Anda di halaman 1dari 8

Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3)

Jakarta, 6 – 7 Mei 2009

METODA KONTRUKSI PENUNJANG DAN PERHITUNGAN HIDROLIS


BENDUNG KARET (RUBBER DUM)
DI SUNGAI CISANGKUY PROVINSI BANTEN

Achmad Sahidi

Program Magister Teknik Sipil Universitas Trisakti Jl. Kyai Tapa Grogol Jakarta
Email: ade_sahidi@yahoo.com

ABSTRAK
Dengan perkembangan meningkatnya jumlah penduduk dan perkembangan dunia industri telah
mengakibatkan konsumsi air secara besar-besaran, sehingga ketersediaan air baku tidak
mencukupi. Untuk mengatasi hal ini perlu pembangunan infrastruktur bendung karet di sungai
cisangkuy untuk meningkatkan cadangan air baku bagi kebutuhan masyarakat. Kontruksi
penunjang Bendung ini direncanakan dengan menggunakan karet sebagai mercunya. Untuk
kondisi air normal tinggi mercu bendung mencapai 3 meter sedangkan dalam keadaan banjir
mercu bendung mengempis sehingga datar dengan pondasi bendung. Pondasi bendung dengan
panjang 28 meter dengan tebal pondasi adalah 60 cm. Untuk menjaga stabilitas bendung maka
direncanakan balok bendung yang berfungsi untuk memperkaku pondasi bendung. Balok bendung
direncanakan dengan tinggi 120 cm dan lebar 60 cm. Mutu beton yang digunakan dalam
perencanaan pondasi bendung adalah 200 kg/cm2 (20 MPa), sedangkan mutu baja tulangan 4000
kg/cm2 (400 MPa).Untuk menjaga stabilitas bendung secara keseluruhan maka dipasang pangkal
bendung (Retaining Walls) yang berfungsi sebagai penahan tanah urug dan pondasi bendung.
Retaining walls yang direncanakan dengan tinggi 8 meter dan lebar telapak bendung 7 meter.
Tebal retaining walls adalah 100 cm dan untuk telapak bendung 50 cm. Mutu beton yang
digunakan adalah 200 kg/cm2 (20 MPa), sedangkan mutu baja tulangan 4000 kg/cm2 (400
MPa).Pada kiri dan kanan bendung dipasang sayap bendung dengan tebal 60 cm, sedangkan pada
hulu dan hilir bendung dipasang tanggul penahan tanah.
Kata kunci: bendung, bendug karet, rubber dum, cisangkuy, analisa hidrolis, pondasi, stabilitas
pondasi.

1. PENDAHULUAN
Pembangunan bendung yang merupakan sebuah metoda keberlangsungan hidup manusia dalam mempertahankan air
yang tidak bisa dibiarkan datang dengan sendirinya, semakin meningkat gaya hidup masyarakat serta kepadatan
penduduk yang semakin besar mengakibatkan kebutuhan air semakin besar pula. Seperti daerah disekitar sungai
Cisangkuy dan sekitarnya memerlukan peningkatan akan kebutuhan air, hal ini terjadi karena peningkatan jumlah
penduduk dan pertumbuhan industri yang semakin meningkat, tentunya kebutuhan air yang semakin meningkat
pula. Berdasarkan hal tersebut maka perlu direncanakan infrastruktur kontruksi penunjang bendung di sungai
Cisangkuy yang manfaatnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan air baku bagi masyarakat sekitarnya, termasuk
daerah Anyer Pasauran. Kontruksi penunjang Bendung yang direncanakan harus disesuaikan dengan keadaan
hidrologi dan tata guna lahan, sehingga perencanaan bendung sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar.
Kontruksi penunjang Bendung yang direncanakan dengan menggunakan karet sebagai struktur utamanya, sehingga
memerlukan suatu pondasi bendung dan pangkal bendung (retaining walls) yang kuat untuk mendukung kinerja
karet bendung. Berikut di bahas mengenai analisa hidrolis beserta struktur konstruksi penunjang untuk bending karet
di daerah Cisangkuy Provinsi Banten.

2. ANALISA HIDROLIS

Data-Data Perencanaan
Parameter yang digunakan dalam perencanaan bendung karet adalah sebagai berikut :
Debit banjir rencana : 62 m3/dt
Kemiringan sungai : 0.00127 (1/787.40)
Nilai Kekasaran : 0.032

Universitas Pelita Harapan – Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 161


Achmad Sahidi

Koefisien Bligh :9
Lebar sungai rencana : 7.00 m
Tinggi jagaan : 0.60 m

Dengan kemiringan talud = 1, tinggi air normal pada dimensi alur sungai rencana diperoleh = 3.193 m, sehingga
dimensi alur sungai rencana bendung yang juga merupakan dimensi sungai pada ‘copure’ adalah

w = 0.60 m

h = 3.193 m

b = 7.00 m

Gambar 1. Sketsa Penampang sungai

Elevasi Muka Air Banjir Rencana Sebelum Ada Bendung


Elevasi dasar sungai rencana di sekitar bendung adalah -0,15 m. sedangkan tinggi air rencana 3,193 m, dengan
demikian elevasi muka air banjir rencana sebelum ada bendung = -0,15 m + 3,193 m = +3,043 m. Dalam
perencanaan bendung karet, elevasi muka air banjir sebelum ada bendung direncanakan sama dengan elevasi muka
air di atas pelimpah bendung karet.

Tinggi Mercu Bendung


Penentuan elevasi mercu bendung maximum adalah sebagai berikut: Elevasi puncak tanggul-tinggi jagaan (W)-
tinggi muka air di atas mercu (h) dengan pertimbangan bahwa harga h/P < 0,6; dimana P = tinggi bendung.Dengan
mengambil harga h/P = 0,5; maka dapat ditetapkan tinggi bendung (P) sebagai berikut:
h/P = 0,5
h = 0,5P Î P = 2h
h+P =H atau h=H–P
dimana : P = Tinggi bendung., h = Tinggi limpasan., H= Tinggi air jagaan.
Dengan memasukkan persamaan di atas maka dapat dihitung besarnya p dan h.
P = 2 (H – P) dengan H = 3.193
Maka : P = 2 x (3.193 – P), P = 6.386 – 2P, 3P = 6.386, P = 2.128.
Tinggi bendung P = 2.5 m, maka ditetapkan elevasi mercu bendung = + 2.35 m
Tinggi limpasan maksimum
h = H – P = 3.193 – 2.5 = 0.693 m, diambil h = 0.70 m

Debit Limpasan Maksimum


Untuk menentukan debit limpasan maksimum di atas mercu bendung digunakan persamaan adalah:
Q = C B h3/2
C = 1.77 x h/P + 1.05
Dimana :
Q = Debit yang melimpas di atas mercu (m3/det), C = Koefisien debit = 1.77 x h/P + 1.05, B = lebar mercu bendung
(m), H = tinggi air yang melimpas di atas mercu (m), P= tinggi mercu bendung (m).

I - 162 Universitas Pelita Harapan – Universitas Atma Jaya Yogyakarta


Metoda Kontruksi Penunjang dan Perhitungan Hidrolis Bendung Karet (Rubber Dum) di Sungai Cisangkuy Provinsi Banten

Dimensi bendung Sungai Cisangkuy :


Lebar mercu bendung (B) = 12 m, lebar dasar bendung (b) = 7 m, tinggi mercu bendung (P) = 2.5m, tinggi muka air
di atas mercu (h) = 0.7 m, kemiringan talud = 1m.
Dengan demikian dapat dihitung debit maksimum yang melimpas di atas bendung adalah sebagai berikut :
C = 1.77 x h/P + 1.05 = 1.77 x 0.7/2.5 + 1.05 = 1.546
Q = C B h3/2 = 1.546 x 12 x (0.7)3/2 = 10.862 m3/det
Jadi debit maksimum yang dapat melimpas di atas mercu bendung tanpa terjadi pengempisan tubuh bendungnya
adalah sebesar 10.862 m3/det, dengan kata lain bilamana elevasi muka air lebih besar dari +3.05 m, maka bendung
karet kempis secara otomatis.

Elevasi Muka Air Pasang Surut


Berat jenis air laut = γ air laut = 1.025 t/m3 Î ∆Y = 0.025
Berat jenis air tawar = γ air tawar = 1.0 t/m3
∆Y/Y air tawar = 0.025
Dengan menggunakan persamaan Thijsse (1954) [6, hal.4-6]:
2 2
= 225 × 4.388 × 0.579 × 0.025 = 0.308 m
2 2
Lintrusi = 225 × A × h × ∆Y
Q2 Y 2
10.862

Jarak bendung karet Cisangkuy dari muara + 400 m, jadi intrusi laut tidak sampai ke bendung karet. Berdasarkan
hasil analisis ‘back water’, untuk debit maksimum di atas pelimpah diperoleh elevasi di hilir bendung + 1.245 <
elevasi mercu bendung + 2.035, sehingga tidak mempengaruhi air di hulu bendung.

Analisis Tanggul Banjir


Tinggi tanggul banjir yang diperlukan didasarkan terhadap hasil analisis ‘back water’ dari sekitar bendung ke arah
hulu dengan menggunakan debit periode ulang 20 tahunan sebesar 62 m3/det dalam kondisi bendung karet
mengempis. Alternative lain adalah hasil perhitungan jika bendung dalam keadaan mengembang pada debit
maksimum yaitu 10.86 m3/det.
Tabel 1. Elevasi Muka Air Rencana
Jarak Jarak Elevasi Volume
No Profil Luas Volume
Profil Langsung Muka Air Kumulatif

1 2 3 4 5 6 7 8
1 BMBD 0 0 2.35 20.17 0 0
2 BMBDPL5 5 5 2.35 20.17 100.85 100.85
3 P8 40 45 2.35 30.53 1014 1114.85
4 P9 25.5 70.5 2.35 30.85 782.6 1897.45
5 P10 49.7 120.2 2.35 28.49 1474.6 3372.05
6 CP2 49 169.2 2.35 29.62 1423.7 4795.75
7 P11 49.5 218.7 2.35 23.71 1319.92 6115.67
8 P12 49 267.7 2.35 18.28 1028.76 7144.43
9 P13 52.5 320 2.35 20.36 1014.3 8158.73
10 P14 48.8 369 2.35 16.81 906.95 9065.68
11 P15 50 419 2.35 21.29 952.5 10018.18
12 CP3 39 458 2.35 13.17 671.97 10690.15

Universitas Pelita Harapan – Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 163


Achmad Sahidi

Jarak Jarak Elevasi Volume


No Profil Luas Volume
Profil Langsung Muka Air Kumulatif

13 P16 44 502 2.35 15.51 630.96 11321.11


14 P17 32 534 2.35 16.74 516 11837.11
15 P18 19.9 553.9 2.35 13.48 300.69 12137.8
16 P19 46 599.9 2.35 12.16 589.72 12727.52
17 P20 28.5 628.4 2.35 10.62 324.62 13052.14

Tabel 2. Elevasi Tanggul Rencana


Elevasi Elevasi Elevasi
Jarak Jarak
No Profil Muka Air Kemiringan Muka Air Tanggul Ket
Profil Langsung
(Hitungan) (Rencana) Rencana
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BMBD 0.000 0.000 2.350 3.300 3.900
2 BMBDPL5 5.000 5.000 2.350 3.300 3.900
3 P8 40.000 45.000 2.350 3.340 3.940
4 P9 25.500 70.500 2.350 3.360 3.960
5 P10 49.700 120.200 2.350 3.410 4.010
6 CP2 49.000 169.200 2.350 3.450 4.050
7 P11 49.500 218.700 2.350 3.490 4.090
8 P12 49.000 267.700 2.350 3.530 4.130
tidak
9 P13 52.500 320.000 2.350 0.001 3.580 4.180 perlu
tanggul
10 P14 48.800 369.000 2.350 3.620 4.220
11 P15 50.000 419.000 2.350 3.670 4.270
12 CP3 39.000 458.000 2.350 3.700 4.300
13 P16 44.000 502.000 2.350 3.740 4.340
14 P17 32.000 534.000 2.350 3.770 4.370
15 P18 19.900 553.900 2.350 3.780 4.380
16 P19 46.000 599.900 2.350 3.830 4.430
17 P20 28.500 628.400 2.350 3.850 4.450

3. DESAIN KONTRUKSI PENUNJANG BENDUNG KARET

Analisa Data tanah


Penyelidikan di labolatorium meliputi pekerjaan index properties dan engineering properties. Pengujian index
( )
properties meliputi : penyelidikan kadar air (Wn), berat volume γ , berat butiran tanah (Gs), kadar pori (e),derajat
kejenuhan (Sr), liquit (WI) dan plastic limits (WP). Pemeriksaan engineering properties meliputi : triaxial test (C),
uncofined compression test (qu) dan consolidation test (Ce).

I - 164 Universitas Pelita Harapan – Universitas Atma Jaya Yogyakarta


Metoda Kontruksi Penunjang dan Perhitungan Hidrolis Bendung Karet (Rubber Dum) di Sungai Cisangkuy Provinsi Banten

Gambar 2. Daerah Penyelidikan Tanah

Tabel 3. Data Hasil Penyelidikan Labolatorium

Lapisan Kedalaman (m) Gs γt (t / m3 ) C(kg/ cm2) φo N (%)


B1 0,8 -1,2 2,726 1,803 - -
B2 1,5 – 2,0 2,677 1,689 - -
B3 0,9 – 1,35 2,695 1,686 0,292 31,60 31,41
B4 1,4 - 1,9 2,648 1,609 - -
B5 1,0 - 1,50 2,618 1,563 - -
B6 2 – 2,5 2,65 1,563 0,292 6,90 55,16
B7 1,2 - 1,7 2,627 1,692 - -
B8 1,7 – 1,7 2,607 1,673 - -
B9 1,1 - 1,6 2,638 1,910 0,078 18,10
B10 1,4 – 1,7 2,673 1,668 - -

Dari data pada tabel 3. diatas, yang dilakukan penyelidikan laboratorium dengan sempurna adalah pada titik bor
(B3), maka data yang digunakan dalam perhitungan daya dukung adalah pada titik B3.
Dilihat dari hasil penyelidikan sondir dan bor, lapisan tanah keras dengan nilai daya dukung perlawanan penetrasi
konus q c ≥ 250 kg / cm dan nilai kerapatan relatif untuk lempung
2
N ≥ 30 (menurut Terzaghi dan Peck, 1984).
Idialisasi lapisan tanah berdasarkan titik B3 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

γ = 1.686t / m ; φ = 31.60
2

C = 2.920t / m ; Cc = 0
2

γ = 1.686t / m ; φ = 31.60
2

C = 2.920t / m ; Cc = 02

γ = 1.686t / m ; φ = 31.60
2

C = 2.920t / m ; Cc = 0
2

Gambar 3. Idialisasi Data Tanah

Universitas Pelita Harapan – Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 165


Achmad Sahidi

Analisa Stabilitas Bendung


Stabilitas bendung karet dihitung dalam keadaan kritis, yaitu pada saat muka air di udik (up-stream) setinggi crest
dan di hilir (down-stream) dalam keadaan kosong, sedangkan dalam keadaan banjir tidak dihitung karena
permukaan karet sejajar dengan lantai pondasi bendung.

Gaya-Gaya Pada Tubuh Bendung


Bendung yang direncanakan harus mampu menahan guling, geser dan keruntuhan daya dukung struktur bendung.
Gaya – gaya yang diperhitungkan dalam perencanaan bendung karet adalah akibat berat sendiri struktur dan gaya-
gaya luar yang bekerja pada struktur bendung.
Gaya yang diperhitungkan adalah gaya vertikal dan gaya horizontal, sedangkan momen yang bekerja terhadap
sumbu titik berat arah X dan arah Y. Resume perhitungan gaya dan momen yang bekerja pada bendung karet dapat
dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5. Resume Gaya Dan Momen

Gaya Gaya Sumbu Mx My


No Uraian Gaya Vertikal Horizontal
(ton/m) X (m) Y (m) ( ton.m) (ton.m)
(ton/m)
1 Pondasi -16.628 4.93 -77.615
2 Gaya Berat -22.50 5.8 -130.50
3 Gaya Angkat 4.95 1.034 0.9 0.943 4.445 0.975
4 Tekanan Air PW1 4.5 2.2 9.9
5 Gaya Tarik Bendung -4.50 4.5 5 1 -22.5 4.5
6 Tekanan Dalam
-7.50 6.25 -46.875
bendung
7 Kondisi gempa 1.628 1.5 2.4426

∑ -45.89 10.6284 -281.935 17.817

Kontrol Stabilitas Bendung


Pada dasarnya tanah harus mampu memikul beban-beban dari setiap konstruksi teknik yang terletak diatas lapisan
tanah tanpa terjadi kegagalan geser (Shear failure) maupun penurunan (settlement) yang dapat mengakibatkan
kerusakan bahkan keruntuhan struktur.
Sebagaimana diketahui bahwa bendung yang direncanakan harus aman terhadap guling, geser dan keruntuhan daya
dukung, besarnya faktor keamanan diambil :
FsGL = 1.50 (terhadap guling) , FsGS = 1.50 (terhadap geser) , Fsdd = 1.50 (terhadap daya dukung)
Tabel 6. Resume Kontrol Pondasi Bendung
Kontrol keamanan struktur Keterangan
Kontrol terhadap Guling 16.74 > 1.5 Aman
Kontrol terhadap geser 5.40 > 1.5 Aman
Kontrol terhadap daya dukung 54.234 > 1.5 Aman

Analisis Gaya-gaya pada Pangkal Bendung (Retaining Wall)


Dinding penahan tanah (Retaining wall) merupakan suatu konstruksi yang digunakan untuk menahan timbunan
tanah bendung. Retaining walls yang direncanakan harus mampu menahan tekanan tanah aktif, tekanan tanah pasif,

I - 166 Universitas Pelita Harapan – Universitas Atma Jaya Yogyakarta


Metoda Kontruksi Penunjang dan Perhitungan Hidrolis Bendung Karet (Rubber Dum) di Sungai Cisangkuy Provinsi Banten

tekanan akibat gaya geser gempa dan daya dukung tanah terhadap telapak retaining walls, sehingga struktur aman
terhadap guling, aman terhadap geser dan aman terhadap keruntuhan daya dukung.
Bentuk Dinding penahan tanah (Retaining wall) yang direncanakan dapat dilihat pada gambar berikut ini

600
100
50

50
50

50
200 100 50 350

Gambar 4. Bentuk Pangkal Bendung (Retaining Wall)

Untuk perhitungan berat dan momen penahan guling penampang lain dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 7. Perhitungan Momen Penahan Guling


Dimensi (m) Luas Berat Berat Lengan Momen guling
Bidang jenis 1 (Ton.m)
m2 (ton/m ) Momen
(ton/m3) (m)
A1 0.50 7.00 3.5 2.4 8.4 3.5 29.40
A2 2 0.5 0.5 2.4 1.2 1.33 1.596
A3 1 0.5 0.5 2.4 1.2 2.50 3.00
A4 0.5 0.5 0.125 2.4 0.3 4.67 1.501
A5 1 1 1 2.4 2.4 2.50 6.00
A6 6 0.3 1.8 2.4 4.32 2.15 9.29
A7 6 0.7 2.1 2.4 5.04 2.97 14.97
A8 0.7 4 2.1 1.686 3.372 2.77 9.34
A9 05 0.5 0.125 1.686 0.211 3.33 0.7026
A10 3.5 0.5 1.75 1.686 2.95 5.25 15.49
A11 3 6 18 1.686 30.348 5.25 159.327

∑V =
59.741 ∑M R
=250.62

Universitas Pelita Harapan – Universitas Atma Jaya Yogyakarta I - 167


Achmad Sahidi

Kontrol stabilitas Guling Pangkal Bendung (Retaining Wall)


Hasil dari perhitungan guling, geser dan daya dukung keruntuhan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 8. Resume Kontrol Stabilitas Pangkal Bendung (Retaining Wall)


Kontrol keamanan struktur Keterangan
∑ M R 250.62
Kontrol terhadap Guling = = 8.97 > 1.5 Aman
∑ M 0 27.951

∑F 113666.16
Kontrol terhadap geser = = 5.31 > 1.5 Aman
R

∑F d 12413.417

qu 173294 .34
Kontrol terhadap daya dukung = = 17 .06 > 1.5 Aman
q max 10155 .97

4. KESIMPULAN
Untuk mendapatkan debit banjir rencana digunakan beberapa metode, kemudian yang menghasilkan nilai paling
kritis dijadikan dasar perencanaan struktur bendung dan pendukungnya.
Dalam kondisi air normal beban air dapat ditahan oleh bendung, pada kondisi banjir mercu bendung secara otomatis
mengempis.
Untuk menjaga stabilitas struktur pendukung bendung karet maka disekeliling pondasi perlu dipasang pangkal
bendung (retaining walls) sehingga bendung aman terhadap geser, guling dan keruntuhan daya dukung.
Desain bendung karet ini merupakan alternatif yang dipilih sebagai bahan yang murah dan mudah dalam pengerjaan
dan pemeliharaan, dalam perhitungan bendung didapat dimensi bendung yang cukup aman dan stabil dalam
menahan tekanan guling dan pecah.

DAFTAR BACAAN
Braja M. Das. (1995). Mekanika tanah 2. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Brigestone. (1991). Rubber dam construction example, reflancement of Fabridam Susquehanna river dam section 6.
USA.
Departemen Pekerjaan Umum. (1989). Metode perhitungan debit banjir SKSNI M-18-1989-F. Yayasan LPMB,
Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum. (1991). Tata cata perhitungan struktur beton SKSNI T-15-1991-03. Yayasan LPMB,
Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum. (1995). Laporan penunjang perencanaan bendung karet di sungai Cisangkuy.
Banten.
Departemen Pekerjaan Umum. (1995). Laporan utama pengukuran dan perencanaan bendung karet di Sungai
Cisangkuy. Banten.
Sidharta, S. K. (1997). Irigasi dan bangunan air. Penerbit Gunadarma, Jakarta.
Sudaryoko. (1986). Standar perencanaan irigasi dan bangunan utama KP-02, KP-06. Jakarta.
Suyono Sosrodarsono. (1983). Hidrologi untuk pengairan dan kriteria perencanaan teknis irigas., Pradya Paramita,
Jakarta.
Sudjarwo, Ir, WBA. (1993). Bendung karet kembang kempis serba guna. Semarang.
Wimpie, AN, Aspar. (2003). Rekayasan pondasi 1. Al-Kamal, Jakarta.
Yayasan Badan Penerbit PU. (1987). Pedoman perencanaan hidrologi dan hidrolik untuk bangunan di sungai
SKBI-3.10.1987,UCD:626.12.083.7. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Direktorat Jendral Pengairan. (1986). Standar perencanaan irigasi. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

I - 168 Universitas Pelita Harapan – Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai