Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN HASIL PENELITIAN

PENGARUH ROKOK BAGI KALANGAN REMAJA DI


KOTA SURABAYA

DISUSUN OLEH:
Nama: Anantasya Juliana Hidayah
Kelas: X-E7
No.Absen: 06

GURU PEMBIMBING:
Nunuk Yussrianti, S.Pd.

Tahun Ajaran 2022/2023


HALAMAN PENGESAHAN

Laporan penelitian ini disusun oleh :


Nama : Anantasya Juliana Hidayah
Kelas / No. Absen : X-E7 / 06
Judul penelitian : PENGARUH ROKOK BAGI KALANGAN REMAJA DI
KOTA SURABAYA

Yang Mengesahkan

Guru pengajar

Nunuk Yussrianti, S.Pd


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
laporan hasil penelitian yang berjudul “PENGARUH ROKOK BAGI KALANGAN
REMAJA DI KOTA SURABAYA”. Dalam penulisan laporan ini kami pun mendapat
banyak ilmu yang Berguna bagi diri sendiri dan pembaca untuk kedepannya.
Laporan ini saya kerjakan untuk memenuhi nilai mata pelajaran geografi
yang diberikan beberapa waktu yang lalu. Selain itu, Laporan ini disusun agar
pembaca dapat memperluas ilmu pengetahuan tentang pengaruh Rokok bagi
kalangan Remaja, dan juga dengan adanya laporan ini diharapkan bagi pembaca
agar dapat mengembangkannya lagi. Laporan yang saya buat ini, saya ambil dari
beberapa sumber. Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak yang ikut ambil
alih sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
Semoga Laporan yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan
khususnya pada diri saya sendiri serta dapat memberikan wawasan yang lebih luas
lagi bagi kita semua.
Penyusun menyadari Laporan yang Saya buat ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kami mohon untuk saran dan kritiknya demi Laporan yang saya buat
ini.
ABSTRAK

Merokok adalah perilaku yang sangat mudah dilihat dalam kehidupan


sehari-hari. Pada saat ini rokok bukan saja dikonsumsi oleh orang dewasa akan
tetapi Remaja bahkan Anak-anak. Dampak buruk Rokok bagi Kesehatan telah
dikenal luas, Contohnya dapat meningkatkan berbagai penyakit, diantaranya
adalah penyakit jantung, kanker paru, impotensi dan sebagainya. Peraturan Daerah
Kota Surabaya Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Kawasan tanpa rokok dan Kawasan
terbatas Merokok dibuat sebagai pencegahan terhadap dampak buruk tersebut.
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan peraturan tersebut, antara
lain adalah niat, dukungan social, keterjangkauan informasi, otonomi atau
kebebasan pribadi dan kondisi dan situasi yang memungkinkan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara peraturan
Daerah Kota Surabaya Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Kawasan tanpa rokok
dengan perilaku merokok pada civitas akademika fakultas Kesehatan masyarakat
universitas airlangga. Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik
observasional dengan rancang bangun penelitian cross sectional. Analisis data
menggunakan uji korelasi spearmen dengan jumlah sempel 38 orang.
Perlu peningkatan sosialisasi dan penyuluhan tentang Peraturan Daerah Kota
Surabaya Nomor 5 Tahun 2008 tentang Kawasan tanpa Rokok dan Kawasan
terbatas Merokok.
DAFTAR ISI

Judul...................................................................................................................... 01
Halaman Pengesahan............................................................................................ 02
Kata Pengantar ..................................................................................................... 03
Abstrak.................................................................................................................. 04
Daftar Isi .............................................................................................................. 05
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang .............................................................................................06
B. Identifikasi Masalah .....................................................................................07
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................................07
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 07
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Rokok……………………………..............................................09
B. Dampak Rokok Bagi Kalangan Remaja........................................................10
C. Penyebab Kecanduan Rokok Kalangan Remaja di Kota Surabaya.............. 13
Bab III Penutup
A. Kesimpulan ............................................................................................ 15
B. Saran ........................................................................ .............................. 17
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami


peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik
emosi, tubuh, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah masalah. Oleh
karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami psikososial, yakni
masalah psikis atau kejiwaan yang timbul akibat terjadinya perubahan sosial.
Saat ini merokok sudah masuk kedalam lingkungan sekolah mulai dari SMP
sampai SMA dan bahkan anak SD juga sudah ada yang merokok. Apalagi
rokok saat ini yang sedang trend di masyarakat yakni rokok eletrik atau vape
cara menikmati rokok dengan di modifikasi berbagai varian rasa di dalam
rokok tersebut. Beberapa orang sudah menganggap vape sebagai penolong
untuk melepaskan diri dari kecanduan rokok tembakau.

Namun rokok eletrik dapat membahayakan bagi kesehatan karena


didalam rokok elektrik ada kandungan zat yang berbahaya yang bisa
membahayakan jantung maupun pembuluh darah serta menyebabkan
kanker. Liquid atau cairan perasanya yang digunakan untuk rokok elektrik
yaitu diacetyl menyebabkan sakit pada paru – paru.

Rokok memiliki berbagai kandungan zat berbahaya 4.000 zat kimia


antara lain nikotin bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik. Bahan-
Bahan kimia tersebut pemicu tekanan darah menjadi meningkat dan detak
jantung semakin cepat dan menstimulasi kanker. Namun perokok pasif atau
orang yang menghirup asap rokok bisa terkena penyakit, karena perokok
pasif menghirup racun yang disebabkan oleh asap dari perokok aktif.
Perokok pasif menghirup udara yang bercampur asap rokok, dapat
menyebabkan sesak napas, iritasi hingga sakit jantung dan paru- paru. Asap
rokok yang terlepas mengandung nikotin, karbon monoksida, hydrogen
sianida, dan amonia. Zat tersebut adalah racun mematikan akan
memperlambat laun dan bisa menggerogoti kesehatan perokok pasif.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Apa Pengertian Rokok ?


2. Apa Dampak Rokok bagi Kalangan Remaja ?
3. Apa Penyebab Kecanduan Rokok di Kalangan Remaja di Kota
Surabaya ?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Agar dapat mengetahui Pengertian Rokok.


2. Agar dapat mengetahui Dampak Rokok bagi Kalangan Remaja.
3. Agar dapat mengetahui Penyebab Kecanduan Rokok di Kalangan Remaja
di Kota Surabaya

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi


pembaca dan penulis. Hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Mengembangkan ilmu Kesehatan, khusunya mengenai bahaya


merokok bagi Kesehatan.
b. Untuk memberikan Informasi kepada para pembaca tentang
bahaya merokok ditinjau dari Kesehatan.

2. Bagi Kalangan Remaja

a. Dapat menjadikan sebuah peringatan kepada Kalangan Remaja


mengenai bahaya Merokok.
b. Agar Kalangan Remaja waspada terhadap penyakit-penyakit
yang disebabkan karena Merokok
3. Bagi Peneliti

a. Dapat menambah pengetahuan, Informasi, dan wawasan yang


luas mengenai bahaya rokok bagi Kesehatan, dan juga
menambah pengalaman peneliti dalam Menyusun karya ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ROKOK

Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat
mengakibatkan bahaya kesehatan bagi individu dan masyarakat.
Berdasarkan PP No. 19 tahun 2003, diketahui bahwa rokok adalah hasil
olahan tembakau dibungkus termasuk cerutu ataupun bentuk lainnya yang
dihasilkan dari tanaman Nicotina tabacum, Nicotiana rustica dan spesies
lainnya atau sintesisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa
bahan tambahan. Rokok merupakan silinder dari kertas berukuran panjang
antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter
sekitar 10 mm yang berisi daun- daun tembakau yang telah dicacah. Rokok
dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat
dihirup lewat mulut pada ujung lain.
Rokok mengandung lebih dari 4000 senyawa kimia dimana 60 diantaranya
bersifat karsinogenik. Sampai sekarang belum ada batas jumlah yang pasti dengan
terpaparnya asap rokok untuk menimbulkan penyakit. Tetapi dari bukti yang ada,
terpaparnya dengan asap rokok dalam waktu yang lama akan meningkatkan resiko
yang fatal untuk kesehatan. Lebih dari 85% penderita kanker paru adalah perokok,
berikut juga adanya hubungan dengan penderita kanker mulut, faring, laring,
esofagus, pankreas, serviks, ginjal, ureter, kandung kemih dan kolon. Leukimia
juga merupakan salah satu penyakit yang dapat timbul akibat asap rokok.
Rokok dapat meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler termasuk stroke,
kematian mendadak, gagal jantung, penyakit vascular perifer dan pembengkakan
pembuluh aorta. Banyak komponen yang terkandung di dalam rokok yang bersifat
ciliotoxic dimana sifatnya mengiritasi dinding dari sistem pernafasan yang
menyebabkan meningkatnya sekresi mucus di bronkus, penyakit pulmonal kronik
danfungsi dari mucosilia.
Menurut Budiantoro dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
(IAKMI) mengatakan, sebanyak 25 persen zat bebahaya yang terkandung
dalam rokok masuk ke tubuh perokok (perokok aktif) sedangkan 75
persennya beredar di udara bebas yang beresiko masuk ke tubuh orang di
sekelilingnya (perokok pasif). Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh
perokok pasif lebih besar karena racun yang terhisap melalui asap rokok
perokok aktif tidak terfilter sedangkan racun rokok dalam tubuh perokok
aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap. Namun konsentrasi racun
yang perokok aktif bisa meningkat jika perokok aktif kembali menghirup
asap rokok yang ia hembuskan.
Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung
rokok yang sedang tak dihisap sebab asap yang dihasilkan berasal dari
pembakaran tembakau yang tidak sempurna.

B. DAMPAK ROKOK BAGI KALANGAN REMAJA

Kelompok usia dengan jumlah perokok terbanyak adalah 15-19 tahun,


disusul oleh kelompok usia 10-14 tahun di urutan kedua. Padahal,
dampak rokok bagi anak-anak dan remaja nyatanya sangat serius,
bahkan dapat menyebabkan kematian pada beberapa kasus parah.
Berikut beberapa dampak kesehatan yang dapat dialami jika seseorang
merokok sejak usia remaja.

1. Paru-paru berhenti berkembang


Memulai kebiasaan merokok terlalu dini sangat berpengaruh terhadap
perkembangan paru-paru. Rokok menyebabkan gangguan pada
pertumbuhan serta perkembangan paru pada anak-anak dan remaja yang
dapat menimbulkan masalah kesehatan kronis saat mereka beranjak
dewasa. Contohnya akan timbul penyakit yang sering dikenal dengan
nama PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik). Saat kebiasaan merokok
pada anak-anak dan remaja berhasil dihentikan, ada kemungkinan paru-
paru mereka dapat kembali berkembang. Namun, sebuah riset
menyatakan bahwa jika seorang anak merokok selama 20 hari, maka
dampak buruk terhadap paru-parunya sama seperti seseorang yang telah
merokok selama 40 tahun dan ia pun lebih berisiko menderita kanker
paru.

2. Gejala penyakit jantung dan pembuluh darah


Tak hanya menghentikan perkembangan paru-paru, merokok pada usia
remaja juga dapat menyebabkan kerusakan sistem peredaran darah yang
akan berangsur semakin parah saat ia tumbuh dewasa. Ketika ia
memasuki usia dewasa, bukan tidak mungkin berbagai penyakit dapat
terbentuk, seperti penyakit jantung koroner yang risiko terkenanya 2-4
kali, aterosklerosis, gagal jantung, serangan jantung, hingga stroke.
Penyakit-penyakit ini adalah penyebab utama dari kematian muda yang
cukup tinggi terjadi diseluruh dunia.
Penelitian terhadap 20 juta orang selama beberapa tahun menunjukkan
terjadi peningkatan prevalens infark miokard dan penyakit jantung
koroner (PKJ) pada orang yang aktif merokok sebesar 70% dibanding
orang yang tidak merokok.

3. Kerusakan gigi
Merokok adalah penyebab utama dari gangguan kesehatan gigi dan
mulut. Hampir setengah dari infeksi yang terjadi di mulut terjadi kepada
para perokok aktif dengan rentang usia di bawah 30 tahun. Sebuah riset
juga membuktikan hal yang sama, yaitu perokok aktif yang berusia
sangat muda memiliki lebih banyak karies, plak, serta berbagai infeksi
gusi dan mulut dibandingkan dengan anak seusianya yang tidak
merokok.

4. Masalah pada otot dan tulang


Penelitian dalam lingkup yang cukup besar dilakukan di Belgia dan
melibatkan sebanyak 677 remaja. Dari penelitian ini diketahui bahwa
remaja yang sering merokok memiliki kepadatan tulang yang rendah
serta mengalami penurunan puncak pertumbuhan yang seharusnya
terjadi pada usianya. Sama dengan penelitian sebelumnya, penelitian
yang mengikut sertakan 1000 remaja laki-laki di Swedia menemukan
bahwa kelompok yang merokok mengalami kerapuhan tulang dan
mengurangi kepadatan atau densitas tulang pada bagian tulang belakang,
leher, tengkorak, serta pada tangan dan kaki.

5. Kanker
Rokok mengandung senyawa karsinogen yang dapat menginduksi
mutasi atau pembelahan sel pada level DNA sehingga dapat
menyebabkan kanker. Kanker paru merupakan kanker utama yang
disebabkan oleh kebiasaan merokok.
Selain kanker paru, rook juga dapat menyebabkan kanker mulut, laring,
oro dan hipofaring, esophagus, lambung, pancreas, hati, usus besar,
ginjal, kandung kemih, testis, serviks dan leukemia
C. PENYEBAB KECANDUAN ROKOK BAGI KALANGAN
REMAJA DI KOTA SURABAYA

Alasan Kalangan Remaja pertama kali merokok dari berbagai hasil


penelitian antara lain :

1. Coba-coba
2. Ikut-ikutan teman
3. Sekedar ingin merasakan
4. Kesepian
5. Agar terlihat gaya (gengsi)
6. Meniru orang tua
7. Iseng
8. Menghilangkan ketegangan
9. Lambang kedewasaan
10. Sebagai penghilang stres

Bagi kebanyakan pelajar, mulai merokok disebabkan oleh


dorongan lingkungan. Contohnya, pelajar tersebut merasa tidak
enak kepada teman-temannya karena dia tidak merokok. Sehingga
dia pun mulai merokok dan akhirnya menikmati rokok tersebut.
Kebanyakan pelajar juga beranggapan bahwa dengan merokok
dirinya merasa sangat hebat, gaya, dan ditakuti. Padahal, jika dia
tidak pandai-pandai menjaga dirinya, rokok adalah awal dari
terjerumusnya seseorang kepada obat-obatan terlarang.

Nikotin memiliki efek menyebabkan kecanduan karena dapat


berikatan dengan reseptor asetilkolin nikotik yang terdapat pada
saraf di otak. Aktivasi terhadap saraf ini akan mengakibatkan
pengeluaran dopamin. Dopamin dalam otak meningkat sehingga
memperkuat stimulasi otak dan mengaktifkan rewards pathway,
yaitu pengaturan perasaan dan perilaku yang disebabkan karena
adanya mekanisme tertentu di otak. Hal inilah yang menimbulkan
keinginan untuk menggunakan nikotin kembali dan memicu
ketergantungan fisik terhadap nikotin terjadi cepat dan hebat.
Selain itu, dopamin sendiri merupakan senyawa kimia yang
diproduksi oleh tubuh yang bertanggungjawab terhadap rasa
senang, gembira, motivasi dan percaya diri pada manusia. Efek
inilah yang diinginkan oleh perokok yang menyebabkan ketagihan.
Sehingga apabila seseorang mengkonsumsi rokok secara terus-
menerus maka akan meningkatkan kadar dopamin pada tubuh yang
berakibat pada rasa kecanduan
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :

Asap rokok merupakan masalah panting karena berdampak buruk terhadap


kesehatan. Asap rokok dengan segala zat yang dikandungnya akan memberikan
efek yang merugikan kesehatan, terutama pada sistem pernafasan dan
kardiovaskuler . Beberapa bahan kimia dalam rokok yang memberikan efek
terbesar dalam kesehatan antara lain nikotin, tar, gas karbonmonoksid, serta timah
hitam.
Faktor lain yang turut mempengaruhi antara lain usia mulai merokok, lama
merokok, dalamnya hisapan dan lain-lain. Pajanan asap rokok ini dapat
menyebabkan kelainan pada mukosa saluran napas, diameter saluran napas,
kapasiti ventilasi serta fungsi sawar alveolar/kapiler. Akibat pajanan asap rokok ini
tidak hanya terjadi pada perokok aktif saja tetapi juga pada perokok pasif Pada
paru kebiasaan merokok ini dapat menyebabkan terjadinya kanker paru, penyakit
bronchitis kronik, serta emfisema yang tergolong dalam penyakit paru obstruktif
menahun (PPOM). Berhenti merokok merupakan cara terbaik menghindari dan
mengurangi dampak buruk akibat asap rokok.

Dampak yang ditimbulkan dari merokok terhadap kehidupan kalangan remaja yang
terdapat di Kota Surabaya yaitu:
1. Dampak positif yang ditimbulkan dari merokok terhadap kehidupan remaja
adalah:
a. Mengurangi stress, yaitu dengan merokok dapat mengurangi stress.
b. Mempererat pergaulan antar kawan yaitu dengan merokok dapat mempererat
pergaulan antar kawan.
c. Rokok meningkatkan keberanian dan perasaan jantan yaitu dengan merokok
dapat menimbulkan perasaan jantan dan berani.

2. Dampak negatif yang ditimbulkan dari merokok terhadap kehidupan remaja


yaitu:
a. Rokok memboroskan, yaitu merokok dapat memboroskan
b. Rokok menimbulkan ketergantungan yaitu dengan merokok membuat
ketergantungan/kecanduan
c. Rokok menurunkan kosentrasi yaitu rokok menurunkan kosentrasi.
d. Rokok mengganggu kesehatan, yaitu merokok merusak kesehatan kita

3. Faktor-faktor yang mendorong remaja merokok di dalam kota Surabaya yaitu :


Peran orang tua dalam mengendalikan kalangan remaja yang merokok di Kota
Surabaya adalah :

a. Peran menasehati anak remaja merokok


Peran ini merupakan peran orang tua yang seharusnya dari awal diperankan agar
tidak terjadi kepada remaja yang seharusnya tidak merokok.
b. Peran menegur remaja merokok
Peran ini merupakan peran penting bagi orang tua remaja karena peran ini tidak
dengan begitu saja ditaati oleh remaja merokok di dalam masyarakat.
B. SARAN

Berikut merupakan saran yang dirumuskan oleh peneliti setelah


melaku-kan pembahasan dari hasil penelitian :

1. Penelitian ini menunjukkan bahwa sikap terhadap perilaku


merokok merupakan variabel bebas yang memiliki kontribusi
paling tinggi terhadap intensi
merokok. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa SMP
memiliki sikap positif terhadap keuntungan serta konsekuensi yang
diperoleh dari perilaku merokok. Untuk mengurangi/menurunkan
intensi merokok siswa, maka sikap positif terhadap perilaku
merokok ini harus dirubah menjadi sikap negatif terhadap perilaku
merokok. Salah satu upaya yang bisa dilakukan pihak sekolah
untuk mengubah sikap positif tersebut ialah dengan memberikan
informasi mengenai dampak negatif/bahaya dari perilaku merokok,
seperti melalui penyuluhan-penyuluhan yang rutin dilakukan setiap
tahunnya/setiap penerimaan siswa baru.
2. Salah satu peran significant other dikalangan remaja ialah
teman sebaya. Bagi para remaja (khususnya siswa SMP),
sebaiknya mereka mampu bersikap tegas untuk menolak ajakan
dari teman-teman yang mengajaknya untuk merokok, sehingga
mereka tidak terpengaruh untuk ikut-ikut an merokok.
3. Para remaja juga seharusnya menyadari bahwa faktor
pendorong perilaku merokok memiliki pengaruh yang sangat
besar, baik terhadap intensi maupun terhadap perilaku secara
langsung. Jadi, mereka sebaiknya menghindari faktor-faktor atau
situasi yang sekiranya dapat mendorongnya untuk merokok,
supaya tidak terpengaruh untuk ingin merokok. Seperti tidak
berkumpul dengan
teman-teman yang merokok, menghindar apabila melihat iklan
rokok di TV, atau tidak menghiraukan iklan rokok di brosur atau
spanduk, dan menghindar/memperingati apabila melihat orangtua
merokok untuk tidak merokok.
4. Bagi orangtua, khususnya yang tidak merokok diharapkan
mampu menunjukkan sikap ketidaksetujuannya terhadap perilaku
merokok pada remaja, misalnya dengan melarang mereka secara
langsung.
5. Bagi peneliti selanjutnya, dikarenakan adanya penemuan yang
tidak konsisten mengenai hubungan faktor demografis dengan
intensi merokok (seperti jenis kelamin, status merokok orangtua,
serta uang jajan), maka peneliti menyarankan untuk menggunakan
metode analisis eksploratori dalam menjelaskan hubungan antara
ketiga faktor tersebut dengan intensi merokok.
6. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk meneliti ulang
variabel yang sama, peneliti menyarankan agar metode penelitian
yang digunakan ialah penelitian eksperimen. Selain itu, penelitian
ini menemukan bahwa terdapat perbedaan intensi merokok antara
siswa yang bersekolah di sekolah negeri, swasta (umum), dan
swasta boarding school, sehingga peneliti menyarankan agar
peneliti selanjutnya memfokuskan penelitian pada perbedaan
intensi
merokok antara tipe dan lingkungan sekolah yang berbeda-beda
(penelitian komparatif).

Anda mungkin juga menyukai