Anda di halaman 1dari 43

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam mempelajari ilmu kebumian atau geologi, sangat erat kaitannya dengan
ilmufisika karena fisika merupakan bagian dari geologi. Geologi mempelajari
tentang planet bumi,terutama mengenai materi penyusunnya, proses yang
terjadi padanya, hasil proses tersebut,sejarah planet itu dan bentuk-bentuk
kehidupan sejak bumi terbentuk. Sedangkan fisika mempelajari gejala alam
yang tidak hidup ataumateridalamlingkupruangdanwaktu. .Dengan demikian jika
ingin mempelajari geologi pasti jugamembutuhkan ilmu fisika dimana ilmu
fisika sering diterapkan untuk mengeksplorasi sumberdaya alam yang ada di
dalam bumi. Sebagai contoh, seorang geologis ingin mengeksploitasisumber
daya alam dan mineral di bawah permukaan bumi. Tanpa ilmu fisika tentu
geologis itutidak tahu sumber daya alam itu ada pada kedalaman berapa dan
terletak dimana.

Maka dari itu akan kami sajikan dalam makalah ini beberapa konten penting
terkait geologi dan juga kaitan nya dengan ilmu fisika. Kajian bertema
geologi ini meliputi bagaimana geologi bekerja, relevansi dari geologi,
geologi sekarang dan masa mendatang, serta contoh hasil penggunaan geologi
dalam mempelajari bumi.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.2.1 Jelaskan macam-macam metode geofisika?
1.2.2 Bagaimana relevansi dari geologi?
1.2.3 Bagaimana geologi sekarang dan masa mendatang?
1.2.4 Apa saja contoh hasil penggunaaan geologi dalam mempelajari bumi?
2

1.3 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini antara ain sebagai berikut:
1.3.1 Dapat menjelaskan macam-macam metode geofisika.
1.3.2 Mengetahui relevansi dari geologi.
1.3.3 Mengetahui geologi sekarang dan masa mendatang.
1.3.4 Mengetahui hasil penggunaan geologi dalam mempelajari bumi.
3

II. PEMBAHASAN

2.1 Macam-Macam Metode Geofisika


Salah satu cara atau metode untuk memperoleh informasi yang terdapat
dalam perut bumi adalah dengan menggunakan metode survei geofisika.
Survei geofisika yang sering dilakukan selama ini antara lain metode gravitasi
(gayaberat), magnetik, seismik, geolistrik (resistivitas) dan elektromagnetik.

a. Metode Gravitasi ( gaya berat )

Adanya variasi medan grafitasi bumi ditimbulkan oleh adanya perbedaan


rapat massa (density) antar batuan. Adanya suatu sumber yang berupa
suatu massa (massif, lensa, atau bongkah besar) dibawah permukaan akan
menyebabkan terjadinya gangguan medan gaya berat (relative). Adanya
gangguan ini disebut sebagai anomali gaya berat. Karena perbedaan
medan gayaberat ini relatif kecil maka diperlukan alat ukur yang
mempunyai ketelitian yang cukup tinggi. Alat ukur yang sering digunakan
adalah Gravimeter. Alat pengukur gayaberat di darat telah mencapai
ketelitian sebesar 0.01 mGal dan di laut sebesar 1 mGal.

Beberapa endapan seperti zinc, bauksit, atau barit sangat sulit dideteksi
melalui metoda magnetik maupun elektrik, namun dapat dideteksi dengan
metoda gaya berat (gravity), tapi hanya untuk mengetahui profil batuan
sampingnya (tidak dapat langsung mendeteksi bijihnya) melalui anomali
densiti. Dasar teori yang dipakai dalam metoda ini adalah Hukum Newton
tentang gravitasi bumi. Untuk bumi yang berbentuk bulat, homogen, dan
tidak berotasi, maka massa bumi (M) dengan jari-jari (R) akan
menimbulkan gaya tarik pada benda dengan massa (m) di permukaan bumi
sebesar.

= =
2
4

dengan (g) adalah percepatan gaya berat vertikal permukaan bumi. Harga
rata-rata gaya berat di permukaan bumi adalah 9,80 m/s2, satuan yang
digunakan adalah gaya berat adalah miliGal (1mGal = 10-3 Gal = 10-3
cm/s2 atau sama dengan 10 gu (gravity unit). Karena bentuk bumi bukan
merupakan bola pejal yang sempurna, dengan relief yang tidak rata,
berotasi dan ber evolusi dalam sistem matahari, tidak homogeny. Oleh
karena itu variasi gaya berat di setiap titik permukaan bumi akan
dipengaruhi oleh 5 faktor yaitu lintang, ketinggian, topografi, pasang
surut, variasi densitas bawah permukaan. Adapun prosedur lapangan
adalah Targetan observasi harus mempunyai kontras densiti yang jelas
(significant) agar dapat dideteksi oleh gravimetri. Grid (lintasan) yang
umum digunakan cukup lebar yaitu antara 200 m s/d 1 km (500 ft s/d 1
mil). Setiap titik pengamatan diusahakan bebas dari angin, pohon-pohon,
pengaruh (getaran) tanah, dll. Elevasi setiap titik observasi harus diketahui
dengan akurat karena akan diperhitungkan dalam pengkoreksian hasil
pembacaan alat. Begitu juga dengan waktu setiap pengukuran. Series dari
hasil perhitungan akan diplot pada kertas grafik terhadap waktu (Gambar
2.1)

Gambar 2.1 Contoh pemplotan hasil pengukuran (0,01 mgal = 0,1 g.u)
5

Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa, harga pengukuran gaya berat di
permukaan bumi dipengaruhi oleh 5 faktor. Sedangkan dalam melakukan survei
gayaberat diharapkan satu faktor saja yaitu variasi densitas bawah permukaan,
sehingga pengaruh 4 faktor lainnya (lintang, ketinggian, topografi, pasang surut)
harus direduksi atau dihilangkan dari harga pembacaan alat.
a. Koreksi lintang (latitude)
Koreksi terhadap titik pengukuran terhadap kutub bumi. dimana

adalah koordinat titik pengukuran dan titik base.


b. Koreksi elevasi (Free-Air Correction)
Koreksi ini merupakan koreksi terhadap pengaruh ketinggian pengukuran
terhadap medan gravitasi bumi.FAC = 3,086 h gu, dimana h adalah elevasi
titik pengukuran
c. Koreksi Bouguer (Bougeur correction)
Koreksi massa lapisan yang diasumsikan berada diantara titik amat dengan
bidang referensi (lihat Gambar 2.2)

Gambar 2.2 Koreksi Bougeour AB = 3,086 h gu,


dimana h adalah elevasi titik pengukuran.
d. Koreksi topografi (Terrain correction)
Koreksi topografi, Tc, adalah koreksi pengaruh topografi terhadap gayaberat
pada titik amat, akibat perbedaan ketinggian antara titik observasi dengan base.
Dapat dihitung dengan menggunakan Hammer Chart (lihat gambar 2.3)
6

Gambar 2.3 Model yang digunakan untuk koreksi topografi dan diagram
perhitungan

Anomali Bougeur merupakan anomali yang dicari dengan cara mereduksi


hasil pengukuran lapangan dengan koreksi-koreksi seperti yang telah
diuraikan di atas

Contoh penentuan anomali dapat dilihat pada Gambar 2.4

Gambar 2.4 Contoh penentuan Anomali Bougeour


7

b. Metode Magnetik
Metode dilakukan berdasarkan pada hasil pengukuran anomali medan
magnet akibat sifat kemagnetan batuan yang berbeda satu terhadap
yang lainnya. Metode ini juga sangat disukai pada studi geothermal
karena mineral-mineral ferromagnetic akan kehilangan sifat
kemagnetannya bila dipanasi mendekati temperatur Curie oleh karena
itu metode ini digunakan untuk mempelajari daerah yang dicurigai
mempunyai potensi Geothermal.
Ada beberapa tipe bjih seperti magnetit,ilmenit, dan phirotit yang
dibawa oleh bijih sulfide menghasilkan distorsi dalam magnet kerak
bumi, dan dapat digunakan untuk melokalisir sebaran bijih. Dalam
perumusan metoda magnetic dapat diuraikan sebagai berikut:


= .
2

adalah permeabilitas magnetic medium. Kuat medan magnet (H) pada


suatu titik dengan jarak (r) dari muatannya. Jika suatu benda berada
dalam medan magnetic dengan kuat medan (H), maka akan terjadi
ppolarisasi magnetic (I) sebesar I=k.H, dimana k adalah kerentanan
(suspectibilitas) magnetik. Medan magnet ini dinyatakan dalam besar
dan arah (vektor) dimana arahnya dinyatakan dalam deklinasi
(penyimpangan terhadap arah utara-selatan geografis) dan inklinasi
(penyimpangan terhadap arah horizontal). Kuat medan magnet yang
terukur dipermukaan sebagian besar berasal dari dalam bumi (internal
field) mencapai lebih dari 90%, sedangkan sisanya adalah medan
magnet dari kerak bumi, yang merupakan target didalam eksplorasi
geofisika, dan medan dari luar bumi.

Karena medan magnet dari dalam bumi merupakan bagian yang


terbesar, maka medan ini sering juga disebut sebagai medan utama yang
dihasilkan oleh adanya aktivitas di dalam inti bumi bagian luar (salah
8

satu konsep adanya medan utama ini adalah dari teori dinamo).
Mineral-mineral dengan sifat magnet yang cukup tinggi antara lain :
a. Oksida-oksida besi : FeO Fe2O3 TiO2
b. Sulfida-sulfida dalam series troilite-phyrotit

Kerentanan (susceptibilities) magnetik merupakan parameter yang


menyebabkan timbulnya anomali magnetik dan karena sifatnya yang khas
untuk setiap jenis mineral, khususnya logam, maka parameter ini
merupakan salah satu subjek didalam prospek geofisika. Telah diketahui
bahwa adanya medan magnet bumi menyebabkan terjadinya induksi
magnetik yang besarnya adalah penjumlahan dari medan magnet bumi dan
magnet batuan dengan kerentanan magnetik yang cukup tinggi. Besaran
ini adalah total medan magnet yang terukur oleh magnetometer apabila
remanan magnetiknya dapat diabaikan, Setiap jenis batuan mempunyai
sifat dan karakteristik tertentu dalam medan magnet yang dimanifestasikan
dalam parameter kerentanan magnetik batuan atau mineralnya (k). Dengan
adanya perbedaan dan sifat khusus dari tiap jenis batuan atau mineral
inilah yang melandasi digunakannya metoda magnetik untuk kegiatan
eksplorasi maupun kepentingan geodinamika. Pada Tabel 2.1 dapat dilihat
daftar kerentanan magnetik (k) beberapa jenis batuan dan mineral yang
umumdijumpai.
Tabel 2.1 Kerentanan Magnet pada beberapa batuan dan mineral
9

Berdasarkan sifat magnetik yang ditunjukkan oleh kerentanan magnetiknya,


batuan dan mineral dapat diklasifikasikan dalam :
1. Diamagnetik, mempunyai kerentanan magnetik (k) negatif dan kecil artinya
bahwa orientasi elektron orbital substansi ini selalu berlawanan arah dengan
medan magnet luar. Contohnya : graphite, marble, quarts dan salt.
2. Paramagnetik, mempunyai harga kerentanan magnetik (k) positif dan kecil.
3. Ferromagnetik, mempunyai harga kerentanan magnetik (k) positif dan besar
yaitu sekitar 106 kali dari diamagnetik/paramagnetik. Sifat kemagnetan
substansi ini dipengaruhi oleh keadaan suhu, yaitu pada suhu diatas suhu
Curie, sifat kemagnetannya hilang. Efek medan magnet dari substansi
diamagnetit dan hampir sebagian besar paramagnetik adalah lemah.

Hasil pengukuran oleh magnetometer umumnya disajikan dalam bentuk Peta


Anomali Magnetik dengan kontur yang mencerminkan harga anomali yan sama.
Dari peta ini, untuk kepentingan eksplorasi masih memerlukan proses lebih lanjut
untuk memperoleh daerah targetan atau daerah prospek. Suatu hal yang penting
dalam pengolahan data survei magnetik adalah zero level, dan pekerjaan
interpretasi dimulai dari daerah zero level tersebut lihat Gambar 2.5

Gambar 2.5 Penentuan magnetic zero level


10

Suatu contoh sederhana hasil interpretasi dari hasil pengukuran lapangan dapat
dilihat pada Gambar 2.6

Gambar 2.6 Anomali magnetik tubuh bijih suatu mineral

Dari interpretasi data magnetik, parameter-parameter tubuh bijih yang


akan diperhitungkan adalah :
1. Kedalaman dari permukaan
2. Panjang (dimensi) endapan
3. Arah endapan
4. Batas bawah endapan
5. Ketebalan dari penampang
6. Intensitas magnetik untuk memperkirakan tipe tubuh bijih

Contoh Model Anomali Magnetik


Kemudian dari peta kontur tersebut dibuat penampang melintang yang
memotong daerah anomali, dan diinterpretasikan susunan batuan serta titik
anomali (bijih) yang akan ditentukan (Gambar 2.7 b).Pada Gambar 2.7
dapat dilihat peta iso magnetik hasil survei magnetik batuan
predominantly granulit pada daerah Udal Center Sweden, dengan nilai
11

maksimum 1600

Gambar 2.7 Peta Iso Magnetik

Gambar 2.7 a. Penampang A


12

Gambar 2.7 b. Penampang B

c. Metode Seismik
Prinsip dasar dari metoda seismik pantul ini adalah pengiriman sinyal
ke dalam bumi, dan karena adanya bidang perlapisan (bidang kontak)
maka bidang tersebut dapat menjadi bidang pantul (reflektor). Sinyal
yang dikirim melalui alat peledak (S) direfleksikan oleh bidang
reflektor oleh titik refleksi (R), dan sinyal yang dipantulkan direkam
oleh detektor berupa geofon (G). Jika h adalah ketebalan lapisan, maka
waktu (t) yang dibutuhkan oleh sinyal untuk sampai ke detektor
adalah:
1. Untuk 1 (satu) lapisan :

dimana V1 adalah kecepatan rambat gelombang pada lapisan 1


2. - Untuk 2 (dua) lapisan :
13

dimana kecepatan rambat dan waktu dapat diketahui, sehingga


ketebalan masing-masing lapisan dapat dihitung.

Gambar 2.8 Sketsa prinsip dasar seismik refleksi

Parameter-parameter yang Harus Diperhatikan saat menggunakan


metode seismic adalah Kualitas data seismik sangat ditentukan oleh
kesesuaian parameter lapangan yang digunakan dengan kondisi
geologi dan kondisi permukaan daerah survei. Disamping itu
parameter lapangan juga harus disesuaikan dengan target eksplorasi
yang ingin dicapai. Jadi keberhasilan suatu survei seismik sangat
ditentukan dari desain parameter lapangan digunakan. Beberapa
parameter lapangan yang harus ditentukan dan disesuaikan dengan
kondisi lapangan adalah sebagai berikut :
- Jumlah dan susunan geopon
- Interval sampling
- Jumlah bahan peledak dan kedalaman lubang bor
- Jarak antar titik tembak
- Jarak antara geopon
14

- Geometri penembakan
- Filter (high-cut dan low-cut).

Parameter lapangan dirancang berdasarkan data geologi dan data


geofisika yang ada, dan penentuannya dilakukan dengan uji coba secara
langsung di lapangan. Parameter dipilih berdasarkan optimasi
keterbatasan parameter lapangan dalam memecahkan problem yang
muncul. Selain itu faktor ekonomis juga merupakan pertimbangan
utama dalam optimasi.
Cara Penentuan Parameter Lapangan
a. Analisa noise (gangguan)
Analisa noise ditujukan untuk mendeskripsikan parameter fisis
sinyal dan noise sehingga desain parameter lapangan dapat
dilakukan dengan baik. Analisa (test) noise ini dilakukan paling
awal sebelum survei seismik dimulai. Noise adalah gelombang yang
tidak diharapkan dan sering muncul pada saat perekaman seismik.
Biasanya mengganggu sinyal refleksi.
b. Susunan geopon (array geophone)
Tujuan dari penentuan array geophone ini adalah untuk
mendapatkan bentuk susunan geophone yang dapat berfungsi
meredam noise (ground roll) secara optimal sehingga signal to noise
ratio-nya (S/N ratio) tinggi. Untuk menaikkan (S/N ratio) ground
roll harus diredam dengan cara menebarkan geophone.
c. Test kedalaman dan jumlah dinamit
Tujuan test ini adalah untuk menentukan kedalaman pemboran dan
jumlah dinamit yang paling optimum, artinya dapat memberikan
hasil perekaman seperti yang diharapkan tetapi juga dengan biaya
yang ekonomis.
d. Jarak titik tembak
Untuk melakukan pemilihan jarak terdekat dan terjauh ini, kita
kaitkan dengan target dari survei. Untuk memilih jarak terdekat
15

biasanya digunakan acuan target terdangkal, sedangkan untuk jarak


terjauh kita gunakan acuan target terdalam.
e. Geometri Penembakan
Informasi struktur geologi dan data geofisika yang ada di daerah
penyelidikan sangat diperlukan untuk menentukan geometri
penembakan. Pemilihan cara penembakan, tergantung pada
kedalaman zona prospek dan kompleksitas struktur bawah
permukaan. Pemilihan geometri penembakan berguna untuk
memfokuskan energi seismik sehingga efektifitas sumber menjadi
lebih optimal.
f. Filter (low cut dan high cut)
Penentuan filter low-cut dan high-cut ini kita lakukan pada
instrumen yang kita gunakan. Pemilihan high cut filter dapat
ditentukan atas dasar sampling rate yang digunakan karena
sampling rate menentukan besarnya frekuensi aliasing. Pemilihan
besarnya low cut filter ditujukan untuk meredam noise berfrekuensi
lebih rendah dari frekuensi geophone yang digunakan apabila noise
tersebut terlalu menenggelamkan sinyal.
g. Sampling rate
Penentuan besar kecilnya sampling rate bergantung pada frekuensi
maksimum sinyal yang ingin direkam pada daerah survei tersebut.
Tetapi pada kenyataannya, besarnya sampling rate dalam
perekaman sangat bergantung pada kemampuan instrumentasi
perekaman yang digunakan, dan biasanya sudah ditentukan oleh
pabrik pembuat instrumen tersebut. Penentuan sampling rate ini
akan memberikan batas frekuensi tertinggi yang terekam akibat
adanya aliasing

Prosedur Pengambilan Data di Lapangan


a. Pemasangan patok
Sebelum dilakukan pengukuran seismik, maka terlebih dahulu
harus ditentukan posisi koordinat (X, Y, dan Z) dari tiap-tiap titik
16

geophone maupun shot point. Penentuan koordinat ini dapat


dilakukan dengan menggunakan theodolith ataupun GPS. Titik-
titik tersebut, kemudian ditandai dengan patok yang sudah
mempunyai harga koordinat terhadap referensi tertentu.
b. Pemasangan geophone
Geophone dipasang sesuai dengan rencana tipe penembakan yang
akan dilakukan dan disusun berurutan. Pemasangan geophone
diusahakan sedekat mungkin dengan patok yang sudah diukur
koordinatnya.
c. Pemasangan sumber peledak
Sumber peledak dipasang sesuai dengan rencana tipe penembakan
d. Persiapan alat perekaman data seismik
Sebelum melakukan penembakan alat perekam harus dicek
terlebih dahulu, sehingga data yang dihasilkan cukup optimal.
e. Penembakan
Penembakan hanya dapat dilakukan ketika alat perekam data
seismik sudah dilakukan pengecekan dan terpasang dengan baik.
f. Pencatatan data pengamatan pada observer log
Data pengamatan dan kejadian selama berlangsungnya pengukuran
kemudian disalin pada buku observer log

Jika gelombang seismik melewati dua medium yang mempunyai


kecepatan rambat yang berbeda, maka gelombang tersebut akan terbiaskan
(refraksi). Jika gelombang yang datang membentuk sudut i1 dan
dipantulkan dengan sudut i2 dari garis normal (Gambar 2.9), maka

dimana V1 dan V2 adalah kecepatan rambat pada masing-masing media.


Jika kecepatan rambat V2 lebih besar daripada kecepatan rambat V2, maka
sudut refraksi lebih besar daripada sudut normal, dan disebut sebagai
sudut ic.
17

Jika gelombang rambat bergerak di sepanjang bidang pantul, maka sudut


yang dibentuk disebut dengan sudut kritis (lihat Gambar 2.9)

Gambar 2.9 Refraksi sinar (atas), dan terbentuknya sudut kritis (bawah)

Jika jarak dari break point diketahui, maka dapat diperoleh ketebalan lapisan
antara bidang refraksi, yaitu :

Contoh grafik hasil survei refraksi dan interpretasi bawah permukaan


dapat dilihat pada Gambar 2.10
18

Gambar 2.10 Kurva time-distances

Perencanaan Survei
Tahap pertama dari suatu perencanaan survei seismik refraksi adalah
memilih lokasi dan panjang lintasan survei dengan menggunakan peta
topografi daerah penyelidikan. Lokasi lintasan survei harus di set untuk
mencapai tujuan survei secara efisien, yaitu menggunakan informasi yang
ada pada peta topografi dan peta geologi. Rekaman titik penerima
kedatangan pertama (first arrival) merupakan gelombang langsung dan
kedatangan pertama (first break) dari gelombang refraksi tidak muncul.
Pengambilan Data
Untuk mendapatkan kualitas rekaman seismik refraksi yang tinggi dan
mengandung bentuk first break yang tajam perlu dilakukan beberapa
teknik, diantaranya adalah stacking, mempertinggi kekuatan sumber dan
filtering. Sistem perekam seismik yang bisa digunakan adalah system
perekam seismik 24 channel. Sedangkan sumber seismik yang sering
digunakan adalah dinamit. Bila menggunakan dinamit sebagai sumber,
perlu dipilih tempat yang tepat untuk melakukan peledakan, yaitu tempat
dimana energi dinamit dapat terkonversi menjadi energi seismik secara
efektif. Biasanya, dinamit diledakkan di dalam lubang bawah permukaan.
Bila jarak sumber ke penerima lebih dari seratus meter, akan lebih baik
meledakkan dinamit di dalam air dengan kedalaman lebih dari 50 cm atau
19

membuat lubang lebih dalam sehingga ledakan dinamit menjadi lebih


efektif.

d. Metode Geolistrik ( resistivas )


metoda geolistrik ini biasanya digunakan untuk menyelidiki kondisi bawah
permukaan, yaitu dengan mempelajari sifat aliran listrik pada batuan di
bawah permukaan bumi. Penyelidikan ini meliputi pendeteksian besarnya
medan potensial, medan elektromagnetik dan arus listrik yang mengalir di
dalam bumi baik secara alamiah (metoda pasif) maupun akibat injeksi arus
ke dalam bumi (metoda aktif) dari permukaan.

Dengan metoda elektrik (salah satunya tahanan jenis) mempunyai prinsip


dasar mengirimkan arus ke bawah permukaan, dan mengukur kembali
potensial yang diterima di permukaan. Hanya saja perlu diingat bahwa
untuk daerah dengan formasi yang bersifat isolator metoda elektrik ini
tidak efektif. Pada Gambar 2.11 dapat dilihat sebaran arus pada permukaan
akibat arus listrik yang dikirim ke bawah permukaan. Garis tegas
menunjukkan arus yang dikirim mengalami respon oleh suatu lapisan yang
homogenous. Sedangkan arus putus-putus menunjukkan arus normal
dengan nilai yang sama. Garis-garis tersebut disebut dengan garis
equipotensia.

Gambar 2.11 Garis-garis equipotensial

Berdasarkan harga resistivitas listriknya, batuan/mineral dapat dikelompokkan


menjadi tiga :
20

- konduktor baik (10-8<<1.m)


- konduktor sedang (1< <107 .m)
- konduktor baik ( >107 .m)
Dalam melakukan eksplorasi tahanan jenis (resistivitas) diperlukan pengetahuan
secara perbandingan posisi titik pengamatan terhadap sumber arus. Perbedaan
letak titik tersebut akan mempengaruhi besar medan listrik yang akan diukur.
Besaran koreksi terhadap perbedaan letak titik pengamatan tersebut dinamakan
faktor geometri. Faktor geometri diturunkan dari beda potensial yang terjadi
antara elektroda potensial MN yang diakibatkan oleh injeksi arus pada elektroda
arus AB, yaitu :

Gambar 2.12 Susunan jarak elektroda arus dan potensial

Faktor geometri K, merupakan unsur penting dalam perdugaan geolistrik baik


pendugaan vertikal maupun horizontal, karena faktor geometri akan tetap untuk
posisi AB dan MN yang tetap.
21

Untuk mempermudah pekerjaan dan perhitungan interpretasi, penempatan


elektroda diatur menurut aturan tertentu. Beberapa aturan tersebut yaitu :

a. Metode Wenner

K = 2a

Gambar 2.13 Konfigurasi alat metode Wenner

Keuntungan dan keterbatasan metoda Wenner :


- Sangat sensitif terhadap perubahan lateral setempat (gawir/lensa setempat)
- Karena bidang equipotensial untuk benda homogen berupa bola, data lebih
mudah diproses atau dimengerti
- Jarak elektroda arus dengan potensial relatif lebih pendek dari sehingga daya
tembus alat sama lebih besar
- Memerlukan tenaga/buruh yang lebih banyak
b. Metode Schlumberger

Gambar 2.14 Konfigurasi alat metode Schlumberger


22

Keuntungan dan keterbatasan metoda Schlumberger :

a. Tidak terlalu sensitif terhadap adanya perubahan lateral setempat,


sehingga metoda ini dianjurkan untuk penyelidikan dalam
b. Elektroda potensial sangat jarang dipindahkan, sehingga
mengurangi jumlah tenaga/buruh yang dipakai Perbandingan AB/MN
harus diantara 2,5 < AB/MN < 50

c. Metoda Double-dipole (Dipole-dipole)

Gambar 2.15 Konfigurasi alat metode Double-dipole

d. Metoda Pole-dipole

Gambar 2.16 Konfigurasi alat metode Pole-dipole

Pada Gambar 2.17 dapat dilihat contoh grafik hasil pengukuran lapangan dan
interpretasi bawah permukaan yang diperkirakan.
23

Gambar 2.17 Apparent resistivity dan interpretasi profil hasil pengukuran

Metoda yang digunakan dalam interpretasi data tahanan jenis ini adalah metoda
pencocokan kurva (curve mutching). Metoda ini dilakukan karena dari data hasil
pengukuran lapangan yang kita dapatkan adalah harga resistivitas semu (apparent
resestivity) sebagai fungsi dari spasi elektrodanya, as = f(AB/2) atau log as =
log f(AB/2). Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam metode ini, yaitu
interpretasi lapangan, dengan menentukan bentangan maksimal dan penentuan
tipe kurva lapangan
a. Interpretasi awal untuk menentukan harga resistivitas masing-masing
lapisan dengan menggunakan kurva standar dan kurva bantu (curve matching
partial) Setelah diperoleh nilai resistivitas lapisan dan ketebalannya, maka
selanjutnya dapat kita interpretasikan jenis batuan berdasarkan tabel
resistivity beberapa jenis batuan (Tabel 1)
b. Interpretasi akhir, pada tahapan ini merupakan hasil interpretasi pendahuluan
yang harus dikonfirmasikan dengan data lainnya, misalnya data geologi,
sehingga informasi yang disajikan lebih lengkap.
24

Table 2.2 Harga tahanan jenis beberapa jenis batuan

e. Metode Magnetotelluric (MT)


Magnetotelluric (MT) adalah metode pasif yang mengukur arus listrik
alami dalam bumi, yang dihasilkan oleh induksi magnetik dari arus listrik
di ionosfer. Metode ini dapat digunakan untuk menentukan sifat listrik
bahan pada kedalaman yang relatif besar (termasuk mantel) di dalam
bumi. Dengan teknik ini, variasi waktu pada potensi listrik diukur pada
stasiun pangkalan dan stasiun survei. Perbedaan pada sinyal tercatat
digunakan untuk memperkirakan distribusi resistivitas listrik bawah
permukaan.

Metode pengukuran MT (magnetotelluric) dan AMT (audio


magnetotelluric) secara umum adalah sama, perbedaanya hanya pada
cakupan frekuensi yang ditangkap, dimana semakin kecil frekuensi yang
dihasilkan maka semakin dalam penyelidikan yang diperoleh. Metode MT
memperoleh data dari frekuensi sekitar 400 Hz sampai 0.0000129 Hz
(perioda sekitar 21.5 jam) sedangkan metode AMT memperoleh data dari
frekuensi 10 kHz sampai 0.1 Hz, dimana sumbernya berasal dari alam
(arus telurik yang terjadi di sekitar ionosfer bumi).
25

CSAMT adalah spesifik penurunan sumber konvensional alam dan magneto


frekuensi audio-telurik metode yang memanfaatkan sumber buatan (Biasanya
dalam kisaran 0.1Hz untuk 10kHz) di samping bidang alam. Ini menyediakan data
lebih detail dan sinyal kuat dan memungkinkan pencitraan dangkal sasaran
daripada yang akan mungkin dengan sinyal frekuensi rendah.

CSAMT adalah turunan spesifik konvensional-sumber alam dan audio frekuensi


magneto-telurik metode, yang menggunakan sumber buatan (biasanya dalam
kisaran 0.1Hz untuk 10kHz) untuk mempercepat akuisisi data dan menyediakan
lebih detail dan sinyal yang kuat. Sumber biasanya terdiri baik loop atau panjang
dipol membumi hingga beberapa kilometer. Dipole mungkin dikombinasikan
dengan kedua ortogonal pemancar dalam rangka menyediakan dua sumber
polarisasi. Serentak pengukuran dari lima terpisah parameter yang diambil di
setiap lokasi; dua komponen medan listrik dan tiga komponen magnet lapangan.
Medan listrik pengukuran diperoleh menggunakan ortogonal dipol sementara
magnetik vektor lapangan diukur menggunakan multiturn permeabilitas tinggi
koil. Modern instrumen CSAMT juga memungkinkan pengukuran alam dan
audiofrequensi sinyal MT dalam rangka memberikan kedalaman eksplorasi
diperpanjang rentang (yang frekuensi rendah semakin besar kedalaman
penyelidikan). Resistivitas semu adalah dikombinasikan dengan ukuran fase
perbedaan antara listrik dan magnetik komponen. Lebih dari isotropik homogen
tanah magnetik komponen akan tertinggal di belakang listrik komponen dengan Pi
/ 4. Namun, jika resistivitas bervariasi dengan kedalaman perbedaan fasa terukur
akan berbeda. Bersama inversi data menggunakan kedua fase dan resistivitas
semu memberikan lebih kuat interpretasi. Data biasanya ditampilkan sebagai
resistivitas semu versus frekuensi dan beda fase versus frekuensi plot.
26

Gambar 2.18 Resistivitas semu versus frekuensi dan beda fase versus frekuensi
plot.

Hasil menath dari survei CSAMT adalah sering ditampilkan dalam grafik log-log
resistivitas semu dan fase terhadap frekuensi. Namun, merencanakan sejumlah
konvensi lainnya dapat diterapkan tergantung pada parameter tertentu yang
sedang diukur. Kombinasi inversi resistivitas 1D atau fase gabungan / resistivitas
inversi mengarah pembentukan 2D pseudosections dari resistivitas terhadap
kedalaman. Dalam gambar daerah resistivitas rendah dit ampilkan warna biru.
resistivitas tinggi dalam merah.

Gambar 2.19 Grafik log-log resistivitas semu dan fase terhadap frekuensi
27

f. Metode GPR (Ground Penetrating Radar)


Ground Penetrating Radar (GPR) biasa disebut georadar. Berasal dari dua
kata yaitu geo yang berarti bumi dan radar singkatan dari radio detection
and ranging. Jadi, arti harfiahnya adalah alat pelacak bumi menggunakan
gelombang radio. GPR baik digunakan untuk eksplorasi dangkal
(nearsurface) dengan ketelitian (resolusi) yang amat tinggi, sehingga
mampu mendeteksi benda sasaran bawah permukaan hingga benda yang
berdimensi beberapa sentimeter sekali pun.
Metode ini merupakan metode yang sering digunakan dalam bidang
Geofisika dan fisika bumi, karena dengan metode ini dapat meminimalisir
kesalahan dalam menggali atau menentukan letak benda yang akan dicari.

Gambar 2.20 Prinsip Kerja GPR


28

Alat GPR mempunyai 2 Antena, yaitu antenna pemancar (transmitter) dan juga
antenna penerima (receiver). Dari Antena pemancar, gelombang elektromagnetik
dengan frekuensi gelombang tertentu dipancarkan kebawah permukaan. Dengan
mealui berbagai media yang tersaji di bawah permukaan, maka kecepatan
gelombangnya tidak konstan, tergantung dari dua parameter yaitu permitivitas dan
konduktivitas media itu sendiri. Ketika gelombang mengenai media atau bidang
batas antara satu media dengan media yang lainnya, maka ada beberapa
kemungkinan gelombang itu akan diperlakukan oleh media tersebut, baik
direfleksikan, mengalami refraksi, ditransmisikan atau mengalami difraksi. Hasi
dari perlakuan media terhadap gelombang yang datang itu nantinya akan
ditangkap oleh antenna penerima yang nanatinya akan tersaji dalam bentuk
radargram.

Gambar 2.21 Contoh Radargram


29

Antena memegang peranan penting,karena menentukan unjuk kerja dari sistem


GPR itu sendiri. Adapun faktor yang berpengaruh dalam menentukan tipe antena
yang digunakan, sinyal yang ditransmisikan, dan metode pengolahan sinyal yaitu :

1. Jenis objek yang akan dideteksi


2. Kedalaman objek
3. Karakteristik elektrik medium tanah/lapisan atau properti elektrik.

Berikut ini contoh tampilan aplikasi menggunakan metode GPR

Gambar 2.22 Aplikasi GPR

2.2 Relevansi dari Geologi


Geologiwan telah membantu dalam menentukan umur bumi yang
diperkirakan sekitar 4.5 milyar (4.5x109) tahun, dan menentukan bahwa kulit
bumi terpecah menjadi lempeng tektonikyang bergerak di atas mantel yang
setengah cair (astenosfir) melalui proses yang sering disebut tektonik
lempeng. Geologiwan membantu menemukan dan mengatur sumber daya
alam yang ada di bumi, seperti minyak bumi, batu bara, dan juga metal
seperti besi, tembaga, dan uranium serta mineral lainnya yang memiliki nilai
ekonomi, seperti asbestos, perlit, mika,fosfat, zeolit, tanah liat, pumis, kuarsa,
dan silika, dan juga elemen lainnya seperti belerang, klorin, dan
helium.Berikut ini hubungan atau relevansi geologi dengan bidang lain:
30

a. Hubungan Geologi dengan Astroheologi


Astrogeologi adalah aplikasi ilmu geologi tentang planet lainnya dalam
tata surya (solar sistem). Namun istilah khusus lainnya seperti selenology
(pelajaran tentang bulan), areologi(pelajaran tentang planet Mars), dll, juga
dipakai. Kata "geologi" pertama kali digunakan oleh Jean-Andr Deluc
dalam tahun 1778 dan diperkenalkan sebagai istilah yang baku oleh
Horace-Bndict de Saussure pada tahun 1779.

b. Hubungan Geologi Dengan Geodesi


Geodesi menurut pandangan awam adalah cabang ilmu geosains yang
mempelajari tentang pemetaan bumi. Geodesi adalah salah satu cabang
keilmuan tertua yang berhubungan dengan bumi. Geodesi berasal dari
bahasa Yunani, Geo () = bumi dan daisia / daiein () = membagi,
kata geodaisia atau geodeien berarti membagi bumi. Sebenarnya istilah
Geometri sudah cukup untuk menyebutkan ilmu tentang pengukuran
bumi, dimana geometri berasal dari bahasa Yunani, = geo =
bumi dan metria = pengukuran. Secara harafiah berarti pengukuran tentang
bumi. Namun istilah geometri (lebih tepatnya ilmu spasial atau keruangan)
yang merupakan dasar untuk mempelajari ilmu geodesi telah lazim
disebutkan sebagai cabang ilmu matematika.

c. Hubungan Geologi Dengan Geofisika


Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi
menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk
juga meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer. Penelitian
geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan
pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang
dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan
bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi baik itu
secara vertikal maupun horisontal.

Di Indonesia, ilmu ini dipelajari hampir di semua perguruan tinggi negeri


yang ada. Biasaya geofisika masuk ke dalam fakultas Matematika dan
31

Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), karena memerlukan dasar-dasar ilmu


fisika yang kuat, atau ada juga yang memasukkannya ke dalam bagian dari
Geologi. Saat ini, baik geofisika maupun geologi hampir menjadi suatu
kesatuan yang tak terpisahkan Ilmu bumi.

Bidang kajian ilmu geofisika meliputi meteorologi (udara), geofisika bumi


padat dan oseanografi(laut). Beberapa contoh kajian dari geofisika bumi
padat misalnya seismologi yang mempelajari gempabumi, ilmu tentang
gunungapi (Gunung Berapi) atau volcanology, geodinamika yang
mempelajari dinamika pergerakan lempeng-lempeng di bumi, dan
eksplorasi seismik yang digunakan dalam pencarian hidrokarbon.

d. Hubungan Geologi Dengan Geologi Panas Bumi


Geologi panas bumi adalah salah satu cabang ilmu geologi untuk
mengetahui keberadaan reservoir panas bumi di bawah tanah (eksplorasi).
Reservoir panas bumi merupakan jebakan air(atau air asin) yang terkena
panas bumi sehingga menjadi uap dengan suhu dan tekanan tinggi. Ilmu
memproduksi panas bumi dipelajari pada teknik perminyakan karena
kondisinya yang mirip dengan reservoir minyak bumi. Hasil produksi
(exploitasi) umumnya dipergunakan untuk pembangkit tenaga listrik.

e. Hubungan Geologi Dengan Ilmu Bumi

Ilmu bumi (Inggris: earth science, geoscience) adalah suatu istilah untuk
kumpulan cabang-cabang ilmu yang mempelajari bumi. Cabang ilmu ini
menggunakan gabungan ilmu fisika, geografi, matematika, kimia, dan
biologi untuk membentuk suatu pengertian kuantitatif dari lapisan-lapisan
bumi. Dalam melaksanakan kajiannya, ilmuwan dalam bidang ini
menggunakan metode ilmiah, yaitu formulasi hipotesa melalui observasi
dan pengumpulan data mengenai fenomena alam yang dilanjutkan dengan
pengujian hipotesa-hipotesa tersebut. Dalam ilmu bumi, peranan data
sangat penting dalam menguji dan membentuk suatu hipotesa.

f. Hubungan Geologi Dengan Oseanografi


32

Oseanografi (berasal dari bahasa Yunani oceanos yang berarti laut dan
atau graphos yang berarti gambaran atau deskripsi juga disebut
oseanologi atau ilmu kelautan) adalah cabang dari ilmu bumi yang
mempelajari segala aspek dari samudera dan lautan. Laut sendiri adalah
bagian darihidrosfer. Seperti diketahui bahwa bumi terdiri dari bagian
padat yang disebut litosfer, bagian cair yang disebut hidrosfer dan bagian
gas yang disebut atmosfer. Sementara itu bagian yang berkaitan dengan
sistem ekologi seluruh makhluk hidup penghuni planet Bumi
dikelompokkan ke dalam biosfer.

Beberapa sumber lain berpendapat bahwa ada perbedaan mendasar yang


membedakan antara oseanografi dan oseanologi. Oseanologi terdiri dari
dua kata Oseanografi adalah bagian dari ilmu kebumian atau earth
sciences yang mempelajari laut,samudra beserta isi dan apa yang berada di
dalamnya hingga ke kerak samuderanya.

g. Hubungan Geologi Dengan Mineralogi

Mineralogi merupakan ilmu bumi yang berfokus pada sifat kimia, struktur
kristal, dan fisika (termasuk optik) dari mineral. Studi ini juga mencakup
proses pembentukan dan perubahan mineral.

Pada awalnya, mineralogi lebih menitikberatkan pada sistem klasifikasi


mineral pembentuk batuan. International Mineralogical Association
merupakan suatu organisasi yang beranggotakan organisasi-organisasi
yang mewakili para ahli mineralogi dari masing-masing negara.
Aktivitasnya mencakup mengelolaan penamaan mineral (melalui Komisi
Mineral Baru dan Nama Mineral), lokasi mineral yang telah diketahui,
dsb. Sampai dengan 2004 telah terdapat lebih dari 4000 spesies mineral
yang diakui oleh IMA. Dari kesemua itu, 150 dapat digolongkan umum,
50 lainnya kadang-kadang, dan sisanya jarang sampai sangat jarang

Secara khusus, bidang ini telah mencapai kemajuan mengenai hubungan


struktur mineral dan kegunaannya; di alam, contoh yang menonjol berupa
akurasi perhitungan dan perkiraan sifat elastic mineral, yang telah
33

membuka pengetahuan yang mendalam mengenai prilaku seismik batuan


dan ketidakselarasan yang berhubungan dengan kedalaman pada
seismiogram dari mantel bumi. Sehingga, dalam kaitannya dengan
hubungan antara fenomena berskala atom dan sifat-sifat makro, ilmu
mineral (seperti yang umumnya diketahui saat ini) kemungkinan lebih
berhubungan dengan ilmu material daripada ilmu lainnya.

h. Hubungan Geologi Dengan Seismologi

Seismologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu seismos yang
berarti getaran atau goncangan dan logos yang berarti risalah atau ilmu
pengetahuan. Orang Yunani menyebut gempa bumi dengan kata-kata
seismos tes ges yang berarti Bumi bergoncang atau bergetar. Dengan
demikian, secara sederhana seismologi dapat diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari fenomena getaran pada bumi, atau dengan kata sederhana,
ilmu mengenai gempa bumi. Seismologi merupakan bagian dari ilmu
geofisika. Gempa bumi besar yang terjadi pada tanggal 1 November 1755
di Lisboa, Portugal menghancurkan seluruh kota dan memicu tsunami
besar, dapat dicatat sebagai tonggak awal pemicu perkembangan
seismologi modern.

Seismologi tidak hanya mempelajari gempa bumi. Eksplorasi hidrokarbon


(minyak bumi dan gas) juga diawali oleh survey seismik. Untuk keperluan
ini, pemicu getaran dibuat manusia (bukan gempa bumi) dengan
menggunakan semacam dinamit, lalu getaran yang dapat diterima
beberapa penerima (receiver) disusun sedemikian rupa sehingga catatan
getaran tersebut dapat menggambarkan kondisi bawah tanah.

i. Teori Tektonika Lempeng

Teori Tektonika Lempeng (bahasa Inggris: Plate Tectonics) adalah teori


dalam bidang geologi yang dikembangkan untuk memberi penjelasan
terhadap adanya bukti-bukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh
litosfer bumi. Teori ini telah mencakup dan juga menggantikan Teori
Pergeseran Benua yang lebih dahulu dikemukakan pada paruh pertama
34

abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang dikembangkan pada tahun
1960-an. Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di
bagian atas terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas
mantel bumi yang kaku dan padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat
astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa mengalir seperti cairan dengan
sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat lama
karenaviskositas dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah. Lebih
dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku
lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin, melainkan tekanan
yang tinggi.

Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic


plates). Di bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-
lempeng yang lebih kecil. Lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di
atas astenosfer. Mereka bergerak relatif satu dengan yang lainnya di batas-
batas lempeng, baik divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan),
ataupun transform (menyamping). Gempa bumi, aktivitas vulkanik,
pembentukan gunung, dan pembentukan palung samudera semuanya
umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng. Pergerakan lateral
lempeng lazimnya berkecepatan 50-100 mm/a.

2.3 Geologi Sekarang dan Mendatang

Pada awalnya, orang tertarik untuk mempelajari geologi hanya karena


didorong oleh rasa keingin tahuan terhadap apa yang dilihat dan dirasakan
disekitarnya. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan dengan tersiratnya konsep-
konsep terjadinya Bumi di hampir semua budaya kuno dan dalam ajaran-
ajaran agamanya. Proses-proses alam yang menakjubkan, seperti meletusnya
gunung-api yang mengeluarkan bahan-bahan pijar dari dalam perut bumi,
goncangan bumi yang menghancurkan segala yang ada dimuka bumi dan lain
sebagainya, telah mendorong orang-orang untuk mencari jawabannya. Ilmu
Geologi itu sendiri sebenarnya dapat dikatakan baru dimulai pada sekitar
tahun 500 hingga 300 tahun sebelum Masehi, yang didasarkan kepada fakta-
fakta yang disusul dengan pemikiran-pemikiran dan pernyataan-pernyataan
35

yang diajukan oleh pakar-pakar filsafat Yunani. Geologi sejak itu berkembang
menjadi ilmu pengetahuan tentang bumi. Dengan semakin majunya peradaban
dimana banyak benda-benda kebutuhan manusia dibuat yang memerlukan
bahan-bahan tambang seperti besi, tembaga, emas dan perak, kemudian juga
batubara dan minyak bumi sebagai sumber energi, dan karena semua ini harus
diambil dari dalam Bumi, maka Ilmu Geologi kemudian berkembang sebagai
ilmu terapan, yang dalam hal ini berfungsi sebagai penuntun penting didalam
eksplorasi.

Disamping itu geologi di jaman modern juga ternyata berkembang sebagai


ilmu terapan didalam pembangunan teknik sipil dan pengembangan wilayah.
Perencanaan dan pelaksanaan pembangunan terhadap bangunan-bangunan
teknik sipil seperti waduk, bendung, terowongan, jembatan, jalan dan lainnya
memerlukan data geologi, karena bangunan tersebut harus dibangun diatas
permukaan bumi. Dengan semakin meningkatnya penghunian bumi yang
diikuti dengan penyediaan sarananya, maka lokasi hunian yang semula
terletak didaerah-daerah yang mudah dijangkau dan sederhana tatanan
geologinya, sekarang sudah meluas kewilayah-wilayah yang rumit dan
memerlukan pengetahuan geologi yang lebih lengkap dan teliti didalam
pembangunannya. Air yang merupakan salah satu unsur dari bumi, menjadi
kebutuhan kehidupan yang sangat vital baik untuk rumah tangga, pertanian
maupun sebagai energi pembangkit listrik yang harus disediakan.

Akhir-akhir ini masalah bencana akibat lingkungan mulai semakin mencuat ke


permukaan, baik yang disebabkan oleh proses alam itu sendiri maupun yang
disebabkan karena ulah manusia didalam membangun sarana dan memenuhi
kebutuhan hidupnya, seperti penggalian-penggalian bahan tambang dan
bangunan, pengambilan air tanah, sumberdaya energi seperti batubara dan
minyak-bumi dan lain sebagainya yang dilakukan tanpa dilandasi oleh
perhitungan keadaan geologi setempat. Pengetahuan geologi dalam hal ini
menjadi penting didalam upaya untuk mencegah dan menanggulangi
terjadinya bencana lingkungan. Disamping itu, sebagai ilmu terapan, muncul
36

pula cabang-cabang ilmu geologi terapan seperti Geologi Teknik, Geologi


Lingkungan, Geologi Minyak-bumi, Geologi Konservasi dan lain-lain.

Geologi pada hakekatnya merupakan suatu bidang Ilmu Pengetahuan


Kebumian yang mempelajari segala sesuatunya mengenai planit Bumi beserta
isinya yang pernah ada. Merupakan kelompok dari ilmu-ilmu yang membahas
perihal sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur dalaman,
proses-proses yang bekerja baik didalam maupun diatas permukaan bumi,
kedudukannya di Alam Semesta serta sejarah perkembangannya sejak bumi
ini lahir di alam semesta hingga sekarang.

Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang komplek,


mempunyai pembahasan materi yang beraneka ragam namun juga merupakan
suatu bidang ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari. Hampir setiap
bentuk bangunan teknik sipil seperti bendungan, jembatan, gedung-gedung
bertingkat dibangun diatas permukaan bumi. Demikan pula bahan-bahan
tambang harus digali dan diambil dari dalam bumi. Kaitannya yang sangat erat
dengan bidang-bidang kerekayasaan tersebut seperti Teknik Sipil,
Pertambangan, pengembangan Wilayah dan Tata Kota serta Lingkungan,
menyebabkan ilmu ini semakin banyak dipelajari, tidak saja oleh mereka yang
akan memperdalam bidang geologi sebagai profesinya, tetapi juga bagi
lainnya yang bidang profesinya mempunyai kaitan yang erat dengan bumi.

Degradasi lingkungan bumi sebagai akibat eksploitasi sumberdaya alam di


berbagai tempat di muka bumi saat ini telah menjadi isu sentral yang ramai
dibicarakan dan didiskusikan oleh para ahli lingkungan, terutama yang
berkaitan dengan ketersedian dan keberlanjutannya sumberdaya alam bagi
generasi mendatang. Disamping itu kebutuhan dan penggunaan sumberdaya
alam yang tinggi dianggap sebagai penyebab utama terjadinya efek pemanasan
global yang pada akhirnya berdampak pada kerusakan lingkungan. Disamping
itu pertumbuhan penghunian bumi, perpindahan, penyebaran dan konsentrasi
manusia disuatu wilayah akan selalu menimbulkan persoalan baru, terutama
persoalan yang berkaitan dengan penyediaan kebutuhan sumberdaya alam.
37

Oleh karena itu dalam proses perencanaan wilayah, ketersediaan sumberdaya


alam harus menjadi pertimbangan utama di dalam menetapkan peruntukan
lahan.

Pada dasarnya hubungan antara ilmu geologi dan lingkungan tidak dapat
dipisahkan, mengingat permasalahan lingkungan yang muncul sebagai akibat
dari eksploitasi sumberdaya alam merupakan subyek dan obyek dari ilmu
geologi. Geologi pada awalnya merupakan ilmu yang kurang mendapat
perhatian dari para ahli teknik maupun para pembuat kebijakan. Ilmu ini mulai
mendapat perhatian ketika eksploitasi sumberdaya alam meningkat tajam dan
berdampak pada degradasi dan kerusakan lingkungan. Oleh karenanya,
pengetahuan geologi sangat diperlukan dalam upaya memanfaatkan
sumberdaya alam secara efektif dan efisien guna memenuhi kebutuhan hidup
manusia masa kini dan masa mendatang dengan seminimal mungkin
mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Dengan kata lain
geologi dapat diartikan sebagai penerapan informasi geologi dalam
pembangunan terutama untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan untuk
meminimalkan degradasi lingkungan sebagai akibat perubahan perubahan
yang terjadi dari pemanfaatan sumberdaya alam.

2.4 Contoh Penggunaan Geologi dalam Mempelajari Bumi

a. Meramalkan Keadaan Bumi Dulu, Sekarang, dan Mendatang

Setelah melakukan pengamatan secara ilmiah, ada beberapa teori yag


dapat digunakan untuk menentukan dan meramalkan keadaan bumi
dimasa lalu yang menghasilkan keadaan sekarang dan keadaan
mendatang sebagai hasil perubahan saat sekarang.

Salah satu teori yang masih dipakai sampai saat ini adalah teori tektonik
lempeng. Teori ini menyebutkan bahwa permukaan bumi terdiri dari
beberapa lempeng yang saling bergerak dan bertubrukan satu sama
lainnya. Arah dan kecepatan gerakan lempeng tektonik saat ini direkam
dengan menggunakan GPS (Global Positioning System). Dengan
38

mengetahui kecepatan dan arahnya, geolog dapat memperkirakan bentuk


muka bumi masa lalu dan meramalkannya pada masa mendatang.

Gambar 2.23 Peta sebaran lempengan tektonik

Lihat panjang dari anak panah menunjukkan kecepatannya. Semakin


panjang semakin cepat jalannya. Lempengan IndoAustalia bergerak
dengan kecepatan 7-8 cm pertahun kle arah Timur laut. sedangkan Eurasia
bergerak ke timur.

Terlihat bahwa ada tubrukan kalau arahnya berbeda. Tubrukan lempeng


inilah yang menyebabkan gempa.

Dengan bermodalkan rupa bumi saat ini beserta kecepatan gerakan


benua-benua masa kini tentunya dapat dibuat model benua bumi dimasa
mendatang.

Bumi saat ini

Bumi saat ini tentusaja bisa kita lihat saat ini juga. Kondisi saat ini
merupakan kondisi ideal untuk hidupnya manusia.
39

Gambar 2.24 Bumi saat ini

Bumi dimasa kini. Daerah yang tektoniknya paling aktif tentu saja Asia
Tenggara atau Indonesia.

Bumi masa depan 50 juta tahun lagi

Gambar 2.25 Bumi 50 juta tahun yang akan datang

Seandainya gerakan tektonik lempeng yang terjadi saat ini berlangsung


terus hingga 50 juta tahun lagi maka Benua Australia akan menabrak
Asia.

Bumi masa depan 150 juta tahun lagi


40

Gambar 2.26 Bumi 150 juta tahun lagi

Samudera Atlantik mulai tertutup. Terkungkung diantara benua-benua


besar. Terbentuk zona penunjaman sepanjang Amerika Utara. Nah saat
itu amerika akan gantian menjadi pusat gempa-gempa. Akibat
menunjamnya kerak samodera diantaranya maka daratan Benua Afrika
dan Benua Amerika Utara menjadi saling mendekat. Nah saat itu orang
negro akan bersatu dengan orang putih.

Bumi masa depan 250 juta tahun lagi

Gambar 2.27 Beginilah rupa bumi 250 juta tahun yang akan datang

Pangea Ultima akan terbentuk setelah 250 juta tahunn lagi. Benua
Pangea masa depan, Pangea Ultima terbentuk akibat penunjaman
kerak-kerak samodera yang habis menunjam kedalam mantle bumi.
Akhirnya mempertemukan seluruh benua-benua yang ada di Bumi.
41

b. Bagaimana Terbentuknya Gunung

Seperti pada penjelasan sebelumnya, menurut teori tektonik lempeng


bahwa permukaan bumi terus mengalami pergerakan dan saling
menumbuk satu sama lainnya. Hal ini menyebapkan daerah dimana
terjadi pertumbukan secara konvergen akan terjadi penggundukan kerak
bumi yang menonjol keatas dan atau kebawah. Dari hasil inilah terbentuk
sebuah gunung terbentuk.

Gambar 2.28 Terbentuknya Gunung


42

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini antara lain:
1. Salah satu cara atau metode untuk memperoleh informasi yang terdapat
dalam perut bumi adalah dengan menggunakan metode survei
geofisika. Survei geofisika yang sering dilakukan selama ini antara lain
metode gravitasi (gayaberat), magnetik, seismik, geolistrik (resistivitas)
dan elektromagnetik serta GPR.
2. Geologi memiliki relevansi dengan berbagai bidang lain, diantaranya
adalah:
a) Hubungan geologi dengan Astroheologi
b) Hubungan geologi dengan Geodesi
c) Hubungan geologi dengan Geofisika
d) Hubungan geologi dengan Geologi Panas Bumi
e) Hubungan geologi dengan Ilmu Bumi
f) Hubungan geologi dengan Oseanografi
g) Hubungan geologi dengan Mineralogi
h) Hubungan geologi dengan Seismologi
i) Hubungan geologi dengan teori tektonika lempeng

3. Ada beberapa teori yag dapat digunakan untuk menentukan dan


meramalkan keadaan bumi dimasa lalu yang menghasilkan keadaan
sekarang dan keadaan mendatang sebagai hasil perubahan saat
sekarang.Salah satu teori yang masih dipakai sampai saat ini adalah
teori tektonik lempeng. Berdasarkan rupa bumi saat ini beserta
kecepatan gerakan benua-benua masa kini tentunya dapat dibuat model
benua bumi dimasa mendatang.
43

DAFTAR PUSTAKA

Prodi Teknik Geofisika, Jurusan Teknik Geologi. 1997. Buku Pegangan Kuliah
Lapangan Geofisika. FTM-ITB
Parasnis, D.S. 1973. Mining Geophysics.New York: Elsevier Scientifics
Publishing Company
Quainator.2016.makalah kaitan ilmu geologi dengan ilmu
lain.http://quainator.com/12343231/int/http://teorigeologi99.blogspot.co.id
/2016/02/makalah-kaitan-ilmu-geologi-dengan-ilmu.html. Diakses tanggal
25 September 2017

Geofisika.2010.Metode-metode Geofisika.http://geofisika-
ceria.blogspot.co.id/2010/12/metode-metode-geofisika.html. Diakses pada
tanggal 26 September 2017

Anda mungkin juga menyukai