Oleh :
Amelia Murba
Cynthia Anggraeni
Dastin Arjuna Wianzah
Dwiyani Melinda
Mustopa Dira Seprian
Niar Yulia
Kelas : XI IPA 5
Guru pembimbing : Muharlisa, S.Pd
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Penulis menyadari karya tulis ini masih memiliki kekurangan, maka dari
itu penulis mohon kritik dan saran yang membangun agar lebih baik lagi
kedepannya.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………................................................................................................. i
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 3 PEMBAHASAN
BAB 4 PENUTUP
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Siswa
Belajar
(5) Orang Tua Ikut Serta Mengawasi Anaknya Agar Tidak Merokok
Rokok adalah benda beracun yang memiliki efek santai dan sugesti merasa lebih
rileks.Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sa
ngat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan
perokok.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang
dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir,
bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan
yang memperingatkan
perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok,misalnya kanker
paru-paru atau serangan jantung (walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan,
jarang sekali dipatuhi)
a. Ketika kita sedang merokok,asap rokok kita dapat mengganggu orang lain
dan juga menyebabkan polusi udara,
a. Karbon Monoksida
b. Nikotin
c. Tar
d. Hidrogen Sianida
Senyawa racun lainnya yang menjadi bahan penyusun rokok adalah
hidrogen sianida. Beberapa negara pernah memakai senyawa ini untuk
menghukum mati narapidana. Saat ini, hidrogen sianida juga digunakan
dalam industri tekstil, plastik, kertas, dan sering dipakai sebagai bahan
pembuat asap pembasmi hama. Efek dari senyawa ini dapat melemahkan
paru-paru, menyebabkan kelelahan, sakit kepala, dan mual.
e. Benzena
Benzena merupakan residu dari pembakaran rokok. Paparan
benzena jangka panjang (setahun atau lebih), dapat menurunkan jumlah
sel darah merah dan merusak sumsum tulang, sehingga meningkatkan
risiko terjadinya anemia dan perdarahan. Selain itu, benzena juga merusak
sel darah putih sehingga menurunkan daya tahan tubuh, serta
meningkatkan risiko leukimia.
f. Formaldehida
Benzena merupakan residu dari pembakaran rokok. Paparan
benzena jangka panjang (setahun atau lebih), dapat menurunkan jumlah
sel darah merah dan merusak sumsum tulang, sehingga meningkatkan
risiko terjadinya anemia dan perdarahan. Selain itu, benzena juga merusak
sel darah putih sehingga menurunkan daya tahan tubuh, serta
meningkatkan risiko leukimia.
g. Arsenik
Arsenik merupakan golongan pertama karsinogen. Paparan
terhadap arsenik tingkat tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya
kanker kulit, kanker paru-paru, kanker saluran kemih, kanker ginjal,
dan kanker hati. Arsenik terdapat dalam rokok melalui pestisida yang
digunakan dalam pertanian tembakau.
h. Kadmium
Sekitar 40-60 persen dari kadmium yang terdapat dalam asap rokok,
terserap masuk ke paru-paru saat merokok. Kadar kadmium yang tinggi
dalam tubuh dapat menimbulkan gangguan sensorik, muntah, diare,
kejang, kram otot, gagal ginjal, dan meningkatkan risiko kanker.
i. Amonia
Amonia merupakan gas beracun, tidak berwarna, namun berbau
tajam. Pada industri rokok, amonia digunakan untuk meningkatkan
dampak candu nikotin.
Dalam jangka pendek, menghirup dan terpapar amonia dapat
mengakibatkan napas pendek, sesak napas, iritasi mata, dan sakit
tenggorokan. Sedangkan dampak jangka panjangnya yaitu pneumonia dan
kanker tenggorokan.
a. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur lebih sering digunakan dalam penelitian survey atau penelitian
kuantitatif, walaupun dalam beberapa situasi, wawancara tersetruktur juga dalam
penelitian kualitatif. Wawancara bentuk ini sangat terkesan seperti interogasi karena
sangat kaku, dan pertukaran informasi antara peneliti dengan subyek yang diteliti
sangat minim. Dalam melakukan wawancara tersetruktur, fungsi peneliti sebagian
besar hanya mengajukan pertanyaan dan subyek penelitian hanya bertugas menjawab
pertanyaan saja. Terlihat adanya garis yang tegas antara peneliti dengan subyek
penelitian. Selam proses wawancara harus sesuai dengan pedoman wawancara
(guideline interview) yang telah dipersiapkan.
b. Wawacara Tidak Terstruktur
Jenis wawancara yang ketiga adalah wawancara tidak tersetruktur.
Hampir mirip dengan bentuk wawancara semi tersetruktur, hanya saja
wawancara semi tersetruktur memiliki kelonggaran dalam banyak hal
termasuk dalam pedoman wawancara. Salah satu kelemahan wawancara
tidak tersetruktur adalah pembicaraan akan mudah menjadi “ngalor-
ngidul” dengan batasan yang kurang tegas. Untuk sebuah penelitian
kualitatif, kami tidak menyarankan untuk menggunakan wawancara jenis
wawancara tidak tersetruktur karena kurang terfokus pada apa yang
akan digali. Penggalian akan bersifat meluas, bukan mendala.
Wawancara tidak tersetruktur lebih tepat digunakan dalam konteks
wawancara santai dengan tujuan yang tidak terlalu terfokus, konteks
talk-show, kontek seminar atau kualiah umum, dan konteks lainnya yang
bertujuan untuk mencari keluasan bahasan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Hasil Wawancara
Hasil Wawancara
Pertanyaan :
3. Apa dampaknya bagi kesehatan anda? Apakah membuat sakit atau membuat tubuh
menjadi sehat?
Jawaban :
1. Iya, pernah.
3. Membuat sakit
4. Sudah sering sekali,tapi sekarang sudah berkurang banyak mengkonsumsi rokok dari
sebelumnya
6. Tidak
7. Tidak
8. Saat saya merasa kenyang
9. Biasa saja
3.2 Pembahasan
Anda kini telah mengetahui konsekuensi dari rokok yang Anda bakar setiap harinya tidak
hanya merugikan kesehatan orang – orang tercinta pun bisa ikut jadi taruhannya. Masih merasa
kalau berhenti merokok itu sulit?
5. Meminum perasan jeruk nipis dengan soda supaya asap di dalam paru paru bisa keluar,.
Dalam waktu minimal satu atau dua minggu keinginan anda untuk merokok akan
hilang dan anda akan merasa seperti menemukan diri andai sendiri.
BAB IV
Penutup
4.1 Kesimpulan
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70
hingga 120 mm(bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm
yang berisi daun-dauntembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah
satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut
pada ujung lainnya.
Apabila kita tanya, mengapa mereka merokok ? , banyak yang
menjawab dan alasan yang dilontarkan sehingga mereka belum mau
meninggalkan kebiasaan merokok. Banyak alasan mereka mengonsumsi rokok
diantara-Nya menghilangkan stres, iseng – iseng, supaya keren dan karena
pengaruh teman.
Asap rokok mengandung lebih dari 400 senyawa kimia yang secara
farmakologis terbukti aktif, beracun, dan dapat menyebabkan penyakit jantung
koroner. Tiga racun utama dalam rokok yaitu nikotin , tar, dan karbon
monoksida.
4.2 Kritik Dan Saran
Penulis menyadiri akan kekurangan dari penyusunan karya tulis ini. Untuk
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi
menyempurnakan karya tulis selanjutnya
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 1 sampel dari SMA N 1
OKU
(1) Metode yang dipakai yaitu wawancara
(2) Teori penulis terlalu sedikit, lebih banyak sumber lebih bagus
DAFTAR PUSTAKA
http : //www.google.com/rokok
http : //www.google.com/prestasi
http : //www.google.com/belajar
http : //www.google.com/siswa