“Mencari referensi yang bersifat ilmiah mengenai prinsip dasar dalam pengelolaan bentang alam yang juga berlaku dalam PHL (menurut Franklin, 1993) meliputi lima komponen penting”
1. Pemikiran holistik : menekankan pada kesatuan ekosistem, tidak hanya kepada
spesies atau prodak tertentu saja. Pengelolaan hutan harus dipandang sebagai keseluruhan rangkaian kegiatan dalam pengelolaan hutan yang salingterkait satu sama lain (Catatan : menurut ketentuan dalam peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia yang berlaku saat ini, pengelolaan hutan yang di maksud dalam PHBE memiliki ruang lingkup kegiatan yang sama dengan Pengurusan Hutan). 2. Perencanaan pada skala ruang yang besar atau luas (bentang alam atau wilayah). Perencanaan dalam skala ruang yang besar atau luas harus memperhatikan prinsip-prinsip bentang alam dan pegelolaanya. Contoh dalam pengelolaan wilayah pesisir. Dalam mengelola wilayah pesisir, perencanaan wilayah pesisir perlu dipersiapkan dan mempertimbangkan konservasi wilayah pesisir, yang merupakan upaya perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan wilayah pesisir sera ekosistemnya untuk menjamin keberadaan, ketersediaan dan kesinambungan sumber daya pesisir yang ada dengan tetap memelihara dan meningkatkan nilai dan keanekaragamannya. Perencanaan wilayah pesisir yang luas, yang mempertimbangkan nilai- nilai konservasi yang ada selalu menghadapi masalah berupa “skala” wilayah ketika menyusun strategi konservasi untuk wilayah tersebut. Namun demikian, perencanaan di tingkat bentang alam, atau yang lebih dikenal dengan Rencana Konservasi Bentang Alam (RKBA) dapat memberikan gambaran menyeluruh mengenai target-target pelestarian diwilayah pesisir serta berkelanjutannya dalam jangka waktu yang panjang. 3. Pengenalan terhadap kepentingan pemeliharaan habitat. Pengenalan terhadap kepentingan pemilharaan habitat dapat dimulai dengan pengelola hutan memberi sosialisasi kepada masyarakat sekitar hutan agar dapat mengelola hutan dengan baik dan lestari. 4. Pengelolaan terhadap peran ganda komponen-komponen ekosistem yang paling meluas (melimpah) dalam mengkonservasi keanekaragaman dan paling banyak berinteraksi dengan komponen yang lain sehingga memiliki peranan sangat dominan (penting) dalam menentukan fungsi suatu bentang alam. Sebagai sumber bahan makanan bagi makhluk hidup lain. Misalnya produsen menyediakan bahan makanan bagi konsumen primer (herbivore), konsumen primer menyediakan makanan bagi konsumen sekunder (karnivora), dan seterusnya. Dan juga sebagai sumber senyawa organic yang sangat diperlukan bagi kehidupan. 5. Adanya kesadaran bahwa tidak semua unsur dalam suatu bentang alam memiliki peran yang sama, dan tidak selalu diperlukan adanya keanekaragam yang tinggi dalam suatu bentang alam. Bentang alam merupakan suatu objek pengamatan dari penginderaan jauh. Pengukuran dalam kegiatan penginderaan jauh umumnya dilakukan dari ketinggian. Semakin tinggi letak sensor, maka daerah yang diukur atau terdeteksi oleh sensor akan semakin luas.