NIM : 1804107010016
A. Pendahuluan
Geofisika adalah bagian ilmu bumi yang mempelajari tentang bumi dengan
menggunakan kaidah dan prinsip-prinsip fisika. Didalamnya juga mencakup
meteorology, elektrisitas atsmosfir dan fisika ionosfer. Penelitian dan pengukuran dalam
geofisika biasa mencakup segala hal tentang bumi, mulai dari melihat kondisi bawah
permukaan bumi yang melibatkan pengukuran diatas permukaan bumi serta
menggunakan parameter fisikay yang dimiliki oleh susunan batuan di dalam bumi baik
secara vertical maupun horizontal.
Aplikasi metode geofisika dalam bidang keteknikan yaitu metode GPR (Ground
Penetrating Radar) yang dapat digunakan untuk pemetaan utilitas dibawah permukaan,
identifikasi kerusakan pondasi jembatan, keretakan suatu bangunan, dan kebocoran pipa.
Kemudian metode seismik dapat digunakan untuk evaluasi kedalaman bedrock, dengan
metode geolistrik dapat digunakan untuk evaluasi kedalaman air tanah dan korosivitas
tanah, dengan metode gravity dapat digunakan untuk identifikasi patahan, dan dengan
metode magnetik dapat digunakan untuk investigasi karakteristik geologi bawah
permukaan dan menemukan void (ruang kosong dibawah permukaan).
Adapun aplikasi metode geofisika dalam bidang lingkungan yaitu metode GPR
(Ground Penetrating Radar) yang dapat digunakan untuk identifikasi tangki yang
terkubur dan investigasi dari bendungan, waduk, dan kanal. Kemudian metode seismik
dapat digunakan untuk menemukan daerah yang sebelumnya pernah digali, dengan
metode geolistrik dapat digunakan untuk pemetaan batas landfill (TPA), pemetaan intrusi
air laut, dan identifikasi pola aliran geothermal, dan dengan metode magnetik dapat
digunakan untuk menemukan benda ferromagnetic yang terkubur.
1. Permasalahan lingkungan
Berbagai macam permasalahan di lingkungan yang dapat dianalisis dalam kegiatan
geofisika, seperti :
Lokasi dan karakterisasi struktur geologi permukaan dekat (pori-pori, patahan,
celah, zona berbagi, variasi litologi).
karakterisasi akuifer, perlindungan air tanah dari kontaminasi, salinitas air bawah
tanah (kontak air tawar dan air garam).
karakterisasi TPA, penggambaran muatan, limbah tanah yang terkubur,
kontaminasi penyimpanan tanah.
Eklsplorasi tempat baru untuk pembuangan limbah nuklir dan kimia secara aman.
Tanah longsor dan likuifaksi ( contoh : eksploitasi hidrokarbon)
4. Aplikasi di Lingkungan
Sarma (1997)
5. Aplikasi di Teknik
Sharma (1997)
B. Metode Gravitasi
1. Gravimeter
Gravimeter merupakan instrumen yang digunakan dalam gravimetri untuk
mengukur medan gravitasi lokal dari bumi. Sebuah gravimeter adalah jenis
accelerometer, khusus untuk mengukur percepatan penurunan konstan gravitasi, yang
bervariasi sekitar 0,5% di atas permukaan bumi. Meskipun prinsip penting dari desain
adalah sama seperti di accelerometers lainnya, gravimeters biasanya dirancang untuk
menjadi lebih sensitif untuk mengukur perubahan fraksional yang sangat kecil dalam
gravitasi bumi dari 1 g, disebabkan oleh struktur geologi terdekat atau bentuk Bumi
dan dengan variasi pasang surut temporal. Sensitivitas ini berarti bahwa gravimeter
rentan terhadap getaran asing termasuk kebisingan yang cenderung menyebabkan
percepatan osilasi.
2. Gravity Anomally
3. Respon Gravity Model Block
Biasanya, parameter fisik diukur secara langsung selama survei dangkal meliputi
medan gravitasi dan magnet, konduktivitas listrik, sifat elastis, transparansi dan polarisasi
gelombang elektromagnetik, dan radiasi gamma alami. Pengukuran ini kemudian dapat
digunakan untuk menyimpulkan permeabilitas, porositas, konstitusi kimia, stratigrafi,
struktur geologi, dan berbagai sifat lainnya dari volume bahan di dekat permukaan bumi.
Berikut ini adalah distilasi pendekatan geofisika dekat-permukaan yang ada saat ini,
yaitu:
1. Borehole Methode
Banyak teknologi geofisika lingkungan dan teknik mengandalkan pengukuran
lubang bor karena mereka menawarkan yang terbaik resolusi dan mengurangi efek
redaman sinyal dekat-permukaan, heterogenitas formasi, dan beberapa jenis noise.
Alat logging yang digunakan dalam investigasi dekat permukaan adalah versi kecil
dari alat yang dikembangkan untuk minyak bumi industri. Batasan ruang tidak
memungkinkan diskusi yang bermanfaat tentang pengukuran lubang bor; dengan
demikian, pembaca dirujuk ke literatur ilmiah untuk informasi tambahan (e.g, Daniels
dan Keys, 1990; Howard, 1990).
Keberadaan air tercemar limbah berasosiasi dengan lapisan yang konduktif. Hal ini
disebabkan limbah industri sering kali mengandung logam yang terlarut, sehingga air
tanah yang tercemar oleh limbah ini akan mempunyai sifat elektrolit yang lebih tinggi
[3].
Daya hantar listik air tanah yang tercemar oleh limbah menjadi besar, sehingga
resistivitas
kecil. Pada penelitian tersebut pendugaan air tanah yang tercemar limbah industri
diindikasikan oleh lapisan yang mengandung nilai resistivitas berkisar .
E. Pemetaan Lingkungan Korosi Bawah Permukaan
Korosivitas tanah merupakan salah satu masalah yang berdampak pada kerusakan
lingkungan dan infrastruktur. Pipa yang terletak pada subsurface menjadi salah satu
contoh dari infrastruktur yang rentan terhadap korosi, maka dari itu pemetaan subsurface
sanga dibutuhkan untuk mengetahui keadaan lingkungan korosif bawah permukaan.
Kebanyakan kerusakan pipa yang berada dibawah permukaan tanah disebabkan
oleh korosi. Untuk mencegah ataupun mengurangi korosi maka dilakukan proteksi pada
pipa seperti dipasang coating dengan cat, aspal atau bahan lain yang bisa digunakan
untuk perlindungan. Selain itu juga bisa digunakan pencegahan kerusakan pipa dengan
mengontrol lingkungan penyebab korosi, maka dari itu diperlukan pemetaan lingkungan
bawah permukaan, dalam kasus ini lingkungannya berupa tanah/soil.
Beberapa faktor penting yang dapat mempengaruhi laju korosi dari tanah atau
peningkatan sifat korosifitas pada tanah antara lain air, pH tanah, derajat aerasi,
resistivitas, potensial redoks dan aktivitas mikrobiologi. Dan pada penelitian kali ini akan
dibahas mengenai factor korosifitas tanah yang berupa kandungan air dalam
tanah/kelembaban dan penyebabnya. Air, dalam bentuk larutan maupun gas merupakan
syarat dasar untuk reaksi elektrokimia pada proses korosi, dimana tanah dibedakan
menjadi dua daerah yaitu daerah saturated dan daerah unsaturated, dimana daerah itu
mewakili pergerakan air dari daerah yang basah (saturated) ke daerah yang kering
(unsaturated) dengan gaya gravitasi. Walaupun secara teori air selalu bergerak dari
tampat yang tinggi menuju tempat yang rendah, namun di dalam tanah dapat terjadi
sebaliknya. Air yang terdapat pada tanah basah yang berada di bawah dapat bergerak
menuju tanah kering yang posisinya di atas tanah basah melalui gaya kapileritas.
Pada daerah saturated, aliran air bergantung pada besarnya pori-pori tanah dan
penyebarannya, tekstur tanah, struktur tanah, dan kandungan unsur organik dalam tanah
tersebut. Pergerakan air dari satu daerah ke daerah lainnya dapat terjadi melalui beberapa
cara yaitu dengan gravitasi, gaya.
kapileritas, tekanan osmosis dan interaksi elektrostatik antar partikel tanah. Air
merupakan elektrolit yang memicu reaksi elektrokimia sehingga menyebabkan korosi.
Perbedaan tersebut disebabkan oleh aliran air jenuh dan tidak jenuh pada tanah yang
berhubungan dengan pergerakan air dari daerah yang basah menuju daerah yang kering.
Kejenuhan air tergantung dari ukuran dan distribusi pori, tekstur, struktur, dan bahan
organik.
Korosi pada tanah atau soil corrosion adalah jenis korosi aqueous dengan
mekanisme elektrokimia. Namun kondisi pada tanah dapat menggeser atmosferik
menjadi keadaan immersed tergantung dari kepadatan tanah dan kadar kristal air
(moisture content). Walaupun mekanismenya merupakan elektrokimia, banyak
karakteristik tanah yang akan meningkatkan korosifitas seperti hujan, iklim maupun
reaksi pada tanah tersebut. Pada tanah, air dibutuhkan untuk ionisasi untuk oksidasi pada
permukaan logam. Air juga dibutuhkan untuk ionisasi elektrolit tanah, untuk melengkapi
sirkulasi aliran arus pada aktivitas korosi. Dengan demikian, air mempunyai pengaruh
dalam terjadinya korosi pada tanah. Kelembaban tanah sangat penting terhadap
mekanisme korosi, contohnya tanah yang mengandung pasir kering akan lebih tahan
korosi dibandingkan tanah yang mengandung tanah liat basah. Daerah dengan
kelembaban yang tinggi dapat menyababkan nilai resistivitas suatu tanah akan menurun
sehingga daerah tersebut memiliki tingkat korosi yang tinggi. Hal ini disebabkan uap air
adalah salah satu pemicu atau media elektrolit dalam peristiwa korosi
Metode geofisika yang digunakan dalam pemetaan ini berupa metode geolistrik
Self-potential. Karena metode self-potential (SP) ini merupakan metode yang baru
dikembangkan dalam bidang pemetaan lingkungan korosivitas tanah maka peneliti
melakukan korelasi antara metode SP dengan metode Pipe to soil yang berupa native
potential.
REFERENSI :
- http://geosciences.unsyiah.ac.id/index.php/bidang-minat/geofisika-teknik-dan-lingkungan
- Beavers, J.A., Thompson, N.G. 2006. External Corrosion of Oil and Natural Gas
Pipeline. ASM Handbook Volume 13C, Corrosion: Environments and Industries. ASM
International.
- Wikipedia : gravimeter
- Reynolds, J.M. (1997). An Intruduction to Aplied and Environmental Geophysics.
England : John Wiley and Sons Ltd. Publication.
- Bambang Wijatmoko dan Hariadi. (2008). Studi Pola Sebaran dan Kedalaman Polutan
Air Tanah Berdasarkan Nilai Reisitivitas disekitar Saluran Pembuangan Air Limbah
Indistri Rancaekek Kabupaten Bandung. Jurnal Bionatura, Vol. 10 No. 1, Matet
2008: 58-67.