p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325
Abstrak
P a g e | 36
Vol. 7 No. 1. p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325
P a g e | 37
Vol. 7 No. 1. p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325
( ) Joint Commite On Powder Difraction
………… (1)
(JCPDS). Hasil analisa XRD dapat
mengidentifikasi kandungan mineralogi
Suseptibilitas frekuensi dependent yang terdapat dalam sampel.
digunakan untuk mengestimasi kontribusi
dari kontaminasi superparamagnetik
(Bloemendal, 1985). Adanya kontaminasi
superparamagnetik dapat dilihat dari 1.3. Sifat fisis air tanah
hubungan antara nilai suseptibilitas
frekuensi rendah dengan nilai Air tanah cenderung untuk mencapai
suseptibilitas frekuensi dependent yang kesetimbangan kimia-fisika. Hal ini akan
memberikan hubungan negatif atau dicapai setelah terjadi proses-proses di
berbanding terbalik. Jika suseptibilitas dalam air tanah yang berlangsung dari
frekuensi rendah mempunyai nilai waktu ke waktu.
suseptibilitas tinggi, maka suseptibilitas Properti fisika air tanah yang dapat dikenali
frekuensi dependen akan memberikan nilai di lapangan antara lain : temperatur, derajat
yang rendah. keasaman (pH), daya hantar listrik /
Nilai suseptibilitas dapat dihitung persatuan konduktivitas (DHL), serta total padatan
volume atau persatuan massa. Pada terlarut / total dissolved solid (TDS).
penelitian ini pengukuran suseptibilitas
magnetik dilakukan persatuan massa ( ) 2. Metode Penelitian
dengan satuan pengukuran dalam SI,
. Maka berdasarkan nilai Penelitian ini menggunakan pengukuran
sampel yang terukur maka dapat ditentukan kemagnetan batuan untuk mendapatkan
mineral magnetik dari sedimen tersebut. nilai suseptibilitas endapan sedimen di
sepanjang daerah aliran sungai. Rancangan
1.2.2. Difraksi Sinar X penelitian ditunjukkan pada gambar 1
Difraksi sinar X merupakan metoda berikut ini.
mendasar dalam analisis mineralogi batuan
sedimen, terutama untuk jenis sedimen
berbulir halus.
Difraksi akan terjadi jika beda lintasan
sama dengan panjang gelombang :
………… (2)
P a g e | 38
Vol. 7 No. 1. p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325
Objek penelitian U
Pencemaran DAS
Data Sekunder
Studi Literatur :
1. Geologi regional
2. Hasil penelitian terkait C
Data Primer
B5
Pengukuran :
1. Magnetik : A5
Suseptibilitimeter
2. Non magnetik : XRD B4
3. Analisis Kimia Suspensi A4
Cair (pH, temperatur,
konduktivitas dan TDS)
B3
A3
Variasi nilai suseptibilitas
magnet, mineralogy, pH,
temperatur, konduktivitas,
dan TDS B2
A2
Sebaran mineral
B1
magnetik DAS A1
Gambar 1. Rancangan penelitian
P a g e | 39
Vol. 7 No. 1. p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325
diteliti meliputi : 10
χfd (%)
a. Sampel sedimen sungai (untuk uji 5
suseptibilitimeter dan XRD) 0
Sampel sedimen untuk tiap titiknya -300 -5 200 700 1200
χlf (x 10-6 m3/kg)
dilakukan pengukuran
suseptibilitimeter perkedalaman 5 cm. Gambar 3. Sebaran χfd dengan χlf untuk titik A1.
b. Sampel suspensi cair dari aliran air
sungai (untuk analisis kimia)
b. Titik A2
Sampel suspensi cair untuk tiap
titiknya diukur secara insitu dan tidak Sebaran χfd dengan χlf
ada perlakuan khusus. 60
χfd (%)
40
3. Hasil dan pembahasan 20
0
Metode kemagnetan batuan yang digunakan 0 100 200 300 400
dalam penelitian ini adalah χlf (x 10-6 m3/kg)
suspetibilitimeter dan XRD.
Suseptibilitimeter digunakan untuk mencari Gambar 4. Sebaran χfd dengan χlf untuk titik A2.
variasi nilai suseptibilitas perkedalaman
sampel, sedangkan XRD digunakan untuk c. Titik A3
analisis mineralogi. Sedangkan analisis Sebaran χfd dengan χlf
suspensi cair digunakan sebagai data
10
pendukung.
χfd (%)
10
χfd (%)
3.1. Suseptibilitas
0
Data suseptibilitas magnetik yang diolah 0 500 1000 1500
-10
adalah variasi nilai suseptibilitas magnetik χlf (x 10-6 m3/kg)
perkedalaman sampel dan sebaran χfd
dengan χlf. Gambar 6. Sebaran χfd dengan χlf untuk titik A4.
P a g e | 40
Vol. 7 No. 1. p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325
20
10
0
-50 50 150 250 350 450
χlf (x 10-6 m3/kg)
20
terdapat sampel yang mempunyai nilai
suseptibilitas tinggi, dengan nilai tertinggi
0 mencapai yang
0 500 1000 1500
-20 merupakan mineral ferrimagnetik, yaitu
χlf (x 10-6 m3/kg) magnetite dengan kandungan Fe 72%.
Pada titik A1 (hulu sungai Cikayambang)
A1 A2 A3 A4 A5 pada kedalaman 5 cm nilai suseptibilitas
Gambar 8. Sebaran χfd dengan χlf sepanjang magnetik sudah tinggi
aliran sungai Cikayambang. yang merupakan mineral
magnetite dan termasuk ke dalam bahan
Pada sepanjang aliran sungai Cikayambang, ferrimagnetik dengan kandungan Fe 72 %.
untuk tiap titik pengambilan sampel ( yaitu Selain logam besi, pada kedalaman 20 cm
titik A1, A2, A3, A4 dan A5) menunjukkan diketemukan Pyrrhotite yang menandakan
adanya pola distribusi suseptibilitas adanya kandungan Sulfur.
frekuensi dependent χfd dengan frekuensi Adanya mineral magnetite dengan
rendah χfd yang negatif atau berbanding kandungan Fe 72% pada titik A1
terbalik. Semakin besar nilai suseptibilitas memberikan informasi bahwa daerah
frekuensi dependen maka semakin kecil tersebut telah terkontaminasi oleh logam
nilai suseptibilitas frekuensi rendahnya. Hal berat. Hipotesa awal, pada daerah tersebut
ini menunjukkan adanya kontribusi belum terkontaminasi oleh logam berat
kontaminan superparamagnetik pada sungai karena tempatnya jauh sebelum industri
Cikayambang. penyamakan kulit. Setelah mengkaji
kondisi regional, ternyata aliran sungai
g. Profil suseptibilitas magnetik sungai Cikayambang sebelum melewati industri
Cikayambang penyamakan kulit terlebih dahulu melewati
industri logam. Sehingga besar
Profil sebaran suseptibilitas magnetik pada kemungkinan bahwa mineral magnetik
sungai Cikayambang dapat diperoleh tersebut berasal dari industri logam berat
dengan menggunakan Golden Software yang berada di atasnya. Dilihat dari
Surfer 8. perbedaan nilai suseptibilitas antara
kedalaman 5 cm dengan kedalaman di
bawahnya sangat kontras, menunjukkan
P a g e | 41
Vol. 7 No. 1. p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325
bahwa limbah dari industri logam tersebut Pada titik A5, sebelum pertemuan sungai
banyak terdistribusi di dekat permukaan. Cikayambang dan Ciayang, nilai
Pada titik A2, merupakan posisi awal suseptibilitas kembali mengalami
adanya industri penyamakan kulit, nilai penurunan dengan nilai tertinggi
suseptibilitas sedimen menurun jika yang merupakanmineral
dibandingkan titik A1. Nilai suseptibilitas maghemite termasuk ke dalam bahan
paling tinggi pada titik A2 adalah ferrimagnetik dengan kandungan Fe 70%.
, yang merupakan mineral Kontaminan yang terlarut pada air sungai
maghemite dan termasuk ke dalam bahan telah tersedimentasi selama perjalanannya
ferrimagnetik dengan kandungan Fe 70%. menuju titik A5.
Penurunan nilai suseptibilitas magnetik Pada titik C, pertemuan Cikayambang dan
pada titik A2 terjadi karena mineral Ciayang, nilai suseptibilitas mengalami
magnetik yang ada pada titik A1 telah peningkatan lagi dengan nilai tertinggi
tersedimentasi sebelum mencapai titik A2. yang merupakan
Pada titik A3, merupakan daerah mineral magnetite dan termasuk bahan
pertengahan industri penyamakan kulit, ferrimagnetik dengan kandungan Fe 72%.
nilai suseptibilitas mulai mengalami Hal ini dapat terjadi karena sedimen pada
peningkatan dengan nilai suseptibilitas titik C berasal dari campuran sedimen
tertinggi yang kedua sungai.
merupakan mineral magnetite dan termasuk
bahan ferrimagnetik dengan kandungan Fe 3.1.2. Suseptibilitas sedimen sungai
72%. Pembuangan limbah industri kulit Ciayang
mulai memberikan kontribusi yang besar
terhadap adanya kontaminan logam berat di a. Titik B1
sungai tersebut. Hal ini terlihat dengan
Sebaran χfd dengan χlf
adanya peningkatan kandungan Fe pada
sedimen sungai dari 70% menjadi 72%. 10
χfd (%)
P a g e | 42
Vol. 7 No. 1. p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325
1
15
0
10
χfd (%)
0 100 200 300 400 500
χlf (x 10-6 m3/kg)
5
e. Titik B5
Sebaran χfd dengan χlf
15
χfd (%)
10
5
0
-50 50 150 250 350 450
Gambar 16. Profil suseptibilitas magnetik
χlf (x 10-6 m3/kg) sepanjang aliran sungai Ciayang (Line B).
Gambar 14. Sebaran χfd dengan χlf untuk titik
Berdasarkan profil suseptibilitas magnetik
B5.
sungai Ciayang (Line B), terlihat bahwa
pada titik B1 nilai suseptibilitas magnetik
P a g e | 43
Vol. 7 No. 1. p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325
P a g e | 44
Vol. 7 No. 1. p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325
P a g e | 45
Vol. 7 No. 1. p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325
P a g e | 46
Vol. 7 No. 1. p-ISSN 2355-5785
http://journal.uin-alauddin.ac.id/indeks.php/PendidikanFisika e-ISSN 2550-0325
P a g e | 47