Wouw
kebanjiran
V0 = kecepatan kritis
D = kedalamam air
>
Qs,in Qs,in = Qs,out Qs,out
<
agradasi
degradasi
9.3. PENGENDALIAN DASAR SUNGAI
Check dam
adalah bangunan yang berfungsi
menampung dan /atau menahan
sedimen dalam jangka waktu
sementara atau tetap, dan harus
tetap melewatkan aliran air, baik
melalui mercu, maupun tubuh 9.3.1.1.. DEBIT RENCANA :
bendung. Debit sungai di lokasi Check dam
Check dam juga digunakan untuk Q = ( 1/3,6 ) x C x I x A
mengatur kemiringan dasar saluran Dimana ;
drainase, sehingga mencegah terjadi Q = debit rencana ( m3/dt )
penggerusan dasar saluran yang C = koefesien pengaliran ( 0,8 – 0,9 )
membahayakan stabilitas saluran I = Intensitas hujan ( mm/jam )
drainase. A = luas daerah pengaliran ( km2 )
9.3.1.2.. DIMENSI HIDROLIS :
a.Panjang Mercu :
Perencanaan panjang mercu pada Check
dam harus berdasarkan :
1). Kemampuan meliwatkan debit banjir
desain, dengan tinggi jagaan yang b. Tembok Pangkal dan
cukup, sehingga setiap bagian bangunan Tembok Sayap :
aman terhadap kerusakan. 1). Untuk Check dam yang monolit,
2). Batasan tinggi muka air genanngan maka bangunan harus
pada debit banjir rencana, mengingat dimasukkan ke dalam tebing
pengaruh terhadap keamanan sungai yang stabil.
lingkungan dan dimensi bagian 2). Untuk melindungi tebing di udik
bangunan lainnya, seperti tanggul, dan di hilir bangunan oleh
peredam energi dan lain nya. faktor-faktor gerusan lokal, dan
longsornya tebing sungai.
c. TINGGI MERCU :
Perencanaan tinggi mercu harus
mempertimbangkan :
1)Kebutuhan tampungan sedimen
dihulu bangunan denngan
mempertimbangkan jumlah
bangunan ; tunggal atau serial.
2)Tinggi muka air genangan yang
akan terjadi pada debit rencana
d. BENTUK MERCU :
Umumnya Mercu check dam
berbentuk Ambang Lebar dengan
memperhatikan benturan oleh muatan
yang terangkut aliran sungai pada
waktu banir.
e. Tubuh bangunan pelimpah :
f. Peredam Energi :
1). Dam penahan sedimen tidak dilengkapi
dengan peredam energi, mengingat
terjadinya benturan oleh muatan dan benda
padat hanyutan banjir.
2). Bila check dam tidak berdiri pada tanah
kuat, perlu peredam energi yang lantainya
harus tahan arus dan benturan, biasanya
dipakai peredam energi bertangga.
9.3.1.3. PERHITUNGAN HIDROLIS
PADA CHECK DAM :
a. Rumus pengaliran :
Q = c x V ( g x A c3 ) / ( T )
Dimana :
Q = debit rencana (m3/dt)
c = koefesien pengaliran = 0,8
Ac = Luas penampang hidrolis
T = Lebar permukaan penampang
( b + 2.m.hc )
b = lebar dasar penampang b. Dalamnya gerusan :
hc = kedalaman kritis. Akibat terjun lurus.
X = 0,25 ( H2 x H ) 2/3
Dimana :
X = Dalam nya gerusan.
H2 = Perbedaan tinggi energi
di hulu dan di hilir.
H = Tinggi energi diatas ambang.
9.3.2. SABO DAM
Fungsi :
Mengontrol sedimen, artinya
Sedimen tidak tertahan seluruhnya,
(sedimen berupa bebatuan tertahan,
sedimen pasir dan kerikil liwat/
hanyut bersama aliran air pada
celah/lobang yang dibuat pada
tubuh bendung utamanya).
Aliran sedimen terkendali.
Selain pengendali hanyutan sedimen,
sabo dam sekaligus juga 1. pengendali
banjir
2. pembentuk badan air / alur sungai
didaerah hilir
3. Memperbaiki kemirngan memanjang
dasar sungai.
Secara hidrolis
Celah atau Lobang yang
dibuat pada Sabo Dam harus
mampu memfasilitasi aliran
debit banjir rencana
Sebagai pengendali
sedimen, Sabo Dam
dibangun secara series, dan
umur rencananya lebih
lama bila dibandingkan
dengan Check Dam.
9.3. 3. GROUND SILL ( BANGUNAN AMBANG
DASAR )
Ground sill direncanakan berupa
ambang atau lantai ;
Berfungsi mengendalikan ketinggian
dan kemiringan dasar sunngai, agar
dapat mengurangi atau menghentikan
degradasi sungai.
Main dam
Sub dam
Sifat Revetment :
Revetment hanya melindungi tebing sungai
terhadap erosi oleh arus aliran sungai, dan
tidak mampu menahan gaya horizontal yang
terjadi pada bangunan
Maka diperlukan :
1. Tebing sungai harus stabil
2. Harus tembus air (perlu drip hol)
3. Dasar pondasi harus lebih dalam.
9.4.2. T A N G G U L
( LEVEE )