Anda di halaman 1dari 12

Analisis Keamanan Terhadap Bahaya Rembesan……. IGN.

 Putu Dharmayasa

ANALISIS KEAMANAN TERHADAP BAHAYA REMBESAN PADA


TUBUH BENDUNGAN DAN
DI BAWAH BENDUNGAN URUGAN
I Gusti Ngurah Putu Dharmayasa 1) 
e-mail: ngurah.dharmayasa@gmail.com

ABSTRAK

Saat ini pemerintah merencanakan untuk membangunan banyak bendungan


diberbagai daerah. Sebagian besar tipe yang dibangun adalah tipe bendungan urugan.
Bendungan urugan menjadi pilihan untuk dibangun karena lebih mudah untuk
memperoleh material untuk bahan urugan sehingga proses pembangunannya dapat lebih
cepat. Salah satu bendungan urugan yang telah selesai dibangun pada tahun 2010 adalah
Bendungan Benel di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali. Agar bendungan
ini dapat memberikan manfaat dalam jangka panjang setelah dibangun dan
berkelanjutan, maka pengawasan terhadap bendungan sangat diperlukan yaitu dengan
memperhatikan tingkat keamanan bendungan. Salah satu ukuran dalam menentukan
keamanan bendungan adalah dengan menganalisis debit rembesan yang melewati tubuh
bendungan dan debit rembesan di bawah tubuh bendungan setelah bendungan
beroperasi selama 7 tahun dari tahun 2010 - 2017. Untuk membantu menganalisis
analisis debit rembesan menggunakan program SEEP/W 2007.
Hasil dari analisis yang telah dilakukan adalah debit rembesan di dalam tubuh
bendungan untuk kondisi musim hujan (muka air maksimum) dihitung dengan SEEP/W
sebesar 4,3777 × 10-6 m3/detik dan untuk musim kemarau sebesar 1,328 × 10-6 m3/detik.
Debit rembesan di bawah tubuh bendungan tanpa cut-off untuk kondisi musim hujan
dihitung dengan SEEP/W sebesar 3,162×10-6 m3/detik dan dengan cut-off untuk kondisi
musim kemarau dihitung dengan SEEP/W yaitu 2,077 × 10-6 m3/detik. Hasil
perhitungan ini lebih kecil dari debit rembesan yang diijinkan yaitu 4,9206 m3/detik
sehingga Bendungan Benel aman terhadap bahaya rembesan setelah beroperasi selama 7
tahun, dari tahun 2010 - 2017

Kata kunci: Bendungan Benel, bendungan urugan, debit rembesan

1)
Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Informatika, Universitas Pendidikan Nasional,
Denpasar

170 Jurnal ELSIKOM Vol. 12 No. 2, September 2016


An
nalisis Keam
manan Terhaadap Bahayaa Rembesan
n……. IG
GN. Putu Dharmayasa

1. ENDAHULUA
PE AN 2. Beendungan zonna yaitu bend dungan yang
Latar Belakang terrdiri dari bebberapa bagiaan timbunan
Saaat ini pem merintah merencanakan yaang memiliki gradasi (susuunan ukuran
untuk membangun nan banyak bendungan buutiran) batuaan berbeda-bbeda. Pada
diberbaagai daerah. Sebagian bessar tipe yang beendungan tipee ini biasanyaa terdiri dari
dibanggun adalah tipet bendunggan urugan. duua bagian utam ma yaitu bagiian lolos air
Bendunngan urugann menjadi piilihan untuk daan bagian kedap air untuuk menahan
dibanggun karena lebih muudah untuk remmbesan air.
mempeeroleh materrial untuk baahan urugan 3. Beendungan uru rugan dengann membran
sehingga proses pembangunannya dapat ataau sekat adaalah apabila bendungan
lebih cepat.
c Salah satu bendunngan urugan uruuan di bagiann lereng huluu (upstream)
yang teelah selesai dibangun
d padaa tahun 2010 tubbuh bendunngan dilapiisi dengan
adalah Bendungan n Benel di Kecamatan meembran atau sekat kedap air a misalnya
Melayaa, Kabupatenn Jembrana, Bali. daari lembaran baja tahan karat,
k beton
A
Agar bendungaan ini dapat memberikan asppal, lembarran beton bertulang,
manfaaat dalam jangka panjaang setelah haamparan plasttik, susunan beton blok,
dibanggun dan berkelanjuutan, maka daan lain-lain.
pengaw wasan terhadap bendun ngan sangat
diperluukan yaitu dengan memperhatikan Rembeesan Pada Tu ubuh Bendun ngan
tingkatt keamanan bendungan. Salah satu Menurut Casaggrande, gariss rembesan
ukurann dalam menentukan
m keamanan pada tuubuh bendunggan mempun nyai bentuk
bendunngan adalah dengan menngukur debit dasar parabola.
p Tittik F adalah titik fokus
rembessan yang meelewati tubuhh bendungan yang merupakan
m tiitik potong antara
a garis
dan debit
d rembeesan di baawah tubuh dasar bendungan
b deengan garis keluarnya air
bendunngan. di hilir bendungan.
Debit rembesaan yang mellewati tubuh
bendunngan dan di bawah tubuhh bendungan
berhubbungan dengaan perubahan n ketinggian
muka air
a di hulu benndungan yangg sangat erat
hubunggannya denggan perubahhan musim,
yaitu musim kemaarau dan mu usim hujan.
Oleh karena
k itu maaka sangat peenting untuk
menghhitung debit rembesan
r kettika musim
kemaraau dan musiim hujan sehhingga akan
diperolleh nilai remmbesan makssimum pada Gambarr 1.Garis alirann di dalam tubuuh bendungan
tubuh bendungan dan dibaw wah tubuh
bendunngan setelaah Bendunggan Benel Persam
maan parabolaa:
beropeerasi selama 7 tahun. x + p2
y2= 2px (1)
2. K
KAJIAN PUST
TAKA Jika y = h dan x = d maka :
Bendu ungan Urugaan pd + p 2
h2 = 2p (2)
Bendunngan urugan dapat digolonngkan dalam
tiga tippe (RSNI M-0 03-2002): p + 2pd
2 −h =0
2 2
(3)
1. Bendungan hom mogen adalahh bendungan
p= d +h −d 2 2
(4)
tippe urugan yang
y apabila 80 % atau
leebih bahan yangy membeentuk tubuh BE = 0,3BG (5)
beendungan terrsebut terdirii dari tanah d = FA
A-0,7BG (6)
yaang hampir sejenis dan gradasinya
Apabilaa ukuran-ukuuran bendungaan diketahui
(susunan butirrannya) hamp pir seragam
seerta sifatnya kedap
k air. maka nilai
n d dapat diketahui.
d

171 JJurnal ELSIK


KOM Vol. 122 No. 2, Septeember 2016
Analisis Keamanan Terhadap Bahaya Rembesan……. IGN. Putu Dharmayasa

Flownet Pada Bendungan Urugan dengan:


Garis ekuipotensial 
  k adalah koefisien permeabilitas tanah
9  Δh
H adalah selisish kehilangan energi
Garis aliran 
1


Δh
Δh
potensial (perbedaan muka air di hulu

2  a 
b  5  Δh dan di hilir)
Δh
H  3 

3  Δh Nf adalah jumlah saluran aliran (flow
Δh


Δh channel)
1  Δh
Δh
Nd adalah jumlah bidang kehilangan energi
F  E potensial (potential drop)
d  p/2 
Gambar 2. Flownet pada bendungan urugan
Rembesan di Bawah Tubuh Bendungan
Urugan dengan Tanah Dasar Isotropis
Aturan menggambar flownet : dan Homogen
1. Gambar garis rembesan pada tubuh Untuk menghitung besar rembesan
bendungan. yang terjadi di bawah tubuh bendungan
2. Garis – garis batas yaitu: dilakukan dengan menggunakan flownet.
- Garis aliran pertama yaitu garis Menggambar flownet untuk aliran di bawah
rembesan (NE) bendungan sama dengan menggambar
- Garis aliran terakhir yaitu garis flownet untuk aliran pada tubuh bendungan.
tanah dasar (AF)
- Garis ekuipotensial tertinggi (NA)
- Garis ekuipotensial terendah = 0
(FE)
H
3. Antara garis aliran pertama dan terakhir H1
Tubuh
Bendungan
dibagi menjadi beberapa garis aliran H2

dengan bagian yang sama yang 1


1
8
Nf = 4
memotong tegak lurus pada garis 2
2
Nd = 8
7
ekuipotensial. 3 4 5 6 kx = ky = k
4. Antara garis ekuipotensial tertinggi dan
4
garis ekuipotensial terendah dibagi
menjadi beberapa garis ekuipotensial
dengan bagian yang sama yang Gambar 3. Flownet di bawah tubuh
memotong tegak lurus pada garis aliran. bendungan
5. Selisih kehilangan energi potensial
adalah H yang merupakan perbedaan
GeoStudio 2007 Versi Mahasiswa
tinggi muka air di hulu dan hilir
(Student License)
bendungan.
GeoStudio 2007 versi mahasiswa
6. Δh adalah kehilangan energi
adalah sebuah paket program untuk
ekuipotensial
pemodelan geoteknik yang diberikan secara
7. Nd adalah jumlah kehilangan energi
gratis untuk mahasiswa baik tingkat sarjana
potensial (potensial drop)
maupun pasca sarjana serta para dosen.
8. Nf adalah jumlah saluran aliran (flow
Perangkat lunak ini terdiri dari delapan sub
channel)
program yaitu SLOPE/W, SEEP/W,
Maka besarnya debit adalah :
SIGMA/W, QUAKE/W, TEMP/W, dan
⎛ H ⎞ CTRAN/W. Untuk edisi mahasiswa tidak
Δq = k⎜ ⎟ (23)
⎝ Nd ⎠ memberikan kemampuan yang lengkap
q = Δq Nf (24) sebagaimana versi profesional tetapi fitur-
fitur yang tersedia sudah cukup untuk
⎛ Nf ⎞
= k H⎜ ⎟ (25) belajar anaisis geoteknik dan memberikan
⎝ Nd ⎠ hasil yang dapat diterima kebenarannya.

172 Jurnal ELSIKOM Vol. 12 No. 2, September 2016


Analisis Keamanan Terhadap Bahaya Rembesan……. IGN. Putu Dharmayasa

Gambar 4. Peta lokasi bendungan Benel (Gambar Perencanaan


Waduk Benel,2004)

180 8
4 4
2 2
M AB EL 174,500
EL 175,500
175 EL 174,500
M A N EL 174,500
EL 172,000

170
1 : 2,5
1:2

5 5
165
8,5
6
2,5 1 : 0,3
6
160 EL 159,500 EL 159,500
EL 158,500 4 3 2 1 2 3 4

EL 158,500
1 : 0,3 1 : 0,3
155 EL 153,000 1:2
1:2
1 : 1,75 1 : 0,3
1 : 0,3
4 4
2 1 2 1 : 0,3
150

1:1
145 EL 145,000
1:1
EL 143,000
EL 142,000
1:1 1:1
1,61 1,61
140
EL 138,000 EL 140,080
5,95 5,95
2
135 16,32
5 13,1 13,1

2,44 3,59
1,44 2,15
3,64
13,83 37,96 12,39 14,89 4,1 12,71 12,76 4,9 44,43 4,78

EL 147,610 EL 148,000 EL 148,000 EL 145,000 EL 144,000 EL 146,690 EL 146,000 EL 144,000 EL 142,000 EL 145,000 EL 147,000

EL 144,000 EL 145,000 EL 143,000 EL 146,000


EL 145,000

Gambar 5. Potongan melintang bendungan Benel pada as 1a(Gambar Perencanaan Waduk Benel,
2004)

3. METODE PENELITIAN Untuk analisis rembesan di dalam tubuh


Pelaksanaan analisis ini dimulai dengan bendungan dan di bawah tubuh bendungan
identifikasi masalah yang selajutnya diikuti digunakan program SEEP/W.
dengan pengumpulan data-data yang Dalam melakukan analisis perlu
diperlukan untuk menunjang analisis. Data- dipersiapkan langkah-langkah kerja
data yang dikumpulkan berupa desain sehingga dapat dicapai hasil yang optimal.
bendungan, hasil pengujian rembesan dan Berikut adalah kerangka analisis
ketingian air pada hulu bendungan. Model penghitungan debit rembesan pada
bendungan yang dipakai adalah bendungan bendungan Benel seperti pada gambar 6
Benel yang terletak di Kecamatan Melaya,
Kabupaten Jembrana, Propinsi Bali dengan
lokasi dan salah satu potongan melintang
dari bendunganseperti diperlihatkan pada
gambar 4 dan gambar 5.

173 Jurnal ELSIKOM Vol. 12 No. 2, September 2016


Analisis Keamanan Terhadap Bahaya Rembesan……. IGN. Putu Dharmayasa

Mulai Tabel 1. Rangkuman data-data untuk menghitung


rembesan dari bendungan Benel
Koefisien Rembesan  (K) 
Identifikasi  Zona cm/dt 
masalah
Maximum  Minimum 
Zona I (Inti Bendungan) 1.24E‐02  6.52E‐05 
Zona II (Filter Halus) 8.08E+00  1.94E‐01 
Mengumpulkan dan mengolah data  Zona III (Filter Kasar) 4.37E+01  5.99E+00 
hasil uji laboratorium dan lapanganyaitu  Zona IV (Rocks) 4.37E+01  5.99E+00 
pengujian rembesan
Tanah dasar  5.00E‐02  1.00E‐03 

Proses penghitungan:
Perhitungan Rembesan (Solve Analysis)
1.Rembesan pada tubuh bendungan dengan SEEP/W dan flownet untuk Kondisi Bendungan Beroperasi
2.Rembesan di bawah tubuh bendungan dengan SEEP/W dan flownet
pada Musim Hujan (Muka Air
Maksimum)
Hasil penghitungan Berdasarkan hasil perhitungan dengan
program SEEP/W maka diperoleh debit
rembesan (q) pada tubuh bendungan untuk
Selesai kondisi bendungan beroperasi pada musim
hujan adalah 4,3777 × 10-6 m3/detik seperti
Gambar 6. Diagram alir (flow chart) analisis yang diperlihatkan pada gambar 7.
rembesan pada bendungan Benel

Gambar 7. Hasil perhitungan SEEP/W untuk kondisi bendungan beroperasi pada


musim hujan
Syarat keamanan bendungan terhadap
rembesan adalah debit rembesan yang
4. HASIL DAN PEMBAHASAN diijinkan (qijin) < 1% dari debit limpasan
Berdasarkan data-data yang telah tahunan rata-rata (debit banjir rata-rata).
dikumpulkan, maka dapat dirangkum data-
data yang diperlukan untuk melakukan qijin= 0,01 × qbanjir rata-rata
perhitungan rembesan pada tubuh = 0,01 × 492,06 m3/detik
bendungan dan di bawah tubuh bendungan. = 4,9206 m3/detik
Berikut adalah data-data yang diperlukan q = 4,3777 × 10-6 m3/detik < qijin =
untuk perhitungan seperti yang dirangkum 4,9206 m3/detik
pada tabel 1. Sehingga bendungan aman terhadap
rembesan.

174 Jurnal ELSIKOM Vol. 12 No. 2, September 2016


Analisis Keamanan Terhadap Bahaya Rembesan……. IGN. Putu Dharmayasa

Gambar 8. Hasil perhitungan SEEP/W untuk kondisi bendungan beroperasi


pada musim kemarau

Syarat keamanan bendungan terhadap Perhitungan Rembesan di Bawah


rembesan adalah debit rembesan yang Tubuh Bendungan dengan SEEP/W
diijinkan (qijin) < 1% dari debit limpasan
tahunan rata-rata (debit banjir rata-rata). Untuk perhitungan rembesan di bawah
qijin = 0,01 × qbanjir rata-rata tubuh bendungan dianggap bahwa tanah
= 0,01 × 492,06 m3/detik dasar bendungan sebagai tanah yang
= 4,9206 m3/detik homogen. Perhitungan rembesan di bawah
q = 1,3284 × 10-6 m3/detik < qijin = tubuh bendungan adalah untuk menghitung
4,9206 m3/detik rembesan ketika muka air di hulu bendungan
Sehingga bendungan aman terhadap maksimum (muka air banjir). Berdasarkan
rembesan. data yang di kumpulkan tanah dasar
bendungan mempunyai koefisien rembesan
1 × 10-6 cm/detik < K < 5 × 10-5 cm/detik,
Perhitungan Rembesan (Solve Analysis) dengan lapisan kedap air pada elevasi 105
untuk Kondisi Bendungan Beroperasi m. Sedangkan pemasangan cut-off dipasang
pada Musim Kemarau (Muka Air mulai pada elevasi 108 meter.
Minimum)
Ketinggan air untuk maksimum untuk
kondisi bendungan beroperasi pada musim
kemarau adalah 12,5 m (elevasi 161 m).
Berdasarkan hasil perhitungan dengan
program SEEP/W maka diperoleh debit
rembesan (q) pada tubuh bendungan untuk
kondisi bendungan beroperasi pada musim
kemarau adalah 1,3284 × 10-6 m3/detik
seperti yang diperlihatkan pada gambar 8. di
atas :
Gambar 9. Potongan bendungan dengan pondasinya
tanpa cut-off

175 Jurnal ELSIKOM Vol. 12 No. 2, September 2016


Analisis Keamanan Terhadap Bahaya Rembesan……. IGN. Putu Dharmayasa

Hasil proses perhitungan untuk rembesan air dengan program SEEP/W ditunjukkan pada
di bawah bendungan tanpa cut-off gambar 10.

Gambar 10. Hasil perhitungan debit rembesan dengan SEEP/W di bawah tubuh
bendungan tanpa cut-off

Berdasarkan hasil perhitungan rembesan Untuk mengurangi debit rembesan


tanpa cut-off dengan program SEEP/W dilakukan dengan memasang cut-off di
maka diperoleh debit rembesan di bawah bawah tubuh bendungan. Model dan hasil
tubuh bendungan adalah 3.162 × 10-6 proses perhitungan rembesan air di bawah
m3/detik tubuh bendungan dengan cut-off
diperlihatkan pada gambar 11 dan gambar
12.

Gambar 11. Potongan bendungan dengan pondasinya dengan cut-off

176 Jurnal ELSIKOM Vol. 12 No. 2, September 2016


Analisis Keamanan Terhadap Bahaya Rembesan……. IGN. Putu Dharmayasa

Gambar 12. Hasil perhitungan debit rembesan dengan SEEP/W di bawah tubuh
bendungan dengan cut-off
rembesan yang diijinkan yaitu 4,9206
Berdasarkan hasil perhitungan rembesan m3/detik, sehingga debit rembesan yang
dengan cut-off dengan program SEEP/W melalui tanah dasar bendungan aman
maka diperoleh nilai rembesan di bawah bagi bendungan.
tubuh bendungan adalah 2,077 × 10-6 3. Berdasarkan analisis maka dapat
m3/detik disimpulkan bahwa Bendungan Benel
aman terhadap bahaya rembesan setelah
5. SIMPULAN DAN SARAN beroperasi selama 7 tahun, dari tahun
Kesimpulan 2010 - 2017
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan,
maka dapat disimpulkan beberapa hal, Saran
diantaranya : Berdasarkan pembahasan dari bab-bab
1. Debit rembesan di dalam tubuh sebelumnya maka dapat disarankan sebagai
bendungan untuk kondisi musim hujan berikut:
(muka air maksimum) dihitung dengan 1. Perlu digunakan metode yang lain
SEEP/W sebesar 4,3777 × 10-6 m3/detik untuk menganalisis besar rembesan
dan untuk musim kemarau sebesar pada Bendungan Benel ini sehingga
1,328 × 10-6 m3/detik. Hasil dapat dijadikan pembanding.
perhitungan ini lebih kecil dari debit 2. Dengan hasil perhitungan yang tidak
rembesan yang diijinkan yaitu 4,9206 terlalu berbeda antara SEEP/W dengan
m3/detik, sehingga debit rembesan yang flownet, maka program SEEP/W dapat
melalui tubuh bendungan aman bagi digunakan untuk mempermudah dan
bendungan. mempercepat perhitungan.
2. Debit rembesan di bawah tubuh
bendungan tanpa cut-off untuk kondisi
musim hujan dihitung dengan SEEP/W DAFTAR PUSTAKA
sebesar 3,162×10-6 m3/detik dan
dengan cut-off untuk kondisi musim ASTM International, 2006, Standard
kemarau dihitung dengan SEEP/W Practice for Classification of Soils for
yaitu 2,077 × 10-6 m3/detik. Hasil Engineering Purposes (Unified Soil
perhitungan ini lebih kecil dari debit Classification System), 100 Barr
Harbor Drive, PO Box C700, West
Conshohocken, PA 19428-2959

177 Jurnal ELSIKOM Vol. 12 No. 2, September 2016


Analisis Keamanan Terhadap Bahaya Rembesan……. IGN. Putu Dharmayasa

Astuti, Y, Aniek Masrevaniah, dan Suwanto Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat


Marsudi, 2012, Analisa Rembesan Jenderal Sumber Daya Air, Satuan
Bendungan Bajulmati terhadap Bahaya Kerja Balai Wilayah Sungai Bali-
Piping untuk Perencanaan Perbaikan Penida, Pengembangan dan Konservasi
Pondasi, Jurnal Teknik Pengairan, Sumber Daya Air dan PT. Brantas
Volume 3, Nomor 1, Mei 2012, 51–60 Abipraya, 2008, Quality Control
Laporan Bulanan (Pekerjaan Tanah)
Departemen Permukiman dan Prasarana Pembangunan Waduk Benel Tahap II di
Wilayah, dan PT. Indira Karya, 2004, Kabupaten Jembrana Bali Oktober
Gambar Perencanaan Waduk Benel 2008

Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat


Jenderal Sumber Daya Air, Satuan Jenderal Sumber Daya Air, Satuan
Kerja Balai Wilayah Sungai Bali- Kerja Balai Wilayah Sungai Bali-
Penida, Pengembangan dan Konservasi Penida, Pengembangan dan Konservasi
Sumber Daya Air dan PT. Brantas Sumber Daya Air dan PT. Brantas
Abipraya, 2007, Laporan Hasil Tes Abipraya, 2008, Quality Control
Tanah Borrow Area Tambahan Laporan Bulanan (Pekerjaan Tanah)
(Alternatif) Pembangunan Waduk Pembangunan Waduk Benel Tahap II di
Benel Tahap II di Kabupaten Jembrana Kabupaten Jembrana Bali Desember
Bali Desember 2007 2008

Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Freeze. R.A. dan Jhon A. Cherry, 1979,
Jenderal Sumber Daya Air, Satuan Groundwater, Prentice – Hall,
Kerja Balai Wilayah Sungai Bali- Englewood Cliffs, New Jersey 07632
Penida, Pengembangan dan Konservasi
Sumber Daya Air dan PT. Brantas U.S. Departement of the Army, Corps of
Abipraya, 2008, Laporan Pelaksanaan Engineers, 1986, Seepage Analysis and
Timbunan Pembangunan Waduk Benel Control for Dams, Engineering Manual
di Kabupaten Jembrana EM 1110-2-1901, Office of the Chief of
Engineers, Washington, D.C.
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air, Satuan
Kerja Balai Wilayah Sungai Bali-
Penida, Pengembangan dan Konservasi
Sumber Daya Air dan PT. Brantas
Abipraya, 2008, Quality Control
Laporan Bulanan (Pekerjaan Tanah)
Pembangunan Waduk Benel Tahap II di
Kabupaten Jembrana Bali Mei 2008

Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat


Jenderal Sumber Daya Air, Satuan
Kerja Balai Wilayah Sungai Bali-
Penida, Pengembangan dan Konservasi
Sumber Daya Air dan PT. Brantas
Abipraya, 2008, Quality Control
Laporan Bulanan (Pekerjaan Tanah)
Pembangunan Waduk Benel Tahap II di
Kabupaten Jembrana Bali Juli 2008

178 Jurnal ELSIKOM Vol. 12 No. 2, September 2016

Anda mungkin juga menyukai