Anda di halaman 1dari 33

Konseptualisasi

Pengelolaan Hutan Produksi Lestari

Rato F. Silamon
MK. Pengaturan Hasil Hutan
PS. Kehutanan Universitas Mataram
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN, PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI
DAN PENGATURAN HASIL

ISU STRATEGIS PENGELOLAAN


HUTAN PRODUKSI DI INDONEASIA

Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari

Pembangunan
Berkelanjutan
PENGATURAN HASIL
KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Pembangunan adalah proses transformasi sumberdaya alam, teknologi,
ekonomi dan sumberdaya manusia (sosial budaya)
Bumi yang sudah berumur milyaran tahun mungkin akan tetap
ada/bertahan bila terjadi perubahan, sedangkan manusia yang umurnya
kurang dari setengah milyar tahun bisa musnah bila kondisi yang
membuatnya ada tidak dijaga bersama-sama.
Prinsip-prinsip Pembangunan berkelanjutan
1. Menjamin pemerataan dan keadilan sosial
2. Menghargai keanekaragaman
3. Menggunakan pendekatan integratif
4. Perspektif jangka panjang
5. Sasaran dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
6. Keberlanjutan ekologis
7. Keberlanjutan ekonomi
8. Keberlanjutan Sosial-budaya
9. Keberlanjutan Politik
10. Keberlanjutan Pertahanan dan Keamanan
KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Pembangunan berkelanjutan ialah pembangunan yang diorientasikan
untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan
kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan
sendiri
Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu
lingkungan. Lebih luas daripada itu, pembangunan berkelanjutan mencakup
tiga lingkup kebijakan (tri dimensional) secara terpadu yaitu pembangunan
ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan
KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Tiga aspek pembangunan berkelanjutan :
1. Keberlanjutan ekonomi,
diartikan sebagai pembangunan yang mampu menghasilkan
barang dan jasa secara kontinyu untuk memelihara keberlanjutan
pembangunan dan menghindari terjadinya ketidakseimbangan
sektoral yang dapat merusak produksi dan industri
2. Keberlanjutan lingkungan
yakni pembangunan harus mampu menghindari eksploitasi, serta
mampu memelihara sumberdaya yang stabil, fungsi lingkungan,
keanekaragaman hayati, stabilitas ruang udara dan fungsi
ekosistem lainnya yang tidak termasuk katagori sumber ekonomi.
3. Keberlanjutan sosial
diartikan sebagai sistem yang mampu mencapai kesetaraan,
menyediakan layanan sosial termasuk kesehatan, pendidikan,
gender, dan akuntabilitas politik.
KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Empat prinsip yang harus dipenuhi dalam mencapai pembangunan
berkelanjutan (Hadi, 2005):

(1) Pemenuhan kebutuhan manusia (fullfilment of human need) sandang,


pangan dan papan, hak asasi manusia, rasa aman, dan memiliki
kesempatan untuk mengekspresikan pendapat
(2) memelihara integritas ekologi (maintenace of ecological integrity)
yakni perlindungan sumberdaya (konservasi) sebagai akibat
keterbatasan daya dukungnya
(3) keadilan sosial (social equity) pemerataan hasil pembangunan,
adanya solidaritas antar generasi, tidak boleh mengorbankan hak-hak
generasi yang akan datang.
(4) kemampuan menentukan nasib sendiri (self determination) mandiri,
partisipatori demokrasi, mampu memutuskan sendiri atas hal-hal yang
berkaitan dengan nasib dan masa depannya, memiliki rasa keterbukaan
dan transparansi
ISU STRATEGIS PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI INDONESIA
1. Tingkat Pembalakan Melampaui Tingkat Pembalakan Yang Lestari
ISU STRATEGIS PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI INDONESIA

2. Metode Pembalakan Yang Tidak Efisien


ISU STRATEGIS PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI INDONESIA

3. Metode Pembalakan Menimbulkan Kerusakan Ekologis Yang Berlebihan

Pemanenan yang dilakukan dengan sistem konvensional telah


menyebabkan kerusakan antara 28-48% dari tegakan sisa yang
tertinggal (Resusudarno, 2003)

Aktifitas alat berat serta perencanaan jalan angkut dan jalan sarad yang
kurang optimal menyebabkan pemadatan tanah dan peningkatan run-
off hingga mencapai 21 kali dari keadaan yang tidak terganggu. Lebih
lanjut hal tersebut memperbesar peluang terjadinya erosi dan banjir
serta pendangkalan sungai akibat sedimentasi.

Log Over Area acapkali tidak dikelola dengan baik sehingga


menyebabkan akumulasi bahan baka yang dapat meningkatkan
peluang terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
ISU STRATEGIS PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI INDONESIA

4. Praktek Reboisasi dan Regenerasi Hutan Yang Buruk


ISU STRATEGIS PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI INDONESIA
5.

mngijinkan
ISU STRATEGIS PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI INDONESIA
PENGELOLAAN HUTAN LESTARI (PHL/SFM)
Isu
Strategis
PHL adalah suatu praktek pengelolaan
hutan untuk mendapatkan manfaat dan
nilai-nilai sumberdaya hutan bagi generasi
Model
Pengelolaan
Hutan
sekarang dengan tidak mengorbankan
Produksi
Lestari produktivitas dan kualitasnya bagi
Isu
Strategis
Isu
Strategis
kepentingan generasi yang akan datang
(Hasil UNCED, United Nation Conference
PHL adalah pengurusan dan penggunaan on Environment and Development di Rio
hutan dan lahan hutan melalui cara dan de Janeiro, Brasil, 1992)
pada tingkat yang dapat mempertahankan SMF adalah proses pengelolaan lahan
keanekaragaman hayati, beserta hutan untuk mencapai satu atau lebih
produktivitas, kapasitas regenerasi, serta tujuan pengelolaan yang secara jelas
kemampuan mempertahankan hidup dan ditetapkan, yang menyangkut produksi
potensinya, untuk memenuhi fungsi- hasil hutan yang diinginkan dan jasa
fungsi ekologi yang sesuai, ekonomi dan secara berkesinambungan, tanpa dampak
sosial pada saat ini dan di masa yang tidak diinginkan baik terhadap
mendatang, serta tidak menyebabkan lingkungan maupun sosial, atau
kerusakan bagi ekosistem lainnya (Hasil pengurangan nilai yang terkandung di
Konferensi Perlindungan Hutan Tingkat dalamnya dan potensinya pada masa
Menteri di Eropa, Helsinki, 1993) mendatang. (ITTO, 1998).
PENGELOLAAN HUTAN LESTARI (PHL/SFM)

Beberapa aturan turunan:


PRINSIP PHL KTT RIO
1. Penggunaan sumberdaya ekosistem secara
berkelanjutan

PBB 1987:
"Sustainable development is

development that meets the


needs of the present without
compromising the ability of
future generations to meet
their own needs.
PRINSIP PHL KTT RIO

2. Bersifat menyeluruh

Pertimbangan keseimbangan isu-isu ekologi, ekonomi dan


sosial
Pertimbangan keseimbangan kepentingan jangka pendek,
menengah dan panjang
Pertimbangan skala ruang yg berbeda, yaitu dari tegakan
sampai kesatuan bentang alam
Pertimbangan interaksi antarkomponen yang berbeda dalam
setiap kesatuan pengelolaan hutan dan interaksi antar
kesatuan pengelolaan hutan dengqn lingkungan luarnya
Pemaduan informasi berdasarkan pengalaman (empiris)
dengan informasi ilmiah
PRINSIP PHL KTT RIO
3. berbasis ekosistem
PRINSIP PHL KTT RIO
4. Berlandaskan perspektif bentang alam
PRINSIP PHL KTT RIO

5. diarahkan pada pencapaian tujuan ganda (multiple


objective)
Produksi kayu

Peningkatan keuntungan

Pemberdayaan Masyarakat

TUJUAN
Terjaganya plasmanutfah

Fungsi tata air

DLL
PRINSIP PHL KTT RIO

6. berlandaskan keterpaduan (integrated)

Permasalahan pengelolaan:
perbedaan persepsi dan sistem nilai diantara
pihak-pihak yang berkepentingan,
tumpang tindih dan konflik penggunaan, dan
kemungkinan munculnya dampak bagi lingkungan
alam dan lingkungan hidup manusia.
PRINSIP PHL KTT RIO
7. Pelibatan partisipasi seluruh pihak terkait
Hal-hal yang perlu diidentifikasi antara
lain adalah :

Stakeholder
Siapakah yang termasuk stakeholder ?
Apakah seluruh stakeholder harus
dilibatkan dengan peran yang sama ?
Apakah kepentingan masyarakat lokal
harus lebih diperhatikan atau lebih
Stakholder SFM Stakeholder
diutamakan daripada kepentingan
masyarakat pendatang ?
Bagaimana pengambilan keputusan
tentang bentuk tindakan terbaik apabila
tidak dicapai kesepakatan diantara para
Stakeholder
stakeholder ?
PRINSIP PHL KTT RIO
8. Berlandaskan hasil monitoring

Monitoring yang efektif akan :


membantu pengelola untuk menindaklanjuti
konsekuensi terhadap suatu tindakan manajemen
tertentu,
mendapatkan informasi-informasi tentang

kejadian-kejadian yang tidak diharapkan, serta


mengukur besarnya penyimpangan dari tujuan

pengelolaan yang telah ditetapkan.


PRINSIP PHL KTT RIO

9. bersifat adaptif

Pengelolaan sumberdaya alam hayati senantiasa


diperhadapkan pada permasalahan-permasalahan yang
berkenaan dengan kompleksitas ekosistem, proses yang
bersifat jangka panjang, serta adanya gangguan alam dan
pengaruh tindakan manusia yang tidak dapat diprediksi.
PRINSIP PHL KTT RIO

10. berlandaskan ilmu pengetahuan

Menurut Thomas dan Huke (1996), kualitas kebijakan dan keputusan-


keputusan dalam pengelolaan ekosistem sangat tergantung pada :
(1) kuantitas dan kualitas informasi tentang ekosistem yag menjadi
obyek atau sasaran pengelolaan, yang tersedia, serta
(2) konsep ilmu pengetahuan yang dipahami dan dikuasai yang
dapat digunakan untuk melandasi sebagai kebijakan dan
keputusan-keputusan yang akan dibuat.
PRINSIP PHL KTT RIO

11. mempertimbangkan pengetahuan, emosi dan


reaksi moral para pihak dalam pengambilan keputusan
PRINSIP PHL KTT RIO
12. mengedepankan pencegahan dan kehati-hatian

Bila terdapat ancaman yang serius terhadap


lingkungan atau terdapat kemungkinan terjadinya
kerusakan yang bersifat tidak dapat dipulihkan
(permanen), maka kelangkaan atau ketidaklengkapan
ilmu pengetahuan yang dikuasai suatu negara tidak
dapat dijadikan alasan untuk tidak mencegah
terjadinya degradasi lingkungan
KONSEPSI PHL ITTO
KONSEPSI PHL ITTO

Batasan Operasional PHL Perlu mencakup unsur-unsur sebagai berikut:


5 ASPEK POKOK PHL ITTO
5 ASPEK POKOK PHL ITTO
5 ASPEK POKOK PHL ITTO
5 ASPEK POKOK PHL ITTO
Lalu......
Dengan adanya Konsep PHL KTT RIO dan ITTO

Kenapa permasalahan kehutanan di


Indonesia masih terjadi?????

Anda mungkin juga menyukai