Achmad Sahidi
Program Magister Teknik Sipil Universitas Trisakti Jl. Kyai Tapa Grogol Jakarta
Email: ade_sahidi@yahoo.com
ABSTRAK
Dengan perkembangan meningkatnya jumlah penduduk dan perkembangan dunia industri telah
mengakibatkan konsumsi air secara besar-besaran, sehingga ketersediaan air baku tidak
mencukupi. Untuk mengatasi hal ini perlu pembangunan infrastruktur bendung karet di sungai
cisangkuy untuk meningkatkan cadangan air baku bagi kebutuhan masyarakat. Kontruksi
penunjang Bendung ini direncanakan dengan menggunakan karet sebagai mercunya. Untuk
kondisi air normal tinggi mercu bendung mencapai 3 meter sedangkan dalam keadaan banjir
mercu bendung mengempis sehingga datar dengan pondasi bendung. Pondasi bendung dengan
panjang 28 meter dengan tebal pondasi adalah 60 cm. Untuk menjaga stabilitas bendung maka
direncanakan balok bendung yang berfungsi untuk memperkaku pondasi bendung. Balok bendung
direncanakan dengan tinggi 120 cm dan lebar 60 cm. Mutu beton yang digunakan dalam
perencanaan pondasi bendung adalah 200 kg/cm2 (20 MPa), sedangkan mutu baja tulangan 4000
kg/cm2 (400 MPa).Untuk menjaga stabilitas bendung secara keseluruhan maka dipasang pangkal
bendung (Retaining Walls) yang berfungsi sebagai penahan tanah urug dan pondasi bendung.
Retaining walls yang direncanakan dengan tinggi 8 meter dan lebar telapak bendung 7 meter.
Tebal retaining walls adalah 100 cm dan untuk telapak bendung 50 cm. Mutu beton yang
digunakan adalah 200 kg/cm2 (20 MPa), sedangkan mutu baja tulangan 4000 kg/cm2 (400
MPa).Pada kiri dan kanan bendung dipasang sayap bendung dengan tebal 60 cm, sedangkan pada
hulu dan hilir bendung dipasang tanggul penahan tanah.
Kata kunci: bendung, bendug karet, rubber dum, cisangkuy, analisa hidrolis, pondasi, stabilitas
pondasi.
1. PENDAHULUAN
Pembangunan bendung yang merupakan sebuah metoda keberlangsungan hidup manusia dalam mempertahankan air
yang tidak bisa dibiarkan datang dengan sendirinya, semakin meningkat gaya hidup masyarakat serta kepadatan
penduduk yang semakin besar mengakibatkan kebutuhan air semakin besar pula. Seperti daerah disekitar sungai
Cisangkuy dan sekitarnya memerlukan peningkatan akan kebutuhan air, hal ini terjadi karena peningkatan jumlah
penduduk dan pertumbuhan industri yang semakin meningkat, tentunya kebutuhan air yang semakin meningkat
pula. Berdasarkan hal tersebut maka perlu direncanakan infrastruktur kontruksi penunjang bendung di sungai
Cisangkuy yang manfaatnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan air baku bagi masyarakat sekitarnya, termasuk
daerah Anyer Pasauran. Kontruksi penunjang Bendung yang direncanakan harus disesuaikan dengan keadaan
hidrologi dan tata guna lahan, sehingga perencanaan bendung sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar.
Kontruksi penunjang Bendung yang direncanakan dengan menggunakan karet sebagai struktur utamanya, sehingga
memerlukan suatu pondasi bendung dan pangkal bendung (retaining walls) yang kuat untuk mendukung kinerja
karet bendung. Berikut di bahas mengenai analisa hidrolis beserta struktur konstruksi penunjang untuk bending karet
di daerah Cisangkuy Provinsi Banten.
2. ANALISA HIDROLIS
Data-Data Perencanaan
Parameter yang digunakan dalam perencanaan bendung karet adalah sebagai berikut :
Debit banjir rencana : 62 m3/dt
Kemiringan sungai : 0.00127 (1/787.40)
Nilai Kekasaran : 0.032
Koefisien Bligh :9
Lebar sungai rencana : 7.00 m
Tinggi jagaan : 0.60 m
Dengan kemiringan talud = 1, tinggi air normal pada dimensi alur sungai rencana diperoleh = 3.193 m, sehingga
dimensi alur sungai rencana bendung yang juga merupakan dimensi sungai pada ‘copure’ adalah
w = 0.60 m
h = 3.193 m
b = 7.00 m
Jarak bendung karet Cisangkuy dari muara + 400 m, jadi intrusi laut tidak sampai ke bendung karet. Berdasarkan
hasil analisis ‘back water’, untuk debit maksimum di atas pelimpah diperoleh elevasi di hilir bendung + 1.245 <
elevasi mercu bendung + 2.035, sehingga tidak mempengaruhi air di hulu bendung.
1 2 3 4 5 6 7 8
1 BMBD 0 0 2.35 20.17 0 0
2 BMBDPL5 5 5 2.35 20.17 100.85 100.85
3 P8 40 45 2.35 30.53 1014 1114.85
4 P9 25.5 70.5 2.35 30.85 782.6 1897.45
5 P10 49.7 120.2 2.35 28.49 1474.6 3372.05
6 CP2 49 169.2 2.35 29.62 1423.7 4795.75
7 P11 49.5 218.7 2.35 23.71 1319.92 6115.67
8 P12 49 267.7 2.35 18.28 1028.76 7144.43
9 P13 52.5 320 2.35 20.36 1014.3 8158.73
10 P14 48.8 369 2.35 16.81 906.95 9065.68
11 P15 50 419 2.35 21.29 952.5 10018.18
12 CP3 39 458 2.35 13.17 671.97 10690.15
Dari data pada tabel 3. diatas, yang dilakukan penyelidikan laboratorium dengan sempurna adalah pada titik bor
(B3), maka data yang digunakan dalam perhitungan daya dukung adalah pada titik B3.
Dilihat dari hasil penyelidikan sondir dan bor, lapisan tanah keras dengan nilai daya dukung perlawanan penetrasi
konus q c ≥ 250 kg / cm dan nilai kerapatan relatif untuk lempung
2
N ≥ 30 (menurut Terzaghi dan Peck, 1984).
Idialisasi lapisan tanah berdasarkan titik B3 dapat dilihat pada gambar berikut ini.
γ = 1.686t / m ; φ = 31.60
2
C = 2.920t / m ; Cc = 0
2
γ = 1.686t / m ; φ = 31.60
2
C = 2.920t / m ; Cc = 02
γ = 1.686t / m ; φ = 31.60
2
C = 2.920t / m ; Cc = 0
2
tekanan akibat gaya geser gempa dan daya dukung tanah terhadap telapak retaining walls, sehingga struktur aman
terhadap guling, aman terhadap geser dan aman terhadap keruntuhan daya dukung.
Bentuk Dinding penahan tanah (Retaining wall) yang direncanakan dapat dilihat pada gambar berikut ini
600
100
50
50
50
50
200 100 50 350
Untuk perhitungan berat dan momen penahan guling penampang lain dapat dilihat pada tabel berikut ini.
∑V =
59.741 ∑M R
=250.62
∑F 113666.16
Kontrol terhadap geser = = 5.31 > 1.5 Aman
R
∑F d 12413.417
qu 173294 .34
Kontrol terhadap daya dukung = = 17 .06 > 1.5 Aman
q max 10155 .97
4. KESIMPULAN
Untuk mendapatkan debit banjir rencana digunakan beberapa metode, kemudian yang menghasilkan nilai paling
kritis dijadikan dasar perencanaan struktur bendung dan pendukungnya.
Dalam kondisi air normal beban air dapat ditahan oleh bendung, pada kondisi banjir mercu bendung secara otomatis
mengempis.
Untuk menjaga stabilitas struktur pendukung bendung karet maka disekeliling pondasi perlu dipasang pangkal
bendung (retaining walls) sehingga bendung aman terhadap geser, guling dan keruntuhan daya dukung.
Desain bendung karet ini merupakan alternatif yang dipilih sebagai bahan yang murah dan mudah dalam pengerjaan
dan pemeliharaan, dalam perhitungan bendung didapat dimensi bendung yang cukup aman dan stabil dalam
menahan tekanan guling dan pecah.
DAFTAR BACAAN
Braja M. Das. (1995). Mekanika tanah 2. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Brigestone. (1991). Rubber dam construction example, reflancement of Fabridam Susquehanna river dam section 6.
USA.
Departemen Pekerjaan Umum. (1989). Metode perhitungan debit banjir SKSNI M-18-1989-F. Yayasan LPMB,
Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum. (1991). Tata cata perhitungan struktur beton SKSNI T-15-1991-03. Yayasan LPMB,
Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum. (1995). Laporan penunjang perencanaan bendung karet di sungai Cisangkuy.
Banten.
Departemen Pekerjaan Umum. (1995). Laporan utama pengukuran dan perencanaan bendung karet di Sungai
Cisangkuy. Banten.
Sidharta, S. K. (1997). Irigasi dan bangunan air. Penerbit Gunadarma, Jakarta.
Sudaryoko. (1986). Standar perencanaan irigasi dan bangunan utama KP-02, KP-06. Jakarta.
Suyono Sosrodarsono. (1983). Hidrologi untuk pengairan dan kriteria perencanaan teknis irigas., Pradya Paramita,
Jakarta.
Sudjarwo, Ir, WBA. (1993). Bendung karet kembang kempis serba guna. Semarang.
Wimpie, AN, Aspar. (2003). Rekayasan pondasi 1. Al-Kamal, Jakarta.
Yayasan Badan Penerbit PU. (1987). Pedoman perencanaan hidrologi dan hidrolik untuk bangunan di sungai
SKBI-3.10.1987,UCD:626.12.083.7. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Direktorat Jendral Pengairan. (1986). Standar perencanaan irigasi. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.