Anda di halaman 1dari 6

IDENTIFIKASI BEDROCK MENGGUNAKAN PEMODELAN CROSSWELL

TOMOGRAPHY PADA SOFTWARE MATLAB


Putri Tamado Brilianti 1,a), Eka Setya Ningrum 2,b), Mega Dwi Astuti ³,ᴄ)
1
Universitas Pertamina, Jalan Teuku Nyak Arief, Simprug, Kebayoran Lama, Jakarta 12220

Email: a) tamsheregar@gmail.com b) ekasetyaningrum148@gmail.com, c)


megadwiastuti1@gmail.com.

ABSTRAK
Pembangunan di Indonesia semakin meningkat namun dalam tahap pembangunan tersebut kurang memperhatikan kondisi bawah
permukaan dalam menentukan letak pondasi. Maka diperlukan suatu disiplin ilmu teknik untuk mendeteksi keadaan bawah
permukaan sehingga pondasi bangunan yang dibuat dapat kokoh dan dapat meminimalisir adanya kerusakan bangunan akibat
beberapa faktor diantaranya likuifaksi, pergerakan tanah, dan lapisan lapuk menggunakan seismik refraksi dengan pemodelan
crosswell tomography pada software MATLAB. Seismik refraksi erat kaitannya dengan kedalaman serta nilai kecepatan batuan
yang mana berhubungan langsung dengan rapat massa batuan. Metode ini memanfaatkan waktu datang gelombang primer
(gelombang P) yang didasarkan pada Hukum Snellius. Metode seismik refraksi dapat memetakan kedalaman lapisan lapuk
(weathering layer), bedrock, pemetaan air tanah, lingkungan, dll. Informasi yang diperoleh berupa model kecepatan serta
kedalaman lapisan bawah permukaan dari penurunan first break serta geometri sumber-penerima. Selanjutnya dari hasil first
break dilakukan pemodelan dengan beberapa metode, salah satunya adalah crosswell tomography. Crosswell tomography
merupakan teknik pemodelan untuk mengukur gelombang yang ditembakkan secara horizontal diantara dua lubang bor dengan
rentang frekuensi 20 Hz sampai kHz, metode ini dapat menghindari terjadinya propagasi sinyal seismik melalui atenuasi formasi
dekat permukaan selain itu juga dapat menempatkan sumber-penerima di zona yang memiliki lapisan bedrock secara lebih detail,
akurat, efisien, dan S/N (signal to noise ratio) yang tinggi. Berdasarkan informasi kecepatan gelombang kita dapat memetakan
lapisan dekat permukaan bumi, dimana kecepatan tinggi menandakan adanya lapisan bedrock, sedangkan pada kecepatan rendah
menandakan lapisan lapuk yang kemungkinan akan menyebabkan adanya likuifaksi pada lapisan tersebut. Maka dari itu, dengan
mengetahui karakteristik lapisan dekat permukaan bumi dapat dilakukan antisipasi atau mitigasi untuk pencegahan melakukan
pembangunan di daerah yang berdampak likuifaksi dan menentukan letak pondasi bangunan.

Kata kunci : bedrock, crosswell tomography, likuifaksi, software MATLAB.

ABSTRACT

Development in Indonesia has increased but in the development stage less attention subsurface conditions in determining the
location of the foundation. It would require an engineering disciplines to detect the state of the subsurface so that the foundations
of building that is made sturdy and can minimize the damage to building due to several factors, including liquefaction, ground
movement and the weathered layer using seismic refraction with cross-well tomography modeling in MATLAB software. Seismic
refraction closely related to the depth and rock velocity values which are directly related to rock mass density. This method
utilizes the arrival time of the primary wave (P-wave) based on Snell’s Law. Seismic refraction method can map the depth of
weathering layer, bedrock, groundwater mapping, environtment, etc. The information obtained in the form of a velocity model
and the depth of the subsurface layer from the decrease of the first break and the source-receiver geometry. Furthermore, the
results of the first break by modeling with several methods, one of them is cross-well tomography. Cross-well tomography is a
modeling technique to measure waves that are shot horizontally between two borehole with a frequency range of 20 Hz to kHz,
this method can avoid the occurrence of seismic signal propagation through attenuation of formations near the surface but it also
can place the source-receiver in a zone that has a bedrock layer in a more detailed, accurate, efficient and high S/N (signal to
noise ratio). Based on wave velocity information we can map layers near the surface of the earth, where high velocity indicate the
existence of a bedrock layer, while at low velocity it indicates a weathered layer that is likely to cause liquefaction in that layer.
Therefore, by knowing the characteristics of the near surface layer of the earth can be anticipated or mitigated for the prevention
of carrying out development in an area that impacts liquefaction and determines the location of the building foundation.

Keywords:bedrock, cross-well tomography, liquefaction, software MATLAB.


1. PENDAHULUAN 1.1. Gelombang Seismik

Indonesia memiliki kawasan lahan gambut Gelombang seismik merupakan gelombang


tropis terluas di dunia yang tersebar di yang merambat di kerak bumi. Ada beberapa
Kalimantan, Papua dan Sumatera. Menurut jenis gelombang seismik yang merambat di
Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan dalam bumi yaitu:
Pertanian dan Balai Penelitian Tanah pada tahun 1. Gelombang P (gelombang
2011 memperkirakan ada sekitar 14,9 juta hektar longitudinal/primer) memiliki arah osilasi
lahan gambut. Dari 14,9 juta hektar tersebut, 6,4 yang searah dengan perambatannya.
juta hektar (43%) terletak di Pulau Sumatera, 4,8 2. Gelombang S (gelombang
juta (32%) terletak di Pulau Kalimantan, dan 3,7 transversal/sekunder) memiliki arah osilasi
juta hektar (25%) di Pulau Papua. Beberapa yang tegak lurus dengan arah
daerah di Indonesia memiliki lapisan gambut perambatannya.
yang sangat dan bersifat compressible (mudah
terkompres) dan lapisannya memiliki potensi
settlement (penurunan) yang sangat besar ketika
diberi beban sehingga dapat berdampak
likuifaksi. Maka dari itu di perlukan cara untuk
mengidentifikasi bedrock sebagai solusi
permasalahan agar suatu pondasi bangunan Gambar 1. Gambar 2.
dapat didirikan tepat diatas bedrock. Gelombang Body Gelombang Permukaan
Bedrock (batuan dasar) merupakan batuan
padat yang terdapat pada lapisan terdalam di Berdasarkan tempat penjalarannya
permukaan bumi. Batuan dasar atau bedrock gelombang seismik dibagi menjadi dua tipe yaitu:
mempunyai sifat impermeable (sulit untuk 1. Gelombang badan (body waves) merupakan
ditembus oleh air). Bedrock mempunyai gelombang yang menjalar melalui bagian
porositas yang tinggi. Porositas suatu medium dalam bumi dan penjalarannya ke segala
adalah perbandingan volume rongga-rongga pori arah. Terdiri dari gelombang longitudinal
terhadap volume total seluruh batuan. dan gelombang transversal.
Identifikasi bedrock dapat dilakukan dengan 2. Gelombang permukaan (surface waves)
menggunakan berbagai metode geofisika merupakan gelombanag elastik yang
diantaranya yaitu geolistrik, EM, seismik menjalar sepanjang permukaan terdiri dari
refraksi, dan lain-lain. Dalam penulisan ini, gelombang rayleigh, love, dan stonely.
penulis mengembangkan metode seismik
refraksi menggunakan pemodelan cross-well 1.2. Seismik Refraksi
tomography untuk mengidentifikasi bedrock
dengan mengukur gelombang yang ditembakkan Gelombang seismik biasa digunakan dalam
secara horizontal diantara dua lubang bor metode geofisika untuk mencitrakan bawah
dengan rentang frekuensi 20 Hz sampai kHz, permukaan bumi yaitu metode seismik. Metode
metode ini dapat menghindari terjadinya seismik dikategorikan ke dalam dua bagian yaitu
propagasi sinyal seismik melalui atenuasi seismik refraksi dan seismik refleksi. Dalam
formasi dekat permukaan selain itu juga dapat penulisan ini metode yang dibahas hanya metode
menempatkan sumber-penerima di zona yang seismik refraksi. Metode seismik refraksi adalah
memiliki lapisan bedrock secara lebih detail, metode yang ditujukan untuk memetakan
akurat, efisien, dan S/N (signal to noise ratio) karakteristik lapisan dekat permukaan (near
yang tinggi. Berdasarkan informasi kecepatan surface) seperti kedalaman lapisan lapuk
gelombang, kita dapat memetakan lapisan dekat (weathering), bedrocks, pemetaan air tanah,
permukaan bumi, dimana kecepatan tinggi lingkungan, dll. Informasi geofisika yang
menandakan adanya lapisan bedrock sedangkan diperoleh berupa kecepatan serta kedalaman
pada kecepatan rendah menandakan lapisan lapisan bawah permukaan yang diturunkan dari
lapuk yang kemungkinan akan menyebabkan first break serta geometri sumber-penerima
adanya likuifaksi pada lapisan tersebut. (Agus Abdullah, 2010). Prinsip utama metode
refraksi adalah penerapan waktu tiba pertama
gelombang langsung maupun gelombang
refraksi. Hukum fisika yang digunakan sebagai
prinsip dari metode refraksi yaitu:
1. Hukum snellius
Hukum snellius menjelaskan
perubahan arah berkas seismik apabila
gelombang seismik menjalar melalui
lapisan-lapisan bumi dengan kuantitas
kecepatan yang berbeda-beda. Perubahan
arah ini direalisasikan dalam bentuk
gelombang yang terpantul (gelombang
refleksi) dan gelombang yang terbias Gambar 3. Penjalaran Gelombang dari Source ke
(gelombang refraksi). Receiver pada Cross-well
2. Prinsip Huygens
Prinsip ini menyatakan bahwa Inti dari penggunaan cross-well
setiap titik pada muka gelombang dapat tomography adalah bahwa panjang penjalaran
menghasilkan gelombang sekunder atau gelombang antara dua lubang bor suda diketahui
gelombang baru. dan bahwa dengan mengukur waktu tempuh
3. Prinsip Fermat sepanjang penjalaran ini maka variasi
Prinsip ini menyatakan bahwa kecepatannya dapat ditentukan.
gelombang akan memilih jejak atau jalur Penerapannya di dunia teknik, pemisahan
prambatan yang lebih cepat jika sedang antar lubang bor harus tidak boleh lebih dari 10
merambat dari suatu titik ke titik yang sampai dengan 15 kali target yang akan
lain. dicitrakan. Pada survei hidrokarbon, jarak antara
lubang bor sekitar 1 km.
1.3. Crosswell Tomography Kelebihan umum dari penggunaan cross-
well tomography adalah frekuensi tinggi yang
Penggunaan cross-well merupakan dapat digunakan untuk horizon geologis pada
investigasi seismik yang semakin penting pada kedalaman yang tidak dapat dijangkau karena
era ini, banyak kegunaan yang didapatkan dari teratenuasi di dekat permukaan, sehingga
cross-well ini, salah satunya untuk resolusi yang didapatkan lebih baik dengan
mengidentifikasi batuan dasar (bedrock) guna survei permukaan lainnya atau survei VSP.
sebagai pondasi bagunan agar bagunan tersebut Maka dari itu, cross-well tomography dapat
lebih kokoh, pengidentifikasian dengan cross- mencitrakan bawah permukaan lebih akurat
well ini memanfaatkan variasi kecepatan pada dibandingkan dengan menggunakan seismik
setiap lapisan. refraksi dan metode lainnya.
Cross-well menggunakan dua atau lebih Cross-well tomography juga memiliki
lubang bor yang dapat digunakan secara kekurangan pada ladang minyak, yaitu pada
bersamaan, dengan satu lubang bor untuk syarat akses dua lubang bor tersebut, terutama
meletakkan source dan lubang bor lainnya pada lapangan produksi, dan biaya membuat
untuk meletakkan receiver berupa hydrophone dua lubang bor tersebut yang cenderung mahal.
atau geophone. Pada Gambar 3 menunjukkan
konfigurasi dasar dari penggunaan cross-well. 2. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah


metode seismik refraksi. Dalam penulisan ini
penulis menggunakan software Matlab untuk
memodelkan crosswell tomography dengan
melakukan penembakan secara horizontal di
antara dua lubang bor. Alur pengolahan data
dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Mulai
Penulisan ini menggunakan software Matlab
untuk melakukan pemodelan cross-well
tomography yang dikembangkan di Universitas
Pertamina. Pada Gambar 5 menunjukkan
Input (Koordinat Source persebaran raytracing cross-well dilakukan
karst dan Receiver karst) dengan meletakkan dua lubang bor, satu
diantaranya sebagai source dan yang lainnya
sebagai receiver, dan penulis menggunakan 21
source dan 21 receiver diletakkan sejajar pada
Run Raytracing Cross-well Tomography setiap lubang bor. Gelombang yang dipancarkan
dari source pada lubang bor pertama akan
merambat secara horizontal melalui lapisan
bawah permukaan dan terekam oleh receiver
yang terdapat pada lubang bor kedua. Gelombang
yang dipancarkan oleh satu source akan terekam
Input (Koordinat x- ke seluruh receiver, dan jumlah raytracing yang
karst dan y-karst) terdapat pada Gambar 5 adalah sebanyak 441
jejak sinar. Penulis menggunakan algoritma
Brensenham yang diadopsi dari komputer grafis
untuk menelusuri pixel yang menghubungkan
dua buah titik.
Run Raycell Karst

Run Matrix Gkarst

Input (Nilai
Kecepatan Karst)

Run Forward Inversion Karst Gambar 5. Persebaran Raytracing


Menggunakan Crosswell Tomography

Selanjutnya, penulis membuat suatu bidang


yang terletak di antara lubang bor source dan
Citra bawah permukaan
receiver yang terdiri dari beberapa grid dari sel-
sel. Sel-sel tersebut menggambarkan model awal
bawah permukaan dengan diberikan nilai
kecepatan yang berbeda. Dari informasi
kecepatan tersebut, maka dilakukan suatu
Selesai pemodelan tomography dari variasi kecepatan
tersebut untuk melihat respon gelombang pada
setiap sel yang nantinya akan diselidiki untuk
Gambar 4. Diagram Alir Pengolahan Data mengetahui letak bedrock yang digunakan
sebagai pondasi suatu bangunan. Gambar 6
menunjukkan model awal dari lapisan dekat
permukaan dengan kecepatan yang berbeda-beda. Pada Gambar 7 masih terdapat error pada
saat rekonstruksi sebagaimana yang tercermin
pada Gambar 8. Hal ini terjadi karena berbagai
faktor, diantaranya: distribusi jejak sinar,
orientasi sinar seismik pada setiap sel tomografi,
kesalahan perhitungan pada saat kalkulasi
panjang jejak sinar pada setiap sel, kesalahan
akibat algoritma perhitungan jejak sinar, dan
lainnya.
Banyaknya iterasi memengaruhi besar
kecilnya nilai error yang diperoleh, dapat dilihat
dari Gambar 8, semakin banyak iterasi yang
dilakukan maka semakin kecil nilai error yang
diperoleh. Hal tersebut membuat resolusi yang
Gambar 6. Model Awal semakin bagus dan mendekati model awal. Nilai
iterasi dipilih sebanyak 15 karena pada nilai ini,
Terlihat perbedaan kecepatan mulai dari nilai error sudah konvergen.
kecepatan rendah hingga kecepatan tinggi,
dimana kecepatan rendah menunjukkan adanya
suatu lapisan lapuk sedangkan kecepatan tinggi
menunjukkan adanya lapisan bedrock. Lapisan
pertama memiliki kecepatan 2000 m/s dengan
kedalaman 0 m – 40 m. Lapisan kedua memiliki
kecepatan 3000 m/s dengan kedalaman 40 m –
60 m. Lapisan ketiga memiliki kecepatan 4000
m/s dengan kedalaman 60 m – 80 m. Lapisan
keempat memiliki kecepatan 5000 m/s dengan
kedalaman 80 m – 100 m. Hal tersebut Gambar 8. Hubungan Error dengan
menandakan adanya suatu lapisan bedrock yang Banyaknya Iterasi
berada pada kedalaman 80 m – 100 m di bawah
Dengan mengetahui karakteristik suatu
permukaan.
lapisan dekat permukaan bumi tersebut, dapat
Untuk mendekati model awal lapisan dekat
ditentukan letak suatu pondasi bangunan,
permukaan yang sudah dibuat maka dilakukan
pemodelan menggunakan cross-well tomography seberapa dalam pondasi tersebut diletakkan, dan
dapat dilakukannya antisipasi atau mitigasi untuk
2D. Hasil akhir dari pemodelan cross-well
mencegah pembangunan di daerah yang
tomography untuk model geologi dapat dilihat
berdampak likuifaksi atau pada lapisan lapuk.
pada Gambar 7 dengan 15 kali iterasi dan
Maka dari itu, jika ingin melakukan
mendapatkan error sebesar 0.0026.
pembangunan di daerah tersebut maka harus
meletakkan pondasi pada kedalaman sekitar 80 m
sampai dengan 100 m di bawah permukaan agar
bangunan tetap kokoh dan terhindar dari
kerusakan akibat kesalahan meletakkan pondasi
suatu bangunan.

4. KESIMPULAN
Hasil pengolahan data dengan menggunakan
pemodelan cross-well tomography dapat
mencitrakan bawah permukaan dengan baik dan
akurat berdasarkan variasi kecepatan
dibandingkan dengan metode geofisika lainnya,
Gambar 7. Pemodelan Cross-well cross-well tomography ini digunakan untuk
Tomography
menentukan lapisan bedrock sebagai pondasi 7. A.Agus. Seismik Refraksi. Internet:
dari sebuah bangunan maupun mitigasi untuk http://ensiklopediseismik.blogspot.com/201
pencegahan melakukan pembangunan di daerah 0/11/seismik-refraksi.html diakses 29
yang berdampak likuifaksi. Berdasarkan hasil Desember 2018.
dari pemodelan yang sudah dilakukan, 8. W.Suryanto. Seismik Refraksi. Internet:
didapatkan kecepatan tinggi yang menandakan https://www.researchgate.net/publication/28
posisi bedrock pada kedalaman 80 m – 100 m 9175650_Metode_Seismik_Refraksi.
dan terlihat kecepatan rendah yang menandakan Diakses 5 Januari 2019.
posisi lapisan lapuk.

UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Allah SWT karena kehendak dan ridha-Nya
penulis dapat menyelesaikan penulisan ini,
penulisan ini tidak akan selesai tanpa doa,
dukungan, juga dorongan dari berbagai pihak.
Adapun dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan banyak terimakasih kepada
orangtua serta keluarga yang telah memberikan
doa dan dukungan dalam berbagai bentuk.
Ucapan terima kasih juga untuk dosen kami
Bapak Agus Abdullah atas bimbingannya
sehingga penulisan paper ini menjadi lebih
baik.

DAFTAR PUSTAKA
1. Justice, J. H., A. A. Vassiliou, S. Singh, J.
D. Logel, P. A. Hansen, B. R. Hall, P. R.,
Hurt, and J. J. Solanki, Acoustic
tomography for monitoring enhanced oil
recovery: Leading Edge, v. 8, 1989, pp.
12–19., 10., 1190/1., 1439605.
2. Justice, J. H., M. E. Mathisen, A. A.
Vassiliou, I. Shiao, B. R. Alameddine, and
N. J. Guinzy, Crosswell seismic
tomography in improved oil recovery: First
Break (in press), 1993.
3. R. John M. An Introduction to Applied and
Environmental Geophysics. UK: Wiley,
1998, pp. 342-343.
4. Susilawati, Seismik Refraksi (Dasar Teori
dan Akuisisi Data), FMIPA Jurusan Fisika
USU, 2004.
5. Taib,M.I.T. Engineering Seismology,
Bandung: Institut Teknologi Bandung Press,
1985.
6. A. Agus. Prinsip Fermat. Internet:
ensiklopediseismik.blogspot.com/2007/07/p
rinsip-fermat-fermats-principle.html?m=1,
diakses 7 Januari 2019.

Anda mungkin juga menyukai