Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) adalah agenda pembangunan global untuk mengakhiri kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan, dan melindungi planet, melalui pencapaian 17 (tujuh belas) tujuan sampai Tahun 2030.
Sejak tahun 1990-an istilah-istilah kesetaraan, partisipasi dan
manajemen berkelanjutan telah digunakan dalam praktek kehutanan
Pada era desentralisasi diberikannya kewenangan kepada Pemda
pengelolaan dan pemberian izin eksploitasi untuk meningkatkan efisiensi dan kesetaraan pusat dan daerah
Dalam prakteknya kebijakan ini masih meningggalkan banyak masalah
termasuk tarik menarik kebijakan antara Pusat dan Daerah. Pemerintah telah mengambil langkah- Langkah untuk melindungi sebanyak mungkin hutannya yang berharga meliputi: meningkatkan target NDC Pemerintah juga dihadapkan dan mengembangkan strategi untuk pada tekanan terhadap lahan mencapai target penyerapan karbon untuk memenuhi kebutuhan FOLU 2030 pangan dan bahan lain.
Pemerintah telah mengambil inisiatif
untuk berhijrah dari praktek konvensional ke pendekatan-pendekatan inovatif untuk produksi komoditas dan layanan Apa yang diperlukan?
menemukan cara menilai dan menambahkan nilai ke ragam layanan
yang disediakan oleh hutan -> pangan, air, kayu, udara bersih, pembentukan tanah, polinasi.
Konfigurasi usaha untuk manajemen sdh hutan produksi telah
dimulai meliputi ragam usaha –> pangan, enersi terbarukan, ecotourism, agroforestry, hasil non-kayu layanan lingkungan, penangkapan karbon, cadangan air bersih dll.
Peningkatan ini ditujukan untuk melindungi SDA dalam kebijakan
sektor ekonomi, manfaat bagi manusia.
Peningkatan ini untuk menjamin konservasi dan pemanfaatan
ekosistem secara berkelanjutan tidak hanya tanggung jawab actor-actor saja, tetapi seluruh Pemangku kepentingan mulai dari pembuat kebijakan sampai Masyarakat local. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Merupakan upaya sadar dan terencana memadukan aspek
lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi Pembangunan.
Tujuan umum -> menjamin keutuhan lingkungan hidup
serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Berisi upaya sistematis dan terpadu untuk melestarikan lingkungan serta sebagai upaya pencegahan terjadinya pencemaran dan atau kerusakaan lingkungan hidup.
Untuk memenuhi hak asasi masyarakat akan lingkungan yang baik dan sehat.
Lebih menjamin kepastian hukum dan memberikan perlindungan
terhadap hak setiap orang untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat Hutan yang berkelanjutan? - Hutan yang terjadi keseimbangan antara pola regenerasi dan kerusakan (dalam siklus alam). - Bila rusak, dikelola, maka hutan seharusnya masih dapat menjaga siklus alam (keseimbangan antara regenerasi dengan kerusakan). - Keseimbangan dapat terjadi dalah hutan yang terjaga integritasnya. - Bentuk-bentuk pemanfaatan hutan (manajemen) harus diarahkan untuk tetap menjaga inegrtas (keutuhan) hutan. Sustainable forest management (SFM) Konsep untuk manjaga dan meningkatkan nilai-nilai ekonomi, social dan lingkungan semua tipe hutan untuk generasi sekarang dan masa mendatang. Hutan dan pohon-pohon ketika dikelola secara berkelanjutan, akan memberikan kontribusi terhadap penduduk (people) dan planet. Kontribusi tersebut meliputi perkuatan kehidupan, penyediaan air dan udara bersih, perlindungan biodiversitas, mitigasi perubahan iklim. Penerapan SFM - Menggunakan prinsip-prinsip SD - Memperhatikan administrasi, ekonomi, legalitas, aspek sosial, aspek teknis dan ilmu pengetahuan - Mempertemukan tujuan-tujuan pembngunan manusia dengan tetap manjaga sistem-sistem alam menyediakan sumber-sumber daya alam. Prinsip-prisip yang digunakan dalam SFM Keberlanjutan dicapai melalui pengambilan keputusan berimbang untuk perkembangan yang mempertimbangkan aspek-aspek ekonomi, social dan ekologi secara simultan.
Prinsip perlindungan alam
meningkatkan kualitas udara (menangkap polutan) Mitigasi perubahan iklim (akumulasi karbon dalam hutan dan tanah Menurunkan kehilangan biodiversitas (memfasilitasi flora dan fauna) Cegah erosi (mengikat tanah pada lantai hutan dan oleh system akar) Cegah banjir (melalui pengendalian aliran air oleh hutan) Prinsip pembangunan ekonomi. Standar-standar digunakan untuk mengkorelasikan pemanenan dengan perlindungan hutan dan menentukan interes komersial bagi semua fihak yang berkempentingan. • Peluang penciptaan lapangan kerja
• Peningkatan pendapatan masyarakat
• Hubungan perdagangan antar negara
• Menarik penanaman modal
Prinsip Pembangunan sosial
• Meningkatkan standar kehidupan masyarakat local yang
bergantung pada hutan. • Menawarkan peluang kerja kehutanan bagi penganggur.
• offer forestry-related jobs addressing unemployment;
• Mengembangkan keamanan kerja di hutan
• Menjamin kesetaraan gender, hak buruh, dan kesetaraan
social lainya. Praktek SFM
Konservasi hutan dalam kehutanan modern menggunakan teknik-
teknik multipel • Reforestasi dan aforestasi memperluas areal hutan di planet. • Penerapan Kelola hama-penyakit akan mengurangi dan mitigasi kehilangan • Penanaman pasca pemanenan akan mendukung kelestarian • Pemeliharaan (tebang oilih/penjarangan) akan menhindari pohon roboh • Pengendalian kebakaran hutan • Monitoring (digital) • no universal recipe for every forestno universal recipe for every forest Tidak ada resep umum untuk setiap tipe hutan Setiap Teknik manajemen kehutanan harus pertimbangkan nilai komersial, kekhususan hutan, aspek lingkungan, kebutuhan masyarakat dan stakeholders lainnya. Di samping itu kolaborasi pelaksana manajemen dengan penguasa local, Lembaga non pemerintah akan memperkuat pengambilan keputusan secara efektif. Monitoring sebagai bagian praktek SFM
Pemeriksaan regular dapat menentukan seberapa efektif
aktivitas manajemen dilakukan
Cara konvensional sering kali tidak/sulit dilakuan (terlalu
luas, jarak jauh, kesulitan mencapai lokasi
Penggunaan pendekatan digital akan meningkatkan
pelaksanaan monitoring (remote sensing, Satellite monitoring) Kenapa keberlanjutan kehutanan penting? Pentingnya SFM dijelaskan dengan manfaat untuk kehidupan di planet ini. Keuntukngan dari SFH dapat disamakan dengan keuntungan dari hutan, beda besarnya adalah keuntungan SFM dinikmati dalam jangka waktu lama. Di samping keuntungan dari SFM, laju deforestasi merupakan peringatan (terutama di daerah tropis) dan ancaman paling tinggi dari deforestasi adalah untuk kepentingan perluasan pertaniah. Dampak dari semua itu (di banyak tempat di dunia), menyebabkan SFM di banyak bagian dunia (negara berkembang) perlu mendapatkan perhatian khusus. Ada konsensus internasional pada elemen kunci dari pengelolaan hutan lestari. Tujuh wilayah tematik umum pengelolaan hutan lestari (berkelanjutan) telah muncul berdasarkan kriteria dari sembilan kriteria regional dan internasional yang sedang berlangsung dan inisiatif indikator.
Ketujuh daerah tematik adalah:
1.Luas Sumber daya hutan 2.Keanekaragaman hayati 3.Hutan kesehatan dan vitalitas 4.Produktif fungsi sumber daya hutan 5.Perlindungan fungsi sumber daya hutan 6.Fungsi Sosial-ekonomi 7.Hukum, kebijakan dan kerangka kelembagaan. Implementasi SFM modern keterseiaan manfaat ditentukan oleh sampai jauh mana SFM didukung/menggunakan teknologi-teknologi maju, walaupun itu ditentukan juga oleh ‘man behind the gun” Peningkatan kesadaran masyarakat mengundang terbangunnya sikap-sikap kerjasama dan tanggung jawab dan berkontribusi terhadap perlindungan alam. Usaha bersama antar pelaksana SFM, pemerintah, para ahli, dan masyarakat dapat meningkatkan konservasi hutan. Monitoring melalui teknologi satelit dapat dapat dikembangkan untuk kepentingan menjaga warisan hutan dan melacak pertumbuhan pohon.