Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH MELALUI PENELUSURAN

KECEPATAN GELOMBANG GESER TANAH

Muhammad Nasri1*, Erfan Syamsuddin2, Sabrianto Aswad3

1
Mahasiswa Departemen Geofisika FMIPA Universitas Hasanuddin.
2,3
Staf Pengajar Departemen Geofisika FMIPA Universitas Hasanuddin.

E-mail: muhnasri149@gmail.com

ABSTRACT
Bearing Capacity (qa) is one of the geotechnical parameters which define the ability
of soil to support the weight on it — this parameter as the step of construction
preparation. The geophysical method by utilizing a shear wave velocity (Vs) can be
used to obtain the information of qa value. The geophysical method used in this
study was the Multichannel Analysis of Surface Waves (MASW). This method is
intended in the surface wave analysis near the surface. Acquisitions using the
MASW method generate data in a time domain, which is then transformed into a
frequency domain through the Fourier transformation process. Furthermore, the
data will be transformed into a frequency-phase velocity domain. The
transformation process will result in a dispersion curve, which is the curve
describing the relationship between phase velocity and wave frequency. Based on
the curve, the inversion process is to acquire Vs profile of depth. From Vs profile
and the depth can be known the value of bearing capacity of the site, namely with
an average value of qa of 969.13 kPa.

Keywords: Bearing capacity, Dispersion curve, Shear wave, MASW.

1
ABSTRAK
Daya dukung (qa) adalah salah satu parameter Geoteknik yang menentukan
kemampuan tanah untuk mendukung berat di atasnya — parameter ini sebagai
langkah persiapan konstruksi. Ini merupakan salah satu parameter geoteknik yang
penting sebagai tahap tahap persiapan pembangunan. Metode geofisika dengan
memanfaatkan kecepatan gelolmbang geser (Vs) dapat digunakan untuk
memperoleh informasi nilai qa. Metode geofisika yang digunakan pada penelitian
ini adalah metode Multichannel Analysis of Surface Waves (MASW). Metode ini
diperuntukkan dalam analisis gelombang permukaan daerah dekat permukaan.
Akuisisi dengan menggunakan metode MASW menghasilkan data dalam domain
waktu, yang kemudian ditransformasi ke dalam domain frekuensi melalui proses
transformasi Fourier. Selanjutnya data tersebut akan ditransformasi ke dalam
domain frekuensi - kecepatan fase. Proses transformasi akan menghasilkan kurva
dispersi, yaitu kurva yang menjelaskan hubungan antara kecepatan fase dan
frekuensi gelombang. Berdasarkan kurva tersebut, dilakukan proses inversi untuk
memperoleh profil Vs terhadap kedalaman. Dari profil Vs dan kedalaman tersebut
dapat diketahui nilai daya dukung pada lokasi penelitian, yakni dengan nilai rata-
rata qa sebesar 969.13 kPa.

Kata kunci: Daya dukung tanah, Kurva dispersi, Gelombang geser, MASW.

1. Pendahuluan
Dewasa ini hampir seluruh sarana dan dan Hvorslev (1949) untuk keperluan
prasarana dibangun di atas tanah geoteknik dengan memanfaatkan
seperti rumah, kantor, pasar hingga prinsip kerja gelombang permukaan.
gedung-gedung pencakar langit. Oleh Perkembangan teknologi pada
sebab itu, tanah harus memiliki pengujian konvensional gelombang
kemampuan menopang beban dari permukaan terus dikembangkan.
setiap konstruksi yang direncanakan Seiring dengan perkembangan zaman
di atasnya. Pembebanan yang dikenal metode Multichannel
melampaui batas daya dukung tanah Analysis of Surface Waves (MASW).
akan mengakibatkan terjadinya Metode ini banyak dimanfaatkan
keruntuhan. Maka dari itu, dalam untuk mengidentifikasi zona rawan
perencanaan pembangunan penting gempabumi dan klasifikasi
untuk memahami karakteristik bawah berdasarkan site class yang mengacu
permukaan tanah dan faktor daya pada nilai kecepatan gelombang geser
dukungnya. Pemahaman akan potensi tanah hingga kedalaman 30 m (Vs30)
bahaya yang ditimbulkan dapat di bawah permukaan tanah.
meningkatkan kapasitas persiapan
menghadapi risiko yang mungkin Dewasa ini, pengukuran atau
terjadi (Sunardi, et al., 2012). pengumpulan informasi daya dukung
tanah seperti umumnya dikenal
Gelombang seismik pertama kali dengan metode SPT (Sondir
dimanfaatkan oleh Terzaghi (1943) Penetration Test) ataupun CPT (Cone

2
Penetration Radar), yang mana Schulze (1943), menyatakan “Untuk
metode-metode tersebut dikenal penentuan daya dukung yang
sebagai metode destructive atau dapat diijinkan, dengan metode geofisika
memberikan efek kepada tanah yang memanfaatkan pengukuran
berupa kehilangan sifat alami tanah kecepatan gelombang seismik tanpa
serta membutuhkan cost yang lebih gangguan di sekitar lokasi, dapat
dalam penggunaannya. Maka dari itu menghasilkan hasil yang relatif lebih
metode MASW dipilih karena realistis daripada metode geoteknik,
merupakan salah satu metode non- yang terutama didasarkan pada data
desdructive yang efektif dan efesien, lubang bor dan pengujian
serta ramah terhadap kerusakan laboratorium sampel tanah tidak
lingkungan. terganggu”. Berdasarkan pernyataan
tersebut, penelitian menggunakan
Penelitian ini berfokus pada analisis metode geofisika dalam bidang
data MASW untuk memperoleh daya geoteknik pun mulai banyak
dukung tanah berdasarkan hasil dilakukan. Tezcan & Ozdemir (2012)
perhitungan Vs30. Data yang memberikan persamaan untuk
digunakan dalam penelitian ini adalah menentukan daya dukung dari data
data gelombang permukaan yang gelombang sebagai berikut.
diperoleh dengan menggunakan
metode MASW. 𝑞=𝛾𝐷 (1)
2. Kajian Pustaka
2.1 Daya Dukung Tanah 𝛾 = 4.3 𝑉𝑠 0.25 (2)

Pada dasarnya daya dukung tanah (q) Dengan, q, Daya dukung batas
merupakan kemampuan memikul (kN/m2); γ, Unit berat (kN/m3); D,
beban atau tekanan maksimum yang Kedalaman (m); dan Vs, Kecepatan
diijinkan bekerja pada tanah fondasi gelombang-S (m/s).
(Syamsuddin, 2012). Daya dukung
tanah batas atau ultimate bearing Setelah nilai qu diperoleh, langkah
capacity (qu) adalah tekanan selanjutnya ialah menghitung daya
maksimum yang dapat diterima oleh dukung izin atau allowable bearing
tanah akibat beban yang bekerja tanpa capacity (qa). Daya dukung izin
menimbulkan kelongsoran geser pada merupakan beban per satuan luas
tanah pendukung tepat dibawah dan yang diizinkan untuk dibebankan
sekeliling pondasi. Tanah yang pada tanah agar terhindar dari
mendapatkan tekanan mempunyai kemungkinan terjadinya keruntuhan
sifat untuk meningkatkan kepadatan (N).
dan kekuatan gesernya. Apabila 𝑞
𝑞𝑎 = 𝑛 (3)
beban yang bekerja pada tanah
pondasi telah melampaui batas daya
Dengan, qa, Daya dukung izin tanah
dukungnya, tegangan geser yang
(kN/m2) dan n, Faktor keamanan.
ditimbulkan melampaui kekuatan
Pada penelitian ini factor keamanan
geser tanah, maka akan
yang digunakan bernilai 3.
mengakibatkan keruntuhan geser (N)
pada tanah (Wibowo, 2011). 2.2 Gelombang Geser

3
Gelombang geser merupakan salah kecepatan fase gelombang Rayleigh
satu parameter yang digunakan dalam (Stokoe, dkk., 1994). Nilai Vs yang
menentukan kekuatan gempa, didapatkan menggunakan metode
amplifikasi tanah, likuifaksi tanah seismik MASW sangat akurat. Xia,
dan pemetaan kondisi bawah dkk. (2000) membandingkan nilai
permukaan dalam bidang rekayasa profil 1D Vs yang didapatkan oleh
(Xia, dkk., 2000). Pada medium yang MASW dengan data Vs yang
padat, gelombang geser merambat didapatkan dari lubang bor dan
dengan kecepatan rata-rata 3 - 4 km/s. akurasinya mencapai 15%.
Ketika gelombang merambat di
bawah permukaan, akan ASCE 2010 dan SNI 1726:2012, telah
menimbulkan regangan geser pada menjadikan kecepatan gelombang
material yang dilaluinya, sehingga geser (Vs) sebagai salah satu
dinamakan gelombang geser parameter dalam menentukan
(Thompson dan Turk, 1997). klasifikasi tanah dan batuan
sebagaimana ditunjukkan pada Tabel
Nilai kecepatan gelombang geser (Vs) 1. Klasifikasi jenis tanah dan batuan
diketahui berdasarkan kecepatan berdasarkan tabel di atas telah banyak
gelombang Rayleigh melalui sifat digunakan dalam perencanaan
groundroll yang diamati bangunan gedung maupun non-
menggunakan peralatan seismik. gedung selain dengan metode
Sebanyak 2/3 energi seismik yang konvensional seperti CPT (Cone
diberikan akan membentuk Penetrating Test) dan SPT (Standard
gelombang Rayleigh yang Penetrating Test). Pada Tabel 1 jenis
menampung sebagian besar dari tanah terbagi atas beberapa site class
energi seismik (Heisey, dkk., 1982). yang mengacu pada nilai Vs. Masing-
Kecepatan gelombang Rayleigh yang masing jenis tanah memiliki sifat atau
terukur sangat merepresentasikan keruntuhan (N) dan kuat geser (Su)
kecepatan gelombang geser. Hal ini yang berbeda-beda bergantung pada
dikarenakan kecepatan gelombang nilai Vs yang dimiliki oleh batuan
geser terdiri dari sekitar 92% atau tanah tersebut.

Tabel 1 Klasifikasi dan jenis tanah berdasarkan ASCE (2010) dan BSN (2012)
Kelas situs 𝑽𝒔 (m/s) ̅
𝑵 𝑺𝒖 (kPa)
SA (batuan keras) >1500 N/A N/A
SB (batuan) 750 sampai 1500 N/A N/A
SC (tanah keras, sangat padat dan
350 sampai 750 >50 ≥100
batuan lunak)
SD (tanah sedang) 175 sampai 350 15 sampai 50 50 sampai 100
SE (tanah lunak) <175 <15 <50
Atau setiap profil tanah yang mengandung lebih dari 3 m tanah dengan
karakteristik sebagai berikut :
1. Indeks plastisitas, PI > 20,
2. Kadar air, w ≥ 40%,
Kuat geser (Undrained) 𝑆𝑢 < 25 kPa
SF (tanah khusus, yang Setiap profil lapisan tanah yang memiliki salah satu atau lebih dari karakteristik
membutuhkan investigasi geoteknik berikut:
spesifik dan analisis respons - Rawan dan berpotensi gagal atau runtuh akibat beban gempa seperti
spesifik) mudah likuifaksi, lempung sangat sensitif, tanah tersementasi lemah
- Lempung sangat organik dan/atau gambut (ketebalan H >3 m)
- Lempung berplastisitas sangat tinggi (ketebalan H >7,5 m dengan Indeks
Plastisitas PI >75)

4
- Lapisan lempung lunak/setengah teguh dengan ketebalan H >35 m dengan
𝑆𝑢 <50 kPa

2.3 Multichannels Analysis of Surface gempa. Nilai ini digunakan dalam


Waves (MASW) penentuan klasifikasi batuan
berdasarkan kekuatan getaran gempa
Metode Multichannels Analysis of
akibat efek tapak lokal serta
Surface Waves (MASW) yang
keperluan perancangan bangunan
merupakan pengembangan dari
tahan gempa. Data Vs30 merupakan
metode Specteal Analysis of Surface
data yang penting dan paling banyak
Waves (SASW). Perbedaannya
digunakan dalam bidang teknik
hanyalah pada jumlah geofon yang
geofisika dalam penentuan struktur
digunakan. Dalam metode SASW
bawah permukaan tanah hingga
digunakan sepasang geofon dengan
kedalaman 30 m, lapisan-lapisan
beberapa kali konfigurasi geometrik
batuan atau tanah pada kedalaman 30
untuk mendapatkan data seismik
m menentukan terjadinya pembesaran
hingga kedalaman tertentu.
gelombang gempa (Wangsadinata,
Sedangkan dalam metode MASW,
2006).
data seismik direkam sekaligus dalam
satu konfigurasi geofon (Ariestianty, ∑𝑚 𝑡𝑖
𝑉𝑠 30 = ∑𝑚 𝑖=1 (4)
2009). 𝑡𝑖/𝑉 𝑖
𝑖=1 𝑠

Metode MASW memanfaatkan Dengan i adalah indeks perlapisan, m


fenomena sifat dispresi gelombang adalah banyaknya lapisan hingga
permukaan, yaitu gelombang kedalaman 30 m, t adalah ketebalan
Rayleigh untuk investigasi geoteknik lapisan (m), Vs adalah kecepatan
berdasarkan nilai kecepatan gelombang geser (m/s).
gelombang geser (shear wave) dari
perlapisan batuan dekat permukaan Vs30 adalah parameter yang sangat
(Laksono, dkk., 2018). Nilai berguna dalam analisa gelombang
kecepatan gelombang geser (Vs) seismik. Karakteristik batuan dalam
diketahui berdasarkan kecepatan menganalisa sifat dinamis batuan,
gelombang Rayleigh melalui sifat sehingga kekakuan dan kuat geser
groundroll yang diamati tanah dapat diketahui, dengan
menggunakan peralatan seismik. mengukur kecepatan gelombang
Kecepatan gelombang Rayleigh yang geser hingga kedalaman 30 meter.
terukur sangat merepresentasikan Klasifikasi jenis batuan atau tanah
kecepatan gelombang geser. Hal ini berdasarkan pada nilai kecepatan
dikarenakan kecepatan gelombang rata-rata perambatan gelombang
geser terdiri dari sekitar 92% geser (Nurrahmi, 2015).
kecepatan fase gelombang Rayleigh
3. Metode Penelitian
(Stokoe, dkk., 1994).
Data yang digunakan pada pada
2.4 Nilai Vs30
penelitian ini merupakan data akuisis
Menurut Roser dan Gosar (2010), menggunakan metode Multichannel
nilai Vs30 dapat diterapkan dalam Analysis of Surface Waves (MASW).
penentuan standar bangunan tahan Data terdiri atas 3 lintsan P1, P2A dan

5
P2B dengan 3 sources dan 30 dengan menggunakan metode beda
geophones pada masing-masing fase berdasarkan spektrum
lintasan. Analisis gelombang geser gelombang hasil transformasi fourier.
dikerjakan menggunakan software Waktu pergerakan gelombang (t)
SeisImager yang terdiri atas ‘Surface dapat dihitung menggunakan nilai
Waves Analysis Wizard’ untuk tahap beda fase (ϕ) dari spektrum
analisis gelombang dan ‘WaveEq’ gelombang fungsi transfer dari hasil
untuk tahap inversi bagi kurva analisis FFT pada data gelombang
dispersi. seismik.
3.1 Analisis Gelombang Geser 𝜙 = 2𝜋𝑓0 𝑡 (14)
Data pada penelitian merupakan data 𝑑
𝑉𝑝ℎ = = 𝑓0 𝜆 (15)
𝑡
rekaman seismik dalam domain
waktu(t) dan jarak(l). Oleh sebab itu, Dengan f0 adalah frekuensi (Hz), d
data ditransformasikan ke dalam adalah jarak antar sensor perekam
domain frekuensi(f) dan jarak. gelombang (m), Vph adalah kecepatan
Perubahan ini dikarenakan fase gelombang (m/s).
perhitungan dalam domain frekuensi
lebih mudah jika dibandingkan Setelah parameter model geoteknik
dengan perhitungan dalam domain sintetik yang diperoleh dari overlay
waktu. Selain itu, frekuensi berkaitan terhadap kurva eksperimental. Inversi
erat dengan fenomena geofisika, berguna untuk menentukan profil
sehingga menjadi salah satu kecepatan di lingkungan dengan
parameter yang penting dalam kekakuan yang berbeda. Hasil
menjelaskan fenomena tersebut. overlay antara kurva teoritis dan
kurva eksperimental ditentukan
Kurva dispersi menjelaskan dengan nilai RMSE (Root Mean
hubungan antara perubahan Square Error) minimum. Jika nilai
kecepatan fase terhadap nilai RMSE minimum yang diperoleh
frekuensi dan Panjang maka proses dapat dilanjutkan, jika
gelombangnya. Kurva ini tidak maka perlu dilakukan kembali
memberikan informasi mengenai proses picking kurva dispersi.
karakteristik atau sifat kekakuan
bahan di bawah lapisan permukaan. Profil akhir dipilih setelah dihitung
Dari citra kurva dispersi, jenis-jenis dengan variasi nilai perbandingan
gelombang dapat teridentifikasi kedalaman dengan panjang
dengan jelas. gelombang (λ). Profil permulaan yang
digunakan dalam analisis dipilih
Beberapa teknik perhitungan nilai dengan nilai λ yang menghasilkan
kecepatan fase dalam menghasilkan kesalahan RMS terkecil. Penentu
kurva dispersi telah banyak kesalahan RMS dihitung melalui
dikembangkan, diantaranya teknik persamaan:
beda fase berdasarkan spektrum
fungsi perpindahan dan spektrum 1
𝑅𝑀𝑆 = √𝑛 ∑𝑛𝑖=1|𝑒𝑖 |2 (16)
silang (Nazarian & Stokoe, 1984).
Dalam penelitiannya, dijelaskan
metode perhitungan kurva dispersi

6
Pertimbangan penggunaan RMSE yang diisyaratkan, termasuk faktor
adalah hasil perhintungan RMSE keamanan terhadap keruntuhan.
tidak dipengaruhi oleh jumlah data Secara umum analisis daya dukung
yang tersedia (Rosyidi, 2004). tanah ditentukan oleh daya dukung
batas (qu) dibagi dengan faktor
3.2 Analisis Daya Dukung keamanan (n) yang dilakukan dengan
Tanah memiliki peranan yang penting cara pendekatan empiris untuk
dalam pengerjaan konstruksi, memudahkan dalam perhitungan
diharapankan tanah tersebut dapat (Najoan, 2002).
menopang beban konstruksi Tezcan & Ozdemir (2012)
diatasnya. Oleh karena itu, tanah memberikan persamaan untuk
harus memenuhi persyaratan kualitas menentukan daya dukung dari data
fisik maupun teknis (Lengkong dkk., gelombang sebagai berikut.
2013). Mengingat hampir semua
bangunan dibangun di atas tanah 𝑞𝑢 = 𝛾 𝐷 (17)
maka sangat perlu untuk mengetahui
karakter tanah dan daya dukung tanah 𝛾=𝜌𝑔 (18)
terhadap bangunan konstruksi Nilai unit berat (γ) juga dapat
(Bernanton dkk., 2017). diperkirakan menggunakan
Menurut Syamsuddin (2012), pada persamaan empiris sebagaimana
dasarnya daya dukung tanah (q) dilakukan Tezcan & Ozdemir (2012)
merupakan kemampuan memikul dengan memanfaatkan nilai Vs seperti
beban atau tekanan maksimum yang dituliskan pada pers. 2.4.
diijinkan bekerja pada tanah fondasi. 𝛾 = 4.3 𝑉𝑠 0.25 (19)
Daya dukung tanah batas atau
ultimate bearing capacity (qu) adalah Dengan,
tekanan maksimum yang dapat
qu = Daya dukung batas (kN/m2)
diterima oleh tanah akibat beban yang
bekerja tanpa menimbulkan 𝛾 = Unit berat (kN/m3)
kelongsoran geser pada tanah
pendukung tepat dibawah dan 𝐷 = Kedalaman (m)
sekeliling pondasi. Tanah yang 𝜌 = Densitas (kg/m3)
mendapatkan tekanan mempunyai
sifat untuk meningkatkan kepadatan g = percepatan gravitasi (m/s2)
dan kekuatan gesernya. Apabila Vs = Kecepatan gelombang-S (m/s)
beban yang bekerja pada tanah
pondasi telah melampaui batas daya Setelah nilai qu diperoleh, langkah
dukungnya, tegangan geser yang selanjutnya ialah menghitung daya
ditimbulkan melampaui kekuatan dukung izin atau allowable bearing
geser tanah, maka akan capacity (qa). Daya dukung izin
mengakibatkan keruntuhan geser (N) merupakan beban per satuan luas
pada tanah (Wibowo, 2011). yang diizinkan untuk dibebankan
pada tanah agar terhindar dari
Nilai kapasitas daya dukung tanah kemungkinan terjadinya keruntuhan
bergantung pada karakteristik tanah (N). Beban tersebut termasuk beban
dan kriteria penurunan, serta stabilitas

7
mati atau beban hidup di atas Terdapat dua langkah utama dalam
permukaan tanah, berat fondasi dan pemrosesan data, yang pertama iyalah
berat tanah yang terletak tepat di atas penentuan dan pembentukan kurva
fondasi (Das dkk., 1995). dispersi, kemudian langkah kedua
𝑞 𝛾𝐷 merupakan proses inversi untuk
𝑞𝑎 = 𝑛 = (20) menghasilkan profil keceptan
𝑛
gelombang geser terhadap
𝐷 = 𝑉𝑠 𝑡 (21) kedalaman.
Dengan: Berdasarkan pemrosesan ini
qa = Daya dukung izin tanah (kN/m ) 2 diperoleh Gambar 6. Kurva dispersi
dapat dilihat pada Gambar 6a,
𝑛 = Faktor keamanan sedangkan profil keceptan gelombang
4. Hasil dan Pembahasan geser terhadap kedalaman dapat
4.1 Gelombang Geser dilihat pada Gambar 6b.

Rekaman data seismik dalam domain Pada Gambar 6a, dapat dilihat mode
waktu yang telah diperoleh kemudian dasar pada kurva dispersi yang
ditransformasi ke dalam domain digambarkan dengan nilai frekuensi
frekuensi. Dari hasil transformasi antara 5-20 Hz dan nilai kecepatan
dapat diidentifikasi jenis gelombang fase antara 200-1000 m/s.Sedangkan
dengan mode dasar, mode tinggi dan pada Gambar 6b, diperoleh kecepatan
gelombang lainnya dengan lebih gelombang geser dengan variasi
jelas. kecepatan antara 188-732 m/s.

Pada penelitian ini proses akuisisi Pada gambar tersebut dapat dilihat
digunakan source dengan jarak 7.5 m bahwa pada daerah penelitian
dari geofon pertama dan spasi antar diperoleh hasil dengan jumlah
geofon adalah 5 m dengan jumlah perlapisan tanah sebanyak 15 layer.
geofon sebanyak 30 buah.

8
Gambar 2. (a) Kurva Dispersi Hasil Proses Transformasi dari Rekanan Data
Seismik (b) Profil 1D Kecepatan Gelombang Geser.
4.2 Daya Dukung Tanah Ozdemir (2012). Sedangkan, nilai qa
diperoleh dari perbandingan antara
Secara mendasar q merupakan daya nilai daya dukung dan faktor
dukung yang dimiliki tanah, keamanan suatu lapisan tanah. Nilai
sedangkan qa merupakan nilai daya qa ini juga dipengaruhi oleh densitas
dukung tanah yang telah dibagi yang dimiliki oleh suatu lapisan
dengan faktor keamanan sehingga tanah. Maka dari itu nilai daya
nilai tersebut dapat menjadi acuan dukung ini dapat dihubungkan
dan pertimbangan dalam bidang dengan nilai kecepatan gelombang
geoteknik. geser suatu lapisan tanah.
Pada penelitian ini nilai q diperoleh Nilai qa ini nantinya akan
dari perkalian antara kedalaman dan dihubungkan dengan parameter-
unit berat suatu lapisan berdasarkan parameter lain sehingga suatu lokasi
persamaan (2.1) oleh Tezcan &

9
atau daerah penelitian dapat keruntuhan atau settlement, shear
dilakukan pembangunan, seperti failure dan lain sebagainya.
S-wave velocity (m/s)

Layer

Gambar 3. Nilai Daya Dukung Izin Tanah pada lintasan P1.


Pada gambar 3 diperoleh nilai qa rata qa sebesar 969.13 kPa. Sehingga
dengan range antara 398.5 - 1677.7 dapat kesimpulan bahwa informasi
kPa. Nilai-nilai ini menunjukkan daya dukung tanah tidak hanya dapat
perubahan daya dukung izin yang diperoleh melalui proses pengeboran
terus meningkat seiring seperti CPT maupun SPT, tetapi dapat
bertambahnya kedalaman. pula menggunakan metode
Berdasarkan klasifikasi siteclass tabel konvensional yang lebih ramah
1, bila nilai qa dihubungkan dengan efesien terhadap lingkungan seperti
nilai kuat geser (Su), nilai tersebut halnya metode MASW ini.
telah melebihi angka nilai Su, yakni
≥100 kPa. Bila mengacu pada nilai qa DAFTAR PUSTAKA
dan Su tersebut, maka dapat menjadi
Ariestianty, S. K., Taha, M. R.,
salah satu acuan bahwa pada daerah
Nayan, K. M., & Chik, Z.
penelitian memiliki kapasitas dukung
(2009). Penentuan Modulus
tanah yang memadai untuk area
Geser Tanah Menggunakan
pembangunan.
Metode Analisis Multi-channel
5. Kesimpulan Gelombang Permukaan. Jurnal
Ilmiah Semesta Teknika, Vol.
Dari hasil identifikasi dan analisis 12, No. 2, 185-198.
gelombang geser telah diperoleh nilai
daya dukung tanah dengan nilai rata- ASCE. (2010). Minimum Design
Loads for Building and Other

10
Structures. American Society Lengkong, P., Sartjie, M., J. E. R.
of Civil Engineers (ASCE), Sumampouw, & Alva N. S.
No.7: ISBN978-0-7844-1115- (2013). Hubungan Kuat Geser
5. Pada Tanah Dengan Hasil
Percobaan Dynamic Cone
Bernanton, Yani, M. I., & Gandi, S. Penetrometer Pada Ruas Jalan
(2017). Analisis Parameter Wori-Likupang Kabupaten
Daya Dukung Tanah Minahasa Utara. Manado:
Berdasarkan Korelasi Nilai Universitas Sam Ratulangi.
Standard Penetration Test
(SPT) dan Cone Penetration Najoan. (2002). Interpretasi Hasil Uji
Test (CPT). Jurnal Proteksi Dan Penyusunan Laporan
(Proyeksi Teknik Sipil), 15-24. Penyelidikan Geoteknik. Badan
Litbang PU Departemen
BSN. (2012). SNI 1726:2012 "Tata Pekerjaan Umum.
Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa Untuk Struktur Nazarian, S., & Stokoe Il, K. H.
Bangunan Gedung Dan Non (1984). In-situ Shear Wave
Gedung". Jakarta: Badan Velocity From Spectral
Standardisasi Nasional (BSN). Analysis of Surface Waves.
Proceeding 8th World
Das, B. M., Noor, E., & M., I. B. Conference On Earthquake
(1995). Mekanika Tanah Jilid 2 Engineering, 3, 31-38.
(Prinsip-Prinsip Rekayasa
Geoteknis). Jakarta: Erlangga. Nurrahmi, Efendi, R., & Sandra.
(2015). ANALISIS
Heisey, J. (1982). Determination Of KECEPATAN GELOMBANG
In Situ Shear Wave Velocity GESER Vs30
From Spectral Analysis Of MENGGUNAKAN METODE
Surface Waves. Austin: REFRAKSI MIKROTREMOR
University Of Texas. (ReMi) DI KELURAHAN
Hvorslev, M. J. (1949). Subsurface TALISE. Gravitasi, 14, 7-12.
Exploration And Sampling Of Roser, J. (2010). Determination Of
Soil For Civil Engineering Vs30 For Seismic Ground
Purposes. New York: Classification In The Ljubljana
Engineering Foundation. Area. Slovenia: Acta
Laksono, A., Rasimeng, S., & Geotechnica Slovenia.
Rustadi. (2018). Interpretasi Rosyidi. (2004). Modul I Aplikasi
Nilai Kecepatan Gelombang Teknologi Bidang Transportasi
Geser (Vs30) Menggunakan Prosedur Pengukuran Lapangan
Metode Seismik Multichannel Metode Spectral Analysis of
Analysis Of Surface Waves Surface Waves (SASW) Pada
(MASW) Untuk Memetakan Perkerasan Jalan. Yogyakarta:
Daerah Rawan Gempa Bumi Di Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Kota Bandar Lampung. Jurnal Teknik, Universitas
Geofisika Eksplorasi Vol. 3/No. Muhammadiyah Yogyakarta.
3.

11
Schulze, W. E. (1943). Grundbau, through Seismic Wave
Deutsche Velocities. Earth Science
Forschungsgesellschaft fur Research, 1(1), 98-108.
Bodenmechanik (7th ed.). doi:10.5539/esr.v1n1p98
Leipzig, Germany: B. G.
Taubner. Thompson, G. R., & Turk, J. (1997).
Introduction To Physical
Stokoe, K. I., Wright, S. G., Bay, J. Geology. Brooks Cole.
A., & Roesset, J. M. (1994).
Characterization Of Wangsadinata, W. (2006).
Geotechnical Sites By SASW Perencanaan Bangunan Tahan
Method. In R. D. Woods, Gempa Berdasarkan SNI 726-
Technical Review: Geophysical 2002. Jakarta: Shortcourse
Characterization Of Sites (pp. HAKI 2006.
15-25). New Delhi:: Oxford Wibowo, H. T. (2011). Analisis Hasil
Publishers. Pengujian Sondir Untuk
Sunardi, B., Daryono, Arifin, J., Mengetahui Peningkatan
Susilanto, P., Ngadmanto, D., Kekuatan Tanah Sangat Lunak
Nurdiaynto, B., & Sulastri. Di Lokasi Gate House Dalam
(2012). Kajian Potensi Bahaya Pekerjaan "Grouting At
Gempabumi Daerah Sumbawa Semarang Pumping Station &
Berdasarkan Efek Tapak Lokal. Retarding Pond". Semarang:
Jurnal Meteorologi dan Universitas Diponegoro.
Geofisika, 13(2), 131-137. Xia, J., Miller, R. D., Park, C. B.,
Syamsuddin. (2012). Fisika Tanah. Harris, J. B., & Hunter, J. A.
Makassar: LKPP Universitas (2000). Comparing Shear-wave
Hasanuddin. Velocity Profiles From MASW
Technique With Borehole
Terzaghi, K. (1943). Theoretical Soil Measurements In
Mechanics. New York: John & Unconsolidated Sediments Of
Wiley Sons. The Fraser River Delta. Journal
Environment Engineers
Tezcan, S. S., & Ozdemir, Z. (2012, Geophysics, 848-870.
Februari). Allowable Bearing
Pressure in Soils and Rocks

12

Anda mungkin juga menyukai