Anda di halaman 1dari 37

MEROKOK

GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


KEPERAWATAN JIWA II

Disusun Oleh :

Nama : Ihsan Darmawan


NIM : 30901900084
Kelas :A
Semester : 4

Dosen Pembimbing:
Ns. Wigyo Susanto,S.Kep

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
(UNISSULA)
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, dimana atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyusun makalah yang mengangkat tentang
“MEROKOK”. Dalam proses penyusunan makalah ini, tentu saja kami mengalami
banyak permasalahan. Namun berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak
akhirnya makalah ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini,
kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Perkuliahan Keperawatan Jiwa
yaitu Bapak Ns. Wigyo Susanto,S.Kep yang telah membimbing penulis dalam proses
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi maupun
sistematika dalam penulisan, maka dari itu penulis sangat berterima kasih apabila ada
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya pada Program
Studi Ilmu Keperawatan.

Semaranag, 2021

Penulis
Ihsan Darmawan

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………...i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..ii

BAB I........................................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................................................1
B. Tujuan............................................................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN............................................................................................................................................................3
A. Pengertian Merokok......................................................................................................................................3
B. Kandungan Kimia Yang Terdapat Dalam Rokok............................................................................................4
C. Masalah – Masalah Yang Timbul Dari Bahaya Rokok..................................................................................5
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok.................................................................................6
a. Faktor Dari Dalam (Internal).........................................................................................................................7
E. Cara Menghentikan Merokok dan Cara Menghindari Merokok...................................................................9
F. Asuhan Keperawatan..................................................................................................................................12
BAB III.......................................................................................................................................................................32
PENUTUP..................................................................................................................................................................32
A. Kesimpulan...................................................................................................................................................32
B. Saran............................................................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................................33

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini di tandai
dengan jumlah perokok yang mengalami peningkatan. Usia perokok pemula di
Indonesia pada usia anak, remaja, dan dewasa muda terus mengalami kenaikan dari
tahun ke tahun (Riset Kesehatan Dasar,2010). Pada masa remaja, konsep diri
individu berkembang, termasuk harga diri. WHO menyebutkan, salah satu penyebab
terjadinya perilaku merokok serta pengonsumsian alkohol dan obat-obatan pada
remaja adalah harga diri yang negatif pada diri remaja. Bagi remaja, merokok dapat
menjadi salah satu cara untuk mengurangi perasaan negatif yang remaja rasakan
(Veselska,2009) Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 adapun usia
pertama kali merokok pada usia 10-14 tahun yaitu sebesar 9,3% dan usia merokok
ini meningkat pada usia diatas 15 tahun yaitu 40%. World Health Organization
(WHO) pada tahun 2008 menyebutkan, Indonesia menempati urutan ketiga
konsumsi rokok di Asia dengan jumlah 146 juta jiwa, sedangkan pada data Riset
Kesehatan Dasar 2010 terjadi peningkatan kembali merokok pada usia diatas 15
tahun yaitu 43,3% dengan prevalensi perilaku merokok di Indonesia sebesar 34,7%.
Pada tahun 2013, prevalensi perilaku merokok usia diatas 15 tahun mengalami
peningkatan dari 34,7% menjadi 36,3% (Riset Kesehatan Dasar,2013).
Latar belakang remaja mulai merokok berkaitan dengan adanya krisis aspek
psikososial pada masa perkembangan remaja, yaitu masa ketika remaja sedang
mencari jati diri (Mubarok, 2009). Perilaku merokok dilakukan oleh individu
sebagai salah satu bentuk dari solidaritas dari suatu ikatan kelompok dan simbol
status sosial, juga sering diasosiasikan dengan kedewasaan, menarik lawan jenis,
kemampuan bersosialisasi, dan aktualisasi diri. Perasaan negatif remaja putra sering
muncul dalam perasaan seperti: tidak dihargai, merasa diabaikan, dan mengalami
penolakan dari lingkungan maupun komunitas. Maka dari itu, merokok bagi remaja
dapat menjadi salah satu cara mengurangi perasaan negatif yang di rasakan (Marwati
et al., 2010) Secara umum seseorang merokok karena sudah kecanduan, mengurangi
perasaan - perasaan negative karena sudah jadi kebiasaan dan meningkatkan harga
diri (Marwati et al., 2010)
Beberapa penelitian membuktikan bahwa umur mulai merokok
terbanyak terdapat pada kelompok remaja. 11% pada umur sebelum 12
tahun,31% pada kelompok umur 13 -17 tahun, 41% pada kelompok umur 18 -22
tahundan diatas 22 tahun sebesar 17%. Dari penelitian itu juga didapatkan
alasanmerokok karena iseng (38,5%), sebagai alat pergaulan (21,1%),
mengganggaprokok sebagai kebiasaan s aja (9,3%), untuk mengisi kesepian (6,2%),
tidak tahu(3,1%) dan dengan alasan lainnya sebesar 6,2%. (Notoadmodjo, 2004).

1
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja kandungan kimia yang terdapat dalam rokok
2. Untuk mengetahui jenis-jenis perokok
3. Untuk mengetahui tipe-tipe perilaku perokok
4. Untuk mengetahui apa saja dampak dari rokok bagi kesehatan
5. Untuk mengetahui strategi berhenti merokok
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan jiwa pada kasus merokok

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Merokok

Merokok adalah suatu kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan


dalam kehidupan sehari-hari, merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa
dihindari bagi orang yang mengalami kecenderungan terhadap rokok. Rokok
merupakan salah satu bahan adiktif artinya dapat menimbulkan ketergantungan
bagi pemakainya. Sifat adiktif rokok berasal dari nikotin yang dikandungnya.
Setelah seseorang menghirup asap rokok, dalam 7 detik nikotin akan mencapai
otak (Soetjiningsih, 2010).
Selain menyebabkan kecanduan, rokok juga memiliki dampak yang
sangat tidak sehat terhadap kesehatan. Menurut KPAI (2013), semua ahli
kesehatan termasuk World Health Organization (WHO) telah lama
menyimpulkan, bahwa secara kesehatan rokok banyak menimbulkan dampak
negatif, lebih bagi anak-anak dan masa depannya. Rokok mengandung 4000 zat
kimia dengan 200 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan
kanker), di mana bahan racun ini didapatkan pada asap utama yaitu asap rokok
yang terhisap langsung masuk keparu-paru perokok maupun asap samping yaitu
asap rokok yang dihasilkan oleh ujung rokok yang terbakar, misalnya karbon
monoksida, benzopiren, dan amoniak (KPAI, 2013).
Menurut WHO (2015) pada tahun 2015 di Indonesia diperkirakan 36%
atau sekitar 60 juta pendduduk Indonesia merokok secara rutin, hal ini berbeda
dengan jumlah konsumsi rokok di negara lain yang bisa diperkiran akan
menurun, tetapi di Indonesia bahkan sudah diperkirakan oleh WHO bahwa pada
tahun 2025 akan meningkat hingga 90% penduduk Indonesia menjadi perokok
aktif. Jika konsumsi rokok setiap tahunnya tidak bisa diminimalkan maka angka
kematian akibat merokok di Indonesia juga akan terus meningkat.
Kegiatan merokok ini tidak bisa dipungkiri lagi sudah mengakar dalam
kehidupan masyarakat Indonesia, menjadi budaya dan tradisi masyarakat.

3
Setiap orang memiliki hak untuk memilih apa saja yang ingin dia lakukan,
termasuk untuk merokok, adalah hak setiap individu untuk memutuskan apakah
dia akan merokok atau tidak. Terlepas dari itu, alangkah baiknya jika seorang
perokok tau apa dampak dari sebuah keputusan yang mereka ambil itu. (Widada
RH, 2010).
Perilaku merokok adalah suatu aktivitas atau tindakan menghisap
gulungan tembakau yang tergulung kertas yang telah dibakar dan
menghembuskannya keluar tubuh yang bertemperatur 900C untuk ujung rokok
yang dibakar, dan 300C untuk ujung rokok yang terselip diantara bibir perokok,
dan dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya
serta dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi perokok itu sendiri maupun
orang-orang disekitarnya. (Widada RH, 2010).

B. Kandungan Kimia Yang Terdapat Dalam Rokok


Perlu diketahui bahwa dalam sebatang rokok mengandung ribuan bahan
kimia yang sepuluh persen-nya adalah racun mematikan yang dapat
membahayakan kesehatan bahkan bisa menimbulkan kematian. Berikut ini
beberapa zat berbahaya yang terkantung dalam rokok (Tjandra, 2001) :

a. Nikotin
Zat ini mengandung kecanduan bisa menyebabkan seseorang
ketagihan untuk terus menghisap rokok. Pengaruh bagi tubuh manusia :
1. menyebabkan kecanduan / ketergantungan
2. menyebabkan darah cepat membeku
3. mengeraskan dinding arteri mengeraskan dinding arteri

b. Tar
Tar adalah sebuah zat yang dihasilkan dalam pembakaran tembakau
(rokok biasa) dan bahan tanaman lain (rokok herbal) ketika seseorang
4
merokok. Ia merupakan campuran dari beberapa zat yang bersama-sama
membentuk suatu massa yang dapat melekat pada paru-paru. Pengaruh bagi
tubuh manusia :
1. Membunuh sel dalam saluran darah
2. Meningkatkan produksi lendir diparu-paru
3. Menyebabkan kanker paru-paru

c. Karbon Monoksida
Gas yang biasa menimbulkan penyakit jantung karena gas ini bisa
mengikat oksigen dalam tubuh. Pengaruh bagi tubuh manusia :
1. Mengikat hemoglobin, sehingga tubuh kekurangan oksigen
2. Menghalangi transportasi dalam darah

d. Zat Karsinogen
Zat karsinogen dapat menyebabkan kanker dengan mengubah
metabolisme sel atau merusak DNA sel secara langsung, serta menyebabkan
mutasi sel yang akan mengganggu proses biologis normal dalam tubuh.
Pengaruh bagi tubuh manusia :
1. Memicu pertumbuhan sel kanker dalam tubuh

e. Zat Iritan
Zat Iritan merupakan zat yang dapat mengotori saluran udara dan
kantung udara dalam paru-paru. Pengaruh bagi tubuh manusia :
1. Menyebabkan batuk

C. Masalah – Masalah Yang Timbul Dari Bahaya Rokok


Bahaya merokok bagi kesehatan tubuh tidak perlu diragukan lagi.
Berbagai penyakit berbahaya dapat disebabkan oleh kebiasaan buruk ini. Tidak
hanya perokok aktif, rokok juga berbahaya bagi siapa pun yang menghirup

5
asapnya atau disebut dengan perokok pasif. Setiap rokok yang di hisap bisa
meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit. Berikut masalah yang akan
timbul dari bahaya merokok (Mansjoer, 2000) :
1. Merokok mengurangi pertumbuhan paru-paru.
2. Pada orang dewasa, penyakit yang disebabkan oleh rokok adalah penyakit
jantung & stroke.
3. Penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut juga mulaiterlihat pada remaja
yang menggunakan rokok
4. Merokok dapat menurunkan performa & daya tahan tubuh para remaja,
bahkan pada remaja yang aktif berolahraga.
5. Secara rata-rata, orang yang merokok 1 bungkus atau lebih setiap harinya
berkurang hidupnya selama 7 tahun dibandingkan orang yang tidak
merokok.
6. Merokok sejak usia dini akan meningkatkan resiko untuk terkena kanker
paru- paru.
7. Untuk penyakit lain karena rokok maka resikonya juga akan semakin
meningkat apabila terus merokok.
8. Remaja yang menggunakan rokok mempunyai kemungkinan 3x lebih
banyak dibandingkan mereka yang tidak merokok untuk menggunakan
alkohol, 8x lebih banyak untuk menghisap ganja serta 22x lebih banyak
untuk menggunakan kokain. Merokok juga sering dihubungkan dengan
terjadinya kelakukan beresiko lain seperti berkelahi ataupun melakukan
hubungan seksual secara dini. Bahaya merokok pada remaja dengan kata
lain memberi efek buruk lebih dini

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok


Perilaku merokok pada remaja dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut
Simarmata (2012) bahwa terdapat hubungan antara pengaruh orang tua,
pengaruh teman sebaya, keterjaukauan terhadap rokok, umur, jenis kelamin,
6
sikap, dan pengetahuan terhadap perilaku merokok pada pelajar. Green (dalam
Notoatmodjo, 2011) menjelaskan bahwa perilaku yang mempengaruhi
seseorang merokok terbagi dua, yaitu faktor dari dalam (internal) dan faktor
dari luar (eksternal) :

a. Faktor Dari Dalam (Internal)


1. Faktor Kepribadian
Individu mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau
ingin melepaskan dari rasa sakit atau kebosanan.

2. Faktor Biologis
Banyak penelitian menunjukkan bahwa nikotin dalam rokok
merupakan salah satu bahan kimia yang berperan penting pada
ketergantungan merokok.

3. Faktor Psikologis
Merokok dapat bermakna untuk meningkatkan konsentrasi,
menghalau rasa kantuk, mengakrabkan suasana sehingga timbul rasa
persaudaraan, juga dapat memberikan kesan modern dan berwibawa,
sehingga bagi individu yang sering bergaul dengan orang lain, perilaku
merokok sulit dihindari

4. Konformitas teman sebaya


Kebutuhan untuk diterima kelompok teman sebaya seringkali
membuat remaja berbuat apa saja agar dapat diterima oleh
kelompoknya. Semakin tinggi konformitas maka semakin tinggi
perilaku merokok
5. Faktor Usia
Orang yang merokok pada usia remaja semakin bertambah dan
pada usia dewasa juga semakin banyak

7
6. Faktor Jenis Kelamin
Pengaruh jenis kelamin zaman sekarang sudah tidak terlalu
berperan karena baik pria maupun wanita sekarang sudah merokok.

b. Faktor Dari Luar (Eksternal)


1. Pengaruh Orangtua
Individu perokok adalah individu yang berasal dari keluarga
tidak bahagia, orang tua tidak memperhatikan anak-anaknya
dibandingkan dengan individu yang berasal dari lingkungan rumah
tangga yang bahagia. Perilaku merokok lebih banyak didapati pada
individu yang tinggal dengan orang tua tunggal (Single Parent).
Individu wanita yang berperilaku merokok apabila ibunya merokok
dibandingkan ayahnya yang merokok.

2. Pengaruh Teman
Berbagai fakta mengungkapkan semakin banyak individu
merokok maka semakin banyak teman-teman individu itu yang
merokok, begitu pula sebaliknya.

3. Pengaruh Iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan
gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour
membuat seseorang seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku
yang ada di iklan tersebut.

4. Faktor Lingkungan Sosial


Lingkungan sosial berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan, dan
perhatian individu pada perokok. Seseorang berperilaku merokok

8
dengan memperhatikan lingkungan sosialnya. Kebiasaan budaya,
kelas sosial, tingkat pendidikan, dan gengsi pekerjaan akan
mempengaruhi perilaku merokok pada individu. Dalam bidang
politik, Menambahkan kesadaran umum berakibat pada langkah-
langkah politik yang bersifat melindungi bagi orang-orang yang
tidak merokok dan usaha melancarkan kampanye- kampanye
promosi kesehatan untuk mengurangi perilaku merokok. Merokok
menjadi masalah yang bertambah besar bagi negara-negara
berkembang termasuk Indonesia.

E. Cara Menghentikan Merokok dan Cara Menghindari Merokok


Agar terhindar dari kebiasaan merokok, maka seharunya kita menanamkan
keyakinan yang kuat bahwa kebiasaan merokok tidak akan pernah
menguntungkan diri sendiri dan orang lain. Kita harus terbiasa untuk bersikap
asertif, untuk tetap mengatakan tidak pada rokok. Apabila telah mampu kita
terapkan, maka teman sebaya atau kelompok kita bisa dijadikan kader
pendidik sebaya (Tjandra, 2001).

Menurut Tjandra, 2001 Bagi para perokok, khususnya remaja, untuk


berhenti dari kebiasaan merokok bukanlah suatu hal yang mustahil. Apabila
remaja meninggalkan kebiasaan merokok hari ini, maka badan akan terbebas
dari nikotin dalam masa 8 jam. Setelah satu minggu efek dari kebiasaan
merokok tersebut akan hilang. Lama-kelamaan, tubuh akan memperbaiki
kerusakannya akibat tembakau dan bahan kimia lain yang pada rokok.
Menghentikan kebiasaan merokok, bisa tetap dilakukan, antara lain dengan
cara sebagai berikut.

1. Berhenti secara mendadak


Tidak ada suatu cara terbaik bagi perokok untuk berhenti merokok,
karena pengaruhnya terhadap setiap perokok adalah berbeda. Namun,
hanya ada satu hal yang sama diantara mantan perokok yang berhasil,
yaitu mereka semua memang berkeinginan untuk berhenti merokok.
Sebagaian besar, perokok memilih cara ini untuk menghentikan
kebiasaannya. Cara ini bisa dipilih sebagai salah satu alternatif.

2. Cara menunda secara perlahan


Cara ini mengajak anda menunda masa menghisap batang rokok yang
pertama sehingga anda tetap dapat bertahan tanpa rokok. Atau anda bisa
menunda untuk menyalakan batang rokok dalam beberapa menit, sampai
9
anda bisa bertahan sepenuhnya setiap kali anda ingin merokok.

3. Cara mengurangi
Cara ini dilakukan dengan mengurangi jumlah batang rokok yang
anda hisap setiap merokok. Dalam satu hari, setiap kali merokok, bisa
dikurangi jumlah rokok yang anda hisap, mulai dari hitungan satu batang,
dua batang, hingga separuh dari jatah rokok anda setiap harinya, atau
bahkan mengurangi sepenuhnya.

4. Tidak mengikuti kebiasaan perokok


Pada umumnya, merokok identik dengan minum kopi ataupun
minuman keras. Apabila seseorang mengkonsumsi kopi ataupun minuman
beralkohol, maka biasanya dilengkapi dengan sebatang atau sebungkus
rokok. Dengan mengurangi atau sama sekali tidak mengkonsumsi kopi
atau minuman beralkohol secara berlebihan, maka keinginan untuk
merokok bisa dikurangi.

5. Terapi penggantian nikotin


Terapi ini memanfaatkan koyo atau tempelan nikotin yang bisa
menembus kulit ke dalam tubuh dan bisa mengurangi efek adiksi
(ketagihan) akibat merokok. Cara ini bisa ditempuh tanpa anda harus
berhenti secara mendadak. Cara ini juga menolong anda untuk
menghadapi kebiasaan merokok serta ketergantungan psikologis.
Konsultasikan dengan dokter anda untuk keterangan lebih lanjut.

6. Pengalihan aktivitas
Biasanya, remaja mulai merokok karena ada waktu yang tersisa. Pada
waktu tersebut bisa dilakukan aktivitas-aktivitas lain, yang tentunya lebih
positif, untuk menghindari kebiasaan merokok. Bagi perokok yang ingin
berhenti, alternatif ini juga bisa ditempuh setiap anda ingin merokok.
Misalnya, melakukan aktivitas-aktivitas yang anda senangi, mulai dari
berolah raga, rekreasi bersama teman, membaca majalah atau komik
kesukaan, bermain atau mendengarkan musik, mengikuti kegiatan
organisasi remaja, seperti OSIS di sekolah-sekolah,organisasi
kemahasiswaan di kampus, Sekeha Teruna-Teruni di masyarakat, hingga
mengerjakan tugas bersama teman-teman kelompok belajar. Tentunya hal
ini akan berhasil apabila kodisi keluarga dan tempat bergaul saling
mendukung untuk mengurangi atau bahkan menghentikan sama sekali
kebiasaan merokok remaja. Tentu masih banyak cara lain yang bisa dilirik
untuk mengalihkan kebiasan merokok. Yang terpenting, kebiasaan
merokok tetap dialihkan pada aktivitas lain yang positif dan bermanfaat.

7. Menanamkan sikap asertif pada diri serta pemahaman akan dampak


negatif rokok terhadap kesehatan
Sikap tegas untuk tidak merokok atau memang akan menghentikan
10
sama sekali kebiasaan ini, sangat diperlukan untuk menunjang upaya
berhenti merokok. Dengan pemahaman yang cukup tentang berbagai
dampak negatif merokok bagi kesehatan, akan semakin menambah
keyakinan serta motivasi diri untuk tetap berusaha menghentikan
kebiasaan merokok. Secara berangsur-angsur, pemahaman ini akan
semakin kuat karena setiap kita mulai terbiasa berhenti merokok, akan
terasa manfaatnya

8. Konsumsi makanan dengan menu seimbang


Menu seimbang adalah seperangkat makanan yang mengandung
hampir seluruh zat makanan yang diperlukan tubuh. Terdiri dari nasi,
sayur-sayuran, lauk-pauk, buah-buahan, air, serta dilengkapi dengan susu.
Sayur dan buah-buahan serta air mineral mengandung antioksidan yang
dapat mengurangi efek negatif bahan kimia pada rokok. Nasi, lauk-pauk
dan susu pun memiliki sejumlah vitamin, mineral, protein, serta serat yang
diperlukan tubuh.Untuk menambah keinginan mengkonsumsi menu ini,
bisa disiasati dengan tampilan menu yang menarik. Potongan lauk-pauk
ataupun sayuran bisa dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menarik
bentuknya. Buah-buahan tertentu juga bisa dikonsumsi dalam bentuk jus
buah segar.

9. Membentuk kelompok sebaya


Kelompok ini bisa dibentuk berdasarkan kesamaan prinsip para
remaja, yaitu terdiri dari sekelompok remaja yang sama-sama
menginginkan berhenti merokok. Selain memberi ruang yang cukup bagi
para remaja yang ingin berhenti merokok, kelompok ini juga bisa
menampung segala permasalahan yang dialami remaja, khususnya yang
berkaitan dengan upaya menghentikan kebiasaan merokok. Kelompok ini
bisa dikepalai oleh seorang pendidik ataupun kolsultan yang mampu
menggerakkan dan menampung remaja yang ingin berhenti merokok,
misalnya psikiater ataupun mahasiswa yang peduli. Secara berangsur-
angsur, kelompok ini akan menghasilkan remaja-remaja yang benar-benar
telah terbebas dari kebiasan merokok, sehingga hal ini akan berguna bagi
remaja yang lain yang mempunyai keinginan yang sama untuk berhenti
merokok. Apabila kelompok semacam ini mendapat perhatian khusus dari
pihak yang berwenang, dan diberi kemudahan atau fasilitas tertentu, maka
lama-kelamaan akan dihasilkan kader pendidik sebaya yang semakin
bertambah dan tentunya semakin bermanfaat.

10. Senantiasa berdoa


Upaya sekeras apapun tidak akan pernah membuahkan hasil, apabila
tidak diikuti dengan doa. Selain bisa menambah keyakinan diri, doa bisa
11
memberikan semacam kekuatan pelindung, terutama bagi remaja perokok
untuk tetap melanjutkan upaya berhenti merokok, dan tidak akan pernah
merokok lagi. Selain itu, dukungan keluarga, serta teman-teman dan
masyarakat sekitar akan sangat membantu remaja untuk menghentikan
kebiasaan merokok.

F. Asuhan Keperawatan

A. PENGKAJIAN

1. Biodata Identitas Pasien


a. Nama : Tn. S
b. Umur : 33 tahun
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Suku : Jawa
e. Agama : Islam
f. Status perkawinan : Belum kawin
g. Pendidikan : D3
h. Alamat : Karanganyar
i. No. RM : 045062
j. Tanggal masuk : 21 Maret 2021

2. Alasan masuk Rumah Sakit


Klien datang ke RS dengan kondisi sesak, lemah, dan lesu. Klien
merupakan seorang laki-laki yang bekerja di salah satu pabrik dengan
lingkungan teman-teman yang merokok, klien merupakan pasien dengan
gangguan pola nafas yang disebabkan oleh perilaku merokoknya sejak
umur 12 tahun. Dokter menganjurkan untuk berhenti merokok sejak 3
bulan yang lalu, sehingga pasien merasa malu ketika dia berhenti
merokok, karena teman bekerjanya mengejek dia sebagai banci.
Sehingga pasien sekarang merasa malu untuk kembali bekerja.

3. Faktor Predisposisi
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 21 Maret 2021, klien
mengatakan belum pernah masuk rumah sakit jiwa atau mengalami
gangguan jiwa sebelumnya, Klien mengatakan pengalaman masa lalu
yang tidak menyenangkan adalah ketika orang tuanya bercerai saat klien
berumur 6 tahun

4. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mMhg
12
N : 80 x/menit
S : 36,5 0C
RR : 22 x/menit

b. Ukur
TB : 180 cm
BB : 58 kg

c. Keluhan fisik
Klien mengatakan sesak nafas dan merasa malu jika kembali bekerja.

5. Psikososial

1. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan tidak menyukai gaya rambutnya dan badannya
yang kurus

b. Identitas diri
Klien mengatakan belum menikah, klien mengatakan lulusan
SD, klien
mengatakan anak terakhir dari 4 bersaudara.

c. Peran
Klien mengatakan dirumah adalah anak terakhir dan memiliki
pekerjaan
yaitu sebagai pegawai pabrik

d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin kembali bekerja tanpa diejek sebagai
banci.

e. Harga diri
Klien mengatakan malu untuk mengobrol dengan temannya
karna dianggap banci. Klien mengatakan tidak percaya diri saat dia
berhenti merokok. Klien mengatakan merasa tidak keren jika tidak
merokok.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah

2. Hubungan sosial
Klien mengatakan dekat dengan semua keluarganya, klien
mengatakan jarang mengikuti kegiatan dimasyarakat saat dirumah,
Klien mengatakan jarang mengobrol dengan temannya setelah dia
berhenti merokok, klien sering menyendiri dikamar, klien
13
mengatakan lebih nyaman sendiri, klien mengatakan kurang nyaman
jika berkumpul dengan temannya.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial

3. Spiritual
Klien beragama islam dan klien yakin dengan adanya Allah
SWT dan sakit yang dialaminya adalah ujian dari Allah SWT. Klien
mengatakan jarang beribadah.

6. Status Mental
a. Penampilan
Penampilan klien rapih, rambut klien rapih, klien mengatakan
mandi 2x/hari, keramas 1x/hari, gosok gigi 2x/hari.

b. Pembicaraan
Pada saat berkomunikasi klien dapat menjawab semua
pertanyaan dengan baik, nada bicara klien pelan, cara bicara klien
lambat.
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah

c. Aktifitas motorik
Kontak mata klien kurang, klien tampak melamun, klien
sering terlihat sendiri dikamar, wajah klien kadang terlihat lesu dan
terkadang bersemangat, klien terlihat jarang berkomunikasi, klien
lebih sering tidur.
Masalah Keperawatan: Harga Diri Rendah

d. Afek dan Emosi


1. Afek : klien tumpul (datar) , klien tampak gelisah jika tidak
merokok
2. Emosi : klien memiliki emosi yang berubah-ubah (cepat marah,
depresi, cemas, eforia)

e. Interaksi
Selama Wawancara Kontak mata klien kurang.

f. Persepsi
Klien mengatakan tidak pernah mendengar suara yang aneh

g. Proses Pikir
Selama interaksi dengan perawat klien dapat menjawab
pertanyaan, klien menjawab sesuai dengan pertanyaan yang
diberikan.

14
h. Isi pikir
Klien mengatakan tidak memiliki rasa takut yang berlebihan,
klien tidak memiliki fobia terhadap apapun, klien tidak memiliki
waham keagamaan.

i. Tingkat kesadarn
Klien sadar, klien mampu menyebutkan nama perawat, klien
menyadari bahwa dirinya berada dirumah sakit jiwa, klien masih ingat
orang, tempat dan waktu.

j. Memori
1) Jangka panjang
Klien mampu mengingat kejadian 13 hari yang lalu saat diejek
rekan kerjanya.

2) Jangka pendek
Klien mampu mengingat kejadian yang sudah dilakukan seperti
makan, minum obat dan mengingat nama perawat.

3) Memori saat ini


Klien mampu mengingat apa saja yang baru saja dilakukan.

k. Tingkat konsentrasi dan berhitung


Klien dapat berkonsentrasi dengan baik dalam menjawab
pertanyaan perawat. Klien juga mampu berhitung secara sederhana
dari 1-20.

l. Kemampuan penilaian
Klien mampu mengambil keputusan sesuai dengan kebutuhan
diri. Klien dapat mengambil keputusan secara sederhana seperti
mencuci tangan terlebih dahulu sebelum makan.

m. Daya tilik diri


Klien menyadari bahwa dirinya sedang dirawat di rumah sakit
jiwa untuk berobat demi kesembuhannya klien mengakui adanya
perubahan secara fisik dan emosional pada dirinya. Klien merasa
memerlukan banyak pertolongan dari keluarga dan perawat.

7. Kebutuhan Persiapan Pulang


15
a. Makan dan minum
Klien mengatakan mampu makan dan minum secara
mandiri, klien makan 3x/hari, klien mengatakan suka semua makanan
yang disediakan dirumah sakit jiwa. Klien alergi terhadap telor. Klien
mengatakan minum 5-7 gelas/hari.

b. Bak dan Bab


Klien mampu menggunakan wc untuk bab dan bak secara
mandiri dan klien mampu membersihkannya setelah
menggunakannya. Klien mengatakan bab 1x/hari dan bak 4-5x/hari.

c. Klien mengatakan mandi 2x/hari menggunakan sabun dan


keramas 1x/hari, klien menggatakan menggosok gigi 2x/hari
menggunakan pasta gigi, klien tampak bersih dan klien mandi secara
mandiri.

d. Berpakaian
Klien memakai pakaian sendiri, klien menggati pakaian
1x/hari, klien terlihat rapih dan klien memakai sendal.

e. Istirahat dan tidur


Klien mengatakan jarang tidur siang, klien tidur malam pukul
20.30 WIB – 05.00 WIB. Setelah bangun tidur klien merapihkan
tempat tidur.

f. Penggunaan obat
Klien minum obat secara mandiri tanpa dibantuoleh perawat,
perawat hanya menyiapkan obat yang akan diminum klien.

g. Pemeliharaan kesehatan
Klien berada di rumah sakit jiwa untuk berobat, perawat sering
memberi motivasi kepada klien agar mau merawat kesehatannya.

8. Mekanisme Koping
a. Adaptif
Klien mau mengikuti kegiatan yang ada di rumah sakit jiwa.

b. Maladaptif
Saat di rumah sakit jiwa klien hanya mau berbicara dengan orang-
orang tertentu saja dan jika ada masalah klien lebih baik diam. Saat
dirumah pun klien seperti itu, lebih banyak diam tanpa
menceritakannya kepada siapapun dan jika klien ada masalah klien
memilih memendamnya sendiri dan klien selalu merokok walaupun
16
klien sudah tahu mengidap penyakit ganggaun pernafasan
(Masalah Keperawatan: Koping Individu Tidak Efektif)

9. Masalah Psikososial Dan Lingkungan

a. Klien berhubungan dengan dukungan kelompok spesifik


Klien mendapat dukungan dari keluarga untuk
kesembuhannya.

b. Klien berhubungan dengan lingkungan fisik


Klien mengatakan berhubungan tidak baik dengan
lingkungannya.

c. Klien berhubungan dengan pendidikan spesifik


Klien mengatakan lulusan SD.

d. Klien berhubungan dengan pekerjaan spesifik


Klien mengatakan pekerjaannya sebagai buruh pabrik

e. Klien berhubungan dengan perumahan spesifik


Klien tinggal 1 rumah dengan kakaknya.

f. Klien berhubungan dengan ekonomi spesifik


Klien mengatakan sebelum sakit klien bekerja dan
kehidupannya berkecukupan. Saat di rumah sakit jiwa klien tidak
bekerja.

g. Klien berhubungan dengan pelayanan kesehatan


Klien mengatakan jika sakit berobat ke puskesmas atau
rumah sakit terdekat.

10. Kurang Pengetahuan


Klien mengatakan sedang berada di rumah sakit jiwa, klien
mengatakan mengetahui tentang penyakitnya yaitu tidak dapat
mengkonrol untuk menjauh dari rokok.

11. Aspek Medis


17
Diagnosa saat ini skizofrenia paranoid
Terapi medik:
Chlorpromazine (cpz) 1x1/2, 100mg
Haloperidol (hlp) 2x1, 5mg
Trihexyphenidyl (thp) 2x2 mg

12. Data Fokus

Ds:

- Klien mengatakan malu untuk mengobrol dengan temannya


karna selalu diejek jika tidak merokok

- Klien mengatakan tidak percaya diri dengan gaya nya yang harus
berhenti merokok

- Klien mengatakan malu dengan semua orang

- Klien mengatakan malu karna masuk rumah sakit jiwa

- Klien mengatakan malu dengan lingkungan

- Klien mengatakan lebih nyaman sendiri

- Klien mengatakan lebih suka dikamar

- Klien mengatakan kurang nyaman jika berkumpul dengan


teman-temannya

- Klien mengatakan jika ada masalah selalu dipendam sendiri

- Klien mengatakan jika ada masalah lebih baik diam

- Klien mengatakan belum pernah dijenguk oleh orang tuannya,


karena orang tuanya sudah bercerai

- Klien mengatakan merasa ditelantarkan oleh orang tuanya

- Klien mengatakan orang tuanya berpisah sejak klien berusia 6


tahun

Do:
18
- Nada bicara klien pelan

- Kontak mata klien kurang

- Klien terlihat lesu

- Afek klien tumpul

- Klien lebih sering tidur

- Cara bicara klien lambat

- Klien terlihat sering sendiri

- Klien terlihat jarang berkomunikasi

- Klien terlihat lebih sering dikamar

- Klien tampak melamun

- Klien terlihat sedih saat bercerita tentang keluarganya

19
13. Analisa Data

No. DATA MASALAH


1. Ds: Harga diri rendah
- Klien mengatakan malu untuk
mengobrol dengan temannya karna
diejek temannya jika tidak merokok
- Klien mengatakan tidak percaya diri
dengan gayanya jika tidak merokok
- Klien mengatakan malu dengan
semua orang
- Klien mengatakan malu karna masuk
rumah sakit jiwa
- Klien mengatakan malu dengan
lingkungan
Do:
- Nada bicara klien pelan
- Kontak mata klien kurang
- Klien terlihat lesu
- Afek klien tumpul
- Klien lebih sering tidur

20
2. Ds: Isolasi sosial
- Klien mengatakan lebih nyaman
sendiri
- Klien mengatakan lebih suka

21
dikamar
- Klien mengatakan kurang nyaman
jika berkumpul dengan teman-
temannya
Do:
- Klien terlihat sering sendiri
- Klien terlihat jarang berkomunikasi
- Klien terlihat lebih sering dikamar

3. Ds: Koping individu


- Klien mengtakan jika ada masalah tidak efektif
selalu dipendam sendiri
- Klien mengatakan tidak dapat
menahan diri untuk merokok
- Klien mengatakan jika ada masalah
lebih baik diam
Do:

- Klien tampak melamun

22
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Harga diri rendah situasional b.d riwayat penolakan d.d menolal


berinteraksi dengan orang lain

b. Ketidakefektifan koping individu b.d tidak mampu mengatasi


keinginan menggunakan zat

 Pohon Masalah

Harga Diri Rendah

Koping individu tidak efektif

23
C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No. Tgl Dx. Kep Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional


1. 23 Harga TUM: Setelah 1x interaks, BHSP dengan Hubungan saling
Maret
Klien
2021 diri klien menunjukkan menggunakan percaya yang baik
rendah memiliki tanda-tanda percaya prinsip merupakan dasar yang
konsep pada perawat komunikasi kuat bagi keluarga
diri: A. Klien dapat terapeutik: dalam
percaya berinteraksi 1. Sapa klien mengekspresikan
diri yang secara aktif dengan ramah perasaannya.
optimal dengan baik verbal  Mununjukan
TUK 1: perawat, yang maupun non keramahan dan
Klien dapat ditunjukkan verbal sikap bersahabat
membina dengan: 2. Perkenalkan  Agar klien tidak
hubungan 1. Ekspresi nama, nama ragu kepada perawat
saling wajah panggilan  Menunjukan
percaya bersahabat perawat dan bahwa perawat
dengan 2. Menunjukk tujuan perawat ingin kenal dengan
an rasa senang
perawat berkenalan klien
3. Ada
3. Tanyakan  Agar klien
kontakmata
nama percaya dengan
4. Mu berjabat
lengkap dan perawat
tangan
nama Penerimaan yang
5. Mau
panggilan sesuai dengan
menyebutka
yang disukai keadaan yang
n nama
klien sebenarnya dapat
6. Mau duduk
4. Tunjukkan meningkatkan
berdamping
sikap jujur keyakinan pada
an dengan
dan menepati keluarga serta

23
perawat janji setiap merasa adanya
7. Bersedia berinteraksi suatu pengakuan
mengungka dengan klien  Perhatian yang
pkan masalah
5. Tunjukkan sikap diberikan dapat
yang dihadapi
empati dan meningkatkan
menerima klien harga diri klien
apa adanya  Repon mengkritik
6. Tanyakan atau
perasaan klien menyalahkandapa
dan masalah t menimbulkan
yang dihadapi adanya sikap
klien penolakan
7. Hindari respon  Member info tentang
kontrak waktu
yang
mengkritik/men
yalah kan saat
klien
mengungkapkan
perasaannya
Buat kontrak
interaksiyang
jelas
TUK 2: Setelah 2x interaksi 1. Diskusikan  klien adalah
23
Maret Klien dapat klien dapat bersama klien individu yang
2021
mengidenti menyebutkan aspek aspek posotif bertangggungjawab
fikasi aspek positif yang dimiliki yang dimiliki terhadap diri sendiri
positif dan klien, keluarga, 2. Bersama  klien sudah
kemampua n lingkungan serta klien bertindak
yang dimiliki kemampuan yang membuat secara realistis
klien dimiliki klien daftar  memberi
24
mengenai: kesempatan kepada
 aspek positif klien untuk mandiri
klien
 kemampuan
yang
dimiliki
klien
3. beri pujian
yang realistis,
hindarkan
memberi
penilaian
negatif

25
TUK 3: Setelah 2x 1. diskusikan
23
Maret Klien interaksi klien dengan klien
2021
dapat menyebutkan kemampuan
menilai kemampuan yang yang dapat
Kemampuan dapat dilaksanakan dilakukan
yang dimiliki
2. diskusikan
untuk
dilaksanakan kemampuan yang

TUK 4: Setelah 2x interaksi, 1. Rencanakan  Member


24
maret Klien dapat klien melakukan bersama klien kesempatan klien
2021
merencana kegiatan sesuai aktivitas yang mandiri, dpat
kan kegiatan jadwal yang dibuat dilakukan mandiri meningkatkan
sesuai tanpa bantuan harga diri
dengan
kemampua n
yang
Dimiliki

26
TUK 5 :
Setelah 2x interaksi, 1. Anjurkan klien  Inforcement
24 Klien dapat
maret melakukan klien melakukan melaksanakan positif
2021 kegiatan
kegiatan sesuai kegiatan yang meningkatkan
sesuai dengan
rencana yang jadwal yang dibuat dilaksanakan harga diri klien
dibuat
2. Pantau kegiatan
klien
3. Beri pujian atas
usaha klien

24 TUK 6:
Klien dapat Setelah 2x interaksi, 1. Beri pendidikan  Pendidikan
maret
2021 memanfaat kan klien memanfaatkan kesehatan pada kesehatan dapat
system
pendukung system pendukung keluarga dengan meningkatkan
yang ada yang ada dikeluarga cara merawat informasi dan
klien pengetahuan
2. Bantu tentang
keluarga merawat pasien
memberikan harga diri
dukungan rendah
selama klien
dirumah
27
Setelah 1x interaks, 1. Bantuan kontrol Hubungan saling
25
2. Ketidakefe marah
maret klien menunjukkan percaya yang baik
ktifan 2. Dukungan
2021
koping tanda-tanda percaya merupakan dasar yang
emosional
individu
pada perawat 3. Manajemen kuat bagi keluarga
A. Kemampuan perilaku: dalam
menyakiti diri
memenuhi peran mengekspresikan
4. Peningkatan
sesuai usia peran perasaannya.
meningkat 5. Peningkatan  Mununjukan
tidur
B. Verbalisasi keramahan dan
6. Pencegahan
kelemahan diri pengunaan zat sikap bersahabat
meningkat terlarang  Agar klien tidak
C. Verbalisasi 7. Pemberian obat ragu kepada perawat
8. Peningkatan
rasionalisasi harga diri  Menunjukan
kegagalan 9. Relaksasi otot bahwa perawat
menurun progresif ingin kenal dengan
10. Fasilitasi
klien
meditasi
 Agar klien
percaya dengan
perawat
Penerimaan yang
sesuai dengan
keadaan yang
sebenarnya dapat
meningkatkan

28
keyakinan pada
keluarga serta
lingkungannya.

29
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No. Implementasi Evaluasi
1. Tgl : 23 Maret 2021 S:
Pkl : 10:20 Wib  Klien mengatakan senang diajak
mengobrol
DS:
 Klien mengatakan bisa menyapu
 Klien mengatakan tidak percaya
O:
diri dengan gaya hidup tidak
 Klien mau mengikuti intruksi
merokok
 Klien mengatakan malu karena
 Klien mampu mengulangi cara
masuk rumah sakit jiwa
menyapu
 Klien mengatakan malu untuk
A: Harga Diri Rendah
Ketidakefektifan koping individu
mengobrol dengan temannya
P:
karena merasa malu diejek karena
 Latihan kegiatan menyapu
tidak merokok
2x/hari
DO:
 Nada bicara klien lembut
 Klien tersenyum

Diagnosa Keperawatan:
Haraga diri Rendah

Tindakan:
SP1 mengajarkan kegiatan sehari-hari
yaitu menyapu

Ihsan Darmawan
RTL: Latih SP2 yaitu membereskan
tempat tidur

30
No. Implementasi Evaluasi
2. Tgl : 24 Maret 2021 S:
Pkl : 10:35 Wib  Klien mengatakan senang
diajarkan cara membersihkan
DS:
tempat tidur
 Klien mengatakan malu dengan
 Klien mengatakan ingat tahap-
semua orang
tahap membersihkan tempat tidur
 Klien mengatakan malu dengan
O:
lingkungan
 Klien bisa membersihkan tempat
 Klien mengatakan takut tidak
tidur
diterima oleh lingkungan
 Tempat tidur klien terlihat rapih
A: Harga Diri Rendah
DO:
Ketidakefektifan koping individu
2x/hari
 Nada bicara klien lembut
 Latihan membersihkan tempat
Diagnosa Keperawatan: tidur 2x/hari
Haraga diri Rendah

Tindakan:
SP2 mengajarkan kegiatan sehari-hari
yaitu membereskan tempat tidur

RTL:
Evaluasi SP1 dan SP2 yaitu menyapu
dan membereskan tempat tidur
Ihsan Darmawan

31
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Perilaku merokok adalah suatu aktivitas atau tindakan menghisap
gulungan tembakau yang tergulung kertas yang telah dibakar dan
menghembuskannya keluar tubuh yang bertemperatur 900C untuk ujung
rokok yang dibakar, dan 300C untuk ujung rokok yang terselip diantara bibir
perokok, dan dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang
disekitarnya serta dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi perokok itu
sendiri maupun orang-orang disekitarnya

B. Saran
Melihat uraian dan kenyataan dimasyarakat maka seharusnya masyarakat
harus memperhatikan kebiasaanya demi kesehatan tubuh sendiri. Perokok
diharapkan dapat rajin membaca referensi terkait bahaya dari merokok
sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan mengubah pola pikirnya
menjadi lebih baik. Selain itu mengubah kebiasaan merokok berkumpul
bersama teman dengan kegiatan positif seperti olahraga dan bakti sosial. Bagi
yang tidak merokok untuk tetap menjauhi rokok dan dapat mengajak orang
sekitarnya untuk menjauhi rokok.

32
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer Arief, (2000), Kapita Selekta Kedokteran Jilid II , Jakarta : Media


Ausculapius
Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Ilmu & Seni. Jakarta:
Rineka Cipta.
PPNI, T . S. (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

PPNI, T . S. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan


Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Soetjiningsih. (2010). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta:


Sagung Seto.

Tim KPAI (2013, 06 Juni). Menyelamatkan Anak Dari Bahaya Rokok. Dikutip 26
Maret 2021.

Tjandra Y Aditama. 2001. Masalah Merokok dan Penanggulangannya. Jakarta :


Yayasan Penerbitan IDI bekerjasama dengan PDPI dan LM3.

WHO. 2015. The Millenium Development Gols for Health. Jakarta : World Health
Organitation.

Widada RH dan Icuk P. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Balai
Pustaka.

33

Anda mungkin juga menyukai