ABSTRAK
Pembangunan di Indonesia semakin meningkat namun dalam tahap pembangunan tersebut kurang memperhatikan kondisi bawah
permukaan dalam menentukan letak pondasi. Maka diperlukan suatu disiplin ilmu teknik untuk mendeteksi keadaan bawah
permukaan sehingga pondasi bangunan yang dibuat dapat kokoh dan dapat meminimalisir adanya kerusakan bangunan akibat
beberapa faktor diantaranya likuifaksi, pergerakan tanah, dan lapisan lapuk menggunakan seismik refraksi dengan pemodelan
crosswell tomography pada software MATLAB. Seismik refraksi erat kaitannya dengan kedalaman serta nilai kecepatan batuan
yang mana berhubungan langsung dengan rapat massa batuan. Metode ini memanfaatkan waktu datang gelombang primer
(gelombang P) yang didasarkan pada Hukum Snellius. Metode seismik refraksi dapat memetakan kedalaman lapisan lapuk
(weathering layer), bedrock, pemetaan air tanah, lingkungan, dll. Informasi yang diperoleh berupa model kecepatan serta
kedalaman lapisan bawah permukaan dari penurunan first break serta geometri sumber-penerima. Selanjutnya dari hasil first
break dilakukan pemodelan dengan beberapa metode, salah satunya adalah crosswell tomography. Crosswell tomography
merupakan teknik pemodelan untuk mengukur gelombang yang ditembakkan secara horizontal diantara dua lubang bor dengan
rentang frekuensi 20 Hz sampai kHz, metode ini dapat menghindari terjadinya propagasi sinyal seismik melalui atenuasi formasi
dekat permukaan selain itu juga dapat menempatkan sumber-penerima di zona yang memiliki lapisan bedrock secara lebih detail,
akurat, efisien, dan S/N (signal to noise ratio) yang tinggi. Berdasarkan informasi kecepatan gelombang kita dapat memetakan
lapisan dekat permukaan bumi, dimana kecepatan tinggi menandakan adanya lapisan bedrock, sedangkan pada kecepatan rendah
menandakan lapisan lapuk yang kemungkinan akan menyebabkan adanya likuifaksi pada lapisan tersebut. Maka dari itu, dengan
mengetahui karakteristik lapisan dekat permukaan bumi dapat dilakukan antisipasi atau mitigasi untuk pencegahan melakukan
pembangunan di daerah yang berdampak likuifaksi dan menentukan letak pondasi bangunan.
ABSTRACT
Development in Indonesia has increased but in the development stage less attention subsurface conditions in determining the
location of the foundation. It would require an engineering disciplines to detect the state of the subsurface so that the foundations
of building that is made sturdy and can minimize the damage to building due to several factors, including liquefaction, ground
movement and the weathered layer using seismic refraction with cross-well tomography modeling in MATLAB software. Seismic
refraction closely related to the depth and rock velocity values which are directly related to rock mass density. This method
utilizes the arrival time of the primary wave (P-wave) based on Snell’s Law. Seismic refraction method can map the depth of
weathering layer, bedrock, groundwater mapping, environtment, etc. The information obtained in the form of a velocity model
and the depth of the subsurface layer from the decrease of the first break and the source-receiver geometry. Furthermore, the
results of the first break by modeling with several methods, one of them is cross-well tomography. Cross-well tomography is a
modeling technique to measure waves that are shot horizontally between two borehole with a frequency range of 20 Hz to kHz,
this method can avoid the occurrence of seismic signal propagation through attenuation of formations near the surface but it also
can place the source-receiver in a zone that has a bedrock layer in a more detailed, accurate, efficient and high S/N (signal to
noise ratio). Based on wave velocity information we can map layers near the surface of the earth, where high velocity indicate the
existence of a bedrock layer, while at low velocity it indicates a weathered layer that is likely to cause liquefaction in that layer.
Therefore, by knowing the characteristics of the near surface layer of the earth can be anticipated or mitigated for the prevention
of carrying out development in an area that impacts liquefaction and determines the location of the building foundation.
Input (Nilai
Kecepatan Karst)
4. KESIMPULAN
Hasil pengolahan data dengan menggunakan
pemodelan cross-well tomography dapat
mencitrakan bawah permukaan dengan baik dan
akurat berdasarkan variasi kecepatan
dibandingkan dengan metode geofisika lainnya,
Gambar 7. Pemodelan Cross-well cross-well tomography ini digunakan untuk
Tomography
menentukan lapisan bedrock sebagai pondasi 7. A.Agus. Seismik Refraksi. Internet:
dari sebuah bangunan maupun mitigasi untuk http://ensiklopediseismik.blogspot.com/201
pencegahan melakukan pembangunan di daerah 0/11/seismik-refraksi.html diakses 29
yang berdampak likuifaksi. Berdasarkan hasil Desember 2018.
dari pemodelan yang sudah dilakukan, 8. W.Suryanto. Seismik Refraksi. Internet:
didapatkan kecepatan tinggi yang menandakan https://www.researchgate.net/publication/28
posisi bedrock pada kedalaman 80 m – 100 m 9175650_Metode_Seismik_Refraksi.
dan terlihat kecepatan rendah yang menandakan Diakses 5 Januari 2019.
posisi lapisan lapuk.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Allah SWT karena kehendak dan ridha-Nya
penulis dapat menyelesaikan penulisan ini,
penulisan ini tidak akan selesai tanpa doa,
dukungan, juga dorongan dari berbagai pihak.
Adapun dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan banyak terimakasih kepada
orangtua serta keluarga yang telah memberikan
doa dan dukungan dalam berbagai bentuk.
Ucapan terima kasih juga untuk dosen kami
Bapak Agus Abdullah atas bimbingannya
sehingga penulisan paper ini menjadi lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Justice, J. H., A. A. Vassiliou, S. Singh, J.
D. Logel, P. A. Hansen, B. R. Hall, P. R.,
Hurt, and J. J. Solanki, Acoustic
tomography for monitoring enhanced oil
recovery: Leading Edge, v. 8, 1989, pp.
12–19., 10., 1190/1., 1439605.
2. Justice, J. H., M. E. Mathisen, A. A.
Vassiliou, I. Shiao, B. R. Alameddine, and
N. J. Guinzy, Crosswell seismic
tomography in improved oil recovery: First
Break (in press), 1993.
3. R. John M. An Introduction to Applied and
Environmental Geophysics. UK: Wiley,
1998, pp. 342-343.
4. Susilawati, Seismik Refraksi (Dasar Teori
dan Akuisisi Data), FMIPA Jurusan Fisika
USU, 2004.
5. Taib,M.I.T. Engineering Seismology,
Bandung: Institut Teknologi Bandung Press,
1985.
6. A. Agus. Prinsip Fermat. Internet:
ensiklopediseismik.blogspot.com/2007/07/p
rinsip-fermat-fermats-principle.html?m=1,
diakses 7 Januari 2019.