Anda di halaman 1dari 6

PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOFISIKA 2014

Optimalisasi Sains dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa


Makassar, 13 September 2014

Aplikasi Metode Geolistrik Tahanan Jenis untuk Menentukan Bidang Gelincir Daerah Distrik
Abepura, Jayapura-Papua

Benon John O. Inggesi1), Virman2), Patrick Marcel Fandy 3), Bevie. M. Nahumury3)
1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan Uncen
2)
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Uncen
3)
Jurusan Teknik Pertambangan Uncen

Sari Indonesia didominasi oleh lapisan sedimen quarter yang


belum terkonsilidasi dengan baik sehingga dapat menjadi
Tanah longsor adalah bencana alam yang sering terjadi dan pemicu terjadinya tanah longsor. Yang dimaksud dengan
dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya adalah bidang tanah longsor (landslide) dalam kegiatan ini mengacu pada
gelincir. Agar dampak dari longsor dapat diminimalkan pengertian yang didefenisikan oleh Vernes (1984) adalah:
maka diperlukan pemetaan untuk identifikasi sehingga gerakan massa tanah (termasuk batuan), lapisan hasil
dapat dilakukan pencegahan. Salah satu metode yang sedimen yang belum terkonsilidasi atau lapisan tanah
banyak digunakan untuk identifikasi bidang gelincir adalah pada bagian lereng dengan kemiringan landai sampai
metode geolistrik tahanan jenis. Aplikasi metode geolistrik sangat curam kearah kaki lereng sebagai akibat
di lokasi penelitian bertujuan untuk menentukan bidang terlampauinya keseimbangan daya tahan lereng.
gelincir. Hasil pengukuran berupa tahanan jenis semu Penentuan lahan rawan longsor dapat dilakukan dengan
selanjutnya menggunakan program IPI2win untuk mengkaji beberapa parameter yang dapat memicu longsor
menentukan true resistivity. Berdasarkan distribusi nilai seperti: lereng, sifat fisis tanah (data geolistrik dan
tahanan jenis maka bidang gelincir berada pada lapisan 3 triaksial), jenis bangunan lahan dan curah hujan.
dengan ketebalan 6 m (12 m – 20 m). Bidang gelincir
terdapat pada lapisan 4 yang dicirikan dengan struktur Salah satu factor penyebab longsoran yang sangat
tanahnya yang kompak (tahanan jenis 1742 ohm m. berpengaruh adalah bidang gelincir (slip surface) atau
bidang geser (shears surface). Pada umumnya tanah yang
Kata kunci: tahanan jenis, bidang gelincir, lapisan mengalami longsoran akan bergerak diatas bidang gelincir
tersebut. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk
Pendahuluan menginvestigasi bidang gelincir adalah metode geolistrik
tahanan jenis. Metode geolistrik ini memiliki beberapa
Perkembangan perekonomian yang semakin pesat di Kota keunggulan diantaranya memiliki akurasi pengukuran yang
Jayapura memacu pemerintah daerah berfikir dan bekerja baik, tidak merusak lingkungan, biaya relative murah,
keras untuk mengatasi berbagai persoalan diantaranya mampu mendeteksi perlapisan tanah hingga diatas 100 m.
adalah masalah kemacetan lalulintas yang disebabkan oleh Oleh karena itu metode ini dapat dimanfaatkan untuk
jumlah kendaraan yang semakin banyak. Perkembangan survey daerah rawan longsor, khususnya untuk menentukan
ini memacu pemerintah untuk bisa menata tranfortasi ketebalan lapisan yang berpotensi longsor serta litologi
melalui pembangunan jalan melingkar (Ring road). perlapisan batuan bawah permukaan.

Ring road memiliki topografi yang tidak rata atau Metode geolistrik tahanan jenis memiliki beberapa
berlereng termasuk rawan terhadap gerakan tanah konfigurasi , setiap konfigurasi mempunyai metode
(longsor). Salah satu masalahnya adalah parameter perhitungan tersendiri untuk mengetahui nilai ketebalan
kekuatan geser tanah yang dapat berubah. Sebagai contoh, dan tahanan jenis bawah permukaan. Secara umum tahanan
karakteristik parameter kekuatan geser yang dapat berubah jenis semu batuan oleh beberapa parameter yaitu factor
apabila kondisi lapisannya telah terbuka terhadap udara, geometri, arus dan tegangan. Hubungan antar parameter
apalagi jika terjadi ketergangguan secara fisik pada waktu tersebut ditunjukkan oleh persamaan (1) di bawah:
tanah dibuka.
………………………………..….(1)
Menurut Wahyunto, 2005 potensi tanah longsor di
Indonesia cukup besar, sebab kondisi dan proses geologi Dimana: K adalah factor geometri (m) yang tergantung
seperti proses pengangkatan , patahan, gempa bumi, dan pada konfigurasi yang digunakan, I adalah arus listrik
aktivitas vulkanik masih terus berlangsung. Curah hujan (mA) dan V adalah beda potensial (volt). Dalam
yang tinggi dan keadaan sebagian besar lapisan tanah di

24
PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOFISIKA 2014
Optimalisasi Sains dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa
Makassar, 13 September 2014

penelitian memanfaatka konfigurasi Schlumberger, yang Menurut pemantauan Direktorat Geologi Tata Lingkungan
besarnya ditentukan oleh persamaan (2) di bawah: (1997) data frekuensi kejadian dan kerusakan yang
ditimbulkan oleh gerakan tanah longsor dalam sepuluh
…………………………..…(2) tahun terakhir menunjukkan peningkatan, dengan daerah
sebaran yang bertambah luas. Sehubungan dengan hal
Dimana L atau (AB/2) adalah jarak antara elektroda arus tersebut, penentuan tingkat kerawanan suatu wilayah
dengan titik pengukuran dan l atau (MN/2) adalah jarak terhadap tanah longsor sangat diperlukan,, penentuan
antara elektroda potensial dengan titik pengukuran. tingkat kerawanan suatu wilayah terhadap tanah longsor
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui susunan lapisan sangat diperlukan, untuk mendukung usaha perlindungan
batuan bawah permukaan tanah dan bidang gelincir termasuk bangunan diatasnya.
berdasarkan hasil analisis data geolistrik dan data uji
tanah menggunakan metode triaksial. Metodologi

Proyek jalan (ring road) ini terletak diantara Distrik


Abepura – Kota Jayapura. Secara geografis lokasi
penelitian terdapat pada kordinat 020 35’ 45,9’’ LS dan
Uji triaksial tanah (c dan ) berbentuk silinder yang
1400 41’ 16,6 BT dengan ketinggian 64 m dpal. Secara
dibungkus membran karet kedap air yang diberi tekanan administrasi termasuk ke dalam daerah Distrik Abepura
sel kesemua arah kemudian diberi tekanan aksial sampai Kota Jayapura, Propindi Papua, (Lampiran 1).
terjadi keruntuhan. Uji triaksial salah satu pengujian kuat
geser yang dilakukan di laboratorium. Uji ini diperlukan Pengambilan data tahanan jenis menggunakan
untuk analisis daya dukung tanah, stabilitas lereng dan Resistivitymeter NANIURA Model NRD 384, elektroda
arus dan potensial menggunakan besi stainless steel.
stabilitas dinding penahan tanah. Kuat geser adalah gaya
Obyek penelitian ini adalah batuan dasar yang dianggap
perlawanan yang dilakukan oleh butir-butir tanah terhadap mampu menahan beban berupa pembangunan jalan
desakan dan tarikan. Nilai kuat geser sebanding dengan lingkar (ring road) . Batuan dasar di lokasi penelitian
tegangan normal/vertical yang bekerja pada bidang geser. kemungkinan berada di bawah permukaan dan dapat
Kuat geser dipengaruhi pula oleh gaya kohesi tanah yang dideteksi dari nilai tahanan jenis. Pengambilan data pada
bergantung pada jenis tanah dan kepadatannya. Hubungan obyek penelitian tersebut dilakukan dengan cara
fungsi antara tegangan normal dan tegangan geser pada mengalirkan arus ke dalam tanah melalui elektroda arus
(AB/2) dan kemudian mengukur harga potensial dengan
bidang runtuh dinyatakan dengan persamaan (3) di bawah:
elektroda potensial (MN/2). Apabila dilakukan perubahan
spasi elektroda yang semakin panjang maka akan
………………………………….(3) didapatkan penambahan kedalaman. Data-data hasil
pengukuran berupa arus listrik (mA) dan beda potensial
Coulomb, 1976 (dalam Sriyati, R. 2011) mendefenisikan (mV) selanjutnya diigunakan untuk mendapatkan nilai
fungsi sebagai : tahanan jenis semu menggunakan persamaan (1).
Pengolahan data untuk mendapatkan tahanan jenis
……………………………(4) sebenarnya (true resistivity) menggunakan program
IPI2win. Pengukuran geolistrik merupakan pengukuran tak
Persamaan (4) diatas disebut kriteria keruntuhan atau langsung dimana hasilnya berupa prediksi. Oleh sebab itu
kegagalan Mohr-Coulomb, dimana : dalam intepretasi data tahanan jenis dilakukan korelasi
= Kuat geser (kg/cm2) dengan data geologi (data bor). Kegiatan pemboran di
σ = tegangan normal pada bidang runtuh (kg/cm2) daerah penelitian menggunakan bor mesin dengan total
= sudut geser kedalaman mencapai 35 m (tanah timbunan + tanah asli).
C = gaya kohesi (kg/cm2) Output dari kegiatan bor berupa sampel tanah dan batuan
yang terdiri atas sampel terhambur (disturbed samples)dan
Kajian masalah tanah longsor telah dikembangkan oleh sampel tidak terhambur (undisturbed samples). Contoh asli
beberapa peneliti seperti Sumiyatimah (2000) dan (undisturbed samples) adalah suatu contoh yang masih
menunjukkan sifat-sifat asli dari tanah yang ada padanya.
Wahyono (1997). Menurut Sumiyatimah (2000) wilayah
Contoh ini tidak mengalami perubahan dalam struktur
rawan longsor umumnya terjadi pada lereng dengan kadar air (water conten). Contoh asli dapat diambil dengan
kemiringan >25% dengan curah hujan >3000 mm/tahun. memakai tabung contoh (samples tubes). Tabung contoh
Sedangkan menurut Wahyono (1997) tanah longsor dapat merupakan suatu alat yang berbentuk silinder berdinding
terjadi bila pada wilayah tersebut terjadi hujan selama 4-5 tipis yang disambung dengan stang-stang bor dengan suatu
hari berturut-turut dengan curah hujan >90 mm/hari.
alat yang disebut pemegang tabung contoh. Tanah atau terganggu karena akan digunakan untuk pengujian
batuan yang diambil merupakan tanah/batuan yang tidak laboratorium mekanika tanah. Dalam penyelidikan di ring

25
PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOFISIKA 2014
Optimalisasi Sains dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa
Makassar, 13 September 2014

road skyland, sampel – sampel yang dikumpulkan Pembahasan


selanjutnya di analisa di Laboratorium Pengujian Balai
Geoteknik Jalan dan Jembatan Bandung. Penyelidikan Berdarkan hasil pengukuran geolistrik tahanan jenis
tanah di laboratorium tanah, bertujuan untuk mengetahui konfigurasi Schlumberger terhadap dua titik pengukuran
sifat fisik tanah diantaranya direct shear test (uji geser maka diperoleh model penampang seperti pada Lampiran
langsung 1. Berdasarkan model penampang tersebut maka secara
garis besar diperoleh 5 lapisan yang memiliki kontras
tahanan jenis seperti Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1
Hasil dan Pembahasan menunjukkan bahwa lapisan 1 yang berada pada kisaran 0
- 4 m dari permukaan memiliki nilai tahanan jenis 122 ohm
Hasil Penelitian m – 174 ohm m. Lapisan ini termasuk lapisan penutup
(top soil) yang nilai tahanan jenisnya relative besar
Penyelidikan tanah dilakukan untuk mengetahui jenis menandakan bahwa pada lokasi pengukuran struktur
pondasi yang akan digunakan untuk konstruksi bangunan, tanahnya bersifat kompak. Hal ini terjadi karena titik
pengukuran termasuk badan jalan yang telah diratakan
selain itu dari hasil penyelidikan tanah dapat ditentukan
sehingga dapat dilalui oleh kendaraan proyek. Kemudian
perlakuan terhadap tanah agar daya dukung dapat pada kisaran kedalaman 4 m - 6 m nilai tahanan jenis
mendukung konstruksi yang akan dibangun, Dari hasil berkisar antara 248 ohm m – 354 ohm m, hal ini
penyelidikan tanah ini akan dipilih alternatif /jenis, diasumsikan sebagai lapisan tanah yang sedikit lebih kering
kedalaman serta dimensi pondasi yang paling ekonomis dari pada di permukaan dikarenakan hujan yang turun
tetapi masih aman. Jadi penyelidikan tanah sangat penting tidak mencapai kedalaman tersebut. Pada kedalaman 6 m -
12 m diasumsikan sebagai lapisan yang tidak kompak, hal
dan mutlak dilakukan sebelum struktur itu mulaidikerjakan.
ini kemungkinan disebabkan oleh pelapukan atau resapan
Dengan mengetahui kondisi daya dukung tanah kita bisa air laut. Tahanan jenis pada lapisan ini (lapisan 3) berkisar
merencanakan suatu struktur yang kokoh dan tahan gempa, antara 16.6 ohm m – 29.9 ohm m. Lapisan 4 adalah lapisan
yang pada akhirnya akan memberi rasa kenyamanan dan yang memiliki variasi tahanan jenis yaitu antara 52.6 ohm
keamanan bila berada didalam gedung. Penyelidikan tanah m – 1747 ohm m. Pada lapisan 4 menunjukkan bahwa
yang dilakukan dilapangan maupun di laboratorium dalam pengaruh pelapukan atau air laut belum merata, ini
penelitian ini yaitu tahanan jenis dan nilai kohesi (c) dan ditunjukkan adanya tahanan jenis yang tinggi yaitu 1742
ohm m. Pengaruh air laut/pelapukan mulai terjadi pada
daya gesek (Φ). Adapun hasil penelitian dapat dilihat pada
kedalaman > 20.26 m. Dan batuan dasar di daerah
Tabel 1 di bawah: penelitian ini terlihat pada lapisan 5 dengan tahanan jenis
4103 ohm m.
Tabel 1 Distribusi tahanan jenis dan nilai kuat geser tanah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dikatakan bahwa
No Lapisan Tahanan Kedalaman C (Φ) bidang gelincir diasumsikan berada pada lapisan 3 dengan
jenis (m) (kN/m2 ) (°)
(ohm m)
ketebalan 6 m (12 m - 20 m). Pada lapisan ini jenis tanah
1 Lapisan 1 122 – 174 0-4 - - tidak kompak (lemah) jika dibanding dengan lapisan 4 (di
2 Lapisan 2 248 – 354 4-6 - - bawahnya). Lapisan 4 disini dapat berperan sebagaai
3 Lapisan 3 16.6 – 29.9 6-12 - - bidang gelincir sedangkan lapisan 3 merupakan material
4 Lapisan 4 52.6 – 12-20 0.10-0.15 20- yang sewaktu-waktu dapat bergerak kerah yang lebih
1747 22.10
5 Lapisan 5 4103 >20 - - rendah. Tanah pada lapisan 4 termasuk kompak karena
disamping nilai tahanan jenisnya yang tinggi, berdasarkan
data geologi (data bor) jenis batuannya berupa naval.
Batuan naval di daerah penelitian ini memiliki kandungan
pasir 21,42% dan lempung 78.58% dan secara visual
berwarna putih dan padat.

26
PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOFISIKA 2014
Optimalisasi Sains dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa
Makassar, 13 September 2014

Kesimpulan Daftar Pustaka

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan: 1. Direktorat Geologi Tata Lingkungan. 1997.
Pemantauan gerakan tanah di Daerah Ciloto,
1. Bidang gelincir di daerah penelitian berapa pada Kabupaten Ciancur, Jawa Barat. Buletin GTL
lapisan 3 dan lapisan 4, lapisan 3 merupakan lapisan No. 19, Juni 1997.
yang lemah dan akan bergerak ke daerah yang lebih 2. Sumiyatimah dan Yohanes. 2000. Pemodelan
rendah. Sedangkan lapisan 4 bertindak sebagai bidang SIG untuk menentukan daerah rawan erosi
gelincir. akibat longsoran di Propinsi Jawa Barat.
2. Berdasarkan distribusi nilai tahanan jenis dan hasil uji Proseding Forum Ilmiah Tahunan Ikatan
tanah maka untuk pembuatan jalan melingkar di Surveyor Indonesia. Ommonsion on landslide
daerah penelitian menggunkana tiang panjang, pada and other mass movements on slope. UNESCO-
kedalaman >20 m. Natural Academy of Sciences, Washinton DC.
3. Geolistrik tahanan jenis adalah salah satu metode 3. Sriyati, R., 2011. Pengaruh penambahan serat
geofisika yang dapat digunakan untuk memperkirakan sabut kelapa terhadap parameter kuat geser tanah
bidang gelincir atau batuan dasar. berpasir. Jurnal SMARtek.
4. Vernes, D. J. , 1984. Landslide Hazard Zonation.
A review of principles and practice, c
5. Wahyunto, H, Sastramihardja, W, Supriatna, W
dan Sunaryo. 2005. Kerawanan longsor lahan
pertanian di daerah aliran sungai Citarum, Jawa
Barat. Proseding Seminar Nasional Multifungsi
dan konversi Lahan Pertanian.

27
PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOFISIKA 2014
Optimalisasi Sains dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa
Makassar, 13 September 2014

Lampiran 1 Lokasi pengukuran

28
PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOFISIKA 2014
Optimalisasi Sains dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa
Makassar, 13 September 2014

Lampiran 2 Penampang variasi tahanan jenis

29

Anda mungkin juga menyukai