Aplikasi Metode Geolistrik Tahanan Jenis untuk Menentukan Bidang Gelincir Daerah Distrik
Abepura, Jayapura-Papua
Benon John O. Inggesi1), Virman2), Patrick Marcel Fandy 3), Bevie. M. Nahumury3)
1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan Uncen
2)
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Uncen
3)
Jurusan Teknik Pertambangan Uncen
Ring road memiliki topografi yang tidak rata atau Metode geolistrik tahanan jenis memiliki beberapa
berlereng termasuk rawan terhadap gerakan tanah konfigurasi , setiap konfigurasi mempunyai metode
(longsor). Salah satu masalahnya adalah parameter perhitungan tersendiri untuk mengetahui nilai ketebalan
kekuatan geser tanah yang dapat berubah. Sebagai contoh, dan tahanan jenis bawah permukaan. Secara umum tahanan
karakteristik parameter kekuatan geser yang dapat berubah jenis semu batuan oleh beberapa parameter yaitu factor
apabila kondisi lapisannya telah terbuka terhadap udara, geometri, arus dan tegangan. Hubungan antar parameter
apalagi jika terjadi ketergangguan secara fisik pada waktu tersebut ditunjukkan oleh persamaan (1) di bawah:
tanah dibuka.
………………………………..….(1)
Menurut Wahyunto, 2005 potensi tanah longsor di
Indonesia cukup besar, sebab kondisi dan proses geologi Dimana: K adalah factor geometri (m) yang tergantung
seperti proses pengangkatan , patahan, gempa bumi, dan pada konfigurasi yang digunakan, I adalah arus listrik
aktivitas vulkanik masih terus berlangsung. Curah hujan (mA) dan V adalah beda potensial (volt). Dalam
yang tinggi dan keadaan sebagian besar lapisan tanah di
24
PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOFISIKA 2014
Optimalisasi Sains dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa
Makassar, 13 September 2014
penelitian memanfaatka konfigurasi Schlumberger, yang Menurut pemantauan Direktorat Geologi Tata Lingkungan
besarnya ditentukan oleh persamaan (2) di bawah: (1997) data frekuensi kejadian dan kerusakan yang
ditimbulkan oleh gerakan tanah longsor dalam sepuluh
…………………………..…(2) tahun terakhir menunjukkan peningkatan, dengan daerah
sebaran yang bertambah luas. Sehubungan dengan hal
Dimana L atau (AB/2) adalah jarak antara elektroda arus tersebut, penentuan tingkat kerawanan suatu wilayah
dengan titik pengukuran dan l atau (MN/2) adalah jarak terhadap tanah longsor sangat diperlukan,, penentuan
antara elektroda potensial dengan titik pengukuran. tingkat kerawanan suatu wilayah terhadap tanah longsor
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui susunan lapisan sangat diperlukan, untuk mendukung usaha perlindungan
batuan bawah permukaan tanah dan bidang gelincir termasuk bangunan diatasnya.
berdasarkan hasil analisis data geolistrik dan data uji
tanah menggunakan metode triaksial. Metodologi
25
PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOFISIKA 2014
Optimalisasi Sains dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa
Makassar, 13 September 2014
26
PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOFISIKA 2014
Optimalisasi Sains dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa
Makassar, 13 September 2014
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan: 1. Direktorat Geologi Tata Lingkungan. 1997.
Pemantauan gerakan tanah di Daerah Ciloto,
1. Bidang gelincir di daerah penelitian berapa pada Kabupaten Ciancur, Jawa Barat. Buletin GTL
lapisan 3 dan lapisan 4, lapisan 3 merupakan lapisan No. 19, Juni 1997.
yang lemah dan akan bergerak ke daerah yang lebih 2. Sumiyatimah dan Yohanes. 2000. Pemodelan
rendah. Sedangkan lapisan 4 bertindak sebagai bidang SIG untuk menentukan daerah rawan erosi
gelincir. akibat longsoran di Propinsi Jawa Barat.
2. Berdasarkan distribusi nilai tahanan jenis dan hasil uji Proseding Forum Ilmiah Tahunan Ikatan
tanah maka untuk pembuatan jalan melingkar di Surveyor Indonesia. Ommonsion on landslide
daerah penelitian menggunkana tiang panjang, pada and other mass movements on slope. UNESCO-
kedalaman >20 m. Natural Academy of Sciences, Washinton DC.
3. Geolistrik tahanan jenis adalah salah satu metode 3. Sriyati, R., 2011. Pengaruh penambahan serat
geofisika yang dapat digunakan untuk memperkirakan sabut kelapa terhadap parameter kuat geser tanah
bidang gelincir atau batuan dasar. berpasir. Jurnal SMARtek.
4. Vernes, D. J. , 1984. Landslide Hazard Zonation.
A review of principles and practice, c
5. Wahyunto, H, Sastramihardja, W, Supriatna, W
dan Sunaryo. 2005. Kerawanan longsor lahan
pertanian di daerah aliran sungai Citarum, Jawa
Barat. Proseding Seminar Nasional Multifungsi
dan konversi Lahan Pertanian.
27
PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOFISIKA 2014
Optimalisasi Sains dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa
Makassar, 13 September 2014
28
PROSIDING SEMINAR NASIONAL GEOFISIKA 2014
Optimalisasi Sains dan Aplikasinya Dalam Peningkatan Daya Saing Bangsa
Makassar, 13 September 2014
29