Anda di halaman 1dari 12

Vol. 7 No. 1.

p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325

KAJIAN SEBARAN MINERAL MAGNETIK SEDIMEN SUNGAI


MENGGUNAKAN METODA KEMAGNETAN BATUAN
Sifa Nurpadillah

STIKes Karsa Husada Garut, sifanurpadillah@gmail.com

Abstrak

Mineral magnetik berasosiasi dengan pencemaran lingkungan, yaitu dengan adanya


kehadiran mineral Fe. Tingginya persentase kandungan Fe menunjukkan semakin
besar kemungkinan daerah tersebut tercemar. Daerah kajian yang diambil adalah
sungai Cikayambang dan sungai Ciayang Kabupaten Garut Jawa Barat. Sampel
dianalisis menggunakan metoda suseptibilitimeter, XRD dan analisis kimia suspensi
cair. Berdasarkan keseluruhan analisis, sungai Cikayambang mempunyai : mineral
magnetik Fe paling tinggi adalah mineral magnetite (Fe3O4) dengan presentase Fe
72%, pH paling tinggi 9,3, konduktivitas paling tinggi 1046µS. Sedangkan sungai
Ciayang : mineral maghemite (γFe2O3) dengan kandungan Fe 70%, pH paling
tinggi 8,4, konduktivitas paling tinggi 816µS. Ini mengindikasikan sungai
Cikayambang lebih tercemar dibanding sungai Ciayang. Hasil analisis XRD, sungai
Cikayambang dan Ciayang mengandung unsur-unsur Ca, Na, Al, Si, Fe, Mg, C,
juga pada titik setelah industri kulit ditemukan senyawa karbonat (CO3).
Kandungan logam berat yang diketemukan dari analisis XRD mendukung tingginya
kandungan mineral magnetik Fe hasil analisis suseptibilitimeter.

Kata kunci : mineral magnetik, Fe, suseptibilitimeter, XRD, pencemaran.

1. Pendahuluan membutuhkan waktu yang lama. Untuk itu,


dikembangkan metode kemagnetan batuan
Sungai Cikayambang dan Ciayang yang sebagai metode alternatif. Metode
berhulu di daerah Cimuncang ini melewati kemagnetan batuan sering digunakan dalam
daerah industri penyamakan kulit di kajian lingkungan menggunakan perubahan
Sukaregang Garut yang kemudian bermuara dan variasi sifat mineral magnetik dalam
dan bertemu dengan Sungai Cimanuk di tanah, debu atau sedimen sebagai indikator
daerah Sukamentri. Sungai Cikayambang dari proses yang terjadi di lingkungan.
cenderung menjadi pusat pembuangan Pada penelitian ini akan dikaji pengukuran
limbah industri jaket kulit dan pakaian serta sifat-sifat mineral magnetik dari sedimen
assesoris lainnya. Sedangkan Sungai sungai. Pengukuran sifat magnetik terhadap
Ciayang menjadi pusat pembuangan limbah sedimen sungai yang terbentuk di hilir
industri makanan kulit. Dari perbedaan diharapkan dapat digunakan untuk
fungsi kedua sungai tersebut, hipotesa awal mengenali jejak perubahan lingkungan di
adalah Sungai Cikayambang akan lebih sekitar suatu daerah aliran sungai. Kajian
tercemar dibandingkan dengan Sungai sifat-sifat magnetik dapat memberikan
Ciayang. informasi mengenai asal-usul dan sejarah
Pencemaran yang berasal dari tempat magnetisasinya. Sifat-sifat magnetik sampel
pembuangan limbah industri kulit tersebut berkaitan dengan batuan asalnya, seperti
kemungkinan mengandung logam berat dan batuan lapuk atau tanah, proses
zat berbahaya lainnya. Metode yang sedimentasi, proses pembakaran dan
digunakan selama ini untuk fermentasi tanah (Agustine, E., 1998).
mengidentifikasi logam berat adalah Dengan mengkarakterisasi buliran magnetik
metode kimia, biokimia. dan geokimia. dari sedimen tersebut akan diketahui
Namun metode-metode ini mahal dan kondisi pencemaran yang terjadi. Hal ini

P a g e | 36
Vol. 7 No. 1. p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325

dikarenakan sifat-sifat magnetisme yang karakterisasi mineral magnetik. Metode-


terkait dengan polutan tertentu seperti metode non-magnetik tersebut antara lain :
logam berat. Sampai saat ini belum ada metode difraksi sinar-X (XRD) untuk
penelitian magnetik yang dilakukan di DAS identifikasi mineraloginya dan scanning
Cikayambang dan Ciayang ini. Sehingga electron microscopy (SEM) untuk
penelitian ini merupakan penelitian identifikasi ukuran bulir dan derajat
magnetik awal, diharapkan bisa keteraturan magnetik (Tucker, 1990).
memberikan informasi tentang sebaran Mineral-mineral magnetik batuan di alam
mineral magnetik sedimen sungai yang terutama terdiri dari keluarga oksida besi –
tidak lain sangat berkaitan dengan polutan. titanium (FeTiO), hidroksida besi, serta
sulfida besi. Selain magnetite (Fe3O4),
1.1. Gambaran umum daerah penelitian. oksida besi titanium mencakup mineral
ulvospinel (Fe3TiO4), hematite (αFe2O3),
Sungai yang menjadi objek penelitian ileminite (FeTiO4) dan maghemite (γFe2O3).
adalah sungai Cikayambang dan sungai Komposisi dari FeTiO ditunjukkan oleh
Ciayang. Kedua sungai tersebut mengalir diagram ternary TiO2-FeO-Fe2O3 berupa
melintasi areal pertanian, perindustrian dan deret larutan padat yaitu titanomagnetite
pemukiman yang akhirnya bermuara di dan titanohematite (Buttler, 1992).
sungai Cimanuk. Sejak berdirinya kawasan
industri, pada tahun 1942, kedua sungai ini 1.2.1. Suseptibilitimeter
berfungsi sebagai saluran pembuangan
limbah industri kulit (Abi, 2007). Suseptibilitimeter yang digunakan dalam
Perbedaannya sepanjang sungai penelitian ini adalah MS2System
Cikayambang terdapat banyak industri kulit Bartington. Alat ukur ini dapat
untuk kebutuhan sandang, sedangkan diaplikasikan untuk survey tanah dan
sungai Ciayang didominasi oleh industri geologi, paleomagnetik, prospek arkeologi,
kulit untuk diolah menjadi makanan. Pada paleoklimatik, hidrologi, sedimen, core
tahun 1965 mulai dilaksanakan logging dan analisis magnetik pabrik.
industrialisasi dan penggunaan zat kimia Selain itu, MS2System dapat digunakan
pada produksinya (Abi, 2007). untuk pengukuran suseptibilitas magnetik
Berdasarkan peta penelitian kasus batuan dan tanah baik di laboratorium
penatagunaan tanah (Badan Pertanahan maupun di lapangan.
Nasional, 1990), pada daerah penelitian Pada penelitian ini alat yang digunakan
(Sukaregang) terjadi tumpang tindih adalah MS2System untuk penggunaan di
peruntukan lahan, yakni penggunaan tanah laboratorium, yaitu dengan menggunakan
untuk industri yang juga digunakan sebagai MS2B sensor laboratorium. Alat ukur ini
lahan untuk permukiman padat. bekerja berdasarkan perubahan induktansi
koil. Jika holder yang diberi sampel
1.2. Mineral magnetik sedimen dimasukkan ke dalam MS2B,
maka akan menyebabkan perubahan
Studi kemagnetan batuan, sedimen, tanah induktansi koil. Sensor MS2B terdiri dari
dan mineral-mineral magnetik alammi frekuensi rendah 0,46 kHz (χlf) dan
biasanya melibatkan beberapa metode frekuensi tinggi 4,6 kHz (χhf). Persentase
magnetik antara lain : pengukuran perbandingan pengukuran suseptibilitas
remanensi magnetik, suseptibilitas magnetik pada frekuensi rendah dan
magnetik, kurva histeresis, serta frekuensi tinggi dinamakan suseptibilitas
pengukuran anisotropi magnetik. Selain frekuensi dependen, χfd.
metode di atas, dikembangkan pula metoda
non-magnetik untuk identifikasi dan

P a g e | 37
Vol. 7 No. 1. p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325
( ) Joint Commite On Powder Difraction
………… (1)
(JCPDS). Hasil analisa XRD dapat
mengidentifikasi kandungan mineralogi
Suseptibilitas frekuensi dependent yang terdapat dalam sampel.
digunakan untuk mengestimasi kontribusi
dari kontaminasi superparamagnetik
(Bloemendal, 1985). Adanya kontaminasi
superparamagnetik dapat dilihat dari 1.3. Sifat fisis air tanah
hubungan antara nilai suseptibilitas
frekuensi rendah dengan nilai Air tanah cenderung untuk mencapai
suseptibilitas frekuensi dependent yang kesetimbangan kimia-fisika. Hal ini akan
memberikan hubungan negatif atau dicapai setelah terjadi proses-proses di
berbanding terbalik. Jika suseptibilitas dalam air tanah yang berlangsung dari
frekuensi rendah mempunyai nilai waktu ke waktu.
suseptibilitas tinggi, maka suseptibilitas Properti fisika air tanah yang dapat dikenali
frekuensi dependen akan memberikan nilai di lapangan antara lain : temperatur, derajat
yang rendah. keasaman (pH), daya hantar listrik /
Nilai suseptibilitas dapat dihitung persatuan konduktivitas (DHL), serta total padatan
volume atau persatuan massa. Pada terlarut / total dissolved solid (TDS).
penelitian ini pengukuran suseptibilitas
magnetik dilakukan persatuan massa ( ) 2. Metode Penelitian
dengan satuan pengukuran dalam SI,
. Maka berdasarkan nilai Penelitian ini menggunakan pengukuran
sampel yang terukur maka dapat ditentukan kemagnetan batuan untuk mendapatkan
mineral magnetik dari sedimen tersebut. nilai suseptibilitas endapan sedimen di
sepanjang daerah aliran sungai. Rancangan
1.2.2. Difraksi Sinar X penelitian ditunjukkan pada gambar 1
Difraksi sinar X merupakan metoda berikut ini.
mendasar dalam analisis mineralogi batuan
sedimen, terutama untuk jenis sedimen
berbulir halus.
Difraksi akan terjadi jika beda lintasan
sama dengan panjang gelombang :

………… (2)

Analisis terhadap data XRD dapat


dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
Pada analisis kualitatif grafik intensitas
terhadap 2θ dianalisa, yaitu dengan
menentukan harga 2θ pada posisi puncak
yang kemudian dapat dikonversi ke jarak
kisi d dengan menggunakan tabel konversi
(Hardy & Tucker, 1998). Untuk
mengidentifikasi fase kristal, jejak difraksi
mineral yang tidak diketahui dibandingkan
dengan jejak difraksi standar yang
dikeluarkan oleh organisasi internasional,

P a g e | 38
Vol. 7 No. 1. p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325

Objek penelitian U
Pencemaran DAS
Data Sekunder

Studi Literatur :
1. Geologi regional
2. Hasil penelitian terkait C
Data Primer
B5
Pengukuran :
1. Magnetik : A5
Suseptibilitimeter
2. Non magnetik : XRD B4
3. Analisis Kimia Suspensi A4
Cair (pH, temperatur,
konduktivitas dan TDS)

B3
A3
Variasi nilai suseptibilitas
magnet, mineralogy, pH,
temperatur, konduktivitas,
dan TDS B2
A2

Sebaran mineral
B1
magnetik DAS A1
Gambar 1. Rancangan penelitian

Mineral magnetik yang terkandung pada


sampel sedimen yang diambil dari DAS Gambar 2. Peta lokasi pengambilan sampel.
Cikayambang dan Ciayang diharapkan
dapat memberikan informasi berupa Aliran sungai Cikayambang dan Ciayang
sebaran mineral magnetik yang berkaitan mengarah ke utara dan bertemu pada satu
dengan polutan logam berat. Hasil tersebut titik C di kelurahan Sukamentri.
diperoleh dari identifikasi Sampel yang diamati terdiri dari 11 titik,
suseptibilitimeter, XRD dan analisis kimia yaitu :
suspensi cair. Berdasarkan hasil analisis a. Sampel DAS Cikayambang (5 titik)
suseptibilitimeter, pada titik yang - Titik A1, di kelurahan Cimuncang
mempunyai kandungan Fe tinggi dilakukan - Ttik A2, di Jl. Jendral Sudirman
analisis XRD yang digunakan untuk - Titik A3, di kelurahan Ciwalen
mengetahui kandungan mineral sedimen - Titik A4, di daerah Jangkurang
sungai. Sedangkan analisis suspensi cair - Titik A5, di kelurahan Sukamentri
digunakan sebagai data pendukung. b. Sampel DAS Ciayang (5 titik)
Adapun lokasi pengambilan sampel - Titik B1, di kelurahan Cimuncang
tersebar di beberapa titik sepanjang aliran - Titik B2, di Jl. Jendral Sudirman
sungai Cikayambang dan sungai Ciayang, - Titik B3, di Jl. Ahmad Yani
Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, - Titik B4, di daerah Jangkurang
seperti ditunjukkan pada Gambar 2. - Titik B5, di Tegal Kudi, kelurahan
Sukamentri
c. Pertemuan DAS Cikayambang dan
Ciayang (1 titik)

P a g e | 39
Vol. 7 No. 1. p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325

Titik C berada di kelurahan a. Titik A1


Sukamentri.
Sebaran χfd dengan χlf

Pada masing-masing titik, sampel yang 15

diteliti meliputi : 10

χfd (%)
a. Sampel sedimen sungai (untuk uji 5
suseptibilitimeter dan XRD) 0
Sampel sedimen untuk tiap titiknya -300 -5 200 700 1200
χlf (x 10-6 m3/kg)
dilakukan pengukuran
suseptibilitimeter perkedalaman 5 cm. Gambar 3. Sebaran χfd dengan χlf untuk titik A1.
b. Sampel suspensi cair dari aliran air
sungai (untuk analisis kimia)
b. Titik A2
Sampel suspensi cair untuk tiap
titiknya diukur secara insitu dan tidak Sebaran χfd dengan χlf
ada perlakuan khusus. 60

χfd (%)
40
3. Hasil dan pembahasan 20
0
Metode kemagnetan batuan yang digunakan 0 100 200 300 400
dalam penelitian ini adalah χlf (x 10-6 m3/kg)
suspetibilitimeter dan XRD.
Suseptibilitimeter digunakan untuk mencari Gambar 4. Sebaran χfd dengan χlf untuk titik A2.
variasi nilai suseptibilitas perkedalaman
sampel, sedangkan XRD digunakan untuk c. Titik A3
analisis mineralogi. Sedangkan analisis Sebaran χfd dengan χlf
suspensi cair digunakan sebagai data
10
pendukung.
χfd (%)

Tahap interpretasi data dilakukan untuk 5


memvisualisasikan profil suseptibilitas
0
magnetik hasil pengukuran kedalam bahasa
-50 150 350 550
geologi dan lingkungan yang terkait dengan
χlf (x 10-6 m3/kg)
pendugaan pola sebaran dan kedalaman
polutan. Nilai suseptibilitas yang tinggi Gambar 5. Sebaran χfd dengan χlf untuk titik A3.
berasosiasi dengan sedimen yang tercemar
dengan polutan berat. Hasil dari analisis d. Titik A4
kimia suspensi cair di overlay dengan profil
suseptibilitas, sehingga bisa diperkirakan Sebaran χfd dengan χlf
daerah awal yang terkontaminasi. 20

10
χfd (%)

3.1. Suseptibilitas
0
Data suseptibilitas magnetik yang diolah 0 500 1000 1500
-10
adalah variasi nilai suseptibilitas magnetik χlf (x 10-6 m3/kg)
perkedalaman sampel dan sebaran χfd
dengan χlf. Gambar 6. Sebaran χfd dengan χlf untuk titik A4.

3.1.1. Suseptibilitas sedimen sungai e. Titik A5


Cikayambang

P a g e | 40
Vol. 7 No. 1. p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325

Sebaran χfd dengan χlf


30
χfd (%)

20
10
0
-50 50 150 250 350 450
χlf (x 10-6 m3/kg)

Gambar 7. Sebaran χfd dengan χlf untuk titik A5.

f. Sebaran χfd dengan χlf sepanjang


Gambar 9. Profil suseptibilitas magnetik
DAS Cikayambang sepanjang aliran sungai Cikayambang (Line A).
Sebaran χfd dengan χlf
60
Berdasarkan profil suseptibilitas magnetik
sungai Cikayambang (Line A) tersebut
40 dapat terlihat bahwa pada titik A1 dan A4
χfd (%)

20
terdapat sampel yang mempunyai nilai
suseptibilitas tinggi, dengan nilai tertinggi
0 mencapai yang
0 500 1000 1500
-20 merupakan mineral ferrimagnetik, yaitu
χlf (x 10-6 m3/kg) magnetite dengan kandungan Fe 72%.
Pada titik A1 (hulu sungai Cikayambang)
A1 A2 A3 A4 A5 pada kedalaman 5 cm nilai suseptibilitas
Gambar 8. Sebaran χfd dengan χlf sepanjang magnetik sudah tinggi
aliran sungai Cikayambang. yang merupakan mineral
magnetite dan termasuk ke dalam bahan
Pada sepanjang aliran sungai Cikayambang, ferrimagnetik dengan kandungan Fe 72 %.
untuk tiap titik pengambilan sampel ( yaitu Selain logam besi, pada kedalaman 20 cm
titik A1, A2, A3, A4 dan A5) menunjukkan diketemukan Pyrrhotite yang menandakan
adanya pola distribusi suseptibilitas adanya kandungan Sulfur.
frekuensi dependent χfd dengan frekuensi Adanya mineral magnetite dengan
rendah χfd yang negatif atau berbanding kandungan Fe 72% pada titik A1
terbalik. Semakin besar nilai suseptibilitas memberikan informasi bahwa daerah
frekuensi dependen maka semakin kecil tersebut telah terkontaminasi oleh logam
nilai suseptibilitas frekuensi rendahnya. Hal berat. Hipotesa awal, pada daerah tersebut
ini menunjukkan adanya kontribusi belum terkontaminasi oleh logam berat
kontaminan superparamagnetik pada sungai karena tempatnya jauh sebelum industri
Cikayambang. penyamakan kulit. Setelah mengkaji
kondisi regional, ternyata aliran sungai
g. Profil suseptibilitas magnetik sungai Cikayambang sebelum melewati industri
Cikayambang penyamakan kulit terlebih dahulu melewati
industri logam. Sehingga besar
Profil sebaran suseptibilitas magnetik pada kemungkinan bahwa mineral magnetik
sungai Cikayambang dapat diperoleh tersebut berasal dari industri logam berat
dengan menggunakan Golden Software yang berada di atasnya. Dilihat dari
Surfer 8. perbedaan nilai suseptibilitas antara
kedalaman 5 cm dengan kedalaman di
bawahnya sangat kontras, menunjukkan

P a g e | 41
Vol. 7 No. 1. p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325

bahwa limbah dari industri logam tersebut Pada titik A5, sebelum pertemuan sungai
banyak terdistribusi di dekat permukaan. Cikayambang dan Ciayang, nilai
Pada titik A2, merupakan posisi awal suseptibilitas kembali mengalami
adanya industri penyamakan kulit, nilai penurunan dengan nilai tertinggi
suseptibilitas sedimen menurun jika yang merupakanmineral
dibandingkan titik A1. Nilai suseptibilitas maghemite termasuk ke dalam bahan
paling tinggi pada titik A2 adalah ferrimagnetik dengan kandungan Fe 70%.
, yang merupakan mineral Kontaminan yang terlarut pada air sungai
maghemite dan termasuk ke dalam bahan telah tersedimentasi selama perjalanannya
ferrimagnetik dengan kandungan Fe 70%. menuju titik A5.
Penurunan nilai suseptibilitas magnetik Pada titik C, pertemuan Cikayambang dan
pada titik A2 terjadi karena mineral Ciayang, nilai suseptibilitas mengalami
magnetik yang ada pada titik A1 telah peningkatan lagi dengan nilai tertinggi
tersedimentasi sebelum mencapai titik A2. yang merupakan
Pada titik A3, merupakan daerah mineral magnetite dan termasuk bahan
pertengahan industri penyamakan kulit, ferrimagnetik dengan kandungan Fe 72%.
nilai suseptibilitas mulai mengalami Hal ini dapat terjadi karena sedimen pada
peningkatan dengan nilai suseptibilitas titik C berasal dari campuran sedimen
tertinggi yang kedua sungai.
merupakan mineral magnetite dan termasuk
bahan ferrimagnetik dengan kandungan Fe 3.1.2. Suseptibilitas sedimen sungai
72%. Pembuangan limbah industri kulit Ciayang
mulai memberikan kontribusi yang besar
terhadap adanya kontaminan logam berat di a. Titik B1
sungai tersebut. Hal ini terlihat dengan
Sebaran χfd dengan χlf
adanya peningkatan kandungan Fe pada
sedimen sungai dari 70% menjadi 72%. 10
χfd (%)

Pada titik A3 juga muncul kontaminan lain 5


yaitu mineral Pyrrhotite yang menunjukkan
keberadaan Sulfur, serta munculnya mineral 0
0 100 200 300 400 500
titanohaematite yang menunjukkan telah
χlf (x 10-6 m3/kg)
terjadi korosi pada logam berat yang ada
pada sedimen sungai tersebut. Berdasarkan Gambar 10. Sebaran χfd dengan χlf untuk titik
.tingginya kandungan Fe (72%), adanya B1.
Sulfur dan terjadinya korosi maka
kemungkinan besar industri penyamakan
kulit telah mencemari sungai Cikayambang.
Pada titik A4, posisi akhir industri
penyamakan kulit, nilai suseptibilitas
meningkat dengan nilai tertinggi
yang merupakan mineral
magnetite dan termasuk bahan
ferrimagnetik dengan kandungan Fe 72%. b. Titik B2
Naiknya nilai suseptibilitas menunjukkan
adanya peningkatan kandungan Fe yang
juga berasosiasi dengan peningkatan
kehadiran kontaminan. Selain magnetite,
mineral Pyrrhotite pun masih muncul.

P a g e | 42
Vol. 7 No. 1. p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325

Sebaran χfd dengan χlf


f. Sebaran χfd dengan χlf sepanjang
DAS Ciayang
2
Sebaran χfd dengan χlf
χfd (%)

1
15
0
10

χfd (%)
0 100 200 300 400 500
χlf (x 10-6 m3/kg)
5

Gambar 11. Sebaran χfd dengan χlf untuk titik 0


B2. 0 200 400 600
χlf (x 10-6 m3/kg)
c. Titik B3
Sebaran χfd dengan χlf b1 b2 b3 b4 b5

15 Gambar 15. Sebaran χfd dengan χlf sepanjang


χfd (%)

10 aliran sungai Ciayang.


5
0 Pola distribusi suseptibilitas frekuensi
-50 50 150 250 350 dependent terhadap frekuensi rendah
χlf (x 10-6 m3/kg) menunjukkan hubungan yang negatif atau
berbanding terbalik. Hal ini menunjukkan
Gambar 12. Sebaran χfd dengan χlf untuk titik bahwa benar terdapat kontribusi
B3. kontaminan superparamagnetik pada sungai
Ciayang.
d. Titik B4
Sebaran χfd dengan χlf g. Profil suseptibilitas magnetik sungai
10 Ciayang
χfd (%)

5 Profil sebaran suseptibilitas magnetik pada


0 sungai Ciayang dapat diperoleh dengan
0 200 400 600 menggunakan Golden Software Surfer 8.
χlf (x 10-6 m3/kg)

Gambar 13. Sebaran χfd dengan χlf untuk titik


B4.

e. Titik B5
Sebaran χfd dengan χlf
15
χfd (%)

10
5
0
-50 50 150 250 350 450
Gambar 16. Profil suseptibilitas magnetik
χlf (x 10-6 m3/kg) sepanjang aliran sungai Ciayang (Line B).
Gambar 14. Sebaran χfd dengan χlf untuk titik
Berdasarkan profil suseptibilitas magnetik
B5.
sungai Ciayang (Line B), terlihat bahwa
pada titik B1 nilai suseptibilitas magnetik

P a g e | 43
Vol. 7 No. 1. p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325

palaing tinggi mencapai ferrimagnetik dengan kandungan besi 70%.


yang merupakan mineral Pada pengambilan sampel B5 terdapat
maghemite dan termasuk bahan banyak sedimen sungai yang terendapkan,
ferrimagnetik dengan kandungan besi 70%. sehingga kemungkinan besar kontaminan
Selain adanya kandungan logam besi juga yang mengandung mineral magnetik
terdapat kandungan Sulfur dengan dengan suseptibilitas tinggi berada pada
diketemukannya mineral Pyrrhotite pada lapisan yang lebih dalam.
kedalaman 10 cm. Pada sungai Ciayang ini mineral Pyrrhotite
Pada titik B2 nilai suseptibilitas magnetik selalu muncul pada tiap pengambilan
meningkat dengan nilai paling tinggi sampel, berbeda dengan komposisi mineral
mencapai yang magnetik sungai Cikayambang. Sehingga
merupakan mineral magnetite dan termasuk kontaminan yang dominan muncul pada
bahan ferrimagnetik dengan kandungan Fe sungai Ciayang adalah Sulfur yang
72%. Kemungkinan peningkatan nilai mungkin diakibatkan oleh buangan limbang
suseptibilitas diakibatkan oleh limbah makanan kulit.
buangan industri kulit. Mineral Pyrrhotite
pun diketemukan pada permukaan sedimen. 3.1.3. Suseptibilitas sedimen pertemuan
Pada titik B3, nilai suseptibilitas menurun kedua sungai
yaitu dengan nilai tertinggi
yang merupakan mineral Sebaran χfd dengan χlf
maghemite dan termasuk bahan
20
ferrimagnetik dengan kandungan besi 70%.
χfd (%)

Hipotesa awal, pada pertengahan industri 10


makanan kulit ini nilai suseptibilitas akan
0
meningkat karena diperkirakan jumlah
0 200 400 600
buangan limbah kulit paling banyak. Akan
χlf (x 10-6 m3/kg)
tetapi hasil pengolahan data menunjukkan
hasil yang sebaliknya. Hal ini terjadi karena Gambar 17. Sebaran χfd dengan χlf untuk titik
kondisi titik pengambilan sampel berada pertemuan kedua sungai.
pada tempat dengan kecepatan aliran sungai
yang tinggi. Sehingga partikel yang Pola distribusi suseptibilitas frekuensi
terkandung akan terus terbawa oleh arus air dependent terhadap frekuensi rendah
sungai. Akan tetapi, meskipun nilai menunjukkan hubungan yang negatif atau
suseptibilitas menurun, kehadiran berbanding terbalik, yang menunjukkan
Pyrrhotite masih tetap muncul di adanya kontribusi kontaminan
permukaan sedimen. superparamagnetik pada pertemuan sungai
Pada titik B4 nilai suseptibilitas meningkat Cikayambang dan Ciayang.
kembali dengan nilai tertinggi Pada titik C, pertemuan Cikayambang dan
yang merupakan mineral Ciayang, nilai suseptibilitas mengalami
magnetite dan termasuk bahan peningkatan lagi dengan nilai tertinggi
ferrimagnetik dengan kandungan Fe 72%. yang merupakan
Mineral magnetik yang terbawa arus dari mineral magnetite dan termasuk bahan
titik B3 akhirnya tersedimentasi di sekitar ferrimagnetik dengan kandungan Fe 72%.
titik B4. Selain magnetite, mineral Hal ini dapat terjadi karena sedimen pada
Pyrrhotite pun masih muncul. titik C berasal dari campuran sedimen
Pada titik B5 nilai suseptibilitas menurun kedua sungai.
dengan nilai tertingginya
yang merupakan mineral
maghemite dan termasuk bahan

P a g e | 44
Vol. 7 No. 1. p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325

3.1.4. Perbandingan mineral magnetik - Chrysolite - Calcite - Calcite - Calcite


- Cordierite - Diopside - Halloysite - Cordierite
sungai Cikayambang dan Ciayang - Geothite - Magnetite - Magnetite - Magnetite,
- Halloysite Syn
Perbedaan mineral magnetik sungai
Cikayambang dan Ciayang terlihat dalam Sampel yang diuji terlihat mengandung
gambar 18 berikut : logam berat seperti Al, Mg dan Fe. Pada
titik A4, B4 dan C terdapat kandungan
mineralogi magnetite. Diketemukannya
logam berat dalam sampel ini memperkuat
hasil analisis suseptibilitimeter yang
menginformasikan adanya kontaminan
logam berat. Bahkan hasil analisis XRD
dapat mengidentifikasi logam berat yang
terkandung dalam sampel sedimen.

3.2.1. Kandungan mineralogi sedimen


Sungai Cikayambang
Gambar 18. Pola sebaran mineral magnetik
sepanjang aliran sungai Cikayambang (Line A)
dan sungai Ciayang (Line B).

Berdasarkan pola sebaran mineral magnetik


menunjukkan bahwa sungai Cikayambang
lebih banyak mengandung mineral
magnetite dengan kandungan Fe 72%, yang
berarti bahwa sungai Cikayambang lebih
tercemar dibanding sungai Ciayang.
Gambar 19. Hasil analisa XRD untuk titik
Sedangkan pola sebaran mineral magnetik A1_5.
pada sungai Ciayang lebih didominasi oleh
Pyrrhotite. Hal tersebut mungkin terjadi Pada titik A1 kedalaman 5 cm
karena adanya perbedaan zat kimia yang teridentifikasi mineral :
digunakan untuk produksi jaket kulit pada a. Anorthite, (Ca, Na) (Al, Si) 2Si2O8
sungai Cikayambang dan produksi b. Chrysolite, 2(MgO.88FeO.12) OSiO2
makanan kulit pada sungai Ciayang. c. Cordierite, Mg2Al4Si5O18
d. Geothite, Fe2O3.H2O.xH2O
3.2. XRD e. Halloysite, Al2O3.2SiO2.4H2O
Sampel yang dianalisis XRD adalah sampel
titik A1 kedalaman 5 cm, A4 kedalaman 5
cm, B4 kedalaman 25 cm dan C kedalaman
25 cm.
Data yang diperoleh dari metoda XRD
untuk tiap titik sampel adalah 2θ dan
intensitasnya. Berdasarkan anailis XRD
didapat mineralogi untuk tiap sampel yang
diuji adalah seperti berikut :
Gambar 20. Hasil analisa XRD untuk titik
Tabel. 1. Mineralogi sampel hasil analisis XRD. A4_5.
A1_5 cm A4_5 cm B4_25 cm C_25 cm
- Anorthite - Anorthite - Anorthite - Anorthite

P a g e | 45
Vol. 7 No. 1. p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325

Pada titik A4 kedalaman 5 cm 3.3. Analisis Suspensi Cair


teridentifikasi mineral :
a. Anorthite, (Ca, Na) (Al, Si) 2Si2O8 Analisis kimia suspensi cair sungai
b. Calcite, CaCO3 dilakukan sebagai data pendukung untuk
c. Diopside, CaMg(SiO3)2. memperkuat hasil pengukuran dan
d. Magnetite, Fe3O4 pengolahan data suseptibilitimeter dan
3.2.2. Kandungan mineralogi sedimen XRD. Besaran yang diukur dalam analisi
Sungai Ciayang kimia suspensi cair adalah pH, temperatur,
konduktivitas, dan TDS untuk tiap titik
pengambilan sampel.

3.3.1. Analisis suspensi cair Sungai


Cikayambang

Tabel 2. Analisis kimia suspensi cair sungai


Cikayambang.
Titik pH To T Cond TDS
(oC) (oC) (µS/cm) (.1000
ppm)
Gambar 21. Hasil analisa XRD untuk titik A1 7,58 19,8 21,4 296 148
B4_25. A2 7,84 20,7 21,1 256 128
A3 9,30 19,5 20,7 950 485
A4 8,07 21,9 23,8 956 478
Pada titik B4 kedalaman 25 cm A5 8,08 21,6 23,9 1046 523
teridentifikasi mineral : C 7,94 21,8 25 770 383
a. Anorthite, (Ca, Na) (Si, Al) 4O8 pH mencapai nilai yang paling tinggi pada
b. Calcite, CaCO3 titik A3. Pengukuran pH dilakukan secara
c. Halloysite, Al2Si2O5.(OH)4. insitu, sehingga tingginya pH pada titik A3
d. Magnetite, Fe3O4 dipengaruhi oleh limbah buangan industri
penyamakan kulit.
3.2.3. Kandungan mineralogi Temperatur air yang tinggi (lebih tinggi
pertemuan kedua sungai dari temperatur udara) dapat mempercepat
semua proses kimiawi. Pada tabel terlihat
bahwa pada seluruh titik pengambilan
sampel terjadi kenaikan temperatur. Ini
berarti bahwa dai dalam air sungai tersebut
banyak terjadi reaksi kimia yang
disebabkan oleh banyaknya unsur-unsur
kimia yang berkaitan dengan keberadaan
kontaminan.
Konduktivitas dan TDS terus meningkat
Gambar 22. Hasil analisa XRD untuk titik untuk tiap titik pengambilan sampel.
C_25. Peningkatan nilai konduktivitas
memberikan informasi banyaknya
Pada titik C kedalaman 25 cm kontaminan yang terkandung dalam air
teridentifikasi mineral : sungai. Kontaminan terus bertambah hingga
a. Anorthite, (Ca, Na) (Si, Al)4O8 titik A5.
b. Cordierite, Mg2Al4Si5O18 3.3.2. Analisis suspensi cair Sungai
c. Calcite, CaCO3 Ciayang
d. Magnetite, Syn, FeFe2O4

P a g e | 46
Vol. 7 No. 1. p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325

Tabel 3. Analisis kimia suspensi cair sungai Berdasarkan kandungan Fe dapat


Ciayang. ditentukan bahwa sungai Cikayambang
Titik pH To T Cond TDS lebih terkontaminasi dibanding sungai
(oC) (oC) (µS/cm) (.1000
ppm)
Ciayang.
B1 7,45 19,8 20,1 236 119 c. Hasil analisa XRD mengidentifikasi
B2 8,3 20,3 20,9 672 336 logam berat Al, Mg dan Fe pada
B3 8,4 21,7 23,4 687 343 sampel sedimen. Komposisi mineralogi
B4 8,44 21,8 23,0 816 409
B5 7,45 23 24,8 804 402 hasil XRD hampir sama dengan hasil
C 7,46 21,8 23 770 383 analisa suseptibilitimeter, yaitu mineral
Calcite, Alkali Feldsfar, dan magnetite.
pH yang diperoleh masih berada dalam d. Hasil analisis suspensi cair mendukung
rentang batas aman yaitu dari 6 – 8. adanya kontaminan pada aliran sungai
Meskipun demikian, tetap terlihat adanya yang ditunjukkan oleh nilai pH yang
perbedaan derajat keasaman untuk tiap titik. tinggi, temperatur air yang lebih tinggi
Pada saat memasuki industri makanan kulit dari temperatur udara, serta
pH bertambah.yang menunjukkan adanya konduktivitas dan TDS yang semakin
pengaruh oleh limbah buangan industri meningkat pada daerah industri kulit.
makanan kulit.
Temperatur air yang tinggi (lebih tinggi 5. Daftar Pustaka
dari temperatur udara) dapat mempercepat
semua proses kimiawi. Pada tabel terlihat  Abi, 2007, Pencemaran Limbah
bahwa pada seluruh titik pengambilan Penyamakan Kulit Garut Tinggi,
sampel mempunyai suhu air yang lebih Republika Online.
tinggi dari suhu udara. http://202.155.15.208/online_det
Mulai dari titik B1 konduktivitas dan TDS ail.asp?id=287021&kat_id=23.
terus meningkat untuk tiap titik  Agustine, E., 1998, Karakterisasi
pengambilan sampel. Peningkatan nilai Mineral Magnetik Menggunakan
konduktivitas memberikan informasi Metoda SEM dan XRD untuk
banyaknya kontaminan yang terkandung Identifikasi Perubahan
dalam air sungai. Nilai konduktivitas dan Lingkungan, Studi Kasus DAS
TDS yang paling tinggi pada titik B4, Cikapundung, Jawa Barat, thesis
sehingga dapat diprediksi bahwa Magister, Institut Teknologi
kontaminan lebih terkonsentrasi pada titik Bandung.
B4.  Buttler, R. F., 1992, Magnetic Domain to
Geologic Terrenes :
4. Kesimpulan Ferromagnetic Minerals,
Blackwell Scientific Pub., USA.
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :  Hardy, R. G. and M. Tucker, 1998, X-
a. Mineral magnetik yang muncul ray Powder Diffraction of
sepanjang aliran sungai Cikayambang Sediments, in Techniques
dan Ciayang adalah magnetite, Sedimentology edited by
maghemite, titanomagnetite, Maurice Tucker, Blackwell,
titanomaghemite dan pyrrhotite. London.
b. Komposisi mineral magnetik yang
dominan pada sungai Cikayambang
adalah magnetite (Fe3O4) dengan
kandungan Fe 72%. Sedangkan pada
aliran sungai Ciayang adalah
maghemite dengan kandungan Fe 70%.

P a g e | 47

Anda mungkin juga menyukai