Anda di halaman 1dari 21

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air

I Komang Wisnu Adi Suardana (0819151015)


BAB II 9
BAB II
PERENCANAAN BADAN BENDUNG

A. Data Perencanaan
- Lebar sungai pada lokasi bendung : 30 meter
- Tinggi / elevasi dasar sungai pada dasar bendung : + 80 meter
- Tinggi / elevasi sawah bagian hilir tertinggi & terjauh : + 75 meter
- Tinggi / elevasi muka tanah pada tepi sungai di lokasi bendung : + 82 meter
- Debit banjir rencana sungai / Bendung ( Qd ) : 250 meter
3
/detik
- Kemiringan / slope dasar sungai : 0,0025
- Tegangan tanah dasar yang diizinkan (t ) : 1,5 Kg/cm
2

- perencanaan bendung pelimbahan dengan pengambilan
satu sisi Q1 : 3,5 m
3
/ detik

B. Perhitungan Hidrolika Air Sungai
Rumus rumus yang dipakai dalam perhitungan ini :
- I R C V = Rumus Chezy
-
R
C

+
=
1
87
Rumus Bazim
- V A Q =
- ( ) y x my b A + =
- 1 2
2
+ + = m y b P
-
P
A
R =
Keterangan :
Q : Debit banjir rencana ........................... ( m
3
/dt )
A : Luas tampang basah saluran ............... ( m
2
)
V : Kecepatan aliran ................................ ( m/dt )
R : Jari jari hidrolis ............................... ( m )
P : Keliling basah .................................... ( m )
I : Kemiringan dasar sungai



PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air

I Komang Wisnu Adi Suardana (0819151015)


BAB II 10
I
m
w
m
I
1
2
Y
1
2
Y
Bn
my my b
1
2
y
1
2
y
m = 1
2.492
C : Koefesien kecepatan
: Kekasaran dinding saluran ,
= 1,6 untuk saluran tanah ( disungai) & 1,75 untuk tanah kasar
W : Lebar tanggul ( m )
b : Lebar dasar saluran ( m )

1. Menentukan Tinggi Air Maksimum Pada Sungai
Perhitungan tinggi air maksimum pada saat Banjir rencana terjadi ( Qd )
memerlukan suatu perhitungan dengan cara coba coba, untuk perhitungan dalam hal ini
diambil harga , m = 1, b = 30 m, Qd = 250 m
3
/dt, I = 0.0025
Dengan bantuan tabel :

2.350 2.425 2.455 2.490 2.492 Catatan
A = ( b + m.d3 ) . d3 76.023 78.631 79.677 80.900 80.970
P = b + 2.y .( m + 1 )^0,5 36.647 36.859 36.944 37.043 37.048
R = A / P 2.074 2.133 2.157 2.184 2.186
C = 87 / 1 + ( /( R )^0,5 ) 41.215 41.518 41.637 41.773 41.781
I = 0,0025 0.0025 0.0025 0.0025 0.0025 0.0025
V = C. ( R.I )^ 0,5 2.968 3.032 3.057 3.087 3.088
Q = A.V 225.643 238.411 243.600 249.712 250.063 Q Qd
Dengan data :
m = 1 Qd = 250 m3/dt
b = 30 m = 1,60 . Untuk saluran tanah
Rumus
Dengan Kedalam air ( d3 ) dalam meter

Sehingga tinggi air maksimum pada saat ( Qd ) terjadi adalah : ( d3 ) = 2,492 m

2. Perhitungan Bendung








PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air

I Komang Wisnu Adi Suardana (0819151015)


BAB II 11
2.1. Menghitung Lebar Bendung :
~ Lebar sungai rata - rata ( Bn )
Bn = b + 2 (1/2 y) = b + d3
= 30 + 2 (1/2.2,492)
= 32,492 m
~ Lebar maksimum bendung ( B )
B = 6/5 Bn
= 6/5 . 32,492
= 38,99 m
Keterangan :
Bn = Lebar air normal (m)
B = Lebar bendung (m)

2.2. Menghitung Lebar Pintu Penguras :
~ Lebar pintu penguras ( b )
E B b =
10
1

m 899 , 3 38,99
10
1
= = 4 m
Lebar maksimum pintu penguras : 2 m
~ n = 95 , 1
2
899 , 3
= 2 ( Buah pintu penguras )
~ b
1
= 95 , 1
2
899 , 3
= m 1,95 m
Keterangan :
b
1
= lebar pintu penguras ........................................... (m)
n = jumlah pintu penguras
t = lebar pilar .......................................................... (m)
Lebar pilar (t) diambil : 1 m





PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air

I Komang Wisnu Adi Suardana (0819151015)


BAB II 12
L
t = 1,00 m
b = 1,95 m
B
t = 1,00 m
b = 1,95 m












2.3. Menghitung Lebar Efektif Bendung ( B ef )
Lebar Bendung yang berfungsi untuk melewatkan debit air pada saat banjir, Pintu
pembilas dibuka, Ujung Atas pintu bilas tidak boleh lebih tinggi dari mercu bendung .
Kemampuan maksimal pintu untuk mengalirkan air di anggap hanya 80 % disebut Lebar
Efektif Bendung, dengan perhitungan sebagai berikut :
Rumus : b t b B ef B + = 80 , 0 atau dengan
b t B ef B = 2 , 0
Dengan memperhatikan kemampuan pinti penguras untuk mengalirkan air
dianggap hanya 80 % saja, karena memperhatikan faktor kehilangan energi pada saat
pengaliran air tersebut.
Dimana : B ef : Lebar efektif bandung
B : Lebar seluruh bendung
Et : Jumlah tebal pilar
Eb : Jumlah lebar pintu - pintu pembilas
Sehingga b t B ef B = 2 , 0
( ) ( ) 95 , 1 . 2 2 , 0 1 2 99 , 38 =
m 21 , 36 =




PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air

I Komang Wisnu Adi Suardana (0819151015)


BAB II 13
3. Menghitung Tinggi Mercu Bendung ( P ) :
Piel mercu bendung ditentukan oleh berbagai factor, sebagai pedoman dapat
diambil sebagai ;
a. Elevasi sawah tertinggi = 175,00 meter
b. Tinggi air sawah = 0,10 meter
c. Kehilangan tekanan dari saluran tersier ke sawah = 0,10 meter
d. Kehilangan tekanan dari saluran sekunder ke sal tersier = 0,10 meter
e. Kehilangan tekanan dari saluran primer ke sal sekunder = 0,10 meter
f. Kehilangan tekanan karena kemiringan saluran = 7,65 meter
( panjang saluran 7650 meter ; i = 1.10
-3
)
g. Kehilangan tekanan dari alat alat ukur = 0,40 meter
h. Kehilangan tekanan dari sungai kesaluran primer = 0,20 meter
i. Persediaan tekanan karena exsploitasi = 0,10 meter
j. Persediaan untuk lain lain bangunan = 0,25 meter.
Jadi peil mercu bendung = 166,00 meter.
Sehingga :
- Elevasi tinggi bendung : + 84,00 meter
- Elevasi dasar sungai : + 170,00 meter
- Elevasi mercu bendung ( P ) : + (84,00 80,00) = + 4,00 meter.















PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air

I Komang Wisnu Adi Suardana (0819151015)


BAB II 14

C. Perhitungan Tinggi Air Maksimum Diatas Mercu Bendung




1. Menghitung Tinggi Air Diatas Mercu Bendung ( He )
Untuk menentukan tinggi air diatas mercu bendung digunakan cara coba-coba
dengan menentukaan harga ( He ) terlebih dahulu, dimana nilai He = He
Data perencanaan :

- d3 : 2,492 meter
- P = Hd : 4,00 meter
- Debit ( Q ) : 250 m
3
/det
- Lebar efektif bendung ( B ef ) : 36,21 meter

Dengan Rumus :
Q = C.L.He
3/2

He =
3
2
C.L
Q
|
.
|

\
|

Dimana:
L = Lebar efektif bendung.
He = Energi total di atas bendung.
C = Koefisien pengaliran



PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air

I Komang Wisnu Adi Suardana (0819151015)


BAB II 15
Perhitungan dapat dibuat dengan tabel :
Tabel He :
2.15 2.19 2.20
Debit rencana (Qd) 250.00 250.00 250.00
C1 2.134 2.131 2.125
C2 1.000 1.000 1.000
C3 1.000 1.000 1.000
C = C1.C2.C3 2.13 2.13 2.13
L
eff
36.21 36.21 36.21
He =
TAKSIRAN He
RUMUS
1.82 1.86
2.86
1.69 1.69 1.70
2.19
2.83 2.82
1.83
2.19 2.19
He
P
He
He P +
He
d3 - He P +
3
2
eff
C.L
Qd
|
|
.
|

\
|


Didapat nilai He = He sebesar : 2,19 m
Dimana :
C
1
= dipengaruhi sisi depan bendung
C
2
= dipengaruhi lantai depan
C
3
= dipengaruhi air di belakang bendung
Nilai C
1
, C
2
, dan C
3
didapat dari grafik ratio of discharge coefficient yang terlampir
pada halaman berikutnya.

2. Menentukan Kehilangan Energi diatas mercu bendung (Hvo)
Untuk menentukan kehilangan energi diatas mercu bendung perhitungannya
dilakukan dengan cara coba-coba dimana Hvo = Hvo dan hasilnya ditabelkan sebagai
berikut:
0.063 0.065 0.068
H = He-hvo 2.127 2.125 2.122
do = H+P 6.127 6.125 6.122
A = L.do 221.859 221.786 221.678
1.128
0.065 0.065 0.065
TAKSIRAN hvo
RUMUS
Vo =
hvo =
1.127 1.127
A
Q
2.g
Vo
2


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air

I Komang Wisnu Adi Suardana (0819151015)


BAB II 16

Didapat harga : Hvo = 0,065 m
do = 6,125 m
H = 2,125 m
Keterangan :
Hvo = Tinggi kecepatan di hulu sungai . ( m )
H = Tinggi air maksimum diatas mercu . ( m )
do = Tinggi muka air banjir di hulu bendung .. ( m )
vo = Kecepatan aliran di hulu bendung .. ( m/dt )

Perhitungan Ketinggian Energi pada Tiap Titik
Perhitungan Tinggi Energi Diatas Bendung

~ Debit persatuan lebar bendung (q)

det 904 , 6
21 , 36
250
4
m
Beef
Q
q
= =
=

~ Hidrolic Presure of the weir (dc)
m
g
q
dc
694 , 1
81 , 9
904 , 6
3
1
2
3
1
2
=
|
|
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
|
=

~ Menghitung Harga Ec p hvc dc Ec + + =
det 075 , 4
64 , 1
904 , 6
m
dc
q
Vc
= =
=


Sehingga didapat nilai p hvc dc Ec + + =
00 , 4 486 , 0 694 , 1 + + =
m 18 , 6 =


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air

I Komang Wisnu Adi Suardana (0819151015)


BAB II 17
Keterangan :
dc = Tinggi air kritis diatas mercu . ( m )
vc = Kecepatan air kritis ( m/dt )
hvc = Tinggi kecepatan kritis .. ( m )

Tinggi Energi (Air Terendah) Pada Kolam Olak
~ Menentukan harga v1
Perhitungan dilakukan dengan cara coba-coba dengan menentukan harga E1 = Ec
sehingga perhitungan dapat ditabelkan menjadi :
10.410 10.403 10.399
d1 = q/V1 0.663 0.664 0.664
hv1 = V1^2 / 2.g 5.523 5.516 5.512
E1 = d1 + hv1 6.187 6.180 6.176
Ec = E1
q = 6,904 Ec = 6,180 g = 9,81
Rumus
Taksiran Nilai V1 (m/det)


Jadi didapat harga :
v1 = 10,403 m/dt
d1 = 0,664 m
hv1 = 5,516 m
E1 = 6,180 m
Keterangan :
d1 = Tinggi air terendah pada kolam olakan ....................... ( m )
v1 = Kecepatan aliran pada punggung bendung .................. ( m/dt )
hv1 = Tinggi kecepatan ........................................................... ( m )
E1 = Tinggi energi .............................................................. ( m )







PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air

I Komang Wisnu Adi Suardana (0819151015)


BAB II 18
Tinggi Energi (Air Tertinggi) pada Kolam Olakan
~ Menghitung harga bilangan Froude (Fr)


076 , 4
664 , 0 81 , 9
403 , 10
1
1
=

=
d g
v
Fr

~ Menghitung tinggi air pada kolam olak (d2)
( )
( ) m
Fr
d
d
509 , 3 1 076 , 4 8 1
2
664 , 0
1 8 1
2
1
2
2
1
2
2
1
2
=
(

+ =
(

+ =

~ Menghitung harga kecepatan aliran (v2)

det / 967 , 1
509 , 3
904 , 6
2
2
m
d
q
v
= =
=

~ Menghitung tinggi kecepatan (hv2)

m
g
v
hv
197 , 0
81 , 9 2
967 , 1
2
2
2
2
2
=

=

~ Menghitung Harga E2

m m m
hv d E
706 , 3 197 , 0 509 , 3
2 2 2
= + =
+ =


Keterangan :
Fr = Bilangan Froude
d2 = Tinggi air tertinggi pada kolam olakan ( m )
v2 = Kecepatan aliran ( m/dt )
hv2 = Tinggi kecepatan . ( m )
E2 = Tinggi Energi ( m )


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air

I Komang Wisnu Adi Suardana (0819151015)


BAB II 19
Tinggi Energi di Hilir Bendung
~ Menghitung kecepatan aliran di hilir bendung (v3)
det / 770 , 2
492 , 2
904 , 6
. .......... .......... ..........
3
3
m
d
q
v
= =
=

~ Menghitung tinggi kecepatan di hilir bendung (hv3)
m
g
v
hv
391 , 0
81 , 9 2
770 , 2
2
3
3
2
2
=

=

~ Menghitung Tinggi Energi di hilir bendung (E3)
m m m
hv y E
883 , 2 391 , 0 492 , 2
3 3
= + =
+ =

Keterangan :
y = Tinggi air tertinggi dihilir bendung ....................................... ( m )
v3 = Kecepatan aliran dihilir bendung ............................................ ( m/dt )
hv3 = Tinggi kecepatan dihilir bendung .......................................... ( m )
E3 = Tinggi Energi dihilir bendung ............................................... ( m )

Perhitungan Panjang dan Dalam Penggerusan ( Kolam Olak )
5.1. Dalam Penggerusan (scouring depth) :
Data :
h = do - d3
= 6,125 m - 2,492 m
= 3.633 m
q = 6,904 m
4
/dt
d = 600 mm .. diambil diameter batu sebesar 600 mm.
d3 = 2,492 m





PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air

I Komang Wisnu Adi Suardana (0819151015)


BAB II 20
Schoklish Formula :
T =
0,57 0,2
32 , 0
q . h .
75 , 4
d

= m 2,387 6,904 . 3,633 .
600
4,75
0,57 0,2
0,32
=
Elevasi Kolam Olak
= Tinggi elevasi dasar sungai pada dasar bendung + d3 T
= + 80 + 2,492 2,387
= + 80,105
Keterangan :
h = Beda tinggi muka air di hulu dan di hilir ............................... ( m )
d = Diameter batu yang jatuh ke dalam kolam olak ...................... ( diambil 600 mm )
T = Dalam penggerusan .............................................................. ( m )

5.2. Panjang penggerusan (scouring length) :
Data :
v1 = 10,403 m/dt
H = 2,125 m
P = 4,00 m

Angelholzer Formula :
Ls = ( ) H H g v +
(


+
g
P 2
2 1
= ( ) 2,125
9,81
4,00 . 2
2,125 . 9,81 . 2 403 , 10 +
(

+
= 17,349 m ~ 17,5 m
Keterangan :
v1 = Kecepatan aliran pada punggung bendung ........................... ( m/dt )
H = Tinggi air maksimum dari puncak mercu ............................ ( m )
P = Tinggi mercu bendung ......................................................... ( m )
Ls = Panjang penggerusan ........................................................... ( m )
g = Kecepatan grafitasi ............................................................... ( 9,81 m/det
2
)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air

I Komang Wisnu Adi Suardana (0819151015)


BAB II 21
Elevasi Masing Masing Titik :

Elev. dasar sungai = + 80 m
Elev. muka air normal (MAN) = 80 + P
= 80 + 4,00 = + 84,00 m
Elev. muka air banjir (MAB) = 80 + d
= 80 + 6,125 = + 86,125 m
Elev. energi kritis = 80 + Ec
= 80 + 6,180 = + 86,180 m
Elev. energi di hilir bendung = 80 + E
3


= 80 + 2,883 = + 82,883 m
Elev. dasar kolam olakan = 80 (T d
3
)
= 80 (2,387 2,492) = + 80,105 m
Elev. sungai maksimum di hilir = 80 + d
3

= 80 + 2,492 = + 82,492 m

























He
hvo
do
H
hvc
dc
p
hv1
d1
hv2
d2
hv3
d3
T
L
Vo
Ec
E1
E2
E3
v3

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air

I Komang Wisnu Adi Suardana (0819151015)


BAB II 22
D. Perencanaan Bentuk Mercu Bendung
1. Bagian (upstream face) ( penampang melintang bagian depan )
Data :
P = 4,00 m
He = 2,19 m
Hvo = 0,065 m
Sehingga :
H = He - Hvo
= 2,19 m 0,065 m


= 2,125 m
~ Menentukan kemiringan Up Stream :
826 , 1
19 , 2
00 , 4
= =
He
P

Lihat tabel dibawah :
Tabel P/He Dalam Menentukan Bentuk Mercu Bendung
P/He Kemiringan Sloop Sudut Kemiringan K n
< 0,4 1 ; 1 45 1.873 1.776
0,4 - 1,00 3 ; 2 33,41 1.939 1.81
1,0 - 1,5 3 ; 1 18,36 1.936 1.836
> 1,5 Vertikal 90 2 1.85

Dari tabel, untuk P/He = 1,826 kemiringan muka bendung adalah mengikuti
perbandingan vertical . melihat Buku Standar Perencanaan Irigasi, hal 48 pada gambar
4.9 ( Tentang bentuk bentuk mercu ).

~ Kelengkapan Up Stream :
Ro = 0,68 x H
= 0,68 x 1,826 = 1,242 m

R1 = 0,21 x H
= 0,21 x 1,826 = 0,383 m



Zo = 0,139 x H
= 0,139 x 1,826 = 0,254 m

Z1 = 0,237 x H
= 0,237 x 1,826 = 0,433 m

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air

I Komang Wisnu Adi Suardana (0819151015)


BAB II 23
2. Menentukan Rumus Down Stream ( penampang melintang bagian belakang )
Rumus : y H K X
n n
. .
) 1 (
=
Lihat nilai K dan n pada tabel diatas untuk bendung dengan kemiringan vertikal,
sehingga rumus tersebut menjadi :

y H X =
85 , 0 85 , 1
000 , 2
y X =
85 , 0 85 , 1
1,826 000 , 2
y X = 3,337
85 , 1

85 , 1
85 , 1
299 , 0
337 , 3
X
X
y = = . Persamaan 1

Untuk mencari perpotongan kurva y = 0,299 . X
1,85
dengan garis y = x, maka harus
dilakukan pendefrensialan dari persamaan diatas sehingga :

- Koordinat titik singgung garis parabola dan garis lurus
85 , 1
337 , 3
1
X
dx
dy
=
85 , 0
337 , 3
1
85 , 1 1 X =
85 , 0
554 , 0 1 X =
m x 002 , 2
554 , 0
1
85 , 0
1
= |
.
|

\
|
=
. Masuk ke persamaan 1.
m y 079 , 1 002 , 2 299 , 0
85 , 1
= =

Maka perpotongan kurva y = 0,299 . X
1,85
dengan garis y = x terletak pada :

x = 2,002 m dari sumbu spill way
y = 1,079 m dari sumbu spill way.




PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air

I Komang Wisnu Adi Suardana (0819151015)


BAB II 24
Tabel mercu spill way bagian hilir dengan persamaan y = 0,299 . X
1,85
serta gambar
untuk mercu bendung, dapat dilihat pada bagian berikut :

X Y ELEVASI
0.0 0.000 84.000
0.1 0.004 83.996
0.2 0.015 83.985
0.3 0.032 83.968
0.4 0.055 83.945
0.5 0.083 83.917
0.6 0.116 83.884
0.7 0.155 83.845
0.8 0.198 83.802
0.9 0.246 83.754
1.0 0.299 83.701
1.1 0.357 83.643
1.2 0.419 83.581
1.3 0.486 83.514
1.4 0.557 83.443
1.5 0.633 83.367
1.6 0.713 83.287
1.7 0.798 83.202
1.8 0.887 83.113
1.9 0.980 83.020
2.0 1.078 82.922




PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air

I Komang Wisnu Adi Suardana (0819151015)


BAB II 25
Y = 0,299 . X
1,85
Z1 = 0,433 m
Z0 = 0,254 m
R1 = 0,383 m
Ro = 1,242 m
P= 4,00 m
90




















PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air

I Komang Wisnu Adi Suardana (0819151015)


BAB II 26
E. Perencanaan Lantai Depan ( Apron )
Dimana fungsi dari Lantai Depan adalah :
^ Untuk memperpanjang garis aliran dengan kata lain untuk memperbesar
hambatan.
^ Memperkecil tekanan yang ditimbulkan pada lantai bagian belakang.

Untuk mencari panjang lantai muka, maka yang menentukan adalah H terbesar.
H terbesar ini biasanya terjadi pada saat air muka setinggi mercu bendung, sedangkan di
belakang bendung adalah kosong.

Seberapa jauh lantai muka ini diperlukan, sangat ditentukan oleh Garis Hidraulik
Gradien yang digambar kearah up stream dengan titik ujung belakang bendung cenderung
sebagai titik permulaan dengan tekanan sebesar nol.

Miring garis ini disesuaikan dengan kemiringan yang diijinkan untuk suatu tanah
dasar tertentu yaitu dengan menggunakan creep ration ( C )
Menentukan panjang lantai muka dengan rumus BLIGH
Asumsi :
^ Besarnya perbedaan tekanan (AH) dijalur pengaliran adalah sebanding dengan
panjangnya jalan air (creep line)
^ Dimana Creep Line adalah Bidang kontak antara bangunan dengan tanah
dasar.
Teori Bligh
H =
c
L

L = c . H
Di mana : H = Beda Tekanan
L = Panjang Creep Line
c = Creep Ration (diambil c = 5, untuk pasir kasar)
Sebagai mana tinggi Bligh, maka prosedur mencari panjang lantai muka dengan
Hidrolic Gradien ini digunakan perbedaan-perbedaan tekanan sepanjang garis aliran.


PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air

I Komang Wisnu Adi Suardana (0819151015)


BAB II 26
L
K J
I
H
G F
E D
C B
A
elv + 80,000
125 100 100 100 125 400
150
170
75
100
75
100 400 100 400 100
325
elF + 84,000
400
90
159
75 75 75



PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air

I Komang Wisnu Adi Suardana (0819151015)


BAB II 27
Berdasarkan teori Bligh dicari perbedaan tekanan sepanjang garis aliran, dimana
perhitungannya sebagai berikut :

H AB = 3,25/5 = 0,65 ( Vertikal )
H BC = 1,25/5 = 0,25 ( Horisontal )
H CD = 0,75/5 = 0,15 ( Vertikal )
H DE = 1/5 = 0,2 ( Horisontal )
H EF = 1/5 = 0,2 ( Vertikal )
H FG = 1/5 = 0,2 ( Horisontal )
H GH = 0,75/5 = 0,15 ( Vertikal )
H HI = 1/5 = 0,2 ( Horisontal )
H IJ = 1,7/5 = 0,34 ( Vertikal )
H JK = 1,25/5 = 0,25 ( Horisontal )
H KL = 1,5/5 = 0,3 ( Vertikal )


L = AH x c
= 2,890 x 5 = 14,45 m

Faktor keamanan 10 %, sehingga 10% x 14,45 = 1,445 m
Jadi panjang lantai muka (Apron Floor) adalah : 14,45 m + 1,445 m = 15,895 m

Garis Hidroulic Gradien akan memotong muka air dititik L. Panjang muka sampai
dengan L, faktor keamanan (1 - 2 m).
Menentukan Panjang Creep Line
Panjang horizontal (L
h
) = 1,25 + 1 + 1 + 1 + 1,25 + ( 4,0 x 3 ) + ( 1,0 x 3 )
= 20,50 m
Panjang vertical (L
v
) = 3,25 + 0,75 + 1 + 0,75 + 1,7 + 1,5 + (2 x0,75) + 1,59
= 12,04 m
Panjang Total Creep Line (L) = L
h
+ L
v

= 20,50 + 12,04
= 34,54 m

H = 2,890 m

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
Tugas Irigasi dan Bangunan Air

I Komang Wisnu Adi Suardana (0819151015)


BAB II 28
Pengujian Creep Line ada dua cara yaitu:
a. Teori Bligh

L = C
c
. H
b

Di mana :
L = Panjang Creep Line yang diizinkan
C
c
= Koefisien Bligh (Cc diambil 5)
H
b
= Beda tinggi muka air dihulu dengan dihilir
H
b
= P + H y dimana y = d3
= 4,00 + 2,125 2,492 = 3,633 m
Sehingga
L = Cc x Hb
= 5 x 3,633 = 18,165 m
Syarat : L < L
18,165 m < 34,54 m .. OK !!!

b. Teori Lane

L = C
w
. H
b

Di mana :
C
w
adalah koefisien lane (C
w
diambil 3)
Sehingga : L = C
w
x H
b
= 3 x 3,633
= 10,899 m
L
d
= L
v
+ (
3
1
L
h
)
= 15,8 + (
3
1
x 20,50 )
= 22,63333 m
Syarat : L < L
d

10,899 m < 22,63333 m ....... OK !!!

Anda mungkin juga menyukai