Anda di halaman 1dari 23

REKAYASA SUNGAI

Wouw
kebanjiran

Ir. Mawardi Samah, Dipl.HE


IX. DEGRADASI DAN AGRADASI DASAR
SUNGAI
9.1. KONSEP DEGRADASI DAN AGRADASI

Degradasi; Proses tergerusnya dasar sungai :


a.Debit solid (sedimen ) yang datang lebih kecil
dari pada kapasitas transpor sedimen.
b. Dasar sungai ter erosi
c. Dasar sungai turun

Agradasi; Proses terdeposisinya dasar sungai :


a.Debit solid (sedimen) yang datang lebih besar
dari pada kapasitas transpor sedimen.
b. Deposisi sedimen di dasar sungai
c. Dasar Sungai naik.
Beberapa contoh Degradasi :
a.Pasokan sedimen (solid discharge) dari hulu berhenti
atau berkurang
b. Debit aliran ( Air ) bertambah.
c. Penurunan dasar sungai di suatu titik di hilir

Beberapa contoh Agradasi :


a.Pasokan sedimen (solid discharge) dari hulu bertambah
b.Debit aliran ( Air ) berkurang
c.Kenaikan dasar sungai di suatu titik di hilir.
Pakai Rumus
KENNEDY
Untuk mengecek apakan dasar sungai
tergerus atau malah terjadi pengendapan V0 = 0,546 D0,64

V0 = kecepatan kritis
D = kedalamam air

Selanjutnya cek dengan Critical Ratio Velocity = CRV = m


CRV = m = ( V / V0 )
Bila m = 1 tidak terjadi pengendapan atau penggerusan,
Bila m > 1 terjadi penggerusan (degradasi), dan
Bila m < 1 terjadi pengendapan ( agradasi )
Sedangkan V adalah kecepatan aliran yang terjadi.
9.2. KONSEP IMBANGAN SEDIMEN
IN OUT

>
Qs,in Qs,in = Qs,out Qs,out
<
agradasi

degradasi
9.3. PENGENDALIAN DASAR SUNGAI

9.3.1. CHECK DAM

Check dam
adalah bangunan yang berfungsi
menampung dan /atau menahan
sedimen dalam jangka waktu
sementara atau tetap, dan harus
tetap melewatkan aliran air, baik
melalui mercu, maupun tubuh 9.3.1.1.. DEBIT RENCANA :
bendung. Debit sungai di lokasi Check dam
Check dam juga digunakan untuk Q = ( 1/3,6 ) x C x I x A
mengatur kemiringan dasar saluran Dimana ;
drainase, sehingga mencegah terjadi Q = debit rencana ( m3/dt )
penggerusan dasar saluran yang C = koefesien pengaliran ( 0,8 – 0,9 )
membahayakan stabilitas saluran I = Intensitas hujan ( mm/jam )
drainase. A = luas daerah pengaliran ( km2 )
9.3.1.2.. DIMENSI HIDROLIS :

a.Panjang Mercu :
Perencanaan panjang mercu pada Check
dam harus berdasarkan :
1). Kemampuan meliwatkan debit banjir
desain, dengan tinggi jagaan yang b. Tembok Pangkal dan
cukup, sehingga setiap bagian bangunan Tembok Sayap :
aman terhadap kerusakan. 1). Untuk Check dam yang monolit,
2). Batasan tinggi muka air genanngan maka bangunan harus
pada debit banjir rencana, mengingat dimasukkan ke dalam tebing
pengaruh terhadap keamanan sungai yang stabil.
lingkungan dan dimensi bagian 2). Untuk melindungi tebing di udik
bangunan lainnya, seperti tanggul, dan di hilir bangunan oleh
peredam energi dan lain nya. faktor-faktor gerusan lokal, dan
longsornya tebing sungai.
c. TINGGI MERCU :
Perencanaan tinggi mercu harus
mempertimbangkan :
1)Kebutuhan tampungan sedimen
dihulu bangunan denngan
mempertimbangkan jumlah
bangunan ; tunggal atau serial.
2)Tinggi muka air genangan yang
akan terjadi pada debit rencana

d. BENTUK MERCU :
Umumnya Mercu check dam
berbentuk Ambang Lebar dengan
memperhatikan benturan oleh muatan
yang terangkut aliran sungai pada
waktu banir.
e. Tubuh bangunan pelimpah :

Perencanaan tubuh bangunan


Pelimpah dengan mempertimbangkan :
1). Bahaya benturan oleh muatan
hanyutan berupa benda padat.
2). Stabilitas struktural dan rembesan.

f. Peredam Energi :
1). Dam penahan sedimen tidak dilengkapi
dengan peredam energi, mengingat
terjadinya benturan oleh muatan dan benda
padat hanyutan banjir.
2). Bila check dam tidak berdiri pada tanah
kuat, perlu peredam energi yang lantainya
harus tahan arus dan benturan, biasanya
dipakai peredam energi bertangga.
9.3.1.3. PERHITUNGAN HIDROLIS
PADA CHECK DAM :

a. Rumus pengaliran :
Q = c x V ( g x A c3 ) / ( T )
Dimana :
Q = debit rencana (m3/dt)
c = koefesien pengaliran = 0,8
Ac = Luas penampang hidrolis
T = Lebar permukaan penampang
( b + 2.m.hc )
b = lebar dasar penampang b. Dalamnya gerusan :
hc = kedalaman kritis. Akibat terjun lurus.
X = 0,25 ( H2 x H ) 2/3
Dimana :
X = Dalam nya gerusan.
H2 = Perbedaan tinggi energi
di hulu dan di hilir.
H = Tinggi energi diatas ambang.
9.3.2. SABO DAM

Fungsi :
Mengontrol sedimen, artinya
Sedimen tidak tertahan seluruhnya,
(sedimen berupa bebatuan tertahan,
sedimen pasir dan kerikil liwat/
hanyut bersama aliran air pada
celah/lobang yang dibuat pada
tubuh bendung utamanya).
Aliran sedimen terkendali.
Selain pengendali hanyutan sedimen,
sabo dam sekaligus juga 1. pengendali
banjir
2. pembentuk badan air / alur sungai
didaerah hilir
3. Memperbaiki kemirngan memanjang
dasar sungai.
Secara hidrolis
Celah atau Lobang yang
dibuat pada Sabo Dam harus
mampu memfasilitasi aliran
debit banjir rencana

Sebagai pengendali
sedimen, Sabo Dam
dibangun secara series, dan
umur rencananya lebih
lama bila dibandingkan
dengan Check Dam.
9.3. 3. GROUND SILL ( BANGUNAN AMBANG
DASAR )
Ground sill direncanakan berupa
ambang atau lantai ;
Berfungsi mengendalikan ketinggian
dan kemiringan dasar sunngai, agar
dapat mengurangi atau menghentikan
degradasi sungai.

Ground sill juga direncanakan untuk


menjaga agar dasar sungai tidak turun Penempatan Ground Sill :
terlalu berlebihan. 1.Ditempatkan disebelah hilir
bangunan yang akan dilindungi,
misalnya dihilir podasi jembatan,
dihilir bendung dan bangunan air
lainnya.
2.Bila terdapat anak sungai,
sebaiknya ditempatkan dihilir
muara anak sungai.
Tipe dan bentuk ambang ( Ground Sill )

1. Ambang datar ( bed gindle work )


Bangunan ini hampir tidak punya
terjunan, dan elevasi mercunya hampir
sama dengan permukaan dasar sungai,
dan berfungsi untuk menjaga agar Perencanaan Ambang
permukaan dasar sungai tidak turun lagi.
2. Ambang pelimpah (head work) Perencanaan Ambang :
Bangunan ini mempunyai terjunan, Tinggi ambang direncanakan
hingga elevasi permukaan dasar sungai sesuai dengan ketinggian elevasi
disebelah hilirnya, dan tujuannya adalah dasar yang dibutuhkan, baik untuk
untuk lebih melandaikan kemiringan melindungi pondasi bangunan
dasar sungai disebelah udik, maupun untuk
menciptakan kemiringan
memanjang sungai seseai yang
diperlukan.
Konstruksi Ambang :
Tubuh dan lantai lindung yang
dibangun secara monolit, dan
biasanya dibangun hamparan
pelindung dasar sungai di hulu dan
di hilir.

Lantai Lindung : Hubungan tubuh ambang dengan


Lantai lindung dasar sungai pada tebing sungai :
Ambang (Ground Sill) sekaligus 1. Diperlukan konstruksi yang
untuk mengatasi aliran bawah mampu mengatasi gerusan.
pondasi (piping) 2. Sebaiknya kedua ujung tubuh
ambang diperlebar.

Main dam

Sub dam

Gambar Tipe Ground Sill.


9.4. PENGENDALIAN ALIRAN & PENGAMANAN TEBING SUNGAI

9.4.1. Bangunan Pelindung Sungai Langsung


( REVETMENT)

Bangunan yang ditempatkan pada permukaan


lereng, guna melindungi suatu tebing alur sungai
atau permukaan lereng tanggul dan secara
keseluruhan berperan meningkatkan stabilitas
alur sungai atau tubuh tanggul
yang dilindungi nya.

Tipe perkuatan lereng :


1. Tipe pondasi rendah
2. Tipe pondasi tinggi
3. Tipe turap pancang baja
4. Tipe turap papan
5. Tipe turap beton
Fungsi Revetment :
1. Perkuatan lereng tanggul POTONGAN MELINTANG SUNGAI

(levee revetment) M.A.T


2. Perkuatan tebing sungai
1
(low water revetment) M.A.R
3
3. Perkuatan lereng menerus 2
(hihg water revetment)

Sifat Revetment :
Revetment hanya melindungi tebing sungai
terhadap erosi oleh arus aliran sungai, dan
tidak mampu menahan gaya horizontal yang
terjadi pada bangunan

Maka diperlukan :
1. Tebing sungai harus stabil
2. Harus tembus air (perlu drip hol)
3. Dasar pondasi harus lebih dalam.
9.4.2. T A N G G U L
( LEVEE )

Bangunan yang digunakan untuk


melindungi kehidupan dan harta
benda masyarakat terhadap
genangan yang disebabkan oleh
banjir dan gelombang pasang.

Konstruksi tanggul terbuat


dari urugan tanah yang
memenuhi persyaratan kepadatan
dan kestabilan,
9.4.3. Bangunan Pelindung Tebing Tidak Langsung ( K R I B ).

KRIB adalah bangunan yang dibuat


Mulai dari tebing sungai ke arah tengah,
guna mengatur arus air sungai

Tujuan utama pembangunan KRIB :


1.Mengatur arah arus sungai.
2.Mengurangi kecepatan arus sungai
sepanjang tebing sungai.
3.Memepercepat sedimentasi.
4.Menjamin keamanan tanggul atau
tebing terhadap goresan.
5.Mempertahankan lebar dan kedalaman
air pada alur sungai. KRIB
6.Mengonsentrasikan arus sungai dan
memudahkan penyadapan.
1. Krib Permeabel :
KLASIFIKASI KRIB. air dapat melalui krib.
Berfungsi melindungi tebing terhadap
gerusan arus sungai, sekaligus
mengendapkan sedimen (contohnya
Krib Tiang pancang )
2. Krib Impermeabel :
disebut juga Krib padat, digunakan
untuk membelokkan arah arus sungai,
terbuat dari beronjong atau pasangan
batu kali.
3. Krib Semipermeabel :
gabungan antara krib permeabel dan
impermeabel (krib padat). Biasanya
pada bagian bawah padat dan bagian
atas permeabel.
4. Krib Silang dan memanjang :
dipasang tegak lurus sungai, dapat
merintangi arus, disebut krib
melintang / silang. Sedangkan yang
dipasang hampir sejajar arah arus
sungai disebut krib memanjang
(Laydam)
TERIMA KASIH, DAN SALAM

SAMPAI JUMPA LAGI, “INSHA-ALLAH”.

Anda mungkin juga menyukai