Pekalongan, 24 Januari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan......................................................................i
Kata Pengantar..............................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI.........................................................4
2.1 Definisi Rokok...................................................................................4
2.2 Kandungan Rokok.............................................................................4
2.3 Bahaya Merokok Bagi Kesehatan.....................................................5
BAB III KASUS DAN ANALISIS KASUS.................................8
3.1 Kasus...................................................................................................8
3.2 Analisis Kasus....................................................................................9
BAB IV PENUTUP.......................................................................13
4.1 Kesimpulan.........................................................................................13
4.2 Saran...................................................................................................13
Daftar Pustaka...............................................................................iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Merokok merupakan salah satu bentuk perilaku yang umum terjadi di
masyarakat Indonesia dan dilakukan setiap hari. Sekarang rokok dikonsumsi
mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun perempuan
bahkan yang lebih mengkhawatirkan merokok sudah dilakukan oleh anak-
anak yang masih berumur di bawah lima tahun. Bagi sebagian masyarakat
Indonesia, merokok sudah menjadi salah satu kegiatan rutin yang sudah biasa
dilakukan (Mukti, 2014). Indonesia menduduki peringkat ke 3 dengan jumlah
perokok terbesar di dunia setelah Negara China dan India. Dan tetap
menduduki posisi peringkat ke 5 konsumen rokok terbesar setelah Negara
China, Amerika Serikat, Rusia, dan Jepang tahun 2007 (WHO, 2009). Lebih
dari 40,3 juta anak Indonesia berusia 0-14 tahun tinggal dengan perokok dan
terpapar asap rokok di lingkungan sekitarnya.
Anak yang terpapar asap rokok mengalami pertumbuhan paru yang
lambat, dan lebih mudah terkena infeksi saluran pernapasan dan asma.
Melindungi anak merupakan tanggung jawab keluarga dan Negara.
Pengendalian produk tembakau bagian dari upaya melindungi anak dan
generasi muda yang akan datang (Mukti, 2014). Menurut undang-undang
nomor 36 tahun 2009 mengamanatkan pentingnya pengembangan kawasan
tanpa rokok di 7 tatanan yaitu sasaran fasilitas pelayanan kesehatan, tempat
proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan
umum, tempat kerja dan tempat umum (Mukti, 2014). Secara nasional
prevalensi perokok tahun 2013 sebesar 36,3%. Prevalensi perokok tertinggi di
Provinsi Kepulauan Riau sebesar 27,2% dan terendah di Provinsi Papua
sebesar 16,2%.
Sedangkan prevalensi perokok tinggi terdapat pada kelompok umur
15-19 tahun dengan rentangan 18,6%. Sedangkan penduduk kelompok umur
10-14 tahun yang merokok setiap hari sudah mencapai 18%. Kemudian
berdasarkan jenis kelamin prevalensi perokok laki-laki lebih tinggi sebesar

1
35,3% dari pada perokok perempuan sebesar 3,4% (Kemenkes RI, 2014).
Menurut Basic Health Research dalam Mukti (2014), menyatakan bahwa
jumlah perokok pada usia muda di Indonesia mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Pada tahun 2007 prevalensi perokok usia muda hanya sebesar
10,7 % dan meningkat menjadi 18% pada tahun 2013. Hal ini menunjukan
bahwa rokok sudah menjadi hal yang wajar bagi pemuda di Indonesia.
Merebaknya rokok di kalangan usia muda tidak terlepas dari adanya
iklan yang menjamur baik di media elektronik, media cetak, media online,
maupun melalui baliho yang ada di pinggir jalan. Menurut Global Youth
Tobacco Survey (GYTS) dalam Kemenkes RI (2014), menyimpulkan bahwa
19,4% remaja menghisap tembakau selama 30 hari terakhir. Pada remaja
yang di survei tersebut didapatkan 35,3% remaja laki-laki dan 3,4% remaja
perempuan. Iklan merupakan media promosi yang sangat ampuh membentuk
opini serta mempengaruhi persepsi dan tindakan seseorang. Tanpa disadari
stimulus yang diterima membentuk persepsi secara cepat. Sekitar 70%
perokok mulai merokok pada usia remaja, bahkan survei terakhir menemukan
anak-anak juga sudah ketagihan rokok.
Hal ini terjadi karena banyak iklan yang ditayangkan menantang anak-
anak dan remaja untuk bersikap dewasa dengan merokok. Iklan di media
mempunyai andil yang besar dalam mendorong remaja SMP untuk merokok,
tetapi melalui media juga para remaja tersebut mengetahui bahaya merokok
terhadap kesehatan dan lingkungan (Hidayat, 2012). Zat-zat yang terkandung
dalam rokok antara lain nikotin yaitu zat yang mengandung candu bisa
menyebabkan seseorang ketagihan untuk terus menghisap rokok, tar yaitu
bahan dasar pembuat aspal yang dapat menempel pada paru-paru dan dapat
menimbulkan kanker, karbonmoniksida yaitu gas yang bisa menimbulkan
penyakit jantung karena gas ini mengikat oksigen dalam tubuh, zat
karsinogen yaitu zat yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker dalam
tubuh, zat iritan yaitu zat yang dapat mengotori saluran udara dan kantung
udara dalam paruparu (Muchtar, 2005).

2
1.2 Rumusan Masalah
Merokok merupakan kegiatan yang biasa dilakukan oleh masyarakat
mulai dari kalangan remaja hingga orang tua, bahkan sekarang rokok mulai
dikonsumsi oleh anak-anak. Jumlah perokok di Indonesia khususnya di
kalangan remaja mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Di dalam satu
batang rokok tersimpan bahan kimia yang sangat berbahaya, mulai dari zat
nikotin, karbonmonoksida, tar, dan sekitar 4000 zat lainnya. Upaya untuk
mengendalikan jumlah perokok di Indonesia salah satunya dengan
menambahkan gambar dampak kesehatan.

1.3 Tujuan
 Mengidentifikasikan bahaya merokok yang dapat
menyebabkan kanker ginjal
 Mengetahui berbagai pengetahuan tentang bahaya merokok

3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Rokok
Rokok adalah benda berbentuk silinder kertas yang berukuran sekitar 70
sampai dengan 120 milimeter, dengan diameter sekitar 10 milimeter yang
berisi campuran tembakau yang sudah dicacah, cengkeh, dan beberapa bahan
perasa lainnya (Effendi et al., 2014). Rokok dapat dibedakan menjadi rokok
elekrik dan rokok nonelektrik. Rokok berdasarkan bahan pembungkusnya
dibedakan menjadi klobot, kawung, sigaret, dan cerutu. Berdasarkan bahan
baku atau isinya terdapat rokok putih, rokok kretek, dan rokok klembak.
Rokok berdasarkan proses pembuatannya terdapat Sigaret Kretek Tangan
(SKT) dan Sigaret Kretek Mesin (SKM). Dan rokok berdasarkan penggunaan
filternya disuguhkan dalam bentuk Rokok Filter (RF) dan Rokok Non Filter
(RNF) (Aji et al., 2015).
2.2 Kandungan Rokok
Satu batang rokok mengandung lebih dari empat ribu (4000) jenis
bahan kimia berbahaya bagi tubuh. Empat ratus (400) diantaranya bisa
menjadi racun, sedangkan 40 dapat berbahaya bagi kesehatan dan bersifat
karsinogenik. Beberapa contoh zat berbahaya yang terkandung di dalam
rokok, yaitu:
A. Nikotin
Nikotin merupakan zat yang dapat menyebabkan rasa ketagihan (adiksi)
karena toleransinya yang tinggi, dan semakin lama dikonsumsi akan
semakin bertambah rasa ketagihan tersebut. Bahkan pada seseorang yang
sudah mulai berhenti merokok dapat mengembangkan gejala kecanduan.
Nikotin pada awalnya dapat merangsang daya kerja otak, sehingga
perokok menjadi lebih cerdas. Namun jika hal ini terjadi terus menerus,
maka justru akan dapat melemahkan kecerdasan otak. Hal ini disebabkan
karena oleh nikotin yang merangsang produksi hormone adrenalin. Ketika

4
produksi hormon meningkat akan menyebabkan denyut jantung lebih
cepat dan jantung bekerja lebih kuat. Jantung akan memerlukan lebih
banyak oksigen dari biasanya. Otomatis, risiko terjadinya serangan jantung
koroner akan lebih tinggi (Dinkes, 2017)
B. Karbon Monoksida (CO)
Gas Karbon monoksida (CO) biasanya hanya ada pada pembuangan asap
kendaraan, namun dengan adanya donasi dari yang mengkonsumsi rokok
gas yang juga dapat berikatan kuat dengan haemoglobin darah ini menjadi
lebih banyak di udara dan dalam tubuh manusia. Dengan adanya karbon
monoksida (CO) yang berikatan dengan haemoglobin darah, maka
jantung seorang perokok yang memerlukan lebih banyak oksigen ternyata
mendapat oksigen lebih sedikit. Ini akan menyebabkan bertambahnya
risiko penyakit jantung dan paru-paru, serta penyakit saluran nafas. Selain
sesak nafas, batuk terus-menerus, stamina serta daya tahan tubuh si
perokok juga berangsur-angsur akan menurun. Terganggunya sistem
peredaran darah normal, yaitu dengan adanya gas karbon monoksida pada
darah, juga akan mengakibatkan rusaknya pembuluh darah sebagai
distributor aliran darah. Akan terdapat endapan-endapan lemak sehingga
pembuluh darah akan tersumbat. Hal ini meningkatkan lagi risiko terkena
serangan jantung ataupun mati mendadak (Dinkes, 2017).
C. Tar
Tar merupakan kondensat asap yang adalah total residu yang dihasilkan
saat rokok dibakar setelah di kurangi nikotin dan air, yang memiliki sifat
karsinogenik. Tar akan menempel di sepanjang saluran nafas perokok
aktif dan pada saat yang sama akan mengurangi efektivitas alveolus
(kantung udara dalam paru-paru), sehingga akan dapat menyebabkan
penurunan jumlah udara yang dapat dihirup dan hanya sedikit oksigen
yang terserap ke dalam peredaran darah (Info, 2014).
2.3 Bahaya Merokok Bagi Kesehatan
Beberapa bahaya yang mengancam kesehatan yang disebabkan oleh
rokok yaitu ;

5
1) Kanker
Merokok dapat menyebabkan kanker dan kematian akibat kanker yang
disebabkan oleh merokok semakin meningkat. Beberapa jenis kanker
yang meningkat risikonya akibat merokok seperti kanker trakea, bronkus,
paru-paru, kanker mulut dan orofaring, kanker lambung, kanker hati,
kanker pankreas, kanker rahim, kanker kandung kemih, kanker
esophagus, leukemia myeloid akut, kanker ginjal dan ureter, serta kanker
usus besar (Marindrawati et al., 2019).
2) Penyakit Paru – Paru
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas
serta jaringan paru-paru.Pada saluran napas, sel mukosa membesar
(hipertrofi) dan kelenjar mukus bertambah banyak (hiperplasia).Pada
saluran napas kecil, terjadi radang ringan dan penyempitan akibat
bertambahnya sel dan penumpukan lendir.Pada jaringan paru-paru, terjadi
peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Perokok akan
mengalami perubahan pada saluran napas dan pada fungsi paru-paru
karena terjadinya perubahan anatomi pada saluran napas. Hal ini menjadi
dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru-paru menahun (PPOM)
termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma. Partikel asap
rokok seperti benzopiren, dibenzopiren dan uretan dikenal sebagai bahan
karsinogenik. Kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok
mencapai 10-30 kali lebih sering dibandingkan dengan yang bukan
perokok(Marindrawati et al., 2019).
3) Penyakit Jantung Koroner
Merokok merupakan faktor risiko terbesar terjadinya kematian mendadak.
Pengaruh utama pada penyakit jantung disebabkan oleh dua bahan kimia
penting dalam rokok, yaitu nikotin dan karbon monoksida.Nikotin dapat
mengganggu irama jantung dan menyebabkan terjadinya penyumbatan
pada pembuluh darah jantung, sedangkan karbon monoksida
mengakibatkan suplai oksigen untuk jantung berkurang akibat berikatan
dengan Hb darah.Hal ini yang menyebabkan gangguan pada jantung,

6
termasuk timbulnya penyakit jantung koroner (Marindrawati et al., 2019).
Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada
perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat
dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang dihisap. Risiko
kematian akibat PJK berkurang sebanyak 50% pada tahun pertama setelah
seseorang berhenti merokok. Akibat adanya penggumpalan (trombosis)
dan pengapuran (aterosklerosis) dinding pembuluh darah, merokok
akanmerusak pembuluh darah perifer(Marindrawati et al., 2019).
4) Impotensi dan Kelainan Sperma
Nikotin yang beredar melalui darah akan dibawa ke seluruh tubuh,
termasuk organ reproduksi. Zat ini akan menggangu proses
spermatogenesis selhingga kualitas sperma perokok menjadi buruk. Selain
merusak kualitas sperma, rokok juga menjadi faktor risiko gangguan
fungsi seksual, khususnya gangguan disfungsi ereksi.Berbagai racun
rokok dapat merusak DNA dan mengubah bentuk sperma, yang akhirnya
menyebabkan kurangnya kesuburan pria, serta mengurangi aliran darah ke
zakar, yang menyebabkan impotensi (Marindrawati et al., 2019).
5) Kanker kulit, Mulut, Bibir dan Kerongkongan
Tar yang terkandung dalam rokok dapat mengikis selaput lendir di mulut,
bibir, dan kerongkongan. Ampas tar yang tertimbun akibat rokok akan
mengubah sifat sel-sel normal menjadi sel ganas yang memicu terjadinya
kanker. Selain itu, kanker mulut dan bibir juga dapat disebabkan oleh
panas dari asaprokok (Marindrawati et al., 2019)

7
BAB III
KASUS DAN ANALISIS KASUS
3.1 Kasus
Seorang pria berusia 45 tahun, yang akan kita sebut sebagai Budi, telah
merokok sejak usia remaja. Dia adalah perokok berat dan konsumsi rokoknya
mencapai dua bungkus sehari selama lebih dari 25 tahun. Budi mengalami
gejala yang mengkhawatirkan, seperti penurunan berat badan yang signifikan,
darah dalam urine, dan nyeri pada bagian belakang tubuh. Setelah melakukan
serangkaian pemeriksaan, dokter mendiagnosis Budi menderita kanker ginjal.
Kebiasaan merokok merupakan faktor risiko yang banyak merugikan
kesehatan, tak terkecuali penyakit ginjal. Menurut penelitian di tahun 2022,
rokok bisa tingkatkan risiko kanker ginjal dan gangguan ginjal lainnya.
Bahkan, studi itu juga mengatakan, kebiasaan ini tak cuma berbahaya bagi
ginjal yang sehat, tetapi juga memperburuk kondisi penyakit ginjal yang sudah
diderita sebelumnya.
Dilansir dari laman NDTV, diperkirakan kebiasaan merokok bertanggung
jawab atas 17,4 persen kasus kanker ginjal, panggul ginjal, dan ureter di
Amerika Serikat.Hal ini pula yang membuat prevalensi penyakit ginjal lebih
banyak dialami pria dibandingkan wanita (karena jumlah perokok pada pria
lebih banyak).
Fakta merokok bisa merusak ginjal Salah satu penyakit ginjal yang paling
signifikan dan diakibatkan oleh merokok adalah kanker ginjal.
Risikonya bisa dua kali lipat tergantung pada durasi merokok, jumlah batang
yang diisap per hari, dan pada perokok berat.
Sebagian besar penyebabnya dipicu oleh zat beracun pada asap rokok bisa
meningkatkan perkembangan sel kanker yang pada gilirannya memengaruhi
kinerja ginjal dan mengaktifkan sel kanker pada organ ini.
Pada perokok yang kurang dari 10 tahun misalnya, risiko penyakit ginjal
meningkat 6 persen dibandingkan mereka yang tidak merokok.

8
Begitu pun pada orang yang merokok selama 10 hingga 20 tahun, risiko
penyakit ginjalnya masing-masing sebesar 44 dan 71 persen.
"Menurut data terbaru, risiko terkena karsinoma sel ginjal adalah 36
persen lebih tinggi pada perokok aktif dan 16 persen lebih tinggi pada mantan
peroko dibandingkan mereka yang tidak pernah merokok," kata Dr. Anuja
Porwal, additional director & HOD - Nefrologi & Transplantasi Ginjal, di RS
Fortis Noida, India.

Lebih lanjut, mekanisme sebenarnya bagaimana merokok memengaruhi


pertumbuhan sel kanker masih belum diketahui.
Akan tetapi, pada studi sebelumnya ditemukan, asap tembakau telah lama
dikaitkan dengan dampak negatif yang memicu mutasi genetik, peradangan,
kerusakan sel, yang semuanya berkontribusi mendukung perkembangan
kanker.
Efek paling signifikan terjadi pada peradangan di pembuluh darah, yang
kemudian meningkatkan aterosklerosis atau penyumbatan pembuluh darah,
memperburuk tekanan darah dan penyakit ginjal. Kebiasaan merokok juga
berpotensi mengganggu efek pengobatan yang digunakan pada penderita
darah tinggi.
3.2 Analisis Kasus
1. Mengetahui hakikat dari kanker ginjal akibat rokok
Budi sebagai perokok berat memiliki risiko tinggi terkena berbagai
penyakit termasuk kanker ginjal. Rokok mengandung zat-zat kimia
karsinogenik yang dapat merusak sel-sel tubuh, termasuk sel-sel ginjal.
Rokok mengandung bahan kimia seperti benzene, formaldehyde, dan
nitrosamines yang dapat merusak DNA dalam sel-sel ginjal. Paparan terus-
menerus terhadap zat-zat ini dapat menyebabkan perubahan genetik pada sel-
sel ginjal, memicu pertumbuhan sel-sel kanker.
2. Mengumpulkan fakta dan data
Budi mengalami gejala kanker ginjal, seperti darah dalam urine dan nyeri
pada bagian belakang tubuh. Penting untuk menyadari gejala awal ini dan

9
melakukan penyaringan secara rutin, terutama bagi perokok berat, guna
mendeteksi kanker sejak dini
3. Mengolah Fakta dan data
Budi mengalami gejala kanker ginjal darah dalam urine dan nyeri pada
bagian belakang tubuh. Penting untuk menyadari gejala awal ini dan
melakukan penyaringan secara rutin, terutama bagi perokok berat, guna
mendeteksi kanker sejak dini.
4. Menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah dari kanker ginjal
Kasus Budi menekankan pentingnya pencegahan kanker ginjal dengan
mengubah gaya hidup, termasuk berhenti merokok. Menghentikan kebiasaan
merokok dapat mengurangi risiko terkena kanker ginjal dan memberikan
manfaat kesehatan lainnya.
5. Memilih cara pemecahan masalah dari alternatif yang dipilih
Kurangi rokok secara bertahap Jumlah rokok yang dihisap setiap hari
dikurangi secara berangsur-angsur dengan jumlah yang sama sampai 0 batang
pada hari yang ditetapkan. Misalnya hari pertama berhenti merokok,
menghabiskan 10 batang, hari ke-2 atau ke-3 turun jadi 8 batang, dan
seterusnya.
Untuk cara ke-2 ini harus ditentukan pola penurunannya dan tanggal
berapa berhenti merokok menjadi 0 batang. Tanggal itu harus diberitahukan
pada keluarga, kerabat, atau teman agar mereka dapat membantu
mengingatkan. Tahan Keinginan dengan Menunda, Mengonsumsi makanan
sehat Dan Berolahraga secara Teratur.
Kasus ini menyoroti perlunya edukasi masyarakat mengenai bahaya rokok
dan risikonya terhadap kesehatan ginjal. Kampanye anti-rokok dan program
edukasi dapat membantu mengurangi jumlah perokok dan meminimalkan
dampak kesehatan yang terkait.
Dokter memiliki peran penting dalam pemantauan kesehatan pasien
perokok berat. Pemeriksaan rutin dan konsultasi dengan dokter dapat
membantu mendeteksi gejala awal penyakit secara dini, memberikan
kesempatan untuk intervensi lebih efektif.

10
6. Menentukan tindakan yang akan dilakukan
Untuk mencegah terjadinya penyakit kanker ginjal pada perokok,
berikut beberapa langkah yang dapat diambil:
1. Berhenti Merokok:
Langkah paling penting adalah berhenti merokok. Ini adalah langkah
terbaik untuk mengurangi risiko terkena kanker ginjal dan penyakit
lainnya. Dukungan medis dan program penghentian merokok dapat
membantu individu mengatasi kebiasaan merokok.
2. Pola Makan Sehat:
Mengadopsi pola makan sehat dengan banyak buah, sayuran, biji-
bijian utuh, dan protein sehat dapat membantu menjaga kesehatan ginjal.
3. Pertahankan Berat Badan Sehat:
Menjaga berat badan yang sehat dapat membantu mengurangi risiko
terkena kanker ginjal. Kegemukan dapat meningkatkan tekanan darah dan
memicu peradangan, yang dapat berkontribusi pada perkembangan kanker.
4. Rutin Berolahraga:
Aktivitas fisik teratur membantu menjaga berat badan sehat,
meningkatkan kesehatan jantung, dan dapat mengurangi risiko kanker
ginjal.
5. Pemantauan Kesehatan Secara Rutin:
Pemeriksaan kesehatan rutin dan pemeriksaan medis dapat membantu
mendeteksi masalah kesehatan sejak dini. Berkonsultasi dengan dokter
secara berkala dapat membantu mengelola risiko dan memonitor kondisi
kesehatan.
6. Batasi Konsumsi Alkohol:
Konsumsi alkohol yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko
kanker ginjal. Batasi konsumsi alkohol atau hindari sepenuhnya.
7. Hindari Paparan Zat Berbahaya:
Hindari paparan zat kimia berbahaya di lingkungan kerja atau di

11
sekitar rumah yang dapat meningkatkan risiko kanker ginjal.
Minum Air Secukupnya:

Menjaga hidrasi yang cukup dengan minum air secara teratur dapat
membantu mengurangi risiko pembentukan batu ginjal.
8. Kelola Stres:
Stres yang berkepanjangan dapat memengaruhi kesehatan secara
menyeluruh, termasuk kesehatan ginjal. Mengadopsi strategi pengelolaan
stres, seperti olahraga, meditasi, atau aktivitas santai lainnya, dapat
membantu.
9. Konsultasi dengan Profesional Kesehatan:
Penting untuk berbicara dengan dokter atau profesional kesehatan
untuk mendapatkan saran spesifik berdasarkan kondisi kesehatan individu.
Mereka dapat memberikan informasi lebih lanjut dan membantu dalam
merencanakan langkah-langkah pencegahan yang sesuai.
7. Evaluasi
Keseluruhan, kasus ini menunjukkan bahwa rokok dapat menjadi faktor
risiko utama dalam pengembangan kanker ginjal, dan pencegahan serta
deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan prognosis pasien.

12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis terhadap bahaya merokok yang dapat menyebabkan
kanker ginjal, dapat disimpulkan bahwa merokok merupakan faktor risiko yang
signifikan dalam pengembangan kanker ginjal. Penelitian ilmiah menunjukkan
hubungan kuat antara konsumsi tembakau dan peningkatan risiko kanker ginjal.
Paparan zat-zat berbahaya dalam asap rokok dapat merusak jaringan ginjal,
memicu perubahan genetik, dan akhirnya memicu pertumbuhan sel kanker.
Selain itu, merokok juga dapat memperburuk kondisi pasien yang telah
didiagnosis dengan kanker ginjal, mempercepat perkembangan penyakit, dan
mengurangi respons terhadap pengobatan. Oleh karena itu, sangat penting untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya merokok terhadap kesehatan
ginjal dan mendorong upaya pencegahan.
4.2 Saran
Mendorong penerapan dan penegakan regulasi yang lebih ketat terkait
iklan dan promosi produk tembakau. Mendukung kebijakan anti-tembakau di
tempat-tempat umum, seperti sekolah, kantor, dan fasilitas umum lainnya.
Menyediakan dukungan dan sumber daya bagi mereka yang ingin berhenti
merokok, seperti program penghentian merokok dan konseling. Mengintegrasikan
informasi tentang risiko kanker ginjal dalam program penghentian merokok untuk
memberikan motivasi tambahan bagi perokok yang ingin berhenti.
Mendorong penelitian lanjutan untuk lebih memahami mekanisme spesifik
bagaimana merokok menyebabkan kanker ginjal. Mendukung pengembangan
terapi atau intervensi yang dapat membantu pasien yang telah terdiagnosis kanker
ginjal akibat merokok.Dengan mengimplementasikan saran-saran di atas,
diharapkan dapat mengurangi prevalensi kanker ginjal yang disebabkan oleh
merokok dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

13
14
DAFTAR PUSTAKA

https://eprints.ums.ac.id/69742/13/BAB%20II.pdf
file:///C:/Users/HP_5C/Downloads/BAB%20II%20P1337434117093.pdf
https://amp.kompas.com/lifestyle/read/2023/11/13/100601920/risiko-kanker-
ginjal-meningkat-akibat-merokok-ini-kata-ahli
https://www-healthline-com.translate.goog/health/smoking/does-smoking-cause-
kidney-cancer?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc

iv

Anda mungkin juga menyukai